Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132278 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Famila Anindia Putri
"ABSTRAK
Papain adalah enzim protease pemecah protein yang terdapat pada getah pepaya yang berfungsi sebagai katalis reaksi pemecahan rantai polipeptida pada protein dengan cara menghidrolisis ikatan peptidanya menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino. Dalam penelitian ini papain dikembangankan menjadi bahan aktif sediaan sabun padat dalam bentuk enzim papain kasar crude untuk membersihkan kulit manusia dari kotoran yang mengandung protein. Untuk memperoleh khasiat lain dilakukan penambahan bahan aktif yaitu antioksidan dari buah pepaya murni. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sabun padat yang aman untuk kulit dengan memenuhi standart SNI 1996 serta teruji manfaat dalam penambahan enzim papain kasar dan mengetahui aktivitas antioksidan sabun. Enzim papain kasar dan antioksidan dari buah pepaya akan diformulasikan menjadi sabun sediaan padat menggunakan metode saponifikasi. Formula terbaik dengan nilai pH 10,35; jumlah asam lemak 79 ; kadar alkali bebas 0,108; bobot jenis 1,0595; stabilitas busa t5menit 78 dan t30menit 33 ; dan nilai IC50 13.657 ppm dilakukan uji manfaat pengangkatan kotoran terhadap sabun tanpa enzim. Hasilnya perbedaan persen kotoran terangkat antara sabun negatif dengan enzim terhadap kontrol positif tanpa enzim menggunakan spektrofotometer UV-VIS adalah 9 pada t10menit, dan menggunakan pengukuran massa substrat perbedannya adalah 4 pada t10menit.

ABSTRACT
Papain is protease enzyme breaking protein that can be found in latex of papaya which acts as a reaction catalyst breaking polypeptide chain of protein by hydrolyzing the peptide bonds into simpler compound like amino acid. The enzyme is able to break down organic molecules made of amino acids, known as polypeptides. In this study papain developed into active ingredients of solid soap preparations in the form of crude papain enzymes to cleanse human skin. This study aims to produce a solid soap formula that is safe for the skin by meeting the standards of SNI 1996 and tested the benefits in the addition of rough papain enzymes. Crude papain enzymes and antioxidants from papaya fruit will be formulated into solid soap preparations using saponification methods. The best formula with value of pH 10.35 Amount of fatty acid 79 Free alkali content of 0.108 Weights type 1.0595 Foam stability of t5menit 78 and t30menit 33 And IC50 13,657 ppm value was tested the benefit of removal of dirt to soap without enzyme. The difference in percentage of dirt lifted between control negative with enzyme and control positive without enzyme soap using UV VIS spectrophotometer was 9 in t10 min, and using the substrate mass measurement was 4 in t10 min."
2017
S67864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Anastasia Wibowo
"Pepaya mampu menghasilkan enzim yang sering disebut dengan enzim papain. Kini kebutuhan akan enzim papain semakin lama semakin meningkat. Oleh karena itu dilakukan proses pemisahan enzim papain dari buah pepaya dengan metoda ekstraksi padat - cair.
Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahapan, yaitu pertama buah pepaya difermentasikan terlebih dahulu dengan menggunakan starter ragi Saccharomyces cerevisae dan tahap kedua setelah difermentasikan buah pepaya diekstraksi dengan solven air. Kondisi operasi pada saat proses ekstraksi meliputi perbedaan suhu (50°C, 60°C, dan 70°C) serta perbedaan waktu fermentasi (0 hari, 1 hari, 3 hari, dan 5 hari) dengan masing - masing waktu ekstraksi adalah 2 jam.
Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian di analisa dengan metode tirosin untuk aktivitas enzim dan metode lowry untuk analisa kadar protein, yang kemudian akan digunakan untuk menghitung berapa aktivitas enzim papain tertinggi Konsentrasi aktivitas enzim papain tertinggi yaitu pada suhu 70°C dengan waktu fermentasi 1 hari sebesar 4,499 EU/ml. Dan aktivitas spesifik enzim sebesar 0,328 EU/mg.

Papaya are often able to produce an anzyme called papain. Now the need for papain enzyme progressively increased. Therefore carriedout the separation processes of the papain enzyme from fruit papaya with solid-liquid extraction method.
The research covers two phases, the first fruit of papaya fermented starter in advance using the yeast Saccharomyces cerevisae and the second stage after fermented papaya fruit extracted by solven water. Operating conditions during the extraction process includes the different of temperature (50°C, 60°C, and 70°C) and different on time of fermentation (0 days, 1 days, 3 days, amd 5 days) with each time of fermentation is 2 hours.
Extraction result are obtained and analyzed by tyrosine method for enzyme activity and lowry method for analysis of protein content, which will then be used to calculate the higest activity of papain enzyme. The highest concentration of papain enzyme activity at 70°C with 1 days of fermentation is 4,499 EU/ml. And the specific enzyme activity is 0,328 EU/mg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52636
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Ismaya
"Kebutuhan akan enzim papain belakangan ini mengalami peningkatan, dengan laju permintaan sebesar 3 – 5 % pertahun. Proses pemisahan enzim papain dari buah pepaya dengan metode ekstraksi padat – cair (leaching) mempergunakan pelarut air dan campuran buffer dalam prosesnya, dalam experimen digunakan berbagai macam variabel operasi untuk mendukung proses ekstraksi ini berjalan dengan maksimal, seperti variasi suhu dan lama waktu pengadukan (345 rpm).
Hasil ekstraksi yang diperoleh kemudian di analisa dengan metode tirosin untuk aktivitas enzim dan metode lowry untuk analisa kadar protein, yang kemudian akan digunakan untuk menghitung berapa aktivitas spesifik tertinggi yang akan diperoleh berdasarkan variasi suhu dan waktu pengadukan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh nilai aktivitas enzim tertinggi pada perlakuan suhu 70˚C dan waktu pengadukan selama 120 menit sebesar 4,68 EU/mL. Sedangkan untuk aktivitas spesifik enzim sebesar 10.34 EU/mg.

The need for the enzyme papain is greatly increased, its about 3 – 4% /years. The Separation Process of Papain Enzyme from Papaya Fruit by Solid-Liquid Extraction or leaching by using water and solvent mixtures buffer, this process is used in a wide range of operating conditions to support the extraction process such as temperature variations and long stirring.
The results obtained from the extraction are then determine for the enzyme activity by tyrosin method and protein levels by lowry method, and then calculate how the highest specific activity will be retrieved based on variation of temperature and time of stirring.
Based on the research results obtained the value of the highest enzyme activity on the treatment temperature 70˚C and time under stirring for 120 minutes of 4,68 EU/mL. As for the specific enzyme activity of 10.34 EU/mg
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47695
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Purnama Setiawan Putri
"Sabun padat transparan merupakan sabun bening dengan kandungan transparency agent sehingga objek yang berada di balik sabun dapat terlihat dengan jelas. Kulit buah Manggis (Garcinia mangostana L.) terbukti kaya akan kandungan xanton yang memiliki potensi aktivitas antioksidan yang sangat tinggi terutama pada hasil fraksinasi diklorometana. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan fraksi diklorometana dan membuat 5 formula sabun padat transparan. Setelah itu, dilakukan uji stabilitas fisik melalui pengamatan selama 8 minggu pada suhu kamar (28±2oC), suhu hangat (40±2oC), dan suhu dingin (4±2oC) serta pengukuran aktivitas antioksidan dari sediaan tersebut.
Pada penelitian ini digunakan metode peredaman DPPH (2,2-Difenil-1-pikrilhidrazil) untuk mengetahui nilai IC50 dari hasil fraksinasi diklorometana. Nilai IC50 fraksi diklorometana yaitu sebesar 13,9117 ppm. Sabun padat yang dihasilkan terbukti memiliki tingkat transparansi yang tinggi dengan persentase transmisi mendekati 100%. Sabun memiliki pH berkisar antara 9,55 - 9,60 dengan rentang kekerasan antara 22,5-27,17 1/10mm. Nilai IC50 pada formulasi BI, BII, FI, FII, dan FIII berturut-turut yaitu 29178,36; 10562,86; 13236,42; 11372,87; dan 5368,39 ppm. Kelima formulasi menunjukkan kestabilan fisik dengan parameter kestabilan di ketiga suhu yaitu organoleptis, pH, dan kekerasan.

Transparent soap bar is clear soap which containing transparency agent so that objects behind it can be seen clearly. The mangosteen pericarp (Garcinia mangostana L.) has been proved rich in compounds of xanthone that has very high potential of antioxidant activity, especially in dichloromethane fraction. The aim of this study was examined activity of antioxidant from dichloromethane fraction and made five different transparent soap bar formulas. After that, it done stability test including the storage for eight weeks at room temperature, warm temperature (40±2oC), and cold temperature (4±2oC), and then activity of antioxidant examination from transparent soap bar.
The method of this study is based upon the use of stable free radical DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) to examine IC50 value of the dichloromethane fraction. IC50 values of dichloromethane fraction was 13,9117 ppm. The resulting soap bar has been proved high in transparency with percentage of transmission approaching 100% value. Transparent soap bar had a pH values between 9,55-9,50 with hardness ranging from 22,5-27,17 1/10 mm. IC50 values were found to be 29178,36; 10562,86; 13236,42; 11372,87; and 5368,39 ppm for BI, BII, FI, FII, and FIII, respectively. The five formulas showed physical stability with stability parameters in the three temperatures were organoleptic observation, pH, and hardness.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46239
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharima Umaya
"Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengembangkan keju yang dibuat dari susu unta karena potensi dari susu unta sendiri berdasarkan literatur yang ada sangatlah bagus. Untuk menggantikan enzim rennet sebagai koagulan, digunakan enzim papain sebagai alternatif. Enzim papain terdapat dalam getah papaya yang dibuat dengan cara menyadap getah papaya kemudian diproses lebih lanjut untuk diperoleh enzim papain.
Penelitian dilakukan di laboratorium, dimulai dari proses pembuatan enzim papain, proses koagulasi, dan di akhir, keju hasil dari masingmasing penggumpalan dengan koagulan berbeda dianalisa dengan analisis proksimat untuk diketahui kadar protein, kadar lemak, karbohidrat, air dan abu, analisis potensial zeta untuk mengamati kestabilan larutan, uji pH dan uji organoleptik untuk memastikan hasil keju yang dihasilkan berkualitas baik dan dapat diterima oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian, keju terbaik dihasilkan dari hasil ekstraksi enzim papain dengan pencampuran getah 3 ml dengan aquadest hingga 10 ml ketika suhu susu 70oC, yang menghasilkan keju dengan yield 13,22 gram; pH 5; kadar protein 25,00%; kadar air 56,40%; kadar abu 0,59%; kadar lemak 0,78%; kadar karbohidrat 17,20%; dan nilai potensial zeta -11,59 mV. Dari segi organoleptik, aspek yang paling menonjol adalah aroma dan yang dianggap kurang adalah warna dari keju.

In this research, writer is trying to develop a cheese made from cow milk because the potential of camel milk itself according to existing literature is very good. To replace rennet enzyme as the coagulant, papain enzyme is used as the alternative. Papain enzyme exists in papaya latex which can be made by extracting papaya latex then processed further to obtain the enzyme.
The research is done in a laboratory, from the making of enzyme, coagulation process, and in the end, cheese obtained from each coagulation process with different coagulant will be analyzed with proximate analysis to know the amount of protein, fat, carbohydrate, water and ash, zeta potential analysis to know the stability of the colloid, pH analysis and organoleptic analysis to ensure that the quality of the cheese made in this research and can be accepted in the society.
Based on the research, the best cheese resulted from mixing papain enzyme extracted from papaya with 3 ml of sap, diluted by aquadest until 10 ml that was added on 70oC, which resulted cheese with 13,22 gram of yield; pH 5; 25,00% of protein; 56,40% of water; 0,59% of ash; 0,78% of fat; 17,20% of carbohydrate and it has -11,59 mV on its zeta potential value. From organoleptic analysis, the best aspect from the cheese was the aroma while the color of the cheese is considered as the least best.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63245
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faustine Sheryl Adeboi
"Penelitian ini telah berupaya untuk meningkatkan tekstur keju yang dibuat dari susu sapi segar, dengan menggunakan pengganti enzim rennet sebagai koagulan. Susu mengandung dua protein utama yaitu kasein dan whey. Namun bagian yang penting untuk dijadikan keju adalah kasein, di mana kasein ini yang mengalami koagulasi untuk membentuk produk keju. Koagulan yang digunakan adalah kombinasi enzim papain dan transglutaminase.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, enzim papain bisa digunakan untuk mengkoagulasi kasein susu menjadi keju karena kemampuan proteolitiknya. Enzim transglutaminase digunakan untuk meningkatkan tekstur keju, dengan kemampuan ikatan silangnya. Proses pembuatan keju ini terdiri atas tiga variasi konsentrasi enzim papain yaitu 0,5; 1,5; dan 2;5 gram/100 ml susu untuk menentukan yield yang dihasilkan paling banyak, dan variasi kadar enzim transglutaminase sebesar 0,5; 1; 2 UE/gram protein susu atau setara dengan 0,027; 0,054; dan 0,11 gram enzim/100 ml susu.
Pada sampel keju terbaik yang dihasilkan dilakukan pengujian seberapa banyak yield, pH, uji FTIR, uji proksimat, mikrostruktur keju, uji potensial zeta, dan uji profil tekstur. Yield yang dihasilkan sebesar 23,33%, dengan pH 6,3, dan nilai puncak potensial zeta 0,97. Mikrostruktur keju yang diamati menggunakan Scanning Electron Microscope dengan perbesaran menunjukkan penambahan TGase menyebabkan koagulum lebih memadat. Nilai proksimat yang didapat menandakan penambahan TGase meningkatkan kadar lemak dan karbohidrat, dan menurunkan kadar air dan protein. Profil tekstur yang didapat menandakan keju dengan TGase lebih keras dan elastis karena adanya peningkatan kandungan lemak dan ikatan silang lebih lanjut pada matriks protein oleh TGase"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandajanwulan Arozal
"Enzim papain merupakan enzim yang berasal dari getah pepaya (Carica papaya) yang terkenal akan khasiatnya sebagai pelunak daging. Hal ini disebabkan karena papain merupakan enzim protease, yaitu biokatalis dalam reaksi hidrolisis protein. Berdasarkan aktivitas protease enzim papain tersebut, papain banyak dimanfaatkan dalam bidang industri tekstil, kosmetik, bir, dan farmasi. Hal ini menyebabkan penelitian dan pengembangan proses isolasi papain menjadi penting. Proses isolasi enzim papain yang dilakukan pada makalah ini adalah dengan homogenisasi, sentrifugasi, dan pengendapan protein dengan variasi konsentrasi dan jenis presipitan. Homogenisasi dilakukan pada pH 7 untuk menjaga agar enzim papain tidak terdenaturasi. Sebelum melakukan pengendapan enzim, teriebih dahulu ditentukan waktu dan suhu inkubasi optimum untuk reaksi hidrolisis kasein. Penentuan waktu inkubasi optimum dilakukan pada suhu 37°C dan rentang waktu 10 s.d. 50 menit. Sedangkan untuk menentukan suhu optimum, dilakukan pada waktu inkubasi optimum yang telah didapatkan dari prosedur sebelumnya dan pada rentang suhu 30°C s.d. 70°C. Waktu dan suhu optimum tersebut akan digunakan untuk uji aktivitas setelah dilakukan pengendapan enzim. Presipitan yang digunakan adalah ammonium sulfat, garam dapur (NaCl), etanol, dan isopropanol. Variasi konsentrasi dan jenis presipitan digunakan untuk mendapatkan enzim papain hasil isolasi yang memiliki tingkat aktivitas protease tertinggi. Adapun uji aktivitas protease dilakukan dengan menpikur absorbansi spektrofotometri reaksi hidrolisis kasein yang dikatalisis oleh papain. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pengendapan dengan ammonium sulfat dengan konsentras1 10% memberikan aktivitas yang paling baik, yaitu sebesar 22,599 FU (Enzyme Unit). Sedangkan pengendapan enzim dengan isopropanol memberiKan aktivitas sebesar 22,113 EU, dengan etanol sebesar 22,092 EU, dan dengan NaCI pada konsentrasi 40% sebesar 5,078 EU. Hal ini disebabkan karena ammonium sulfat mempunyai valensi anion yang paling bespr, kestabilan yang paling tinggi, dan toksisitas yang rendah terhadap papain."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Firda Nur
"ABSTRAK
Ulat grayak adalah salah satu hama yang sering menyerang tanaman cabai merah. Kerusakan yang ditimbulkan oleh hama ini antara lain dengan gigitan dan kunyahan pada daun serta memakan permukaan daun sehingga hanya meninggalkan tulang daunnya saja. Getah pepaya dapat digunakan sebagai pestisida karena mengandung enzim sisteina protease yang merupakan zat yang dapat menghambat sistem pencernaan serangga sehingga dapat membunuh serangga. Percobaan ini memvariasikan getah pepaya yang digunakan yaitu getah yang berasal dari daun, batang dan kulit buah pepaya. Selain itu metode ekstraksi yang digunakan juga divariasikan menjadi metode ekstraksi dengan menggunakan blender dan dengan penyadapan. Ekstraksi dengan menggunakan blender akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia menggunakan larutan fosfat buffer dan amonium sulfat. Sedangkan metode penyadapan akan dilanjutkan dengan ekstraksi secara kimia dengan menggunakan aseton. Kedua metode akan dibandingan dengan menggunakan uji aktivitas enzim dan uji efikasi. Aktivitas enzim akan diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan uji efikasi akan menggunakan larva ulat grayak yang diberi daun cabai yang telah dioleskan biopestisida. Selain itu akan dilakukan uji penyimpan untuk melihat perubahan warna dan bau serta aktivitas pada sampel

ABSTRACT
Spodoptera litura is one of the major pests on red chilli pepper Capsicum annum . Larvae damage crops by biting, chewing and then eating the lower surface of the leaves. The leaves will become transparent white, severe damage leaves behind only leaf bone. Spodoptera litura in red chilli pepper ca eliminated with pesticide from chemical. But they have side effect if using in a long time like killing another insects and increase the number of pest. Using chemical pesticide need to increase the dose so will be dangerous to enviroment. For decreasing dependancy of chemical pesticide using biopesticide is the alternative.The author s initiated to use latex and piece of papaya as biopesticide. Papaya Carica papaya could be used as a biopesticide because it contains sisteine protease which substances that can inhibit eating even to kill insects pests. The method used is extraction with variation of tapping. First latex and piece of papaya from tapping soluted by phospate buffer, after incubated in temprature 40 C centrifuge the solution and precipitated with aseton 50 . For purification author use nylon filter. For latex and piece of papaya without tapping the extraction add sodium bisulfate as enzyme activator. Based on the method, result will be reach is enzyme activity and mortality rate of spodoptera litura.The result will be test using efication test with flybow of spodoptera litura which are given red chilli pepper leave which given biopesticide from papaya in a week. For activity,we using spectrophotometer UV Vis for measure absorbance in wavelength 750 nm. "
2017
S67873
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayah
"Produk emulsifier lesitin merupakan agen penstabil yang baik digunakan untuk industri makanan, farmasi dan kosmetik. Dalam industri makanan, sebagain besar egen pengemulsi yang digunakan merupakan tipe emulsi minyak dalam air. Dalam penelitian ini, lesitin yang telah diekstrak dari kuning telur, dimodifikasi melalui reaksi hidrolisis enzimatik menggunakan enzim papain. Modifikasi ini akan merubah struktur molekulnya yang menjadikan lesitin lebih stabil dalam tipe emulsi minyak dalam air O/W.
Penelitian ini dilakukan untuk menentukan kondisi reaksi hidrolisis yang optimum, meliputi waktu reaksi dan jumlah enzim papain yang digunakan. Penentuan hasil lesitin termodifikasi dilakukan dengan beberapa pengujian seperti uji stabilitas, bilangan saponifikasi, bilangan asam, tegangan permukaan dan zeta potensial.
Dari hasil uji yang telah dilakukan, diperoleh yield lesitin tertinggi sebesar 10,42 melalui ekstraksi menggunakan pelerut etanol absolut. Stabilitas emulsi untuk jenis O/W dicapai pada lesitin dengan waktu reaksi selama 40 menit yang mampu stabil hingga 43 jam dan lesitin dengan pemakaian enzim papain sebanyak 4 yang stabil hingga 31 jam. Tegangan permukaan terendah dicapai pada lesitin hasil hidrolisis selama 40 menit dengan nilai sebesar 48,52 dyne/cm serta lesitin hasil hidrolisis dengan 2 enzim papain dengan nilai tegangan permukaan sebesar 48,68 dyne/cm. Nilai zeta potensial dari lesitin hasil hidrolisis selama 40 menit memiliki nilai 99,2 mV dan pada lesitin hasil hidrolisis dengan 2 enzim papain memiliki nilai 94,8 mV. Hasil tersebut diperoleh sebagai akibat dari putusnya rantai asam lemak tunggal pada struktur senyawa lesitin yang dapat ditunjukkan dengan instrumentasi FTIR.

The lecithin emulsifier product is a good stabilizer agent used for food, pharmaceutical and cosmetic industries. In the food industry, most of the emulsifying emulsifier used is a type of oil in water emulsion. In this study, lecithin extracted from egg yolk was modified by enzymatic hydrolysis reaction using papain enzyme. This modification will change the molecular structure which makes lecithin more stable in the type of oil in water emulsion O W.
This study was conducted to determine the optimum hydrolysis reaction conditions, including reaction time and amount of papain enzyme used. Determination of modified lecithin yield was performed by several tests such as stability test, saponification number, acid number, surface tension and potential zeta.
From the results of tests that have been done, obtained the highest lecithin yield of 10,42 through extraction using absolute ethanol solvent. Emulsion stability for the O W type was achieved in 40 minute hydrolyzed lecithin which stable up to 43 hours and hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme with stable up to 31 hours. The lowest surface tension was achieved in 40 minute hydrolyzed lecithin with value of 48,52 dyne cm and hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme with surface tension value 48,68 dyne cm. The potential zeta value of 40 minute hydrolyzed lecithin has a value of 99.2 mV and on hydrolyzed lecithin using 4 papain enzyme has a value of 94,8 mV. The results are obtained as a result of the breaking of a single fatty acid chain from the structure of lecithin which can be demonstrated by FTIR instrumentation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Styani
"Upaya peningkatan hasil ekstraksi karotenoid total buah papaya (Carica papaya L.) dengan menggunakan enzim kombinasi pectinase selulase serta aktivator Mn2+ telah diteliti. Dari penelitian pendahuluan diketahui bahwa aktivitas tertinggi dari enzim kombinase pektinase-selulase dicapai pada suhu inkubasi 400C, waktu 45 menit, pH 5.0 (menggunakan larutan penyangga asetat) dan penambahan Mn2+ 150 mM ke dalam ekstrak buah pepaya dengan perbandingan 0,9 : 30 (v/v). Aktivitas enzim kombinasi pektinase-selulase tersebut ditunjang oleh hasil pengamatan secara mikroskopis, yakni terjadinya degradasi dinding sel yang ditunjukkan oleh perubahan bentuk dan berkurangnya intensitas pewarnaan dari matrik lipidprotein dibandingkan dengan contoh tanpa perlakuan. Pada penelitian utama diketahui bahwa ekstraksi dengan penambahan enzim kombinasi pektinaseselulase tidak terdapat pigmen larut air yang terbuang bersama filtrat baik tanpa atau dengan penambahan Mn2+. Disamping itu dihasilkan kandungan total karotenoid dalam ekstrak tertinggi sebesar 95,33 + 0,01 % dari bobot ekstrak diperoleh pada ekstraksi sampel buah pepaya dengan penambahan enzim kombinasi pektinase-selulase 1:1. Sedangkan ekstraksi dengan penambahan Mn2+ dapat meningkatkan aktivitas enzim pektinase-selulase sehingga terjadi peningkatan % total karotenoid dalam ekstrak buah papaya sebesar 15 %."
Depok: [Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, ], 2006
T39907
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>