Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107916 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Namira Widiaksana
"Di Indonesia, sudah terjadi 14 kasus skala besar tumpahan minyak yang disebabkan oleh tabrakan kapal. Salah satu tindakan penanggulangan secara mekanik adalah dengan menggunakan oil skimmer tipe piringan. Efektivitas kinerja oil skimmer pada pengangkutan tumpahan minyak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kedalaman celup piringan atau luas daerah yang tercelup, luas daerah penyapuan wiper, tingkat ketebalan minyak pada permukaan piringan, dan tingkat putaran piringan. Sampel minyak yang digunakan adalah oli mesin diesel fastron SAE 15W-40 dan sampel air yang digunakan adalah air laut. Penelitian dilakukan dengan variasi kedalaman celup piringan 27 mm dan 55 mm atau setara dengan luas daerah tercelup 31,35 cm2 dan 88,83 cm2. Waktu pengujian dilakukan selama 5 menit dengan pengambilan data sebanyak 3 kali untuk satu rentang putaran.
Berdasarkan hasil perhitungan secara teoritis semakin meningkatnya putaran pada piringan, hasil pengangkutan tumpahan juga akan semakin tinggi. Hal ini dibuktikan dengan melakukan pengambilan data dengan melakukan pengujian. Pengambilan tumpahan minyak akan lebih efektif dengan menggunakan putaran piringan rendah, dikarenakan hasil tumpahan minyak yang terangkut lebih didominasi oleh minyak dibandingkan dengan air. Pada pengujian ini, semakin tinggi putaran pada piringan menghasil jumlah air terangkut semakin banyak.

In Indonesia, there have been 14 accidents of oil spill as the result of ship collisions. There have been several methods in handling oil spill accident, one of the most effective methods is using mechanical oil skimmer with disc plate. The effectiveness of the oil skimmer 39 s performance on handling oil spills is influenced by various factors, such as the depth of the disk submerged or the disk surface area dipped into the oil spill, the area of the wiper sweep, the thickness of the oil on the disk surface, and the rotation speed of the disk. The oil samples used are diesel engine oil with 15W 40 SAE and the water sample used is sea water. The experiment was conducted with variation of 27 mm and 55 mm of disc submersion depth or equal to dipped surface area of 31.35 cm2 and 88,832 cm2. The duration of the test for 3 data is 5 minutes.
Based on theoretical calculations, the increase of rotation speed of the disk, the result of spill transport will also be higher. This is proved by the experimental results. The lifting process of oil spill is more effective with low rotation speed, because the result of oil spill transported will be more dominated by oil than water. In this test, the higher the rotation speed of the disk, the higher the water produced.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofian Efendi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andara Asifa Yudiana
"Tumpahan minyak merupakan bentuk pencemaran lingkungan yang dapat disebabkan oleh aktivitas maritim berupa kegiatan downstream seperti operasi dan pengangkutan minyak dengan kapal tanker. Tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan berupa pemberian sebuah surfaktan kimia berupa dispersan ke tumpahan minyak. Dispersan diberikan untuk mempercepat proses emulsifikasi minyak di air sehingga minyak terdispersi menjadi tetesan kecil sebesar kolom air. Efektivitas kinerja dispersan pada tumpahan minyak dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti konsentrasi minyak, energi yang bekerja untuk mencampur dispersan dengan minyak berupa ombak, temperatur lingkungan dan jenis dispersan.
Dalam penelitian ini, memperlihatkan pengaruh dari variasi temperatur dan jenis dispersan terhadap efektivitas kinerja dispersan pada tumpahan minyak. Sampel minyak yang digunakan adalah crude oil dengan tipe MESLU dan sampel dispersan yang digunakan adalah MAXI CLEAN-2 dan NEO-CHEM M-405. Sumber pemanas yang digunakan adalah oven dan sumber pendingin yang digunakan adalah es batu yang ditaruh pada cooler bag.
Penelitian dilakukan dengan variasi temperatur lingkungan sebesar 16°C, 26°C dan 36°C. Waktu pengambilan sampel penelitian dilakukan selama 24 jam dengan pengambilan data dilakukan pada jam ke-3, ke-6 dan ke-24. Pengambilan sampel dilakukan pada lapisan permukaan, lapisan tengah dan lapisan dasar air. Sampel diuji dengan alat spectrophotometer UV-VIS pada gelombang 340 nm, 370 nm dan 400 nm.
Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dispersan dapat bekerja dengan efektif pada temperatur 26°C - 36°C. Nilai absorbansi cahaya tertinggi yaitu pada lapisan permukaan jenis dispersan soluble di air pada temperatur 26°C dengan luas area absorbansi 82.15 abs, namun luas area absorbansi cahaya terkecil terjadi pada temperatur 16?C sebesar 25.72 abs. Luas area total absorbansi cahaya terbesar berada pada temperatur 26°C dengan jenis dispersan soluble di air yaitu mencapai 133.49 abs.
Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi temperatur hingga suatu titik tertentu maka kinerja dispersan semakin efektif karena menurunnya viskositas dari minyak dan dispersan. Selain itu, jenis dispersan dapat mempengaruhi kestabilan dari emulsi, semakin kecil konsentrasi pengemulsi maka emulsifikasi yang terjadi semakin stabil.

Oil spills is an environmental pollution that can be caused by maritime activities in the form of downstream activities such as operations and transportation of oil ship tankers. Mitigation actions that can be done is by pouring a chemical surfactant such as dispersant to an oil spills. Dispersant is given to speed up emulsification of oil in a water so it may disperse into a small droplets of water column. Dispersant effectiveness on oil spills can be influenced by various factors such as the concentration of oil, a mixing energy to mix dispersant and oil which provided by the waves, environmental temperatures and types of dispersant.
This research shows the influence of the temperature variations and types of dispersant on the effectiveness of the dispersant performance on oil spills. Samples of the oil that is used is MESLU crude oil and sample of dispersan that is used is MAXI CLEAN 2 and NEO CHEM M 405. The heating source used is an oven and the source of refrigerant that is used is the ice cubes that placed on a cooler bag.
The research is done by varying environmental temperature at 16°C, 26°C and 36°C. Sampling was done for 24 hours while taking data at 3, 6 and 24 hours of oil disperse. Sample is taking on the top, middle and base layer of water. Samples tested with the spectrophotometer UV VIS in the wavelength at 340 nm, 370 nm and 400 nm.
This research found that dispersant can work effectively in temperatures range at 26°C 36°C. The highest value of light absorbance is on the top layer of dispersant that soluble in a water at temperature about 26°C with absorbance area 82.15 abs and the smallest light absorbance occurs on 16°C temperatures with absorbance area 25.72 abs. The largest area light absorbance is found at temperatures 26°C with type of dispersant that soluble in water with area 133.49 abs.
This proves that the higher temperature up to a certain point makes dispersant performance more effective because the decreasing viscosity of the oil and dispersant. In addition, dispersant types can affect the stability of emulsion, the smaller concentration of emulsifier makes emulsification more stable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S69789
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Magfira Rilaningrum
"Untuk mengurangi pengeluaran impor BBM serta meningkatkan produksi minyak nasional, pemerintah melakukan pembukaan wilayah kerja dan eksplorasi migas secara masif. Semakin tinggi dan maraknya aktivitas pada industri migas, akan memiliki dampak negatif di lingkungan, termasuk didalamnya polusi tumpahan minyak di tanah. Polusi ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan serta penurunan tingkat kesehatan, ekonomi, dan sosial masyarakat yang terdampak. Beberapa metode telah dilakukan dalam hal penanggulangan tumpahan minyak  dan metode yang paling ramah lingkungan adalah bioremediasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk Menganalisis efektivitas bioremediasi untuk mendegradasi tumpahan minyak di tanah, menganalisis jenis bioremediasi yang paling efektif serta mengevaluasi kendala dalam mengimplementasi bioremediasi di lapangan. Penelitian ini menggunakan metode sequential explanatory dengan menggabungkan data yang didapatkan dari hasil uji coba laboratorium dan wawancara. Berdasarkan penelitian, bioremediasi berhasil dalam menurunkan kandungan hidrokarbon dalam tanah dengan tingkat efektivitas penurunan lebih dari 70%. Efektivitas tertinggi didapat pada bioremediasi jenis fitoremediasi yang merupakan kombinasi antara Tanaman Vetiver, bakteri K4, dan Mikoriza. Secara skala laboratorium, bioremediasi dinilai efektif untuk mendegradasi kandungan hidrokarbon, tetapi secara praktikal di lapangan, bioremediasi dinilai tidak efektif karena memiliki kekurangan pada waktu pengerjaan dan langkah pengerjaan dinilai tidak praktis. Menurut Expert judgement, Sikap pemerintah pada kasus bioremediasi yang menimpa PT. Chevron membuat pengembangan dan implementasi bioremediasi di Indonesia terhambat karena pihak perusahaan minyak dan gas enggan untuk menggunakan metode bioremediasi untuk menghindar atau mengantisipasi masalah seperti yang dialami PT. Chevron. Diharapkan pemerintah mengkaji ulang peraturan-peraturan mengenai penanggulangan oil spills dan lebih aktif dalam memotivasi pihak-pihak terkait terutama oil company dan kontraktor untuk melakukan penelitian dan pengembangan untuk bioremediasi.

To reduce spending on fuel imports and increase national oil production, the government is opening massive oil and gas exploration and work areas. The higher and increasing activity in the oil and gas industry, will have a negative impact on the environment, including pollution of oil spills on the ground. This pollution can affect environmental quality and decrease the health, economic and social level of the affected people. Several methods have been carried out in handling oil spills and the most environmentally friendly method is bioremediation. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of bioremediation to degrade oil spills on land, analyze the most effective types of bioremediation and evaluate the obstacles in implementing bioremediation in the field. This study uses a sequential explanatory method by combining data obtained from the results of laboratory trials and interviews. Based on research, bioremediation was successful in reducing the hydrocarbon content in the soil with a reduction in effectiveness of more than 70%. The highest effectiveness was obtained in the type of phytoremediation bioremediation which is a combination of Vetiver, K4, and Mycorrhizae. On a laboratory scale, bioremediation is considered effective to degrade hydrocarbon content, but practically in the field, bioremediation is considered ineffective because it has shortages at the time of processing and the work steps are considered impractical. According to the Expert judgment, the government's attitude in the bioremediation case that befell PT. Chevron made the development and implementation of bioremediation in Indonesia hampered because the oil and gas companies were reluctant to use the bioremediation method to avoid or anticipate problems such as those experienced by PT. Chevron. It is expected that the government will review the regulations concerning the prevention of oil spills and be more active in motivating the relevant parties, especially oil companies and contractors to conduct research and development for bioremediation."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2019
T53223
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irwansyah
"Tesis ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif analitik yang akan menganalisis kesenjangan (gap) yang ada antara Standar yang berlaku dengan implementasi di lapangan mengenai sistem penanggulangan tumpahan minyak pada kegiatan hulu migas. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang penyebab terjadi tumpahan minyak pada kegiatan hulu migas dan cara penanggulangannya. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang didapatkan dari Lembaga X. Adapun data tersebut mencakup organisasi emergency response dan prosedur tetap (PROTAP) Peralatan Tumpahan Minyak skala tier 1 yang terkini serta peralatan yang handal dan siap pakai skala tier 1. Selain itu dihasilkan rekomendasi-rekomendasi terkait sistem penanggulangan tumpahan minyak pada kegiatan hulu migas.

This thesis is a descriptive analytic study which will analyze the gaps that exists between the standards that apply to the implementation on the ground regarding the oil spill response system in the upstream oil and gas activities. The study provides an overview of the causes of an oil spill in the upstream oil and gas activities and ways to overcome them. The data used in this research is secondary data obtained from the Institute X. The data include emergency response organization and, procedures and equipment (PROTAP) Oil Spill Equipment tier scale of 1 to date and reliable equipment and ready-made scale of tier 1. Other than that produced recommendations for oil spill response systems related to the upstream oil and gas activities."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44222
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman
"Tesis ini membahas tentang kesesuaian implementasi sistem tanggap darurat terhadap insiden tumpahan minyak di laut disekitar daerah operasi PT.XXX. Kesesuaian implementasi tanggap darurat dalam penelitian ini menggunakan assessment tool berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edisi 2013. Hasil assessment yang dilakukan ditemukan 89.10% kesesuaian. Dalam insiden tumpahan minyak elemen pencegahan dalam NFPA 1600 dapat diimplementasikan dengan melakukan penilaian risiko.
Tujuan penilaian risiko ini untuk mengetahui tingkat kemungkinan, keparahan dan risiko terjadinya tumpahan minyak di fasilitas PT.XXX. Setelah melakukan penilaian risiko dapat dipersiapkan rencana menanggulangan tumpahan minyak yang merupakan elemen mitigasi dalam NFPA 1600. Penanggulangan tumpahan minyak dapat mempertimbangkan response time sebelum tumpahan sampai ke garis pantai.
Dari hasil simulasi dengan menggunakan komputer trajectory modeling diperoleh durasi tercepat tumpahan minyak menuju garis pantai pada bulan Pebruari sampai April 2015 adalah 14.4 jam. Dan kemampuan penanggulangan tumpahan minyak dapat ditentukan berdasarkan jumlah tumpahan minyak dan peralatan yang dimiliki. Dengan menghitung kapasitas skimmer dan temporary storage spill yang dimiliki, maka PT. XXX memiliki kemampuan Tier 1 ≤ 350 bbl.

The Thesis was looking for compliance conformity for implementation emergency response system for oil spill incident around the operation field PT XXX. Conformity of the implementation emergency response system at this research used assessment tool from National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edition 2013. The results of the conformity assessment conducted found 89.10%. Element prevention in NFPA 1600 for oil spill incident can be implemented by performing risk assessment.
The purpose of risk assessment to determine the level of likelihood, severity and relative risk of oil spills in the PT.XXX facility. Oil spill contingency plan can be prepared after conducted a risk assessment which a part of the implemented of mitigation element in NFPA 1600. Oil spills contingency plan may consider the response time before spills hit to the shoreline.
The simulation from computer trajectory modeling resulted duration of oil spills to the shoreline in February to April 2015 was 14.4 hours. The ability of oil spill response can be determined based on likely volume and oil spill equipment. Base on calculation of the skimmer and capacity of spill temporary storage, PT. XXX has the ability Tier 1 ≤ 350 bbl.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ekki Dwi Novanto
"Indonesia, dengan kekayaan 60 cekungan sedimen, memiliki sejarah panjang dalam industri minyak dan gas. Blok Minyak Lepas Pantai Tenggara Sumatera (OSES) merupakan wilayah kerja migas yang memberikan kontribusi signifikan terhadap produksi minyak dan gas bumi. Sistem OSRE Oil Boom dikembangkan sebagai solusi inovatif untuk mengatasi tumpahan minyak di laut, khususnya di wilayah Blok OSES. Sistem ini terdiri dari boom dan jib-arm pada kapal untuk menampung dan mengarahkan minyak ke tempat penampungan. Pengembangan Sistem OSRE Oil Boom didasarkan pada penggabungan observasi lapangan, Finite Element Analysis (FEA), diagram Ishikawa, dan penilaian risiko. Analisis menunjukkan bahwa keberadaan oil boom secara signifikan meningkatkan hambatan dan daya kapal. Struktur sling, jib-arm, dan rangka OSES telah diuji dan terbukti aman serta mampu menahan beban oil boom di laut. Aspek-aspek Etika Insinyur dan K3L telah terpenuhi dengan baik. Analisis K3L mengidentifikasi enam (6) potensi utama risiko kecelakaan kerja yang dapat terjadi pada kegiatan operasional OSRE. Diharapkan, pengembangan Sistem OSRE Oil Boom dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas penanganan tumpahan minyak di laut, serta meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan.

Indonesia, blessed with 60 sedimentary basins, boasts a rich history in the oil and gas industry. The Southeast Sumatra Offshore Oil Block (OSES) is a key contributor to the country's oil and gas production. The OSRE Oil Boom System has been developed as an innovative solution to address offshore oil spills, particularly in the OSES Block region. This system comprises a boom and jib-arm on a vessel to collect and direct oil to a containment reservoir. The development of the OSRE Oil Boom System is grounded in a combination of field observations, Finite Element Analysis (FEA), Ishikawa diagrams, and risk assessment. Analysis indicates that the presence of the oil boom significantly enhances the vessel's resistance and power. The sling structure, jib-arm, and OSES frame have undergone rigorous testing and have been proven to be safe and capable of withstanding the oil boom's load at sea. Ethical Engineering and OHS aspects have been thoroughly addressed. OHS analysis has identified six (6) primary potential occupational accident risks during OSRE operational activities. The development of the OSRE Oil Boom System is anticipated to enhance the efficiency and effectiveness of offshore oil spill management, while minimizing negative environmental impacts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Machfud
"Tesis ini membahas tentang kesesuaian implementasi terhadap kebijakan dan respon tanggap darurat yang dimiliki oleh perusahaan dan dibandingkan dengan standar yang dimiliki oleh pemerintah Indonesia yaitu Peraturan Menteri Perhubungan No.58 tahun 2013 tentang penanggulangan pencemaran di perairan dan pelabuhan serta kesesuaian implementasi dengan menggunakan assessment tool berdasarkan National Fire Protection Association (NFPA) 1600. Apabila kemudian ditemukan perbedaan antara kedua standard tersebut, maka akan dilakukan upaya perbaikan pada prosedur yang dimiliki oleh perusahaan agar terciptanya perbaikan terus-menerus untuk kesiapan respon Tier-1. Dalam insiden tumpahan minyak peraturan menteri perhubungan No.58 tahun 2013 dan elemen pencegahan dalam NFPA 1600 dapat diimplemtasikan dengan melakukan penilaian risiko. Tujuan dari penilaian risiko ini untuk mengetahui tingkat kemungkinan, keparahan dan resiko terjadinya tumpahan minyak di fasilitas PT. X. Setelah melakukan penilaian risiko dapat disiapkan rencana penanggulangan tumpahan minyak yang merupakan elemen mitigasi dalam NFPA 1600. Penanggulangan tumpahan minyak mempertimbangkan strategi response, tim penanggulangan, kecukupan peralatan dan response time sebelum tumpahan sampai ke pantai. Hasil simulasi dengan mengunakan software trajectory modelling diperoleh informasi waktu tercepat tumpahan minyak menuju garis pantai. Kemampuan penanggulangan tumpahan minyak dapat ditentukan berdasarkan jumlah tumpahan minyak, peralatan yang dimiliki, tim yang kompeten serta strategi response yang tepat.

The thesis was looking for compliance for emergency response system for oil spill policy and implementastion in company PT.X, conformity with standard of Indonesia regulation, Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013 and research used assessment tool from National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edition 2013. Element prevention in Manistry of Sea Transportation No. 58, 2013 and research used assessment tool from National Fire Protection Association (NFPA) 1600 edition 2013 for oil spill incident can be implemented by performing risk assessment. The purpose of risk assessment to determine the level of likelihood, severity and relative risk of oil spills in the PT.X. Oil spill contigency plan can be prepared after conducted a risk assessment, which part of of the implemented of mitigation, consider of strategy of response, combat team, oil spill equipments, response time before spill hit the shoreline. The simulation form software trajectory modelling result information time of oil spills to the shoreline. The ability of the oil spill response can be determined based on oil psill volume, oil spill equipments, oil spill team combat and strategy of response.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Yovieta Christanty
"ABSTRAK
Kegiatan eksplorasi dan eksploitasi industri minyak dan gas bumi di lepas pantai berpotensi menyebabkan terjadinya pencemaran laut akibat tumpahan minyak. Tumpahan minyak dapat merusak ekosistem terumbu karang. Setiap wilayah ekosistem terumbu karang di perairan memiliki tingkat kepekaan yang berbeda terhadap pencemaran tumpahan minyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi dan tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang dan menentukan strategi mitigasi penanganan pencemaran tumpahan minyak berdasarkan tingkat kepekaan lingkungan ekosistem terumbu karang di perairan Selat Madura sekitar wilayah kerja Santos Sampang Pty Ltd. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan mengacu pada National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA dan beberapa rumus yang dikembangkan dari beberapa sumber. Hasil penelitian ini adalah 31, 25 terumbu karang dalam kondisi bagus, 25 moderat, 25 rusak dan 18,75 sangat rusak. Tingkat kepekaan terumbu karang di wilayah riset dikategorikan cukup peka di 9 wilayah 56,25 dari seluruh wilayah studi , kategori peka di 6 wilayah 37,50 dari seluruh wilayah studi dan kategori sangat peka di 1 wilayah studi 6,25 dari seluruh wilayah studi . Informasi tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang tersebut digunakan untuk menentukan wilayah prioritas penanggulangan apabila terjadi tumpahan minyak dengan menggunakan model penyebaran tumpahan minyak. Kesimpulannya adalah tingkat kepekaan ekosistem terumbu karang berbeda-beda dan dapat dijadikan pertimbangan dalam strategi penanggulangan pencemaran minyak.

ABSTRACT
Exploration and exploitation activities of offshore oil and gas industries could potentially cause pollution because of oil spill in the ocean. The oil spill can damage the coral ecosystem. Each ecosystem territorial has different level of sensitivity towards oil spill pollution. The objective of this research is to measure conditions and sensitivity levels of the coral ecosystem around working area of Santos Sampang Pty Ltd which is located in Madura Strait and to determine mitigation strategy in handling the oil spill pollution based on the acquired sensitivity levels of coral reef ecosystem. The result shows that 31.25 of the coral reef are in good condition, 25 moderate, 25 damaged, and 18.75 highly damaged. Research method in this research are quantitative and qualitative method that referred to National Oceanic and Atmospheric Administration NOAA and some formulas developed from several sources. Sensitivity level of the coral reef in the territorial of interest in this study can be categorised as quite sensitive 9 areas 56.25 of research areas , 6 areas as sensitive 37.50 of research areas and 1 area as very sensitive 6.25 of research area . Those acquired sensitivity levels of the coral ecosystem was utilised to determine territorial level of priority for countermeasure in case of oil spill occurrence by using oil spill trajectory modelling. The conclusion is the coral in the region of study has different environment level of sensitivity and can be considered in the oil spill countermeasure strategy"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Saepudin
"Tumpahan minyak di perairan telah menimbulkan pencemaran di lingkungan laut maupun di daerah pesisir pantai, sehingga perlu dilakukan penelusuran kejadian tumpahan minyak dapat digunakan untuk mitigasi bencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dan pergerakan tumpahan minyak di perairan Cilacap, Jawa Tengah tahun 2008, serta hubungannya dengan angin, arus, dan pasang surut. Identifikasi tumpahan minyak dilakukan dengan interpretasi citra Modis surface reflectance dengan melihat penurunan nilai spektral dan diikuti oleh peningkatan nilai fluorescence index. Tumpahan minyak menyebar di sekitar pesisir pantai Teluk Penyu Kecamatan Cilacap Selatan, Kecamatan Cilacap Utara, Kecamatan Kesugihan dan Kecamatan Adipala, dengan luas total area yang tercemar sebesar 1.378 ha. Angin merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap pergerakan minyak dibandingkan dengan arus dan pasang surut. Pergerakan tumpahan minyak menyebar menjauhi lokasi sumber tumpahan dan bergerak searah dengan arah angin menuju ke arah timur. Dari kondisi oseanografis menunjukan bahwa jenis penyebarannya termasuk kedalam jenis difusi gabungan ekspansi dan relokasi.
The oil spill in the waters has occurred pollution in the marine environment as well as in coastal areas, so needs to do investigation of occurrence oil spill which can use for disaster mitigation. This research is going to describe the distribution and movement of oil spill in Cilacap coastal, Central Java in 2008, and its relation with the wind, currents, and tides. Identification of oil spill conducted by Modis image surface reflectance interpretation by looking at the impairment of spectral and was followed increase in fluorescence index value. Distribution of oil spill spreading around at Teluk Penyu coast of south Cilacap, North Cilacap, Kesugihan, and Adipala, with a total area of 1.378 ha contaminated. Wind is the dominant factor influencing the movement of oil compared with currents and tides. The movement away from the spreading oil spill and the spill source location moves in the direction of the wind toward the east. Of oceanographic conditions indicate that the type of distribution, including the type of diffusion into the combined expansion and relocation."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57478
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>