Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sindi Lovania Putri
"ABSTRAK
Wisata ziarah adalah jenis wisata yang dikaitkan dengan kegitan keagamaan. Wisata ini dilakukan baik perseorangan maupun rombongan untuk berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang suci atau makam pemuka agama yang diagungkan. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan tingkat pariwisata ziarah yang tinggi. Salah satu kota yang memiliki makam-makam kesultanan Banten adalah Kota Serang. Penelitian ini menganalisis bagaimana karakateristik lokasi objek wisata ziarah dan bagaimana perilaku keruangan pengunjung dalam mengunjungi objek. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan cara studi literatur, survei lapangan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik lokasi objek wisata ziarah di kota Serang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori 1 dan kategori 2. Perilaku pengunjung yang mencerminkan perbuatan ziarah cenderung mengunjungi objek wisata kategori 2 dengan motivasi ziarah serta beraktivitas lebih lama di kawasan utama. Perilaku pengunjung yang tidak mencerminkan perbuatan ziarah cenderung mengunjungi objek wisata kategori 1 dengan motivasi non ziarah serta beraktivitas lebih lama pada kawasan pendukung. Pola pergerakan perjalanan pengunjung yang ziarah akan menggabungkan beberapa objek wisata ziarah dalam satu kali perjalanan ke beberapa tempat multi purpose trip dan juga menggabungkan dengan objek non wisata combine purpose trip . Pengunjung yang non ziarah hanya mengunjungi satu objek wisata ziarah single purpose trip.

ABSTRACT
Pilgrimage tourism is a type of tourism that is associated with religious activities. This tourism is done individually or entourage to visit holy places, the graves of saints or famous people and the exalted leader. Banten province is one of many provinces in Indonesia with high pilgrimage tourism levels. One of the cities that has the grave of the Sultan of Banten is Serang. This research analyzes how the characteristic location of pilgrimage tourism object and how the spatial behavior of visitors in visiting objects. The method of this research used qualitative methods with literature study, field survey, depth interview and documentation. The results showed that visitor behavior that reflects the act of pilgrimage tends to visit pilgrimage tourism object in category 2 with pilgrimage motivation and longer activities in the main area. Visitor behavior that does not reflect the act of pilgrimage tends to visit pilgrimage tourism object in category 1 with non pilgrimage motivation and longer activities in the supporting area. The movement pattern of visitor with pilgrim motivation will visit several pilgrimage objects multi purpose trip and also combine with a non pilgrimage object combine purpose trip . Non pilgrim visitors only visit one pilgrimage object single purpose trip."
2017
S68901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria
"Kota Serang memiliki destinasi wisata utama Kawasan Banten Lama yang merupakan cagar budaya perkotaan dengan sebutan urban heritage. Tingginya jumlah wisatawan yang datang mendorong pembangunan fasilitas penunjang wisata. Keberadaan fasilitas menyesuaikan tempat yang mungkin banyak dikunjungi wisatawan dan berdampingan dengan fasilitas lain. Hal ini akan menimbulkan pengelompokan dari masing-masing jenis fasilitas wisata. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola distribusi spasial fasilitas wisata yang terbentuk di sekitar Kawasan Banten Lama serta menganalisis keterkaitan pola distribusi spasial fasilitas wisata terhadap jaringan jalan dan penggunaan lahan di Kawasan Banten Lama, Kota Serang, tepatnya di Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan Benteng Speelwijk. Metode analisis yang digunakan Nearest Neighbor Analysis dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan pola distribusi spasial fasilitas wisata di Masjid Agung Banten, Keraton Surosowan, dan Benteng Speelwijk berpola clustered. Adapun jenis fasilitas yang tersebar mengelompok tersebut berupa fasilitas primer, sekunder, dan kondisional. Diketahui pula bahwa fasilitas wisata cenderung memanjang mengikuti jaringan jalan dan dominasi fasilitas primer berada di penggunaan lahan cagar budaya, sedangkan dominasi fasilitas sekunder dan kondisional berada di penggunaan lahan pemukiman, perdagangan dan jasa serta sarana prasarana.

Serang City has a main tourist destination in the Banten Lama region which is an urban cultural heritage known as urban heritage. The high number of tourists who come encourages the construction of tourism supporting facilities. The existence of facilities adjusts to places that may be visited by many tourists and side by side with other facilities. This will lead to a grouping of each type of tourist facilities. This study aims to analyze the spatial distribution pattern of tourist facilities formed around the Banten Lama region and analyze the relationship between the spatial distribution pattern of tourist facilities on the road network and land use in the Banten Lama region, Serang City, to be precise at the Banten Grand Mosque, Surosowan Palace, and Benteng Speelwijk. The analytical method used is Nearest Neighbor Analysis and descriptive analysis. The results showed the spatial distribution pattern of tourist facilities at the Great Mosque of Banten, Surosowan Palace, and Speelwijk Fort with a clustered pattern. The types of facilities that are spread out in groups are primary, secondary, and conditional facilities. It is also known that tourist facilities tend to extend following the road network and the dominance of primary facilities is in the use of cultural heritage land, while the dominance of secondary and conditional facilities is in the use of residential land, trade and services and infrastructure."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Muharza Viawan
"ABSTRAK
Salah satu produk wisata Kota Bandung yang berpotensi berkembang pesat adalah kuliner. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang bagian-bagian Kota Bandung sebagai model yang menjelaskan sebaran produk wisata kuliner yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan berupa suasana menikmati kuliner bagi wisatawan. Memahami lokasi dan pola ruang produk wisata ini akan dapat membantu dalam mengenal kapasitas wilayah dalam pembangunan wisata kuliner melalui perspektif ruang. Secara khusus penelitian ini dilakukan untuk memperoleh pola keruangan wisata kuliner yang dikaitkan dengan fasilitas wisata, aksesibilitas, dan organisasi keruangan kota. Analisis yang dipergunakan adalah analisis proses keruangan dari wilayah dalam membentuk suasana dan pola ruang dari variabel fasilitas wisata dan aksesibilitas dalam penentuan lokasi. Hasil penelitian mendapatkan tiga suasana, yaitu terbentuk suasana sejarah (historic ambient), transisi perkotaan (urban transition), dan gentrifikasi peripheral (gentrification-perpheral). Produk wisata kuliner di Kota Bandung menyebar dari pusat kota dengan suasana sejarah menuju arah timur laut pinggir kota dengan suasana gentrifikasi peripheral dan pada kawasan transisi kotanya merupakan wisata kuliner dengan suasana transisi perkotaan. Produk wisata Kuliner dengan suasana sejarah membentuk pola acak, suasana transisi perkotaan membentuk pola mengelompok linear dan suasana gentrifikasi peripheral membentuk pola acak.

ABSTRACT
Culinary is one of potentially developing tourism product in Bandung City. This study is aiming to provide an overview of part of city spaces as a model to describe distribution of culinary tourism product which meets needs and desire of tourist to experiencing ambient cluster to enjoying the culinary. Understanding the spatial patterns and location preferences of culinary tourism product would escalated knowledge of carrying capasities in developing culinary tourism through space perspectives. In particular, this study is carried on in order to figure out spatial patterns where this research observing with city spatial organization, accessibility, tourism facilities as variable. It uses spatial process analysis to detemine how and where the ambient clustered and pattern analysis to describe the spatial interaction between variable. This study come to outcome that has been three ambient which is called as historic, urban transition, and gentrification-peripheral ambient. Culinary tourism product spreading in one direction from city core on historic ambient to peripheral zone in east north on gentrification-peripheral ambient and in transition zone on urban transition ambient. Historic ambient culinary tourism product forming a random pattern, urban transition ambient form a linear clusttered pattern, and gentrification-peripheral forming random pattern.
"
2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf
"ABSTRAK
Wali merupakatr seonng yatrg diarygap dekat denga[ Tuhatr di dalam dunia Islam. Kedekatatr tersebut terlihat dari cara hiduprya yang tidak terlepas dari prilaL'u, perbuatan, dan tutur katanya yaog selaras dengan kehidupan Rasulullah. Disioilah Tuhan memberi anugerah berupa karamah sebagai penjagaan dirinya dari musuh-musuhnya. Selah itu adalya karamah pada seorarg wali juga utrtuk menolong masyamkat Islam bail ya.ng dikenalnya ataupun yang tidak dikenalnya. Maka disinilah masyarakat Islam percaya bahwa seorang wali merupakar wasilal (perantara) agar harapan dan doaaya dikabulkan oleh Allalr. Adapur bulu Le Culte Dans Le Monde Musulnan (Ziarah dan Wali di Dunia Islam) meryBngkap dimel1si karamah datr tawasul merurut pe$pettif orientalis. Menariknya pada buku tersebut, Henri Chambert Loir dan Claude Guillot memaparka[ peldapat tenta[g karamah dan tawasul melalui penelitiamya di Indonesra.
Tujuan dari penelitian id adalah untuk mengetahui dimensi kammah dan tawasul dad Heori Chambert Lotu dan Claude cuillot di dalam buku Le Culte Dans Le Monde Musulnan (Ziarah dan Wali di Dunia lslam). Mereka memaparkan tetrtalg karainah dao tawasul melalui narasi-narasi. Maka penulis akan medlai sisi objektifititas narasi-naxasi Hend Chambert Loir dar Claude Guiflot di dalam bular Le Culte Da.]$ Le Monde Musulmar (Ziarah dar Wati di Duaia Islam).
Memang pada padangatr-pandatrgan dad Heffi Chambert Loir datr Gulliot di dalam buku Le Culte Dans Le Mo[de Musulmatr belu4 represefiatif di dalam memaparkatr dimetrsi karamah datl tawasul. Karetra pendapat mereka tidak dipe (Iat pendapat ulana-ulalru Islam. Maka dari itu peneliti meletrgkapi kekuangan ters?but. Pe.rdekatan pada perclitia! ini adalah kua.litatif. Karakteristik dari perclitian kualitatif yaitu konsepnya tidak rnenyeluruh karena kualgrya teorj dari perclitian terdahulu- Mematg teod dad pene]itiar terdahulu ada akan tetapi belum tepat atau kurang mendalam. Alasat dari memilih pendekatan iri kffena ingh metrdapat peirahaman nqeodalarn tentang dimeosi karamah dan taoasul di dalam buku Le Culte Dans Le Monde Musuhnal lZiarah dan Wali di Duria Islam).

ABSTRACT
In the Islamic world, Saints are those considered close to God. The closeness can be seen in their way of life, includitrg their behavior, actions, and sayings, which are tn tune with the Prophet's way of life. This is where God gants karamah tu guard the saints from the eoemies. Besides, the Karamah they orrn is also to help Muslim communities whether familair to them ot llot. Therefore, the Islamic communi$/ then believe that the sairlt is a wasilah (intermediaries) itr hophg that their U&yer is ganted by Allah. The book Le Culte Dans Le Monde Musuliutr (Pilgrimage and Trustee in the Islamic Wo d) reveals the dimensions of karamah and tawasul according to the odentalist perspective. I erestitrgly, in the book, Heffi Chambert Loir afld Claude cuillot descdbe opiaions about Karamah and tawasul tbrough their research in Indonesia.
The purose ofthis study was to determine the dimensions ofkaramah and tawasul meant by Henri Chambert Loir and Claude Guillot in their book, Le Culre Darts Le Monde Musulman (Pilgrimage aod Sahts itr the Islarnic world). They er?lained about Kaxamah ad tawasul though narratives. Alld the kammah and tawasul discussed by Hend Chambert Loir ard Claude Guillot are those in Indolesia. The authofi assess the objectiyi!, ofnaoatives by Henri Chambert Loir and Claude Guillot in tle book Le Culte Dal1s Le Moode Musulmar (Pilgrimage and Sai s in the Islamic vorld).
However, the views of Henri Chambert Loir and Gulliot in the book, Le Culte Dans Le Monde Musulman, are not i.rlly representative io describing the dimensions karamal and tawasul. Because theil opinions are not rehforced by the opirior1 of Islamic scholals. Thus the researc]te$ complemert the shortage. Tlrc approach in tlis study is qualitative. Cha.racteristics ofqualitative research are not as thorough coNidering the lack oftheory ofprgvious studies. lndeed, the theory ofprcvious studies exist but have rot been appropiate or less depth. The reason of choosing this approach is to gain a deep understanding of the dimensiors of Karamah ad tawasul h the book of l? Culte Dans Le Monde Musdman. (Pilgdmage and Trustee in the Islamic world). To suppofi these studies the authors use the method literature.Dimension; Kammah and Tawasul; Henry Chafibert Loir-Claude Guillo.
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2006
297.35 JEJ
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Melva Rebekka
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Khaerunnisa Rizqiani
"Wisata Pilgrim merupakan salah satu jenis pariwisata yang dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat yang banyak dilakukan oleh perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam-makam orang besar atau pemimpin yang diagungkan, ke bukit atau gunung yang dianggap keramat, tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda. Kabupaten Demak merupakan kesultanan di masa lalu yang memiliki banyak peninggalan bersejarah. Fasilitas wisata pilgrim primer yang dikembangkan dengan tema wisata religi yaitu Masjid Agung Demak dan Makam Sunan Kalijaga. Keduanya memiliki pengaruh terhadap perubahan wilayah terbangun dan fungsi bangunan di sekitar fasilitas primer wisata yang mengarah pada kelengkapan fasilitas pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan potensi wisata pilgrim, perubahan wilayah
terbangun dan perubahan fungsi bangunan pendukung wisata pilgrim di Kabupaten Demak secara keruangan. Potensi Wisata Pilgrim dan berbagai perubahan didapatkan dari survey lapang, wawancara informan dan studi literatur.
Kemudian diberikan penilian terhadap potensi dan fasilitas yang ada sehingga akan memberikan daya dukung wilayah terbangun wisata pilgrim. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis deskriptif dengan
pendekatan keruangan. Hasil dari penelitian ini adalah perubahan wilayah terbangun dan fungsi bangunan pendukung potensi wisata pilgrim di Kabupaten Demak masih rendah. Hal ini dikarenakan rencana pariwisata pemerintah belum
mengarah pada pengembangan wisata pilgrim tetapi pada agrowisata dan kolaborasi beberapa macam pariwisata, persepsi akan wisata pilgrim pun belum dikenali oleh masyarakat dan pemerintah setempat.

Pilgrim Tourism is one type of tourism that is associated with religion , history, customs and beliefs people or groups in a society that is mostly done by an
individual or group to the holy places, to the tombs of the great or exalted leader, to a hill or mountain is considered sacred , burial place as the leader of a human
figure or a full magical legend. Demak is a sultanate in the past that has a lot of historical relics. Primary pilgrim tourist facilities developed under the theme of
religious tourism, namely Demak Great Mosque and the Tomb of Sunan Kalidjaga. Both have an influence on changes in pave surface and function of the buildings around the primary facilities that lead to the complete of tourism
facilities. This study aims to inform the pilgrim tourism potential, changes in the pave surface and change the function of the building support pilgrim tourism in Demak with spatial point of view. Pilgrim Tourism Potential and various changes obtained from field survey, informant interviews and literature studies. Then given scoring of the potential and existing facilities that will provide the carrying capacity of the pave surface and building function support pilgrim tourism. The method of analysis used in the study is descriptive analysis method with spatial approach. The results of this study are changes in pave surface and building function support pilgrim tourism potential in Demak still low. This is because the government's tourism plan has not led to the development of pilgrim tourism but the collaboration of several kinds of agro tourism, pilgrim tourism perception is not yet recognized by the community and local government.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudiyanto
"Penelitian ini dilakukan pada 161.619 jemaah haji yang berangkat menunaikan ibadah haji dengan haji reguler pada tahun 2012 M. Metode penelitian yang digunakan adalah Cross-sectional studies. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan tahun 2012 M dan analisis dilakukan dengan metode analisis cox regression.
Faktor yang memberi pengaruh terhadap kematian jemaah haji tahun 2012 M adalah jenis kelamin, usia, jumlah penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi. Laki-laki memiliki risiko kematian sebesar 1,4 kali (95% CI: 1,12-1,66) p=0,00 dibandingkan dengan perempuan. Semakin tua usia jemaah semakin tinggi risiko untuk mengalami kematian, jemaah pada kelompok usia 50-59 tahun memiliki risiko 3,6 kali (95% CI: 2,26-5,77) p= 0,00, Jemaah pada kelompok usia 60-69 tahun memiliki risiko 6,3 kali (95% CI: 3,90-10,08) p= 0,00, Jemaah pada kelompok usia 50-59 tahun memiliki risiko 16,1 kali (95% CI: 10,03-25,82) p= 0,00 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan kelompok usia kurang dari 50 tahun. Semakin banyak jumlah penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan ternyata akan semakin tinggi risiko untuk mengalami kematian. Jemaah dengan satu riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko sebesar 1,2 kali (95% CI: 0,89-1,64) p= 0,22, jemaah dengan dua riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko 1,55 kali (95% CI: 1,12-2,14) dan bermakna secara statistik dengan nilai p= 0,01, jemaah dengan tiga atau lebih riwayat penyakit terdiagnosis akan memiliki risiko 2,9 (95% CI: 7,1,80-4,54) p= 0,00 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah tanpa memiliki penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi.
Jemaah yang terdiagnosis penyakit sistem pernapasan akan memiliki risiko 1,54 kali (95% CI: 1,06-2,22) p=0,023 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah yang tidak terdiagnosis penyakit sistem pernapasan, jemaah yang terdiagnosis penyakit infeksi dan parasit akan memiliki risiko 1,96 kali (95% CI: 1,10-3,50) p=0,02 untuk mengalami kematian dibandingkan dengan jemaah yang tidak terdiagnosis memiliki penyakit infeksi dan parasit.
Sebaiknya umat Islam menunaikan ibadah haji sebelum usia 50 tahun, dan petugas lebih memberikan perhatian kepada jemaah dengan usia lebih dari 50 tahun, jenis kelamin laki-laki, yang berangkat pada gelombang kedua dengan riwayat penyakit terdiagnosis pada pemeriksaan kesehatan tahap akhir/embarkasi dan terdiagnosis penyakit sistem pernapasan, penyakit infeksi dan parasit lain. Kelengkapan dan validitas data yang dihimpun oleh sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan tahun 2012 M sudah baik namun masih terdapat kelemahan diantaranya kemampuan penegakan diagnosis penyakit pada pemeriksaan kesehatan jemaah haji di setiap tingkat pelayanan, kemampuan penegakan diagnosis penyakit yang menjadi penyebab kematian oleh petugas kesehatan haji di setiap tingkat pelayanan, kemampuan menghimpun, melakukan rekapitulasi data yang lengkap serta akurat oleh petugas siskohatkes dan petugas surveilans pada setiap tingkat pelayanan kesehatan haji tahun 2012 M.

The mortality rate of ordinary Indonesian Hajj Pilgrims in 2012 AD is 2,13 ?. This research conducted to the 161.619 ordinary Indonesian Hajj Pilgrims in 2012 AD. Design of the studywas cross-sectional studies. The sources of basic data for analisis were integrated computerization data in 2012 AD. Analysis for done using cox regression.
Factor that contribute to the death of ordinary Indonesian Hajj Pilgrims are sex, age and diagnosis of deseases from the last diagnosis. The men have 1,4 time risk of death (95% CI: 1,12-1,66) p=0,00 compared to the women. The older pilgrims they have higher risk to die. The pilgrims of 50-59 years old have 3,6 time risk of death (95% CI: 2,26-5,77) p= 0,00, The pilgrims of 60-69 years old have 6,3 time risk of death (95% CI: 3,90-10,08) p= 0,00, The pilgrims of more then 69 years old have 16,1 time risk of death (95% CI: 10,03-25,82) p= 0,00 compared to those less then 50 years old. Pilgrims who have many diagnosis of disease they have higger risk for death. Pilgrims with one diagnosis of disease have 1,2 times risk of death (95% CI: 0,89-1,64) p= 0,22, pilgrims with two diagnosis of diseases have 1,5 times risk of death kali (95% CI: 1,12-2,14), pilgrims have more than two disease they have 2,9 times risk of death (95% CI: 7,1,80-4,54) p= 0,00 compared to healthy pilgrims or pilgrims without diagnosis of disease.
Hajj pilgrims who have lung diseases have 1,54 times risk of death (95% CI: 1,06-2,22) p=0,023 compared to those pilgrims who have lung disease, Hajj pilgrims who have lung diseases have 1,96 times risk of death kali (95% CI: 1,10- 3,50) p=0,02 compared to those pilgrims who have infection disease and other parasit. Muslims should perform the pilgrimage before the age of 50 years and officers pay more attention to the congregation with more than 50 years of age, male sex, which set off the second wave with a history of disease diagnosed at late stage medical examination/embarkation and disease diagnosis system respiratory, infectious disease and other parasites.
Completeness and validity of data collected by a computerized system of integrated health pilgrimage in 2012 AD was good but there are still weaknesses include the ability of the diagnosis of diseases in health examination pilgrims at every level of service, the ability to diagnosis the disease was the cause of death by health care workers in Hajj every level of service, the ability to collect, perform a complete data summary and accurately by siskohatkes officers and surveillance officers at every level of health care Hajj in 2012 AD."
2013
T39189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Widya Putri
"Persebaran sekolah dasar di Kota Depok, Jawa Barat, tidak hanya berada di lingkungan permukiman. Hal tersebut mempengaruhi pola perjalanan mandiri anak, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak di kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku spasial dari perjalanan mandiri anak di Kota Depok serta faktor-faktor yang berkorelasi. Data penelitian diperoleh dari 9 sekolah dasar yang menjadi sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, penulisan narasi, dan menggambar situasi sekolah, yang dilakukan oleh anak-anak kelas 4 SD. Analisis data dilakukan dengan metode analisis keruangan yang diperkuat dengan analisis chi-square.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan antara kegiatan penduduk di sekitar sekolah dengan jenis moda transportasi yang dipilih anak. Jarak perjalanan juga mempengaruhi jenis moda transportasi. Semakin jauh jarak perjalanan anak, semakin terbatas moda transportasi yang digunakan.
Dari hasil analisis, kesimpulan yang didapat adalah lokasi sekolah mempengaruhi pola spasial perjalanan mandiri anak. Sebaran sekolah yang berada di lokasi dengan tingkat keramaian yang tinggi belum menunjukkan bahwa Kota Depok merupakan kota yang berpihak kepada kemandirian anak dalam melakukan perjalanan ke sekolah, yang merupakan salah satu aspek program Kota Layak Anak.

Distribution of elementary schools in Depok City, West Java, is not only located in settlement area. This situation influences the pattern of children's independent mobility, which is one of aspects in Children Friendly City program in that city. This research aimed to discover the spatial behavior pattern of children's independent mobility in Depok City and the factors that have correlation with it. There are 9 elementary schools which became sample in this research. The data gathering was done by questionnaire filling, narration writing, and drawing school situation that was done by children in 4th grade. Data analysis was done using spatial analysis which was strengthened by chi-square analysis.
As the result, there is correlation between resident's activity around the school and transportation mode that is chosen by children. Trip distance also influences the type of transportation mode. The further children's trip distance, the more limited transportation mode that can be used.
From the analysis result, it is concluded that school location influences spatial pattern of children independent movement. Distribution of schools that are located in places with high crowd level shows that Depok City hasn't taken side with children?s independence in doing trip to school as aspect of Children Friendly City program.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Salsabila
"ABSTRAK
Tulisan ini membahas mengenai pariwisata ziarah, Desa Pulokalapa, Karawang, Jawa Barat. Kegiatan pariwisata di Desa Pulokalapa memberikan keuntungan bagi komunitas masyarakat dalam meningkatkan taraf hidupnya. Kebermanfaatan ekonomi tersebut memprakasai masyarakat Desa Pulokalapa dalam berpartisipasi terhadap pengelolaan pariwisata yang ada di desanya. Masyarakat Desa Pulokalapa sebagai subyek pariwisata untuk mencapai hasil yang optimal, harus mampu memasarkan destinasi wisata di daerahnya dengan sesuatu yang menarik. Pengelolaan wisata dengan mengandalkan pada situs makam saja tidak cukup dalam mendongkrak kunjungan wisatawan. Strategi yang dilakukan masyarakat Desa Pulokalapa yaitu mencoba menyinergikan situs makam dengan folklor. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi partisipasi, wawancara mendalam dan studi pustaka.

ABSTRACT
This thesis examines the tourism of Syeikh Quro s tomb in Pulokalapa Village, Karawang, West Java. Tourism activities in Pulokalapa Village provide benefits for the community in improving their standard of living. These economic benefits initiated the Pulokalapa Village community to participate in tourism management in their villages. The Pulokalapa Village community should be able to advertise their tourist destinations with something interesting to achieve the optimal results as tourism subjects. Managing tourism by relying on grave sites is not enough to boost tourist visits, so strategic actions are needed in building tourism. One of the strategies carried out by the Pulokalapa Village community is to try to synergize local wisdom (folklore) by reactivating narratives to build a tourism image in their area. Packaging tourism potential narrated by managers and village communities collectively to the visitors in tourism practices. The narrative of folklore by the people of Pulokalapa Village is used to legitimize the sacred value in tourist destination sites that they have as an attraction for tourism. The research method used in this research is participant observation, in depth interviews and literature study."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>