Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164999 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laras Mira Safitri
"ABSTRAK
Prehipertensi pada remaja berperan penting terhadap peningkatan risiko kejadian hipertensi pada masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan dominan terhadap prehipertensi pada remaja usia 14-17 tahun di SMA Al-Azhar 3 Jakarta berdasarkan jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi IMT/U , aktivitas fisik, asupan natrium, durasi tidur, dan kebiasaan merokok. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan melibatkan 142 responden kelas X dan XI. Instrumen yang digunakan, yaitu kuesioner, sfigmomanometer merkuri dan stetoskop, timbangan digital, dan microtoice. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi sebanyak 40,8 . Terdapat hubungan yang bermakna pada variabel jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi IMT/U , asupan natrium, dan durasi tidur. Status gizi IMT/U terutama status gizi gemuk merupakan faktor dominan kejadian prahipertensi dengan odds ratio sebesar 5,998. Dianjurkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan desain penelitian yang berbeda, sampel yang lebih banyak, dan variabel lainnya yang belum pernah diteliti pada penelitian yang serupa.

ABSTRAK
Prehypertension among adolescenses plays important role on raising the risk of hypertension among adults. The purpose of this study is to know the related and dominant factors of prehypertension among 14 17 years old adolescence in SMA Al Azhar 3 Jakarta based on sex, family history of hypertension, nutritional status BMI , physical activiy, sodium intake, and sleep duration, and smoking habit. This study used cross sectional design. Total of 142 respondents from grade X and XI were included in this study. Instruments used are questionnaires, mercury sfigmomanometer, stethoscope, digital scales, and microtoice The result of study shows that prehypertension prevalence is 40.8 . There is significant correlation in sex, family history of hypertension, nutritional status BMI , sodium intake, and sleep duration. Nutritional status BMI , especially overweight, is the dominant factor of prehypertension with odds rasio of 5.998. It is suggested to measure other variables that have not been measured in similiar research."
2017
S67067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffani Managam Victoria
"ABSTRAK
Kebugaran kardiorespiratori yang buruk dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit kardiovaskular. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebugaran kardiorespiratori pada remaja masih tergolong rendah. Pengukuran VO2max secara langsung dinilai memerlukan waktu lebih banyak, peralatan yang mahal serta tenaga pelaksana terlatih. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk model prediksi nilai VO2max pada kelompok usia remaja di SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta. Desain studi pada penelitian ini adalah cross-sectional dengan variabel dependen yaitu VO2max dan variabel independen yaitu jenis kelamin, status gizi IMT dan PLT , aktivitas fisik dan asupan zat gizi. Penelitian dilakukan terhadap 172 siswa yang terdiri dari 100 laki-laki dan 72 perempuan dengan rentang usia 14-17 tahun. Nilai estimasi VO2max diukur dengan metode 20-m shuttle run test Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin, status gizi IMT dan PLT , aktivitas fisik, asupan gizi makro protein dan lemak dan asupan gizi mikro vitamin B2 dengan nilai estimasi VO2max. Model prediksi dibentuk melalui analisis multi regresi linier R2= .975 VO2max = 61,5 ndash; 4,2 JK ndash; 0,1 PLT 0,99 AF 0,007 L ndash; 0,96 IMT . Nilai VO2max yang juga menggambarkan kebugaran kardiorespiratori dapat ditingkatkan dengan memiliki status gizi dan asupan gizi yang baik, serta aktivitas fisik secara teratur.

ABSTRACT
Low level of cardiorespiratory fitness would higher the risk of adolescents to have cardiovascular disease. Some studies show that cardiorespiratory fitness level in adolescent is still relatively low. A direct measurement of VO2max requires more time, high cost equipment and trainned personel.The purpose of this study was to develop a VO2max prediction model for adolescents in SMA Islam Al Azhar 3 Jakarta. A cross sectional design study was used with VO2max as the dependent variable meanwhile sex, body mass index, body fat percentage and dietary intake as the independent variables. Participants were 172 students consist of 100 boys an 72 girls aged 14 17 years. VO 2 max was measured using an indirect measurement, 20 m shuttle run test. Sex, body mass index, body fat percentage, physical activity and dietary intake protein, fat, and vitamin B2 were significantly related to VO2max. Multilpe regression analysis resulted in the development of following prediction model R2 .975 VO2max 61,5 ndash 4,2 JK ndash 0,1 PLT 0,99 AF 0,007 L ndash 0,96 IMT . VO2max which also describes a person rsquo's cardiorespiratory fitness could be improved by having a normal nutritional status, adequate dietary intake and increased physical activity."
2017
S67254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Vitria Camelia
"ABSTRAK
Pengukuran tekanan darah menjadi sangat penting, karena banyak kasusnya yang tidak terdeteksi sehingga pengukuran tekanan darah secara rutin. Kasus pre hipertensi pada remaja cukup tinggi berdasarkan hasil dari Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 5,3 . Diperlukan pengukuran pengganti yang akurat dan mudah sebagai pengganti alat pengukur tekanan darah. Tujuan penelitian untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki korelasi dan validitas optimal untuk mendeteksi kasus pre hipertensi pada siswa-siswi SMA Islam Al-Azhar 3 Jakarta berserta cut-off point nya. Desain penelitian adalah cross sectional dengan teknik pengambilan sampel metode stratified random sampling. Penelitian dilakukan terhadap 180 siswa dan siswi kelas X dan XI yang terdiri dari 109 laki-laki dan 71 perempuan. Kesimpulannya IMT menurut umur menjadi ukuran antropometri pengganti terbaik untuk memprediksi prehipertensi pada remaja remaja dengan cut off point yang dapat digunakan yaitu 0,880 SD untuk remaja laki-laki dan 0,325 SD untuk perempuan.

ABSTRACT
Blood pressure measurement becomes very important, because many cases are not detected so that the blood pressure measurement routinely. Pre hypertensive cases in adolescents are quite high based on the results of Riskesdas in 2013 of 5.3 . An accurate and easy replacement measurement is needed instead of a blood pressure measuring device. The purpose of this research is to know the size of the substitution that has the correlation and the optimal validity to detect pre hypertension cases in the Islamic high school students of Al Azhar 3 Jakarta along with its cut off point. The research design was cross sectional with stratified random sampling method. The study was conducted on 180 students and students of class X and XI consisting of 109 men and 71 women. The IMT conclusion by age has been the best anthropometric replacement measure for predicting prehypertension in adolescent adolescents with cut off points that can be used ie 0.880 SD for male adolescents and 0.325 SD for women."
2018
S69831
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venna Rahmawati Fatimah
"Gangguan perilaku makan yang didefinisikan sebagai perilaku makan yang tidak normal seperti praktik dari penggunaan obat pencahar, bingeing, membatasi asupan makan dan metode tidak memadai lainnya untuk menurunkan atau mengontrol berat badan dengan frekuensi terjadinya kurang dari yang dibutuhkan untuk memenuhi kriteria penuh untuk didiagnosis sebagai perilaku makan menyimpang menjadi semakin umum dilakukan oleh remaja SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gangguan perilaku makan pada siswi di SMAI Al-Azhar 4 Kemang Pratama Kota Bekasi Tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif observasional dengan desain studi cross sectional. Responden (n=150) diminta untuk mengisi kuesioner terkait gangguan perilaku makan, citra tubuh, riwayat diet, rasa percaya diri, peran orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa. Selain itu, dilakukan juga pengukuran antropometri yang meliputi penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan untuk melihat Indeks Massa Tubuh (IMT) responden. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 32,7% responden mengalami gangguan perilaku makan. Selain itu, terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh, riwayat diet, pengaruh orang tua, pengaruh teman dan pengaruh tokoh di media massa terhadap gangguan perilaku makan. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan gizi dan kewaspadaan terhadap gangguan perilaku makan.

Disordered eating which is defined as troublesome eating behaviors, such as purgative practices, bingeing, food restriction, and other inadequate methods to lose or control weight, which occur less frequently or are less severe than those required to meet the full criteria for the diagnosis of an eating disorder is getting more common to be carried out by high school student. This study aims to find out the factors that related with disordered eating in female student of Al-Azhar 4 Islamic Senior High School Kemang Pratama Bekasi 2016. This study was conducted using quantitative method with cross sectional study design. Respondents (n=150) asked to fill the quetioner about eating disorder, body image, diet experience, self-confidence, parent?s role, friend?s influence, and public figure?s influence in the mass media. In addition, it also conducted antropometri measurement which includes weight measurement and height measurement to see respondent?s Body Mass Index (BMI). The result of this study shows that 32,7% respondents experience disordered eating. The variables that shown significant relation were body image, dieting behavior history, parent?s role, peer influence, and public figure?s influence in the mass media. Therefore, it needs the effort of nutrition education to increase the knowledge about nutrition and the awareness toward disordered eating."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63601
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Rizky Zakiyah
"Alat ukur persen lemak tubuh yang akurat dinilai mahal dan memiliki prosedur yang sulit, sehingga dibutuhkan alternatif lain untuk menilai persen lemak tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang paling akurat dalam mendeteksi kasus overweight dengan menggunakan BIA sebagai golden standard. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017 pada remaja di SMA Al-Azhar 3 Jakarta usia 14-17 tahun dengan jumlah sampel sebesar 107 laki-laki dan 71 perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan IMT/U memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi pada kedua jenis kelamin r=0,88. Validitas yang paling baik dalam mendeteksi kasus overweight juga ditunjukkan oleh pengukuran IMT/U pada kedua jenis kelamin, dengan cut-off points pada laki-laki sebesar 0,77 SD Se:86,6 ; Sp:85,0 ; NPP:89 ; NPN: 81 ; LR :5,77; LR-:0,16 . Pada perempuan memiliki cut-off points IMT/U sebesar 0,09 SD Se:93,1 ; Sp:95,0 ; NPP:95 ; NPN:96 ; LR :13,80; LR-:0,05.

Accurate instruments to measure percent body fat are expensive and have difficult procedures, so another alternative to measure percent body fat are needed. This study aims to obtain the most accurate anthropometric measurement in evaluating overweight with BIA as a golden standard. This study was conducted in April May 2017 and the respondents are adolescent in Senior High School Student of Al Azhar 3 Jakarta 14 17 years old with a total number of respondents were 107 boys and 71 girls. This study is a cross sectional design.
The results showed that BMI age had the highest coefficient correlation value in both sexes r 0,88. In addition, BMI age also had the best validity in detecting overweight in both sexes, with a cut off points 0,77 SD Se 86,6 Sp 85,0 PPV 89 NPV 81 LR 5,77 LR 0,16 in boys and 0,09 SD Se 93,1 Sp 95,0 PPV 95 NPV 96 LR 13,80 LR 0,05 in girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonitah Azzahra
"ABSTRAK
Hipertensi pada remaja semakin meningkat dan menyebabkan peningkatan berbagai penyakit degeneratif lainnya ketika dewasa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang paling berhubungan terhadap kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja usia 15-18 tahun di SMA Negeri 3 Kisaran Kabupaten Asahan Sumatera Utara tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional yang dilakukan pada 145 responden kelas X dan XI. Variabel dependen yang diteliti adalah hipertensi dan prehipertensi sedangkan variabel independen yang diteliti adalah jenis kelamin, riwayat hipertensi keluarga, status gizi, asupan energi, asupan lemak, asupan natrium, asupan serat, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, keadaan stres dan durasi tidur.
br>
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi prehipertensi 42,1% dan hipertensi 12,4%. Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat perbedaan bermaknan antara prehipertensi dan hipertensi berdasarkan jenis kelamin (p value = 0,005), riwayat hipertensi keluarga (p value = 0,040), status gizi (p value = 0,012), asupan lemak (p value = 0,036), asupan natrium (p value = 0,031), asupan serat (p value = 0,010), aktivitas fisik (p value = 0,044), keadaan stres (p value = 0,043), dan durasi tidur (p value = 0,023). Sedangkan bedasarkan analisis multivariat, faktor dominan kejadian prehipertensi dan hipertensi adalah aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk meneliti hubungan kasualitas pada faktor-faktor tersebut dan untuk mencari apakah ada faktor dominan lain yang berhubungan dengan kejadian prehipertensi dan hipertensi pada remaja. Peneliti menyarankan agar siswa rutin melakukan pengukuran tekanan darah setidaknya sebulan sekali, aktif berolahraga paling sedikit tiga kali seminggu, memantau berat badan minimal sebulan sekali untuk memantau status gizi baik, dan menjaga asupan zat gizi dengan mengonsumsi makanan sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

ABSTRACT
Hypertension in adolescents has increased and led to an increase in various other degenerative diseases when adults. The purpose of this study was to determine the most dominant factor that related to the incidence of prehypertension and hypertension in adolescents aged 15-18 years old at SMA Negeri 3 Kisaran Asahan District North Sumatra in 2016. The study used cross-sectional design which was conducted on 145 respondents of 10th and 11th grader. The dependent variables in this study is hypertension and prehypertension, while independent variables were gender, family history of hypertension, nutritional status, energy intake, fat intake, sodium intake, fiber intake, physical activity, smoking, stress and sleep duration.
The results showed that the prevalence of prehypertension and hypertension were 42,1% and 12,4% respectively. Based on the bivariate analysis, there were significant differences between prehypertension and hyepertension based on sex (p value = 0,005), family history of hypertension (p value = 0,040), nutritional status (p value = 0,012), fat intake (p value = 0,036), sodium intake (p value = 0,031), fiber intake (p value = 0,010), physical activity (p value = 0,044), stress (p value = 0,043), and sleep duration (p value = 0,023). While based on the multiariate analysis, the dominant factor of prehypertension and hypertension was physical activity.
Further research is needed to examine the relationship of causality on these factors and to explore whether there other dominant factor of prehypertension and hypertension among adolescents. The author suggests that the students should routinely check the blood pressure measurements at least once a month, exercise at least three times a week, monitoring the body weight at least once a month to maintain good nutrional status, and keep the intake of nutritionts by eating foods according to balanced nutriotional guidelines.
"
2016
S63406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Purnamasari
"Skripsi ini membahas hubungan umur menarche dan faktor-faktor lainnya (asupan gizi, konsumsi minuman manis, dan aktivitas fisik) dengan kejadian overweight pada remaja perempuan (13-15 tahun). Metode yang digunakan adalah studi analitik kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Penelitian dilakukan di SMPI Al-Azhar 4 Kemandoran, Jakarta Selatan pada bulan April 2013 dengan jumlah responden sebanyak 107 siswi. Data umur menarche dan konsumsi minuman manis diperoleh melalui pengisian kuesioner mandiri, asupan gizi diperoleh dari wawancara food recall 24 jam, dan aktivitas fisik diukur menggunakan Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C).
Uji statistik yang digunakan pada penelitian adalah uji-T independen. Dari 107 responden, sebanyak 38,3% mengalami overweight. Umur menarche dan asupan lemak memiliki hubungan yang bermakna secara signifikan dengan overweight (p< 0,05). Responden yang mengalami overweight memiliki rata-rata umur menarche lebih muda (11,53 tahun) dan rata-rata asupan lemak lebih tinggi (66,15 gram/hari). Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara asupan energi, karbohidrat, protein, serat, konsumsi minuman manis, dan aktivitas fisik dengan kejadian overweight.

The aim of this study was to determine the association between age at menarche and the other determinants (dietary intake, sugary drinks consumption, and physical activity) with overweight in adolescent girls (13-15 years old). This study was a quantitative analytic research with cross-sectional design. The study was held at Al-Azhar 4 Kemandoran Junior High School, South Jakarta in April 2013, recruiting 107 female students as participants. Age at menarche and sugary drinks consumption were reported through self-administered questionnaire, dietary intake was obtained using 24-hours food recall interview, and physical activity was measured using Physical Activity Questionnaire for Older Children (PAQ-C).
Independent T-test was used to identify the association between independent and dependent variables. Among 107 participants, 38,3% were overweight. Age at menarche and fat intake were significantly associated with overweight (p< 0,005). The overweight participants had earlier age at menarche (11,53 years old) and higher fat intake (66,15 gram/day). Meanwhile, the association between energy, carbohydrate, protein, fiber intake, sugary drinks consumption, and physical activity were found to be not significantly associated with overweight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Arifatuz Zulfiyah
"Hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih dari P95 sesuai jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja secara global diduga disebabkan karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja dengan obesitas berisiko sepuluh kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki korelasi antara tekanan darah dengan obesitas, yang direpresentasikan oleh indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan massa lemak tubuh, pada remaja yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Subjek penelitian terdiri dari 66 remaja berusia 14-17 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari P95 berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tiga puluh dua (48,5%) dari 66 remaja obesitas pada penelitian ini mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebanyak 25,8% dan hipertensi diastolik sebanyak 31,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh, namun berkorelasi positif dengan lingkar pinggang (r = 0,218, p <0,05) dan berkorelasi negatif dengan massa lemak tubuh (r = -286, p <0,05). Tekanan darah diastolik tidak berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, namun berkorelasi positif dengan indeks massa tubuh (r = 0,223, p <0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas di Jakarta memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi dan tekanan darah sistolik berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, sementara tekanan darah diastolik berkorelasi dengan indeks massa tubuh.

Hypertension in adolescents is elevation of systolic and/or diastolic blood pressure in the P95 or greater based on gender, age, and stature. The increased global prevalence of hypertension among adolescents is thought to be the result of the increasing prevalence of childhood obesity. Obese adolescents have tendencies to have hypertension ten times greater that the normoweights. This research is conducted to determine the correlation between blood pressure and obesity, which is presented as body mass index, waist circumference, and body mass fat, in obese adolescents. Using cross-sectional study, from secondary data collection, we found 66 adolescents age 14-17 years old in which body mass index are in the P95 or greater based on gender and age. Thirty-two (48,5%) adolescents have hypertension, where 25,8% adolescents have systolic hypertension and 31,8% adolescents have diastolic hypertension. Bivariate analysis shows that systolic blood pressure does not correlate with body mass index but positively correlates with waist circumference (r = 0,233, p <0,05) and negatively correlates with body mass fat (r = -286, p ≤0,01). Diastolic blood pressure does not correlate with waist circumference and body mass fat but positively correlates with body mass index (r = 0,223, p <0,05). It can be concluded that the prevalence of hypertension in obese adolecsents in Jakarta is high and systolic blood pressure has a weak correlation with waist circumference and body mass fat while diastolic blood pressure has a weak correlation with body mass index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Alifia Safitri Febriyani
"Ketidakbugaran pada remaja memiliki hubungan yang erat dengan risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap status kebugaran di SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Desain studi yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional yang dilakukan pada 116 responden usia 15-17 tahun. Status kebugaran didapatkan dengan mengklasifikasikan nilai estimasi VO2max menggunakan rumus Matsuzaka et al (2004). Metode yang digunakan untuk mendapatkan nilai estimasi VO2max adalah tes 20-m shuttle run, yaitu tes lari bolak-balik dalam lintasan 20 meter dengan mengikuti instruksi nada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61,2% siswa tidak bugar. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan terhadap status kebugaran pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan karbohidrat, dan asupan zat besi. Faktor dominan terhadap status kebugaran siswa SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten adalah IMT/U, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, dan asupan energi. Status gizi kegemukan dapat menyebabkan ketidakbugaran pada remaja.

Unfit adolescents associated with high risk of cardiovascular disease. The primary purpose of this study is to determine the dominant factor of physical fitness level among students at Al-Azhar 2 Pejaten Islamic High School, Jakarta Selatan. 116 students aged 15-17 years old were participated in this cross sectional study. Physical fitness level was determined by grouping the value of estimated VO2max obtained by Matsuzaka et al (2004) formula. Value of estimated VO2max measured using 20-m shuttle run test method, where the participants were asked to run back and forth in 20 meters track following audio instruction.
The result shows that 61,2% students are unfit. Variables that have significant relationship with physical fitness level are gender, nutritional status (BMI-for-age and body fat percentage), carbohydrate intake, and iron intake. Dominant variable in determining physical fitness level of Al-Azhar 2 Islamic High School Students is BMI-for-age, after being controlled by gender, body fat percentage, physical activity, and energy intake.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60248
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Isnaeni
"Kegemukan merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap kejadian kegemukan pada siswa SMA Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 128 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga Mei 2015. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri (meliputi berat dan tinggi badan), kuesioner mandiri dan wawancara food recall 3x24 jam. Adapun variabel yang diteliti adalah indeks massa tubuh menurut umur (IMT/U), jenis kelamin, asupan zat gizi, aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi makanan cepat saji, kebiasaan konsumsi minuman manis, kebiasaan sarapan serta pengetahuan gizi.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kegemukan sebesar 31,2% dan terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, asupat serat dan kebiasaan konsumsi minuman manis dengan kejadian kegemukan (p-value < 0,05), dimana kebiasaan konsumsi minuman manis merupakan faktor dominan kegemukan.

Overweight is a common health problem in adolescent. This study aimed to identify the dominant factor associated with overweight among student at Al-Azhar 2 Islamic High School Pejaten, South Jakarta 2015. This study used a cross-sectional design with total sample 128 students. This research was conducted in April until May 2015. The data were collected by anthropometry measurements (consist of weight and height), self-administered questionnaire and food recall 3x24 hours interview. The variables studied were BAZ, sex, nutrient intake (energy, protein, carbohydrate, fat and fiber intake), physical activity, fast food consumption, sweetened beverages consumption, breakfast habit and nutrition knowledge.
The result showed that the prevalence of overweight was 31,2%, and there was a significant correlation between sex, fiber intake and consumption of sweetened beverages with overweight (p-value < 0,05) and consumption of sweetened beverages as the dominant factor of overweight.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>