Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Litha Almira Hediati
"Hubungan yang terjalin antara lansia dan anaknya yang tinggal bersama akan lebih kuat dan terlihat interaksinya sehingga dapat berdampak pada psychological well-being-nya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui korelasi kualitas hubungan lansia dan anaknya yang tinggal bersama dengan psychological well-being pwb lansia. Kualitas hubungan terdiri dari kualitas hubungan positif dan negatif. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah convenience sampling dengan sampel sebanyak 102 orang lansia. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kualitas hubungan lansia dan anaknya adalah Positive and Negative Social Exchanges PANSE dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB untuk mengukur pwb pada lansia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang positif dan signifikan antara kualitas hubungan positif dengan pwb lansia. Kemudian, terdapat korelasi yang negatif dan signifikan antara kualitas hubungan negatif dengan pwb lansia r = -0,335, N = 102, p < 0,01, one-tailed . Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin besar perilaku tidak simpatik, sikap ikut campur, kegagalan untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan, serta pengabaian/penolakan yang diperoleh dari anak, maka semakin rendah psychological well-being lansia, dan begitu pula sebaliknya.

The relationship that exists between older parent and their child in co residence living will have a salient and stronger interaction so that it may affect their psychological well being. This research was conducted to find the correlation of older parent their child relationship quality in co residence living and their psychological well being pwb. Relationship quality consists of positive and negative quality. The sampling technique used in this research was convenience sampling and sample counted were 102 participants. Older parent their child relationship was measured by using Positive and Negative Social Exchanges PANSE Measurement and psychological well being was measured by using Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB.
The main result indicated positive and not significant correlation between positive quality and pwb. Then, negative and significant correlation between negative quality and pwb r 0,335, N 102, p 0,01, one tailed . The result showed that the greater the unsympathetic behavior, intrusion, failure to provide needed help, and rejection reglect from the child, then the lower the psychological well being of older parent, and vice versa.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S70059
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annies Sekar Firdausi
"Data statistik menunjukkan sebagian besar lansia di Indonesia masih berperan sebagai kepala rumah tangga, dimana tanggung jawab yang berat sebagai kepala keluarga dapat menurunkan psychological well-being. Literatur-literatur sebelumnya menemukan dampak positif maupun negatif dari tinggal bersama coresidence anak dengan psychological well-being lansia, namun literatur yang meneliti mengenai faktor dalam hubungan lansia dan anak yang tinggal bersama masih terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan persepsi kedekatan dan tingkat psychological well-being pada lansia yang tinggal bersama anak. Alat ukur Relationship Closeness Inventory RCI dan Ryff's Scale of Psychological Well-Being RSPWB diadministrasikan pada 102 orang partisipan lansia yang tinggal bersama anak.
Ditemukan bahwa semakin tinggi persepsi kedekatan dengan anak akan menurunkan psychological well-being lansia yang tinggal bersama r = -.114, p > .05. Selain itu, juga ditemukan bahwa tipe living arrangements akan memengaruhi persepsi kedekatan dan psychological well-being lansia.

National statistics showed majority of older people in Indonesia still took the role as a head of family, which was burdening and could give detrimental effects for older people's psychological well being. Although previous studies had found both beneficial and detrimental effects of coresidence with adult children for older parents psychological well being, there were still limited findings on factors that could affect relationship between parents and their adult children in coresidence living.
Purpose of this study was to seek whether perceived closeness with their adult children would be correlated with older parents psychological well being. Relationship Closeness Inventory RCI and Ryff's Scale of Psychological Well Being RSPWB were administered to 102 older parents who had coresidence living with their adult children.
Findings of this study was the increasing of perceived closeness with adult children was followed by the decreasing of older parents'psychological well being, but not significant r .114, p .05 . Furthermore, types of living arrangements were found as a factor which contributed to older people's perceived closeness and psychological well being.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S67146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Andyan Pinasthi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai hubungan antara
psychological well-being dan self-perception of aging pada lansia dengan penyakit kronis.
Psychological well-being didefinisikan sebagai kesejahteraan yang terdiri dari selfacceptance,
personal growth, purpose in life, positive relations with others, environmental
mastery, dan autonomy (Ryff & Keyes, 1995), sedangkan self-perception of aging
merupakan pandangan individu terhadap penuaan yang mereka alami dan persepsi serta
sikap subjektif lansia terhadap penuaan mereka sendiri (Lawton, 1975 dalam Kim, Jang &
Chiriboga, 2012). Banyak penelitian sebelumnya yang berasumsi bahwa self-perception of
aging merupakan salah satu prediktor dari psychological well-being. Namun, belum ada
penelitian yang melihat hubungan antara keduanya pada lansia dengan penyakit kronis,
khusunya di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 110 lansia dengan penyakit kronis
dengan menggunakan alat ukur Ryff’s Scale of Psychological Well-Being (RSPWB) dan
sub skala Attitudes Toward Own Aging dari Philadelphia Geriatric Center Morale. Dalam
penelitian ini ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara psychological wellbeing
dan self-perception of aging (r = 0,203) pada LoS 0,05.

ABSTRACT
This study aims to investigate the relationship between psychological well-being and selfperception
of aging on elderly with chronic illness. Psychological well-being is defined as
welfare that consists of self-acceptance, personal growth, purpose in life, positive relations
with others, environmental mastery, and autonomy (Ryff & Keyes, 1995), whereas selfperception
of aging is an individual perspective towards the aging process they experience
and the subjective attitude of elderly regarding their own aging process (Lawton, 1975 in
Kim, Jang & Chiriboga, 2012). Previous studies assumed self-perception of aging as one
of the predictor of psychological well-being, but there is not much of attention to see the
correlation between them especially in Indonesian older adults with chronic illness. 110
older adults with chronic illness are involved in this study using Ryff’s Scale of
Psychological Well-Being (RSPWB) and Attitudes Toward Own Aging sub scale of
Philadelphia Geriatric Center Morale and it is found that psychological well-being and
self-perception of aging correlates positively and significantly (r = .203; p<.05)."
Lengkap +
2015
S59132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gloryka Ednadita
"Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan ada/tidaknya perbedaan psychological well-being antara lansia pemilik dan lansia non-pemilik hewan peliharaan. Psychological well-being diukur menggunakan adaptasi alat ukur Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1995). Partisipan pada penelitian ini adalah 62 lansia yang terdiri dari 31 lansia pemilik dan 31 lansia non-pemilik hewan peliharaan.
Hasil utama penelitian ini menunjukkan meskipun tidak terdapat perbedaan psychological well-being yang signifikan, terdapat perbedaan yang signifikan pada salah satu dimensinya, yakni purpose in life, antara lansia pemilik dan lansia non-pemilik hewan peliharaan (t = 3,776; p = 0,000, signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya, kepemilikan hewan peliharaan diikuti dengan purpose in life yang lebih tinggi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dalam pengembangan upaya upaya peningkatan psychological well-being pada lansia.

This research was conducted to examine the differences in psychological well-being between older adults pet owner and non-pet owner. Psychological well-being was measured using an adaptation of instrument named Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1995). The participants of this research were 62 older adults of 31 pet owners and 31 non-pet owners.
The main results of this research showed that while there is no difference in psychological well-being, there is significant diference in one of its dimensions, purpose in life, between older adults pet owner and non-pet owner (t = 3,776; p = 0,000, significant in L.o.S 0,01). That meant owning pet would be followed with higher purpose in life. This result may be taken for consideration when developing ways to promote psychological well being in older adults.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rizky Ramdhana
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas attachment dan psychological well-being pada remaja dari keluarga miskin perkotaan. Attachment dibagi dalam dua kelompok figur yang paling dekat diusia remaja yakni orangtua dan peer. Variabel kualitas attachment pada orangtua dan peer diukur menggunakan The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) yang terdiri dari masing-masing 12 item pada bagian orangtua dan peer yang mencakup dimensi communication, trust dan alienation.
Alat ukur ini telah divalidasi dan diterjemahkan oleh peneliti dari alat ukur asli yang dibuat Armsden dan Greenberg (1987). Variabel lainnya yakni psychological well-being diukur dengan alat ukur self-report yang diadaptasi dari penelitian oleh Putri (2012), yang menggunakan Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). Penelitian melibatkan 122 partisipan laki-laki dan perempuan dengan proporsi yang sama berusia 11-18 tahun dan berasal dari daerah Jabodetabek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara kualitas attachment pada orangtua dan peer dengan psychological well-being dimana jika remaja memiliki kualitas attachment yang tinggi maka ia akan memiliki psychological well-being yang tinggi. Namun, dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel lain yang menjadi karakteristik partisipan seperti jenis kelamin, usia, jumlah teman, jumlah saudara kandung dan urutan kelahiran terhadap kualitas attachment dan psychological well-being.

The objective of this research is to investigate the correlation between quality of attachment and psychological well-being among adolescent from poor urban family. Attachment divided into two figure groups that closer to adolescent group, parents and peer. Quality of attachment to parents and peer was measured using used The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) which consist of 12 items each in parents's and peer's part which cover communication, trust and alienation's dimension.
This measurement is validated and translated by researcher from the original measurement created by Armsden and Greenberg (1987). Psychological well-being was measured using self-report scale which is adopted by Putri (2012) from Ryff's Scale of Psychological Well-Being (RPWB) (1989). The respondents of this research are 122 male and female adolescents with the same proportion from age 11-18 years old and living in Jabodetabek area.
The result of the research shows that quality of attachment to parents and peer with psychological well-being are significantly and positively correlated when adolescents's quality of attachment is high they will have a high score on psychological well-being too. Furthermore, this research found there is no correlation among the others variables which are the characteristics of respondents, sex, age, number of peer, number of siblings, and birth order to quality of attachment and psychological well-being.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Ramdhanu
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan antara penggunaan Internet dengan psychological well-being pada mahasiswa Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa program Sarjana Strata Satu dan Diploma Tiga Universitas Indonesia sebanyak 66 orang. Penggunaan Internet diukur dengan alat ukur Internet Attitude Scale yang dibuat oleh Eric B. Weiser pada tahun 2001.
Psychological well-being diukur dengan PWB Scale yang dikembangkan oleh Carol D. Ryff pada tahun 1995, dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh kelompok payung penelitian psychological well-being Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 2011 (Larasati, 2012). Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.362 dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 (p<0.01). Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Internet dengan psychological well-being pada Mahasiswa Universitas Indonesia.

The objective of this study was to see the correlation between Internet use and psychological well-being among Universitas Indonesia students. Participants of this research were 66 students among undergraduate and vocational program of Universitas Indonesia. Internet use was measured using Internet Attitude Scale, constructed by Eric B. Weiser in 2001.
Psychological well-being was measured using PWB Scale constructed by Carol D. Ryff in 1995, and had been adapted by psychological well-being research group of Fakultas Psikologi Universitas Indonesia in 2011 (Larasati, 2012). The coefficient of Pearson Product Moment reported was 0.362, with 0.003 significance value (p<0.01). Those numbers indicated that there was significant correlation between Internet use and psychological well-being among Universitas Indonesia Students.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Septiani
"Penelitian ini membahas mengenai gambaran psychological well-being pada remaja yang tinggal di panti asuhan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian untuk menggambarkan keadaan populasi tertentu dengan menganalisis data yang diolah menggunakan perhitungan statistik. Responden dalam penelitian ini adalah 112 orang remaja berusia 11 sampai 21 tahun yang tinggal di panti asuhan. Pengukuran psychological well-being dilakukan menggunakan Ryff’s Scales of Psychological Well-Being yang berjumlah 18 item.
Hasil penelitian menunjukkan skor rata-rata psychological well-being seluruh responden sebesar 80,79 (SD=8,604). Dimensi psychologicial well-being yang menonjol adalah dimensi personal growth, sedangkan dimensi dengan skor paling rendah merupakan dimensi positive relations with others. Selanjutnya berdasarkan analisis tambahan ditemukan perbedaan yang signifikan antara skor psychological well-being remaja yang tinggal di panti asuhan dengan sistem asrama dan sistem cottage.

This research aims to depict psychological well-being in adolescents who live in orphanage. This is a descriptive research with a quantitative approach. Respondents of this research are 112 adolescents aged 11 to 21 years old who live in orphanage. The instrument that is used to measure psychological well-being is Ryff’s Scales of Psychological Well-Being which consists of 18 items.
The result shows that the mean score of psychological well-being is 80,79 (SD=8,604). The most prominent dimension is personal growth, while the dimension with the lowest score is positive relations with others. Furthermore, this research found a significant difference between respondents who live in orphanage with boarding system and cottage system.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arindina Meisitta Widhikora
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara forgiveness dan psychological well-being pada individu yang menikah. Pengukuran forgiveness menggunakan alat ukur transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough., et al, 1998) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff’s psychological well-being scale (Ryff, 1995). Partisipan berjumlah 74 individu yang memiliki karakteristik sebagai seseorang yang terikat dalam hubungan pernikahan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara forgiveness dengan psychological well-being pada pasangan yang menikah (r = 0.318; p = 0.006, signifikan pada L.o.S. 0.01). Artinya, semakin tinggi skor forgiveness yang dimiliki seseorang, maka semakin tinggi ia menampilkan kesejahteraan secara psikologis. Berdasarkan hasil tersebut, perlu diadakan intervensi untuk meningkatkan forgiveness sebagai salah satu faktor dibalik bertambahnya psychological well-being.

This research was conducted to find the correlation between forgiveness and psychological well-being in married couples. Forgiveness was measured by using an instrument called transgression-related interpersonal motivation 12-scale form (McCullough, et al, 1998) and psychological well-being was measured by using an instrument called Ryff‟s psychological well-being scale (Ryff, 1995). The participants of this research were 74 individuals with a characteristic of currently being married.
The main result of this research showed that forgiveness is positively and significantly correlated with psychological well-being (r = 0.318; p = 0.006, significant at L.o.S. 0.01). That is, the higher the level of forgiveness in one‟s own nature, the higher that person shows psychological well-being inside oneself. Based on such results, there needs to be an intervention to increase forgiveness as one of the factors in increasing psychological well-being.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Junita
"Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara strategi coping dan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tuna ganda usia 6-12 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengukuran strategi coping menggunakan alat ukur The Way of Coping Checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maluro, & Becker, 1985) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff?s Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara strategi coping dan psychological well-being pada orang tua yang memiliki anak tuna ganda usia 6-12 tahun (R = 0.452 ; p = 0.05).

This research was conducted to investigate the correlation between coping strategies and psychological well-being among parents of children with severe disabilities aging 6-12 years old. This study used quantitative method. Coping strategies were measured by The Way of Coping Checklist (Vitaliano, Russo, Carr, Maluro, & Becker, 1985) and psychological well-being was measured using Ryff?s Psychological Well-Being Scales (Ryff, 1995). The result of this study showed that there is a significance correlation between coping strategies and psychological well-being among parents of children with severe disabilities aging 6-12 years old ( R = 0.452 ; p = 0.05)."
Lengkap +
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Priskila Hilary
"ABSTRAK
Pemusik orkestra memiliki tuntutan dan tantangan yang tinggi untuk selalu menampilkan permainan musik yang sempurna. Hal ini membuat mereka memaksa diri dalam berlatih dan memiliki toleransi yang rendah terhadap kekurangan dan kesalahan diri. Hal ini membuat pemusik orkestra memerlukan self-compassion agar tidak melakukan hal yang destruktif terhadap diri mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara self-compassion dan psychological well-being pada pemusik orkestra. Penelitian ini menggunakan metode korelasi. Pengukuran self?compassion menggunakan alat ukur Self-Compassion Scale (Neff, 2003) dan alat ukur Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff , 1989). Partisipan penelitian adalah sebanyak 104 pemusik orkestra. Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis null penelitian ditolak (rs=0.465 dan p=0.000), yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-compassion dan psychological well-being pada permusik orkestra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk merancang intervensi pelatihan self-compassion bagi pemusik orkestra agar dapat meningkatkan psychological well-being.

ABSTRAK
Orchestra musicians have a lot of demands and high challenges to always perform in a perfect way. These things make them hard on themselves when practicing and make them have a low tolerance on their inadequacies and failure. They need to be self-compassionate to themselves so that they will not do a destructive action to themselves. This study aims to look at the relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. This study uses correlation method. Self-compassion was measured using Self-Compassion Scale (Neff ,2003). Psychological well-being was measured using Ryff?s Scale of Psychological Well-Being (Ryff, 1989). The respondents of the study are 104 orchestra musicians. There is significant evidence to reject the null hypothesis (rs=0.465 dan p=0.000), which can conclude that there is a positive and significant relationship between self-compassion and psychological well-being of orchestra musicians. These results are hoped to be useful in planning interventions self-compassion training, so that they can promote their psychological well-being."
Lengkap +
2016
S63689
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>