Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosep Sasada
"Penghematan energi pada gedung merupakan satu potensi yang besar mengingat konsumsi energi pada gedung dapat mencapai 37 dari total konsumsi energi di dunia. Cooling load sendiri atau space conditioning berperan penting di dalam konsumsi energi secara keseluruhan di dalam gedung, yaitu antara 40 - 70. Penelitian kali ini adalah membandingkan besar cooling load pada suatu gedung lembaga pendidikan antara tipe Baseline dan tipe Design dengan menggunakan perhitungan EEC GBCI serta dengan menggunakan software EnergyPlus dan OpenStudio. Pada tipe Design terdapat pengurangan nilai lighting power density, pengubahan material kaca dari yang awalnya memilik nilai SC sebesar 0,73 menjadi 0,4, serta penambahan shading aluminium extrusion sepanjang satu meter. Hasil yang didapatkan adalah terjadinya pengurangan cooling load sebesar 187,2 kW EEC GBCI dan 225,2 kW simulasi.

Energy savings on a building is a huge potential since it could be 37 of the world total energy consumption. Cooling load or space conditioning is major part of energy consumption in a building, roughly 40 ndash 70 of the total building consumption. This research aims to compare cooling load of the school, between Baseline type and Design type using EEC GBCI worksheet and using EnergyPlus and OpenStudio softwares. For the Design type there are reductions of lighting power density, glazing window material change from the initial that has 0.73 SC to 0.4 SC, and an addition of 1 meter aluminum extrusion shading. The result shows there are 187,2 kW EEC GBCI and 225,2 kW simulation reductions of the cooling load."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemal Rahadian
"ABSTRAK
Solar Thermal Cooling System with its absorption cycle is expected to
replace the conventional air conditioning system with vapor compression cycle
because it is more efficient in terms of cost and energy. However, due to the heat
of the sun is not always stable, the system needs to be equipped with a backup
energy source, one of which is CNG. In the Manufacturing Research Center
building, the lack of facilities that support availability of CNG causes large
operating costs. Therefore, Optimization efforts with the aim to reduce operating
costs are needed. Simulation and optimization performed with EnergyPlus and
GenOpt. The conclusion is that the installation of 100 kW electric heater tankless
hot water storage tank is able to reduce total operating costs by 34.95% compared
to the use of a combination of solar thermal and CNG and 49.92% compared with
the full use of CNG.

ABSTRACT
Solar Thermal Cooling System with its absorption cycle is expected to
replace the conventional air conditioning system with vapor compression cycle
because it is more efficient in terms of cost and energy. However, due to the heat
of the sun is not always stable, the system needs to be equipped with a backup
energy source, one of which is CNG. In the Manufacturing Research Center
building, the lack of facilities that support availability of CNG causes large
operating costs. Therefore, Optimization efforts with the aim to reduce operating
costs are needed. Simulation and optimization performed with EnergyPlus and
GenOpt. The conclusion is that the installation of 100 kW electric heater tankless
hot water storage tank is able to reduce total operating costs by 34.95% compared
to the use of a combination of solar thermal and CNG and 49.92% compared with
the full use of CNG."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldebaran Fernanda Octavian
"Konservasi energi pada sistem HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) menjadi perhatian utama dalam desain gedung perkantoran, terutama di iklim tropis. Penelitian ini berfokus pada simulasi beban pendinginan (cooling load) aktual, distribusi beban pendinginan, dan perbandingan performa tiga sistem HVAC: Variable Refrigerant Flow (VRF), Variable Air Volume (VAV), dan Fan Coil Unit (FCU). Perbandingan performa fluida pendingin R290 dengan fluida pendingin R22 dan R134a juga dilakukan pada studi ini. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak EnergyPlus, dengan gedung yang dibagi menjadi dua zona termal per lantai: zona timur dan barat. Pembagian ini bertujuan mengamati fluktuasi beban pendinginan akibat pergerakan paparan radiasi matahari dari timur ke barat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa zona timur menyumbang sekitar ±70% dari total beban pendinginan pada rentang waktu pukul 05:00–11:00, sedangkan zona barat menyumbang ±60% pada rentang waktu pukul 14:00–18:00. Dari segi performa, sistem VRF direkomendasikan sebagai solusi optimal, dengan konsumsi energi listrik maksimum terendah sebesar 147,63 kW dibandingkan sistem VAV (170,2 kW) dan FCU (193,67 kW). Fluida pendingin R290 memiliki COP 30.74% lebih tinggi dibandingkan R134a dan 22.92% lebih tinggi dibandingkan R22. Sifat R290 (Propane) yang mudah terbakar mengakibatkan sistem VRF tidak dapat digunakan dengan R290, melainkan menggunakan VAV. Studi ini memberikan panduan praktis bagi pengelola gedung dalam merancang sistem HVAC yang hemat energi dan berkelanjutan untuk gedung perkantoran di iklim tropis.

Energy conservation in HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning) systems is a major concern in office building design, especially in tropical climates. This study focuses on simulating the actual cooling load, cooling load distribution, and performance comparison of three HVAC systems: Variable Refrigerant Flow (VRF), Variable Air Volume (VAV), and Fan Coil Unit (FCU). A comparison of the refrigerant performance between R290, R22, and R134a is also conducted in this study. Simulations are carried out using EnergyPlus software, with the building divided into two thermal zones per floor: the east zone and the west zone. This division aims to observe the fluctuations in cooling load due to the movement of solar radiation exposure from east to west. The simulation results show that the east zone contributes approximately ±70% of the total cooling load during the time period from 05:00–11:00, while the west zone contributes ±60% during the period from 14:00–18:00. In terms of performance, the VRF system is recommended as the optimal solution, with the lowest maximum electricity consumption of 147.63 kW compared to the VAV system (170.2 kW) and the FCU system (193.67 kW). The R290 refrigerant has a COP that is 30.74% higher than R134a and 22.92% higher than R22. The flammability of R290 (propane) means that the VRF system cannot be used with R290; instead, it must use the VAV system. This study provides practical guidance for building managers in designing energy-efficient and sustainable HVAC systems for office buildings in tropical climates. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gradinal Aditya Widjojo
"Infeksi nosokomial atau Hospital Acquired Pneumonia (HAP) merupakan tantangan signifikan dalam pelayanan kesehatan, yang berdampak besar pada morbiditas, mortalitas, dan biaya perawatan. Kualitas udara dalam ruangan, terutama di fasilitas kesehatan, berperan penting dalam pencegahan HAP. Sistem pemanas, ventilasi, dan pendingin udara (HVAC) adalah komponen utama yang berfungsi mengendalikan kualitas udara untuk meminimalkan risiko penyebaran mikroorganisme patogen. Penelitian ini menganalisis cooling load di puskesmas Jakarta Timur menggunakan perangkat lunak Energy Plus dengan tiga skenario: kondisi aktual, standar Greenship, dan standar ASHRAE 241 dan 170. Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi sejauh mana desain sistem pendingin dapat memenuhi kebutuhan kualitas udara dalam ruangan serta mencegah risiko HAP. Standar Greenship difokuskan pada efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan, sedangkan standar ASHRAE memberikan panduan spesifik untuk ventilasi dan desain sistem HVAC di fasilitas kesehatan. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan rekomendasi praktis untuk desain sistem pendingin yang optimal dalam meningkatkan kualitas udara dan mencegah risiko HAP. Selain itu, penelitian ini berpotensi menjadi referensi penting bagi pengembangan kebijakan nasional terkait desain sistem pendingin di fasilitas kesehatan di Indonesia, khususnya puskesmas.

Nosocomial infection or Hospital Acquired Pneumonia (HAP) is a significant challenge in health services, which has a major impact on morbidity, mortality, and treatment costs. Indoor air quality, especially in healthcare facilities, plays an important role in HAP prevention. Heating, ventilation, and air conditioning (HVAC) systems are the main components that function to control air quality to minimize the risk of spreading pathogenic microorganisms. This study analyzed the cooling load in the East Jakarta health center using Energy Plus software with three scenarios: actual conditions, Greenship standards, and ASHRAE 241 and 170 standards. The purpose of this study is to evaluate the extent to which the design of the cooling system can meet the needs of indoor air quality and prevent the risk of HAP. The Greenship standard is focused on energy efficiency and environmental sustainability, while the ASHRAE standard provides specific guidance for ventilation and HVAC system design in healthcare facilities. The results of this study are expected to provide practical recommendations for optimal cooling system design in improving air quality and preventing HAP risks. In addition, this research has the potential to be an important reference for the development of national policies related to the design of cooling systems in health facilities in Indonesia, especially health centers. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Suyana
"Solar thermal cooling system yang diharapkan mampu menggantikan pemakaian cooling system konvensional berupa vapor compresion system karena lebih hemat dalam pemakaian listrik, ramah lingkungan dan juga dapat memanfaatkan energi matahari yang potensinya sangat besar. Namun, perlu dilakukan simulasi dan juga optimasi pada solar thermal cooling system supaya kenerjanya lebih optimal. Untuk itu, pada tugas akhir ini penulis akan berfokus terhadap tahapan simulasi pemakaian solar thermal cooling systempada gedung MRC FTUI beserta optimasi solar collector menggunakan software EnergyPlus dan GenOpt. Posisi dan kemiringan solar collector menjadi objek optimasi untuk meningkatkan penyerapan energi matahari yang berefek terhadap kenaikan temperatur solar hot water dari solar collector yang akan digunakan sebagai sumber energi pada chiller.Efek dari optimasi tersebut adalah memaksimalkan pengunaan hot water sebagai energi untuk chiller.

Solar thermal cooling system that is expected to replace the use of conventional cooling system in the form of vapor compresion system because it is more efficient in the use of electricity,environmentally friendly and also can utilizing potential solar energy. However, the simulation needs to be done and also optimization of solar thermal cooling system in order to more optimally performance. Therefor, in this paper the authors will focus to the simulation stage on the use of solar thermal simulation cooling system at the MRC building FTUI along with optimization of solar collector using EnergyPlus software and GenOpt. Position and tilt the solar collector to be the object of optimization to increase the absorption of solar energy that affect the temperature rise solar hot water from the solar collector to be used as an energy source in the chiller. The effect of the optimization is to maximize the use of hot water as the energy for the chiller."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57477
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Lorenzo Sumilat
"Penelitian ini menganalisis seberapa besar beban pendinginan yang dapat dioptimalkan dengan menggunakan metode pasif desain pada bangunan Rusunawa MBR di Jakarta. Jakarta memiliki banyak bangunan Rusunawa karena merupakan salah satu target pemerintah untuk menyediakan bangunan tempat tinggal yang layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Bangunan Rusun merupakan salah satu penyebab naiknya emisi karbon dikarenakan penggunaan energi untuk beban pendinginan. Studi sebelumnya menunjukan bahwa untuk mengurangi beban pendinginan terdapat 2 cara yaitu dengan metode pasif dan metode aktif desain. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisa pada bangunan Rusunawa MBR yang ada di Jakarta menggunakan software berbasis modeling BIM untuk membantu menghitung beban pendinginan eksisting dari gedung Rusunawa dan kemudian dengan menggunakan metode pasif desain dengan mengganti material kaca dengan kaca yang nilai SHGCnya lebih rendah untuk mendapatkan optimasi beban pendinginan. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa beban pendinginan pada bangunan Rusunawa MBR dapat dikurangi dengan metode pasif desain sampai dengan 13%.

This paper reviews how much cooling load can be reduced by using passive design methods at the low-income rusun in Jakarta. Jakarta has many rusun because one of the government’s targets is to provide a decent place to live for the low-income people. Rusun is one of the buildings that increases carbon emissions and for the humid tropical climate in Jakarta; the carbon emission comes from energy usage for cooling load. The previous study stated that cooling load can be reduced by two methods: passive and active design method. This paper is conducted by doing research on a low-income rusun in Jakarta area using the BIM-Revit software to help calculating the cooling load of the building and then using passive design such as using low SHGC glass, and minimizing window percentage. The result of this study shows that cooling load can be reduced by using passive design method up to 13%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lendy Prabowo
"Keandalan sistem pendinginan dan efisiensi energi merupakan hal yang sangat penting dalam keberhasilan dan keberlangsungan bisnis pada sebuah fasilitas pusat data data center . Faktanya, sumber utama kerusakan sebuah komponen/perangkat listrik disebabkan karena faktor temperatur 55 , kelembaban 19 , getaran 20 dan debu 6 pada kondisi lingkungan yang kurang memenuhi persyaratan. Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan keandalan sistem pendinginan dan efisiensi energi dengan metode assesmen dan analisis software CFD Computational Fluid Dynamic dalam upaya meningkatkan margin profit perusahaan PT. X. Berdasarkan analisis kondisi eksisting didapatkan bahwa masih terdapat single point of failure pada sistem pendinginan pusat data dan konsumsi energi yang belum efisien. Perbaikan keandalan dilakukan dengan mengeliminasi sistem single point of failure penambahan manual switching system dan mengatur ulang konfigurasi CRAC Computer Air Conditioner unit operasi sesuai dengan kebutuhan total beban dan perbaikan efisiensi energi dilakukan dengan mengimplementasikan cold aisle containment. Implementasi cold aisle containment pada pusat data Switching lantai 2 dapat menghemat energi sebesar 987.523 kWh/tahun atau senilai Rp. 1.028.001.158 per tahun atau sama dengan persentase potensi penghematan energi sampai dengan 21 . Investasi yang dibutuhkan senilai Rp. 1.311.800.000, dengan asumsi biaya pemeliharaan 10 dari investasi dan depresiasi 5 tahun, maka akan didapatkan nilai kini netto NPV sebesar Rp. 1.648.876.628 dengan tingkat pengembalian internal IRR sebesar 44 . Adapun periode pengembalian investasi payback periode akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun.

The reliability of cooling systems and energy efficiency is crucial to the success and sustainability of a business at a data center facility. In fact, the main source of damage to a component electrical device is due to temperature factors 55 , humidity 19 , vibration 20 and dust 6 under inadequate environmental conditions. This thesis aims to improve the reliability of cooling system and energy efficiency by method of assessment and analysis of CFD Computational Fluid Dynamic software in an effort to increase profit margin of PT. X. Based on the existing condition analysis it is found that there is still single point of failure in data center cooling system and energy consumption not yet efficient. Improved reliability is done by eliminating the single point of failure system adding manual switching system and rearranging the CRAC Computer Air Conditioner configuration of the operating unit according to the total load requirements and improving energy efficiency by implementing cold aisle containment. Implementation of cold aisle containment at data center Switching 2nd floor can save energy 987.513 kWh year or Rp. 1.028.001.158 per year or equal with potentialpercentage of saving energy until 21 .. The required investment is Rp. 1.311.800.000, assuming 10 maintenance cost of investment and depreciation of 5 years, it will get net present value NPV equal to Rp. 1.648.876.628 with an internal rate of return IRR of 44 . The return period of investment payback period will return within 3 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arvin Primo
"Pemakaian energi pada gedung merupakan sumber terbesar konsumsi energi di Indonesia. Green Building Comitte Indonesia (GBCI) memberikan konsep penghematan energi yang berstandar nasional. Audit energi bangunan menggunakan adalah cara untuk mengetahui bagaimana konsumsi energi bangunan aktual dan mencari alternatif untuk mengurangi konsumsi energinya agar memenuhi kriteria sebagai gedung hemat energi. Salah satu cara melakukan audit energi adalah dengan menggunakan software. Dalam penelitian ini digunakan software EnergyPlus dan GenOpt yang memiliki keunggulan dibanding software simulasi energi lainnya. Simulasi dilakukan dengan menggunakan sistem pendingin VAV dan Variable Speed Drive Motor pada rancangan gedung Kantor yang ada. Dari hasil simulasi tersebut diketahui bahwa dengan menggunakan sistem tersebut, tercapai sistem energi yang lebih efisien dengan penghematan mencapai 22% dan dapat menjaga dengan baik kondisi kenyaman ruangan pada temperatur 24 - 25°C dan relative humidity antara 50%-70%.

Energy usage in buildings are the largest energy consumption in Indonesia. Green Building Comitte Indonesia (GBCI) offering the concept of energy saving or energy efficient base on national standard. Energy audits ofvbuildings using the simulation software is one of the way to find out how thevbuilding energy consumption and find alternatives to reduce the energyvconsumption of its buildings to meet the criteria as energy-efficient buildings. Thisvstudy used the EnergyPlus and GenOpt software which has more advantage then the other energy simulation software. The simulation will use VAV combined withvVariable Speed Drive Motor in cooling system of the Office building. From the simulation results can be known that by using above system, higher energy efficiency can be achieved and the system can maintain good indoor comfortconditions at the temperature of 24-25°C and relative humidity between 50% -70%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1493
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi
"Tingkat efisiensi penggunaan energi di Indonesia masih rendah, hal ini tentu saja menjadi masalah yang serius. Oleh karena itu harus ada upaya konservasi energi. Teknologi sistem CCHP Combined Cooling, Heating and Power pada bangunan hotel merupakan salah satu jawaban dari tantangan tersebut yang dibahas dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini dilakukan perbandingan antara pemakaian energi pada sistem eksisting listrik dari jaringan PLN/konvensional dengan sistem CCHP berdasarkan analisis teknis dan ekonomi pada hotel referensi. Selain itu juga akan dianalisis mengenai skema pengaplikasian sistem CCHP, yaitu sistem CCHP dibangun sendiri oleh pihak hotel atau melakukan kerjasama dengan ESCO melalui model bisnis BOT selama 10 tahun. Sistem CCHP disimulasikan dengan perangkat lunak berbasis analisis termodinamika dan konservasi energi dengan dasar desain FEL Following the Electric Load.
Hasilnya sistem CCHP mampu menghemat konsumsi energi primer sebesar 45,98 dibandingkan sistem eksisting. Sehingga akan terjadi penghematan biaya pengeluaran energi oleh pihak hotel. Pengaplikasian sistem CCHP pada hotel referensi dengan pembangunan sendiri akan memberikan keuntungan secara keekonomian dengan nilai NPV Rp 8.333.856.481, IRR 25,93 dan payback period 9 tahun. Sementara jika pembangunan dilakukan melalui skema kerjasama BOT dengan ESCO selama 10 tahun, dengan tarif energi flat sebesar Rp 1.402,75/kWh, maka akan mendapatkan keuntungan secara keekonomian dengan nilai NPV Rp 15.993.166.682, IRR 34,89 dan payback period 7 tahun. Emisi karbon dioksida CO2 dan nitrogen oksida NOx yang dihasilkan oleh sistem CCHP lebih sedikit 39 untuk emisi CO2 dan 75 untuk emisi NOx jika dibandingkan dengan sistem eksisting.

Level of efficiency of energy use in Indonesia is still low, it is of course become a serious problem. Therefore, there must be energy conservation efforts. CCHP Combined Cooling, Heating and Power system technology is one of the answers to these challenges that is discussed here.
In this study a comparison between the energy consumption in existing system from PLN electricity network conventional and CCHP system based on technical and economic analysis at the reference hotel. In addition, the scheme will also be analyzed regarding the application of CCHP system, by developing its own system of CCHP by the hotel or cooperating with the ESCO through BOT business model for 10 years. CCHP system is simulated with software based analysis of thermodynamics and energy conservation with the basic design of FEL Following the Electric Load.
As a result primary energy consumption saving from CCHP system is 45,98 compared to the existing system. So that there will be cost savings in energy expenditure by the hotel. CCHP system application in a reference hotel with its own development will provide the economic benefits with a value of Rp 8.333.856.481 NPV, IRR 25,93, and a payback period of 9 years. Meanwhile, if the construction was done through BOT scheme with ESCO cooperation for 10 years, with flat energy rate of Rp 1.402,75 kWh, then it will get the economic benefits with a value of Rp 15.993.166.682 NPV, IRR 34,89 and a payback period of 7 years. Emissions of carbon dioxide CO2 and nitrogen oxides NOx generated by CCHP system less 39 of CO2 emissions and 75 for NOx emissions when compared with existing systems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T47533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nono Suryono
"ABSTRAK
Dalam penyusunan tugas akhir ini langkah-langkah sistematis yang dilakukan adalah menentukan teori-teori perhitungan yang berhubungan dengan sistem pendinginan dan membatasi teori perhitungan tersebut sesuai dengan obyek yang akan dijadikan perhitungan. Selanjutnya adalah mencari data-data teknis bangunan sesuai dengan obyek yang akan dilakukan perhitungan seperti gambar bangunan, gambar orientasi bangunan terhadap arah mata angin dan data teknis dari material bangunan Serta data peralatan listrik. Setelah rnendapatkan data-data tersebut selanjutnya adalah menentukan tabel-tabel perhitungan dari buku-buku pustaka maupun data-data dari buku manual, hand book, dan tambahan data dari Badan Metereologi dan Geofisika yang dibutuhkan dalam proses perhitungan beban penanganan seperti contohnya tabel untuk harga konduktifitas material bangunau, harga faktor-faktor beban pendinginan, harga beberapa perbedaan temperature beban pendinginan (CLTD), harga temperature rata-rata tahunan dan harga untuk sifat-sifat termodinamika udara.
Setelah semua data-data terkumpul selanjutnya adalah melakukan proses perhitungan dengan mengacu pada teori-teori dari pustaka dan catatan-catatan serta informasi yang didapat selama penulis mengikuti perkuliahan. Proses perhitlmgan dan analisa beban pendinginan dilakukan secara sistematis dengan memisahkan harga beban kalor laten dan kalor sensibelnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui jumlah beban pendinginan yang dihasilkan oleh kalor laten dan kalor sensibelnya. Setelah hasil perhitungan didapat selanjutnya adalah melakukan suatu analisa ataupun pembahasan dengan maksud untuk mengetahui dan meninjau langkah-langkah dalam proses perhitungan tersebut.
Hasil dari perhitungan akhir selanjutnya dibuatkan suatu kesimpulan. Dalam kesimpulan tersebut akan dijelaskan harga beban pendinginan total yang dibutuhkan dari dari suatu obyek didalam bangunan. Sehingga akhirnya dengan mengamati proses perhitungan dan analisa pembahasanya dalam penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat mambantu dalam perhitungan beban pendinginan untuk obyek-obyek sejenis dari suatu bangunan.

"
2000
S37655
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>