Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129723 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zain Zahran Azzaino
"ABSTRACT
The Parameter Efficient Distributed PED model is a simple semi distributed model capable of predicting hydrological trends on a daily and monthly basis. The capabilities of the PED model are tested on the Cornell Recreational Club Watershed. From its Nash Sutcliffe efficiency coefficient and coefficient of determination value outputs, the PED model is determined as sufficient for daily results and exceptional for monthly results. While there are still concerns, due to its simplicity, it is extraordinary for usage in countries with little hydrological data collection capabilities.

ABSTRAK
The Parameter Efficient Distributed PED model adalah model semi-distribusi sederhana yang mampu memprediksi kecendrungan hidrologi dalam harian dan bulanan. Kemampuan dari PED model telah diuji di the Cornell Recreational Club Watershed. Mulai dari Nash-Sutcliffe efficiency coefficient dan keluaran coefficient of determination value, PED model efektif untuk hasil harian dan terkecuali untuk hasil bulanan. Sementara masih ada kekhawatiran, karena kesederhanaannya, sangat luar biasa untuk penggunaan di negara-negara dengan kemampuan pengumpulan data hidrologi yang kecil."
Lengkap +
2017
S66927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Nafis Kamil
"Banjir adalah bencana umum yang sering terjadi di Jakarta dan disebabkan oleh banyak faktor. Kondisi topografi adalah salah satu alasan mengapa banjir sering terjadi di Jakarta, karena ketinggian Jakarta dikategorikan sebagai daerah dataran rendah. Daerah dataran rendah memiliki risiko banjir yang tinggi karena air akan mengalir ke daerah tersebut secara alami (Dahlia, Tricahyono, NH, & Rosyidin, 2018). Selain itu, Jakarta merupakan hilir dari 13 sungai yang berasal dari provinsi tetangga. Untuk mengatasi banjir akibat badai, Pemerintah Provinsi Jakarta membuat dua kolam retensi di Kampung Rambutan untuk menahan aliran pada DAS Cipinang. Fungsinya adalah mengurangi puncak debit banjir dengan menahan sebagian air dan melepaskannya secara perlahan setelah badai berlalu. Daerah hulu DAS Cipinang berada di wilayah Cibinong, sedangkan hilirnya berada sebelum Sodetan Ciliwung. Simulasi hidrologi dilakukan menggunakan HEC-HMS dan genangan dimodelkan dengan HEC-RAS. Simulasi yang dijalankan oleh HEC-HMS menunjukkan pengurangan puncak debit yang disebabkan oleh kolam retensi 1 antara 13,59% dan 15,38%, sedangkan kolam retensi 2 menyebabkan peningkatan puncak debit antara 0% hingga 0,92%. Simulasi HEC-RAS menunjukkan pengurangan luas genangan antara 0,35% hingga 1,83%.

Flooding is a common disaster occurring in Jakarta and caused by many factors. Topographical conditions are one of the reasons it’s common to flood in Jakarta as the elevation of Jakarta is categorized as lowland area. Lowland areas have a high risk of flooding because water will to lowland area naturally (Dahlia, Tricahyono, NH, & Rosyidin, 2018). In addition, Jakarta is a downstream of 13 rivers of all the river from neighbouring province. To combat flooding caused by storm, Jakarta’s Province Government create two retention ponds in Kampung Rambutan to intercept discharge in Cipinang Watershed. It uses is to reduce peak flood discharge by retaining some of the water and discharging it slowly after the storm passes. Cipinagn watershed upstream is in Cibinong area while the downstream is before Sodetan Ciliwung. Hydrological simulation performed using HEC-HMS and the inundation is modelled with HEC-RAS. Simulation run by HEC-HMS show a reduction of peak discharge after caused by retention pond 1 between 13.59% and 15.38% while retention pond 2 cause an increase of peak discharge between 0% to 0.92%. HEC-RAS simulation shows a reduction of inundation area between 0.35% to 1.83%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Li, Xiaofan
"The book shows validation of precipitation modeling against observations and derives a set of diagnostic precipitation equations. The book provides detailed discussions of the applications of precipitation equations to the examination of effects of sea surface temperature, vertical wind shear, radiation, and ice clouds on torrential rainfall processes in the tropics and mid-latitudes, and to the studies of sensitivity of precipitation modeling to uncertainty of the initial conditions and to the estimate of precipitation efficiency. "
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20400646
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Fajar Irawan
"Daerah penelitian mencakup DA Ci Danau yang memiliki luas 13.491 Ha. DA Ci Danau mempunyai fungsi dan peran yang sangat penting dalam mendukung pembangunan ekonomi, dalam bentuk penyediaan air baku serta satu-satunya reservoir air dengan debit yang cukup diwilayah tersebut. DA Ci Danau merupakan salah satu DAS penting di Wilayah Barat Propinsi Banten. Sebagian besar perubahan tutupan lahan yang terjadi menuju wilayah terbangun, dimana luasnya bertambah dari tahun ke tahun. Untuk vegetasi (hutan) sebagian besar berubah menjadi vegetasi (non hutan). Berdasarkan hasil analisis antara perubahan tutupan lahan dengan kondisi hidrologi, ternyata perubahan tutupan lahan mempengaruhi kondisi hidrologi. Dalam hal ini berpengaruh terhadap rasio persentase MNQ terhadap curah hujan dan juga koefisien runoff. Perubahan kondisi tutupan lahan, dimana terjadi penambahan luas wilayah terbangun dan juga pengurangan luas vegetasi hutan. Hubungan yang terjadi antara wilayah terbangun dengan kondisi hidrologi yaitu semakin besar luas wilayah terbangun maka semakin besar pula koefisien runoff dan juga semakin besar luas wilayah terbangun maka semakin kecil rasio persentase MNQ terhadap curah hujan.

Areas of research include the Ci Danau Cathcment Area which has an area 13,491 ha. Ci Danau Cathcment Area has a function and a very important role in supporting economic development, in the form of raw water supply and only one water reservoir with a sufficient flow area. Ci Danau Cathcment Area is one of the important watershed in the Western Province of Banten. Most of the land cover changes that occurred toward the wake region, where the extent of increase from year to year. For vegetation (forest) is largely converted into vegetation (non-forest). Based on the analysis of land cover changes in hydrologic conditions, it turns out land cover changes affect the hydrological conditions. In this case affect the percentage ratio MNQ on rainfall and runoff coefficient. Changes in land cover conditions, the addition of an area where there has been awakened and also reduction of the forest vegetation. The relationship between the region woke up to the hydrologic conditions of the greater area woke up the greater runoff coefficient and also the greater the area woke up, the smaller the ratio of percentage MNQ on rainfall."
Lengkap +
2010
S635
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Aulia Sartika
"ABSTRAK
Dalam menganalisis suatu Daerah Aliran Sungai, salah satu parameter yang dibutuhkan adalah nilai runoff coefficient atau curve number. Dimana nilai ini menggambarkan aliran yang melimpas atau terserap ke dalam tanah sesuai dengan peruntukkan penggunaan lahannya. Dalam menentukan nilai parameter tersebut, perlu diperhatikan klasifikasi jenis tanah atau pengelompokkan hidrologis tanah (Hydrologic Soil Group). Hydrologic Soil Group ini terdiri dari 4 kelompok yaitu A, B, C, dan D. Saat jenis kelompok hidrologisnya berbeda, maka nilai runoff coefficient atau curve number ini akan berbeda. Pengelompokkan Hydrologic Soil Group dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara, yaitu berdasarkan sifat-sifat tanah, peta tanah detail, atau laju infiltrasi minimum. Menurut Badan Informasi Geospasial, 2018, klasifikasi Hydrologic Soil Group pada DAS Ciliwung Hulu terbagi ke dalam tiga kelompok yaitu, A, B, dan D. Dalam klasifikasinya, Hydrologic Soil Group yang berbeda memiliki nilai laju infiltrasi yang berbeda pula. Sehingga dengan diketahuinya nilai laju infiltrasi di suatu lokasi, akan diketahui pula klasifikasi Hydrologic Soil Group pada lokasi tersebut. Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis persebaran klasifikasi Hydrologic Soil Group berdasarkan laju infiltrasi yang didapatkan dari penelitian langsung di lapangan. Penelitian dilakukan di 14 titik lokasi yang berbeda, yang tersebar di wilayah DAS Ciliwung Hulu, dengan waktu yang berbeda. Metode penelitian langsung di lapangan dilakukan dengan menggunakan bantuan alat double-ring infiltrometer. Data yang didapatkan dari penelitian lapangan kemudian diolah dengan menggunakan estimasi parameter dan Metode Horton untuk mendapatkan laju infiltrasi Horton. Dengan bantuan Inverse Distance Weighted (IDW) pada software ArcMap, akan didapatkan peta persebaran laju infiltrasi dan peta persebaran klasifikasi Hydrologic Soil Group pada DAS Ciliwung Hulu. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai laju infiltrasi pada DAS Ciliwung bagian Hulu berkisar antara 0.15 - 24.45 cm/jam. Dengan laju infiltrasi tersebut, didapatkan pula persebaran Hydrologic Soil Group pada DAS Ciliwung Hulu, yaitu terdiri dari kelompok A, B, dan C. Dari peta persebaran Hydrologic Soil Group pada DAS Ciliwung Hulu terlihat bahwa kelompok Hydrologic Soil Group yang mendominasi adalah kelompok A yang memiliki kemampuan infiltrasi yang tinggi dan potensi run-off yang rendah.

ABSTRACT
In analyzing a watershed, one of the parameters needed is the runoff coefficient or curve number. This value describes the flow that overflows or absorbed into the soil in accordance with the intended use of land. In determining the value of these parameters, it is necessary to note the classification of soil types or soil hydrological grouping (Hydrologic Soil Group). The Hydrologic Soil Group consists of 4 groups: A, B, C, and D. When the types of hydrological groups are different, then the runoff coefficient or curve number will be different. Grouping the Hydrologic Soil Group can be determined using several methods, based on soil properties, detailed soil maps, or minimum infiltration rates. According to the Badan Informasi Geospasial, 2018, the classification of the Hydrologic Soil Group in the Ciliwung Hulu watershed is divided into three groups, namely, A, B, and D. In the classification, different Hydrologic Soil Groups have different infiltration rate values. So that by knowing the rate of infiltration in a location, the classification of the Hydrologic Soil Group will be known at that location. In this study, an analysis of the distribution of the Hydrologic Soil Group classification based on the infiltration rate obtained from direct research in the field will be conducted. The study was conducted in 14 different location points, which were spread across the Upper Ciliwung watershed, with different times. The direct research method in the field is carried out using the aid of a double-ring infiltrometer. Data obtained from field research were then processed using parameter estimation and Horton Method to obtain Horton infiltration rate. With the assistance of Inverse Distance Weighted (IDW) in ArcMap software, a map of the infiltration rate distribution and a map of the distribution of the Hydrologic Soil Group distribution in the Ciliwung Hulu watershed will be obtained. The results obtained from this study indicate that the infiltration rate in the Upper Ciliwung watershed ranges from 0.15 - 24.45 cm/hour. With the infiltration rate, the distribution of the Hydrologic Soil Group was also found in the Ciliwung Hulu watershed, which consisted of groups A, B, and C. From the distribution map of the Hydrologic Soil Group in the Upper Ciliwung watershed it was seen that the dominant group of Hydrologic Soil Group A had high infiltration capability and low run-off potential."
Lengkap +
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryadi
"Berdasarkan tinjauan fisis dan hasil analisis klimatologi pola sebaran suhu muka laut, suhu udara permukaan dan curah hujan di wilayah daratan Sumatera Barat, menunjukkan bahwa lautan memiliki peran dalam pembentukan sistem cuaca di wilayah Sumatera Barat. Namun, ini masih harus dibuktikan dengan melibatkan pola sebaran angin di perairan timur Samudera Hindia dan sekitar Sumatera Barat serta penelitian lebih lanjut tentang pengaruh kondisi lokal terhadap pembentukan hujan di Sumatera Barat.
Indeks penguapan laut dapat dihitung dari besarnya kecepatan angin, serta selisih antara suhu muka laut dan suhu udara permukaan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan data meteorologi permukaan bulanan selama periode 30 tahun (1971-2000) yang diperoleh dari NCEP Realtime Marine Data di perairan timur Samudera Hindia. Analisis hubungan indeks penguapan dengan curah hujan di Sumatera Barat menggunakan regresi linear yang dinyatakan dari nilai koefisien korelasinya.
Hasil perhitungan menunjukkan rata-rata indeks penguapan bulanan bagian selatan ekuator Samudera Hindia lebih tinggi dibandingkan bagian utara ekuator dan makin ke arah pantai indeks penguapan semakin rendah. Di bagian utara peningkatan indeks penguapan terjadi pada bulan April dan Oktober hingga puncaknya November, sedangkan di bagian selatan peningkatan terjadi mulai bulan Juni hingga Agustus. Sumatera Barat memiliki 4 pola hujan dengan sebaran curah hujan tertinggi di pesisir barat dan wilayah perbukitan sebelah barat Bukit Barisan, sedangkan ke arah wilayah perbukitan tersier sebelah timur Bukit Barisan curah hujan semakin rendah. Pada kondisi normal, bulan Maret dan November merupakan bulan dengan nilai curah hujan yang paling tinggi. Indeks penguapan laut di sekitar ekuator Samudera Hindia umumnya berkorelasi kuat dan positif dengan curah hujan bulanan di pesisir barat dan wilayah perbukitan sebelah barat Bukit Barisan. Semakin dekat jaraknya ke arah pantai nilai koefisien korelasinya lebih tinggi. Koefisien korelasi indeks penguapan dengan hujan bulanan pada bulan yang sama lebih tinggi dibanding menggunakan indeks penguapan satu bulan sebelumnya."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
T39427
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arin Anggiarini
"Seiring dengan dinamika aktivitas perkotaan, dampak negatif dari alih fungsi lahan mengakibatkan pada meningkatnya limpasan permukaan. Low Impact Development (LID) merupakan serangkaian praktik yang menirukan proses drainase alami dan mengelola limpasan sedekat mungkin dengan sumbernya dalam mengurangi limpasan. Pemanfaatan LID diyakini mempengaruhi perencanaan kota dalam pengembangan zonasi untuk mengelola limpasan hujan. Pemahaman mengenai proses, besarnya limpasan permukaan serta pemanfaatan LID sangat diperlukan sebagai acuan untuk pelaksanaan manajemen pada kawasan perkotaan yang lebih baik. Studi ini dilakukan di DAS Mampang yang sebagian besar areanya masuk dalam Kota Administrasi Jakarta Selatan. Tujuan dari studi ini adalah mengevaluasi pemanfaatan LID pada DAS Mampang terhadap skenario Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam pengelolaan limpasan hujan menggunakan model SWAT (Soil and Water Assesment Tool). Data input yang digunakan dalam pemodelan SWAT yaitu Digital Elevation Model (DEM), peta tanah, peta penggunaan lahan (eksisting dan RDTR), data iklim, konfigurasi LID serta debit observasi untuk keperluan kalibrasi dan validasi menggunakan perangkat lunak SWAT-CUP. Rentang waktu simulasi adalah selama 12 tahun, dimulai dari 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desembr 2021. Hasil studi ini menunjukkan bahwa rata-rata limpasan tahunan eksisting, skenario RDTR dan pemanfaatan LID berturut turut adalah sebesar 1697 mm/tahun, 1667 mm/tahun dan 1659 mm/tahun. Koefisien limpasan untuk kondisi eksisting, skenario RDTR dan pemanfaatan LID berturut turut adalah sebesar 0.60, 0.59 dan 0.58. Pola reduksi limpasan menunjukkan bahwa pemanfaatan LID bekerja lebih baik pada musim kemarau (Bulan Juni sampai dengan Bulan September). Meskipun reduksi limpasan relatif kecil, namun pemanfaatan LID berfungsi sebagai konservasi, menyimpan air pada periode hujan untuk dipergunakan pada musim kemarau. Pemanfaatan LID berbasis guna lahan dapat menjadi bagian dari usaha mengoptimalkan produktivitas pemanfaatan ruang dalam melestarikan lingkungan untuk mengembalikan fungsi hidrologis.

Along with the dynamic of urban activities, the negative impact of land use change is the increasing of the runoff. Low Impact Development (LID) is a series of practices imitating natural drainage process and manage the runoff to be as closest to the source to reduce the runoff. The use of LID is believed to influence urban planning in zoning development to manage stormwater. The understanding of the process, the amount of the runoff and the LID utilization are really crucial to a better implementation in urban area. This study has been conducted in Mampang watershed which mostly located in Southern Jakarta District. The purpose of the study is to evaluate the LID implementation in Mampang watershed towards spatial plan (RDTR) scenario to manage stormwater using SWAT Model. The input data used in the SWAT modeling are the Digital Elevation Model (DEM), soil maps, land use maps (existing and RDTR), climate data, LID configuration and observation discharge for calibration and validation purposes using the SWAT-CUP software. The simulation period is 12 years, starting from 1st January 2010 to 31st December 2021. The results of this study show that the annual average existing runoff, RDTR scenario and LID utilization are respectively 1697 mm/year, 1667 mm/year dan 1659 mm/year. Runoff coefficients for existing conditions, RDTR scenarios and LID utilization are 0.60, 0.59 and 0.58, respectively. The runoff reduction pattern shows that LID utilization works better in the dry season (June to September). Although the reduction in runoff is relatively small, the utilization of LID serves as a conservation function, storing water during the rainy season for use in the dry season. Utilization of land-use-based LIDs can be part of an effort to optimize spatial use productivity in preserving the environment to restore hydrological functions.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Adipradana
"Tindakan anarki sering terjadi pada suporter sepakbola, termasuk di sepakbola Indonesia. Tindakan Anarki dianggap tidak baik dan merugikan berbagai pihak dan bahkan memakan korban. Tindakan anarki sering terjadi pada berbagai kelompok suporter di Indonesia. Melalui ini penelitian, akan terlihat bagaimana perbedaan tingkat suporter anarkis di Klub sepak bola Arema, Persib, Persija dan Persebaya. Pendidikan harus bisa dicapai seseorang berperilaku baik dan tidak bertindak anarki. Dalam penelitian ini, juga akan terlihat apakah pendidikan dapat mempengaruhi level suporter sepakbola anarkis di Indonesia. Untuk mengukur tingkat anarkis, alat pengukur yang telah dimodifikasi ke model Rasch instrumen kuesioner dengan format Likert digunakan. Dengan nonparametrik Kruskal-Wallis Metode, ditemukan bahwa ada perbedaan di tingkat anarki antara suporter klub sepakbola Arema, Persib, Persija, dan Persebaya. Bisa juga dilihat itu tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat anarki suporter. Jadi, solusi terbaik untuk mengurangi atau mungkin menghilangkan tindakan anarki di Indonesia adalah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia

Acts of anarchy often occur in football supporters, including in Indonesian football. Anarchy's actions are considered bad and detrimental to various parties and even take casualties. Acts of anarchy often occur in various groups of supporters in Indonesia. Through this research, it will be seen how the different levels of anarchist supporters in Arema, Persib, Persija and Persebaya soccer clubs. Education must be attainable for someone to behave well and not act anarchy. In this study, it will also be seen whether education can influence the level of anarchist football supporters in Indonesia. To measure anarchist levels, gauges that have been modified to the Rasch model of a questionnaire instrument with a Likert format are used. With the nonparametric Kruskal-Wallis Method, it was found that there are differences at the level of anarchy between football club supporters Arema, Persib, Persija and Persebaya. It can also be seen that the level of education influences the level of anarchy of supporters. So, the best solution to reduce or possibly eliminate anarchy in Indonesia is to improve education in Indonesia.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Nadiya
"Suatu runtun waktu yang memiliki variabel respon biner disebut runtun waktu biner. Runtun waktu biner dapat dimodelkan menggunakan model umum Autoregressive dengan pendekatan regresi non-linier. Kedem Fokianos 2000 mengenalkan model runtun waktu biner melalui pendekatan Autoregressive dan regresi logistik. Metode yang digunakan untuk penaksiran parameter yaitu metode Partial Likelihood. Metode Partial Likelihood ini dilakukan dengan menentukan fungsi Partial Likelihood yang dibentuk dari probability density function pdf marginal distribusi Bernoulli. Namun, dalam proses penaksiran parameter menggunakan metode Partial Likelihood ditemukan kesulitan untuk mendapatkan solusi secara langsung dikarenakan persamaan yang tidak linier closed form. Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut dilakukan iterasi menggunakan metode Fisher Scoring.
Aplikasi data pada penaksiran parameter untuk model runtun waktu biner dalam tugas akhir ini menggunakan data kompetisi balap perahu antara Universitas Cambridge dan Universitas Oxford yang dicatat pada tahun 1946 sampai 2011 dengan jumlah data berbeda yaitu 22, 44, dan 66 data. Berdasarkan aplikasi data yang dilakukan, diperoleh hasil bahwa penaksiran parameter untuk model runtun waktu biner menggunakan Partial Likelihood dengan jumlah data yang berbeda menghasilkan penaksir parameter yang relatif sama atau tidak memiliki perbedaan yang signifikan.

A time series that has binary respon variable is called a binary time series. Binary time series can be modeled using the Autoregressive general model and nonlinear regression approach. Kedem Fokianos 2000 introduced a binary time series model through the Autoregressive and logistic regression approach. The parameters of binary time series are estimated using the Partial Likelihood method. The Partial Likelihood method is performed by determining the Partial Likelihood function derived from the marginal probability density function pdf of Bernoulli distribution. However, in the process of parameter estimation using this method, the form of final function to obtain parameters is not in the closed form equation. To face this problem, Fisher scoring iterations are perfomed.
The application of parameter estimation of the model uses the data about boat racing competition between the University of Cambridge and Oxford University from 1946 to 2011. Based on the data application, parameter estimation of the binary time series model using partial likelihood with different amounts of data resulting in a relatively same or no significant parameter estimator.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani Fitri
"ABSTRAK
Penaksiran parameter dalam model regresi memiliki dua pendekatan yaitu pendekatan regresi parametrik dan pendekatan regresi nonparametrik. Dalam regresi parametrik bentuk dari kurva hubungan antara variabel respon dan variabel prediktor sudah ditentukan berdasarkan plot data, sedangkan dalam regresi nonparametrik bentuk dari kurva tidak diketahui. Salah satu regresi nonparametrik yang dapat digunakan adalah regresi spline. Regresi spline adalah suatu piecewise polynomial yang dihubungkan oleh titik-titik bersama yang disebut dengan knot. Regresi spline yang menggunakan fungsi basis B Spline disebut dengan regresi B Spline. Pada umumnya estimasi parameter regresi B Spline dilakukan dengan menggunakan metode OLS Ordinary Least Square. Namun, dengan metode OLS akan menyebabkan plot taksiran kurva regresi menjadi fluktuatif apabila pemilihan jumlah knot terlalu banyak. Untuk itu diperlukan suatu tambahan kendala berupa penalty yang didalamnya mengandung smoothing parameter sehingga diperoleh taksiran ideal. Metode estimasi parameter ini dikenal dengan metode PLS Penalized Least Square . Metode PLS dengan penalty yang merupakan integral kuadrat derivatif kedua dari taksiran kurva disebut juga dengan metode o rsquo;sullivan penalized spline. Pada penerapan contoh data, didapat 23 buah knot dan smoothing parameter sebesar 0.68.

ABSTRACT
Parameter estimation of regression model has two approaches, that is parametric and nonparametric regression approach. In parametric regression, the shape of regression curve is determined based on scatterplot of dependent variable vs independent variable, whereas in the nonparametric regression, the shape of the curve is unknown. One of the nonparametric regression is spline regression. Spline regression is piecewise polynomials that connected by the knots. Spline regression using B Spline basis function is B Spline regression. In B spline regression, parameter estimation were fitted by OLS Ordinary Least Square method. However, the OLS method will lead the plot of estimated regression curve be fluctuative when using too much knots. Therefore, it needs additional constraint of penalty that contain smoothing parameter to obtain ideal fit result. This parameter estimation method known as PLS Penalized Least Square method. The estimate PLS method used penalty which is the integral of the square of second derivative of the estimate curve that called o 39 sullivan penalized spline method. In the application of sample data, 23 is used knots and the smoothing parameters is 0.68. "
Lengkap +
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>