Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207148 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khairina Damara
"Pengolahan air limbah domestik PT GS Battery dengan Bio Kleen Sewage System masih menghasilkan konsentrasi amonia effluen yang melebihi baku mutu. Aerated Submerged Fixed Film Reactor yang diketahui mampu mengolah beban amonia tinggi, diterapkan untuk mengolah air limbah tersebut dan dievaluasi selama 45 hari. Penelitian skala laboratorium dilakukan menggunakan bioreaktor dengan kapasitas 5.6 L yang dioperasikan pada waktu detensi yang berbeda, yaitu 6, 8, dan 10 jam. Lumpur aktif resirkulasi dari instalasi pengoalahan air limbah Jababeka digunakan sebagai lumpur pembibitan. Kualitas influen penelitian memiliki laju beban Chemical Oxygen demand COD dari 1181 sampai 1987 g COD m-3 hari-1 dan laju beban analisis dari 134 sampai 223 g NH3-N m-3 hari-1. Hasil penelitian menunjukkan performa yang lebih baik pada HRT 10 jam, dimana sistem mencapai 90 ndash; 93 dan 94 ndash; 99 pada efisiensi penyisihan COD dan analisis. Data yang diperoleh menunjukkan nilai R-kuadrat 0.87 dan 0.85. Konsentrasi effluen COD dan amonia memiliki rentang 36 ndash; 60 mg/L dan 0.4 ndash; 5 mg/L dimana keduanya telah memenuhi standar baku mutu di Indonesia. Penelitian ini juga menunjukkan dua kondisi aerobik dan anaerobik dapat bekerja dalam satu bioreaktor.

Domestic wastewater treatment in PT GS Battery using Bio Kleen Sewage System still produced ammonia concentration above effluent discharge standard. Aerated Submerged Fixed Film Reactor which known for its ability to treat high ammonia loading, was used and evaluated during 45 days. Laboratory experiment were conducted using a bioreactor with 5.6 L capacity operated at different hydraulic retention times, which were 6, 8, and 10 hours. Return activated sludge from wastewater treatment plant of Jababeka was taken as seed sludge. The influent of the experiment has Chemical Oxygen Demand COD loading rate from 1181 to 1987 g COD m 3 day 1 and ammonia loading from 134 to 223 g NH3 m 3 day 1. Results indicated better performance at 10 hours rsquo retention time that the system was able to achieve 90 ndash 93 and 94 ndash 99 removal efficiencies of COD and ammonia. Data gained exhibited the R squared value were 0.87 and 0.85. The effluent COD and ammonia concentration ranged between 36 ndash 60 mg L and 0.4 ndash 5 mg L which lower than the Indonesian national discharge standards for both parameters. The present study showed also two conditions of aerobic and anaerobic could be worked in a single bioreactor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67608
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanty Driantami
"Kandungan NH3-N dalam air limbah yang cukup tinggi jika dibuang ke badan air dapat menyebabkan eutrofikasi yang berdampak negatif terhadap ekosistem akuatik. Membrane aerated biofilm reactor MABR merupakan teknologi pengolahan air limbah yang mampu mengurangi konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik. Penelitian ini melakukan pengamatan mengenai kinerja penyisihan konsentrasi NH3-N dalam air limbah domestik menggunakan MABR. Air limbah domestik mengandung konsentrasi NH3-N sebesar 73 mg/l ndash; 104.8 0.12 kg NH3-N/m3.d - 0.24 kg NH3-N/m3.d dan COD sebesar 332 - 468 mg/l 0.56 kg COD/m3.d - 1.05 kg COD/m3.d . MABR disuplai oleh oksigen dengan tekanan sebesar 20 kPa dan penelitian dilakukan dengan tiga variasi waktu detensi HRT berbeda yaitu 8, 10, dan 12 jam. Setelah 33 hari, hasil menunjukkan rasio COD/N berkisar antara 3.9 ndash; 5.7 dengan maksimum efisiensi penyisihan COD dan NH3-N terjadi ketika HRT 12 jam yang mencapai, masing-masing 88 dan 89.58 . Hal ini mengindikasi, bahwa NH3-N dapat dihilangkan menggunakan MABR pada rasio COD/N yang rendah. Selan itu, bakteri autotrof yang berperan untuk mengoksidasi NH3-N menjadi NO2- da NO3- memiliki laju pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan dengan bakteri heterotrof. Sehingga, HRT yang semakin lama akan memberikan keuntungan untuk proses nitrifikasi dan efisiensi penyisihan NH3-N yang tinggi telah dapat tercapai.

High concentration of NH3 N in wastewater discharges from Sewage Treatment Plant can causes eutrophication of the surface water that have the negative impacts for aquatic ecosystems. Membrane aerated biofilm reactor MABR has been proposed as a wastewater technology to reduce NH3 N concentration in domestic wastewater. This study observed the performance of NH3 N removal in domestic wastewater using MABR. Domestic wastewater contains concentration of NH3 N from 73 mg l to 104.8 mg l 0.12 kg NH3 N m3.d to 0.24 kg NH3 N m3.d and COD from 332 mg l to 468 mg l 0.56 kg COD m3.d to 1.05 kg COD m3.d . MABR was supplied by oxygen at pressure of 20 kPa and study performed for 3 hydraulic loading rate HRT variations, which were 8, 10, and 12 hours. After 33 days of running, the result showed COD N ratio were about 3.9 to 5.72 with maximum efficiency of COD and NH3 N removal occurred when HRT 12 hours, reached 88 and 89.58 respectively. This indicated, that NH3 N could removed by MABR at low COD N ratio. Furthermore, autrotrophs bacteria that responsible for oxidized NH3 N to NO2 and NO3 have slower growth rates compared with heterotrophs bacteria. Thus, the longer HRT provided benefit for nitrification process and high NH3 N removal efficiency has been achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34426
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
"Aerated Submerged Fixed Film (ASFF) Bloreactor merupakan suatu unit pengolahan limbah secara biologis yang termasuk dalam kelompok proses pengolahan pertumbuhan melekat secara aerobik (Aerobic Attached-Growth Treatment Process).
Penelitian ini memillki ruang Iingkup kajian yaitu mempelajari proses degradasi zat karbon organik, proses penguraian nutrien, serta faktor-faktor yang berpengaruh pada proses-proses tersebut diatas, untuk dapat mengetahui kinerja dari reaktor ASFF dalam mengolah limbah limbah susu.
Reaktor yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan reaktor dalam skala laboratorium. Reaktor terdiri dari satu stage, terbuat dari kaca dengan ketebalan 5 mm, dimensi zone pengolahan; panjang = 60 cm, lebar = 20 cm, tinggi = 40 cm, dan kapasitas reaktor sebesar 48 liter. Media yang dipergunakan adalah pipa PVC dengan diameter 3/8', yang dirangkai menjadi bentuk empat persegi panjang dengan ukuran; panjang = 45 cm, rebar = 18,5 cm, tinggi = 30 cm, dan memiliki luas permukaan sebesar 4,19 m2.
Limbah yang dipergunakan adalah limbah yang dihasilkan dari pabrik pengolahan susu P.T. Fajar Taurus, Jakarta. Limbah susu ini memiliki karakteristik beban berkisar antara 1800 - 4140 mg/l COD. Variabel dalam penelitian ini adalah beban organik yang bervariasi antara 20,62 - 47,43 gr COD m2 d-1. Sedangkan beban hidrolik dibuat tetap, yaitu sebesar 0,012 m3 m2 d-1, dengan debit pada influen sebesar 2 l/jam, dan detention time sebesar 24 jam.
Parameter - parameter yang dianalisa adalah : COD, SS, pH, DO, Temperatur, NH4,NO3,NO2, PO4 dan penelitian dilakukan di Laboratonum Teknik Penyehatan dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok. Pelaksanaan penelitian berlangsung sejak pertengahan Mei 1994 hingga akhir Agustus 1994.
Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penurunan COD berkisar antara 70 - 75% dengan kecenderungan menurun pada pembebanan yang semakin besar (Iebih besar dari pembebanan saat seeding). Sedangkan penurunan kandungan suspended solid berkisar antara 32,59 - 56,1 %. Temperatur selama penelitian berlangsung pada 27 - 28°C, sedangkan pH diantara 5 - 8. Proses penguraian nutrien dianalisa dengan mengamati penurunan NH4 dan PO4 yang masing-masing memiliki penurunan sebesar 11,53 - 19,76 % dan 12,57 - 26,83 %. Proses nitrifikasi pada reaktor dapat dilihat dari menurunnya kandungan ammonium dan nitrite bersamaan dengan meningkatnya kandungan nitrate pada efluen reaktor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
01 Moe k
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Mawar Debora Seremian
"Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, hingga saat ini tetap melaksanakan pembangunan industri. Meningkatnya jumlah industri tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga memberikan dampak negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah industri, yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan yang mungkin timbul akibat limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan industri dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi parameter-paremeter limbah cair, baik berupa paramater fisik, parameter kimia (organik dan anorganik) ataupun parameter biologi. Salah satu parameter yang termasuk dalam kelompok parameter kimia (anorganik) adalah timbal (Pb).
Industri aki merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah Pb dalam jumiah yang paling banyak. Pb sebagai saiah satu unsur yang termasuk dalam kelompok logam berat dalam konsentrasi tertentu sangat berbahaya terhadap manusia dan lingkungan hidup. Salah satu upaya yang saat ini telah dilakukan untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki adalah dengan cara kimiawi (chemical treatment). Namun hasil penyisihan dengan proses ini masih kurang memuaskan khususnya terhadap upaya pelestarian lingkungan. Oleh sebab itu dilakukan upaya lain sebagai alternatif yakni dengan memanfaatkan potensi zeolit alam sebagai media penukar kation guna menyisihkan Pb yang berada dalam air limbah pabrik aki, yakni melalui proses pertukaran ion.
Proses pertukaran ion adalah proses di mana suatu material atau bahan tidak iarut menangkap ion-ion bermuatan baik positif maupun negatif dari suatu larutan dan melepaskan ion-ion bermuatan sejenis ke dalam larutan dalam jumlah yang setara. Bila proses pertukaran telah mencapai titik jenuh, maka dilakukan proses regenerasi dengan tujuan agar kapasitas penukaran material penukar ion dapat kembali seperti semula.
Sebagai studi awal/studi kelayakan teknik dan lingkungan proses pertukaran ion untuk menyisihkan Pb dalam air limbah pabrik aki mempunyai tujuan untuk menentukan faktor yang paling berpengaruh dalam menyisihkan Pb dari keempat faktor percobaan yang divariasikan (konsentrasi iniluen, debit influen, keaktifan zeolit, dan ukuran diameter partikel zeolit); untuk mengetahui besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi dari zeolit Bayah; untuk menentukan besar penyisihan Pb dalam air limbah setelah diolah dengan teknik pertukaran ion dalam kolom yang berisi zeolit Bayah sebagai media penukar kation; untuk menentukan besarnya efisiensi regenerasi dari larutan regenerant alum sulfat Al2(SO)3 yang digunakan; untuk menentukan efisiensi dari proses pertukaran ion; dan untuk mengetahui kelayakan lingkungan dari pelaksanaan proses pertukaran ion.
Berdasarkan reaksi pertukaran ion yang terjadi antara air limbah aki yang mengandung unsur Pb dengan kation yang berada di dalam zeolit asal Bayah, maka hipotesis kerja yang dibuat dalam penelitian ini adalah: Pb yang terdapat di dalam air limbah pabrik aki dapat disisihkan dengan cara pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit sebagai media penukar kation, hingga mencapai konsentrasi di bawah konsentrasi baku mutu yang telah ditetapkan; besar penyisihan Pb dalam air limbah aki dengan proses pertukaran ion bergantung pada besarnya konsentrasi limbah yang akan diolah (konsentrasi influen), debit influen, keaktifan zeolit, serta ukuran diameter partikel zeolit; pemanfaatan proses pertukaran ion untuk mengolah air limbah pabrik aki lebih efisien jika dibandingkan dengan cara pengolahan yang menggunakan bahan-bahan kimia.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, di mana persiapan media penukar ion (zeolit) dilakukan di laboratorium Pusat Pengembangan Teknologi Mineral (PPTM) Bandung dan Laboratorium Lingkungan Universitas Triskakti, Jakarta. Pelaksanaan proses pertukaran ion dalam kolom (naming) dilakukan di tempat kediaman peneliti di daerah Sunter Mas, Jakarta Utara, sedangkan analisis sampel dilakukan di laboratorium PPTM Bandung dan di laboratorium Bapedalda, Jakarta. Sampel yang digunakan berupa air limbah asli dari saluran inlet dan outlet (WWTP) pabrik aki PT. GS Battery Inc,, Sunter, Jakarta Utara, Data hasil pemeriksaan dianalisis secara deskriptif dan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara penyisihan parameter Pb dan Cu dilakukan analisis statistik berupa uji korelasi, Untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh di antara ke-empat faktor yang divariasikan adalah dengan bantuan suatu program komputer yang disebut Program Taguchi (Laboratorium Statistik Universitas Trisakti, Jakarta).
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap Pb, maka proses pertukaran ion selama 8 jam dengan konsentrasi influen 5,923 mg/L, debit 10 mL/menit, zeolit diaktivasi dan ukuran diameter partikel (-18+48#) atau (-1 mm+0,295 mm) dapat menyisihkan Ph sebesar 99,02% (konsentrasi enfluen menjadi 0,058 mg/L), sedangkan dengan proses kimia sepeti yang saat ini dilakukan di PT.GS Battery, Inc, yaitu selama 17 jam hanya menyisihkan 89,02%. Hal ini menunjukkan adanya efisiensi operasi sebesar 10%, selain adanya keuntungan utama yaitu mampu menurunkan Pb hingga di bawah baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah yaitu 0,3 mg/L.
Penurunan konsentrasi Pb dari 5,923 mg/L pada awal percobaan menjadi 0,058 mg/L pada akhir percobaan diikuti dengan penurunan Cu dari 0,08 mg/L menjadi 0,011 mg/L. Uji korelasi antara penurunan konsentrasi Pb dan Cu menghasilkan nilai R2 sebesar 0,65. Hasil ini menunjukkan adanya hubungan kuat antara penurunan Pb dan penurunan Cu.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya penyisihan Pb dengan teknik pertukaran ion adalah ukuran diameter partikel zeolit yang digunakan dan debit influen.
2. Kapasitas operasi tukar kation Pb tertinggi yang dapat dicapai pada proses pertukaran ion dengan memanfaatkan zeolit Bayah sebagai media penukar kation (Pb) adalah pada kondisi percobaan dengan konsentrasi influen terbesar yaitu 5,923 mg/L, debit terkecil yaitu 10 mL/menit, zeolit diaktivasi, dan ukuran diameter partikel lebih halus yaitu (-18+48#). Besar kapasitas operasi tukar kation tertinggi tersebut adalah 0,769 mg/L.
3. Pb dalam air Iimbah pabrik aid PT. GS Battery, Inc Sunter yang diolah dengan teknik pertukaran ion secara kontinu dalam waktu 8 jam dapat melakukan penyisihan Pb sebesar 99,02 %.
4. Efisiensi regenerasi yang dapat dicapai dengan kadar larutan regeneran1 aluminium sulfat (Al2(SOa)3) sebesar 2%, untuk zeolit diaktivasi sebesar 0,30I %, dan efisiensi regenerasi zeolit tidak diaktivasi adalah 0,294%.
5. Pengolahan air limbah dengan proses pertukaran ion, bila dibandingkan dengan kondisi pengolahan air limbah yang sama di WWTP ternyata iebih efisien baik dalam hal efisiensi operasi penyisihan Pb, waktu, biaya maupun luas penggunaan lahan. Besarnya efisiensi operasi adalah 10%, efisiensi waktu sekitar 51%, efisiensi biaya sekitar 65.48%, dan efisiensi luas penggunaan lahan sekitar 36,13%.
6. Besarnya kontribusi beban pencemaran Pb melalui proses pertukaran ion (jika Pb masuk ke dalam badan air penerima) adalah sebesar 1,67.10-6 kg/hari, dengan konsentrasi Pb pada efluen sebesar 0,058 mg/L. Sementara itu melalui pengolahan dengan WWTP maka kontribusi beban pencemaran Pb adalah sebesar 0,325 kg/hari dengan konsentrasi Pb pada efluen WWTP adalah sebesar 0,65 mg/L.

Indonesia, one of the developing countries, is currently developing industries. The increasing number of industries, does not only cause some positive impacts, but negative ones as well, for example environmental pollution which is caused by industrial waste that leads to deterioration of environmental qualities.
The impact of environmental pollution which might be caused by the industrial wastewater, could be known by measuring the concentration of some wastewater parameters. The parameters include, those of physical, chemical (organic or inorganic) and biological parameter; and one of the chemical parameter is Pb.
The lead-acid batteries (battery) industry is one of those which is producing Pbwaste in large amounts. Pb is one of the chemical elements in the heavy metal group, and in certain concentration it is potentially dangerous to human life and the environment. Removal of Pb in battery industry wastewater by a chemical treatment process, actually does not give good results. Hence, the ion exchange process could be used as an alternative process in order to achieve better removal results, Ion exchange process is a process whereby the insoluble granular substances having acidic or basic radical in their molecular structure, catch ions (positives or negatives) from solution and exchange them with the same sign ions to the solution which come into contact with them, in the same amount. This process, enables the ionic composition of the liquid being treated to be modified without changing the total number of ions in the liquid before the exchange. Regeneration process is done after the ion exchange process get saturated, in order to recover the capacity of ion exchanger material.
As a preliminary study of ion exchange process for wastewater treatment, especially battery factories wastewater, the aim of this research is to determine the most influencing factor in removing Pb; to determine the highest operational capacity from Bayah zeolites; to determine removal of Pb in battery wastewater by ion exchange process; to determine regeneration efficiency from the alum (A12(S04)3) regenerant solution; to find the efficiency of ion exchange process itself, and to know the environmental feasibility of this ion exchange process.
Based on the ion exchange reaction between Pb in battery wastewater and positive ion in Bayah zeolites, the three hypothesis of this research are: Pb in battery wastewater could be removed by ion exchange process; the degree of Pb removal depends on four experimental factors which as variables (influent concentration, the rate of influent, zeolites activity, and diameter of zeolites particle size); ion exchange process is more efficient than chemical treatment process.
This research is an experimental research, where the preparation of zeolites was carried out in the laboratory of PPTM Bandung and the Environmental Laboratory of Trisakti University, Jakarta. This research has been carried out at the residence of the student (Sunter Mas, North Jakarta), and sample analysis was done in the laboratory of PPTM Bandung and the laboratory of Bapedalda Jakarta. Both, inlet and outlet wastewater of PT. GS Battery, Inc. were sampled, and the data obtained were analyzed descriptively. However, corellation test is used to find out the degree of relationship between Pb and Cu removal from wastewater. Taguchi Programming (Satistical Laboratory of Trisakti University, Jakarta) is used to find out the most influencing factor in this ion exchange process.
Analysis of factory effluent showed that consentration of Pb in the inlet of WWTP is 5,923 mg/I, and in the outlet is 0,65 mg/L. After the ion exchange, there is only 0,058 mg/L left (compared with the effluent quality standard for Pb (0,3 mg/L).
Eight hours ion exchange process with the following process condition: influent concentration 5,923 mg/L, influent flow rate 10 mL/minute, zeolite was activated, and (-18+48 mesh) diameter size of zeolite particle could removed 99,02% Pb, compared with 89,02% by chemical treatment for 17 hours long as is done by PT. GS Battery, Inc., Sunter. This process could run more efficient 10%, by besides the main advantage is that ion exchange process could remove Pb from battery wastewater below the magnitude of the effluent quality standard.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irpan Sejati Tassakka
"Aktivitas pelayaran di Indonesia terus meningkat sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran laut melalui pengolahan air limbah secara on-site di setiap kapal penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik air limbah domestik kapal penumpang dan waktu detensi optimum penyisihan konsentrasi COD dan TN yang akan dijadikan kriteria desain unit MBBR. MBBR merupakan unit pengolahan kombinasi pertumbuhan biomassa terlekat dan tersuspensi yang efisien untuk diterapkan di kapal penumpang karena membutuhkan ruang yang minim. Kinerja MBBR diketahui melalui eksperimental menggunakan sistem bacth pada reaktor anoksik dan aerob dengan waktu detensi 2, 4, 6, dan 8 jam.
Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD dan TN air limbah domestik kapal penumpang sebesar 550-760 mg/l dan 51-88 mg/l yang melebihi baku mutu MEPC 227.64 tahun 2012 masing-masing sebesar 125 mg/l dan 20 mg/l sehingga perlu diolah. Waktu metabolisme optimum sehingga menghasilkan efluen yang memenuhi baku mutu adalah 8 jam masing-masing reaktor dengan total efisiensi penyisihan COD sebesar 81,2% dan TN sebesar 87,3%. Perancangan STP MBBR memiliki volume sebesar 80,25 m3/unit yang menghemat ruang sebesar 107,0 m3; berat sebesar 118,3 ton/unit yang meningkatkan daya tampung KM Sinabung sebesar 92,4 DWT; dan energi sebesar 7,7 kW/unit yang menghemat penyediaan energi sebesar 21,2 kW.

Sailing's activities in Indonesia are increasing, hence on-site wastewater treatment at each passenger ship(s) is needed to avoid sea pollution. This study aims to determine the characteristics of domestic wastewater from the passenger ship(s) and optimum detention time of COD removal and TN concentrations that will be used as a design criterion of MBBR unit. MBBR is a combination of attached and suspended growth biomass treatment which is efficient for application in passenger ships, because it required minimal space. MBBR's performance was acknowledged through experimental process using batch system on anoxic and aerobic reactors with 2, 4, 6, and 8 hours detention time.
Results of this study showed COD and TN concentrations of domestic wastewater from passenger ship(s) of 550-760 mg/l and 51-88 mg/l respectively. These values exceeded the quality standard stated on 227.64 MEPC in 2012 which the standard COD and TN concentrations are 125 and 20 mg/l, so the wastewater needs to be treated. The optimum metabolisme time needed to produce effluent that meets the quality standard is 8 hours for each reactor with total COD removal efficiency of 81.2% and TN of 87.3%. The STP MBBR's design had volume of 80.25 m3/units which saved the space of 107.0 m3; weight of 118.3 tons/unit which increased the KM Sinabung's Death Weight Tonnage (DWT) of 92.4 DWT; and energy of 7.7 kW/unit which saved the energy supply of 21.2 kW.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S34462
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soebowo Adjinegoro
"Mikroplastik merupakan plastik berukuran <5 mm. Dapat terbentuk secara primer (sengaja diiproduksi) dan sekunder (hasil degradasi). Penggunaan Personal Care Product (PCP) dan bahan-bahan pembersih rumah tangga menjadi jalur masuknya mikroplastik ke IPAL. Sampel air IPAL diambil dengan metode sampel komposit. Metodologi perhitungan kelimpahan pada sampel menggunakan mikroskop cahaya binokuler (visual), identifikasi jenis polimer menggunakan FTIR dan identifikasi ukuran mikroplastik menggunakan software J-Image. Kelimpahan rata-rata mikroplastik pada penelitian ini mencapai 8×103 MP/L. Penyisihan mikroplastik mencapai 77%. Hasil identifikasi karakteristik ditemukan bentuk mikroplastik fragment (57.6%), film (14.7%), beads (12.7%), foam (9.2%), dan fiber (5.8%). Warna mikroplastik yang teridentifikasi ialah biru (36.3%), hitam (35.1%), merah (18.2%), kuning (8.6%), dan transparan (1.8%). Persebaran ukuran mikroplastik pada IPALD terbagi menjadi terkecil <0.3 mm (80%), 0.3 – 0.5 mm (2%), 0.5 – 1 mm (4%), dan >1 mm (14%). Selannjutnya jenis polimer yang ditemukan pada IPALD tersebar dari Polyvinyl Formal, Polyvinyl butyral, Polycarbonate (PC) dan Poly (butylene terephthalate) (PBT), Polyester, Polyvinyl Chloride, Polyarylate, dan Tetrafluoroethylene-Hexa-fluoro-propylene (FEP). Hasil pengujian korelasi menunjukan hubungan yang kuat dan signifikan secara statistik untuk TSS terhadap Mikroplastik. Sedangkan hubungan lemah dan tidak signifikansi secara statistik untuk parameter VSS terhadap Mikroplastik di dalam IPAL.

Microplastics are plastics <5 mm in size. They can be primary (intentionally produced) and secondary (degradation). Its presence is difficult to detect and the potential dangers are still unknown, making it an emerging contaminant for humans and the environment. The use of Personal Care Products (PCP) and household cleaning materials is a pathway for microplastics to enter WWTP. WWTP water samples were taken using the composite sample method. The methodology for calculating the abundance of samples using binocular light microscopy (visual), identification of polymer types using FTIR and identification of microplastic size using J-Image software. The average abundance of microplastics in this study reached 8×10^3 MP/L. The removal of microplastics reached 77%. The results of the identification of characteristics found the form of microplastic fragments (57.6%), films (14.7%), beads (12.7%), foam (9.2%), and fiber (5.8%). The identified microplastic colors are blue (36.3%), black (35.1%), red (18.2%), yellow (8.6%), and transparent (1.8%). The size distribution of microplastics in WWTP is divided into the smallest <0.3 mm (80%), 0.3 - 0.5 mm (2%), 0.5 - 1 mm (4%), and >1 mm (14%). Furthermore, the types of polymers found in the WWTP were distributed from Polyvinyl Formal, Polyvinyl butyral, Polycarbonate (PC) and Poly (butylene terephthalate) (PBT), Polyester, Polyvinyl Chloride, Polyarylate, and Tetrafluoroethylene-Hexa-fluoro-propylene (FEP). The correlation test results show a strong and statistically significant relationship for TSS to Microplastics. While the relationship is weak and not statistically significant for the VSS parameter to Microplastics in the WWTP."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meliala, Verenia Sembiring
"Sebagai perusahaan minyak dan gas bumi, CNOOC SES Ltd. memiliki beberapa wilayah kerja, salah satunya adalah Pulau Pabelokan. Pada pulau tersebut berlangsung aktivitas yang menghasilkan air limbah, yaitu aktivitas di dapur, tempat laundry, kamar mandi, dan toilet. Sebelum dialirkan ke badan air terdekat, air limbah tersebut diolah di sewage treatment plant yang terdiri dari beberapa unit, yaitu ash tank, grease trap, aeration tank, abiotech tank, dan activated carbon tank. Unit abiotech tank merupakan unit pengolahan air limbah secara biologis dengan prinsip attached growth reactor. Keberadaan biofilm pada tangki ini memungkinkan terjadinya kombinasi reaksi nitrifikasi-denitrifikasi yang berdampak pada penurunan konsentrasi amonia. Namun, berdasarkan data harian kualitas air limbah STP Pabelokan, setiap hari terjadi peningkatan konsentrasi amonia sebesar rata-rata 20-30% setelah air limbah melalui proses pengolahan di unit abiotech tank. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya kenaikan konsentrasi amonia tersebut dan memberikan solusi pencegahan. Kegiatan operasional pihak pengelola STP Pabelokan yang diduga dapat menjadi faktor penyebab kenaikan konsentrasi amonia adalah penambahan 0,2 kg nutrisi dan 0,5 kg mikroorganisme ke unit aeration tank. Hasil analisis dampak pemberian nutrisi melalui perhitungan stoikiometri dengan reaksi nitrifikasi membuktikan adanya peningkatan konsentrasi amonia dalam air limbah yang diolah sebesar rata-rata 15-19%. Sedangkan penambahan mikroorganisme berdampak pada peningkatan angka kematian mikroorganisme di unit abiotech tank. Mikroorganisme yang mati berdampak pada peningkatan konsentrasi amonia karena mikroorganisme tersebut terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa sederhana, salah satunya amonia. Solusi yang dapat diberikan berdasarkan analisis yang telah dilakukan adalah mengalihkan pemberian nutrisi dan mikroorganisme yang pada awalnya melalui unit aeration tank menjadi langsung ke unit abiotech tank.

As an oil and gas company, CNOOC SES Ltd. has some working areas, one of them is Pabelokan Island. Activities that produce wastewater originate from the kitchen, laundry, bathroom, and toilet. Before dumped into the sea, the wastewater is treated at the sewage treatement plant that consists of several units: ash tank, grease trap, aeration tank, abiotech tank, and activated carbon tank. Abiotech tank is a biological wastewater treatment that adopts attached growth reactor principle. The presence of biofilm in the tank allows the combination of nitrification and denitrification which can reduce the ammonia concentration. However, based on the daily report of wastewater quality, it is known that the increase of ammonia concentration consistently occurs after being processed in abiotech tank, with the increase of around 20-30%. The purposes of this study are to determine the factors that cause the increase of ammonia concentration in treated domestic wastewater at STP Pabelokan and to suggest solutions. It is estimated that the causes of the ammonia increase are the addition of 0,2 kg nutrition and 0,5 kg microorganism to aeration tank. The result of adding nutrition to nitrification reaction (done with stoichiometry calculation) gave evidence that by adding nutrition causes an increase in the concentration of ammonia around 15-19%. Whereas the addititon of microorganism increases the dead rate of microorganism in abiotech unit. The dead microorganisms can trigger an increase of ammonia concentration because their body will be hydrolyzed into several compounds, one of them is ammonia. The solution can be given based on those analysis is to shift the distribution of nutrient and microorganism that initially given to aeration tank, directly to abiotech tank."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44018
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>