Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157557 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ma`ulfi Hanif
"Sebagian besar bakteri patogen telah mengalami resistensi terhadap antibiotik yang sudah ada. Hal ini memicu penelitian lebih lanjut mengenai penemuan antibiotik baru, termasuk dari bahan tanaman. Skrining awal telah dilakukan mengenai daya antibakteri dari tanaman Garcinia latissima dan didapatkan ekstrak metanol dan etil asetat dari tanaman tersebut dapat menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya antibakteri dan memperoleh konsentrasi hambat minimal dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun, serta ekstrak etil asetat buah dan daun tanaman G. latissima terhadap bakteri B. subtilis. Pengujian daya antibakteri ini dilakukan dengan uji konsentrasi hambat minimal dengan metode mikrodilusi dan uji bioautografi kontak.
Hasil menunjukkan bahwa nilai konsentrasi hambat minimal KHM dari ekstrak metanol buah, kulit batang dan daun terhadap bakteri B. subtilis adalah 1.250 g/mL, 4.000 g/mL dan 10.000 g/mL. Pada ekstrak etil asetat daun dan buah menunjukkan nilai KHM sebesar 3.500 g/mL dan 2.500 g/mL terhadap B. subtilis. Hasil uji bioautografi kontak mengindikasikan keberadaan senyawa dengan daya antibakteri, yaitu senyawa yang dikategorikan bersifat polar pada semua ekstrak metanol dan etil asetat, senyawa bersifat semi polar pada semua ekstrak etil asetat dan metanol daun dan senyawa bersifat non polar pada ekstrak etil asetat daun tanaman G. latissima terhadap B. subtilis.

Almost of the bacterial pathogens get resistance to the common antibiotics. This problem triggered further research on the discovery of new antibiotics, including from plant material. The initial screening had been conducted regarding the antibacterial activity of Garcinia latissima plant and obtained that methanol and ethyl acetate extracts of this plant can inhibit the growth of Bacillus subtilis. This research aimed to test the antibacterial activity and obtain the minimum inhibitory concentration of the methanol extracts of the fruit, stem bark and leaves, with ethyl acetate extracts of fruit and leaves of the G. latissima plant against B. subtilis. The antibacterial susceptibility test was conducted by performing microdilution and contact bioautography methods.
The result showed that the minimum inhibitory concentration MIC value of methanol extract of fruit, stem bark and leaves against B. subtilis are 1.250 g mL, 4.000 g mL and 10.000 g mL, respectively. Whereas, ethyl acetate extract of leaves and fruit showed MIC value 3.500 g mL and 2.500 g mL against B. subtilis. The result of contact bioautography test indicates the presence of antibacterial compounds, there are polar compounds in methanol and ethyl acetate extracts, while semi polar compounds in ethyl acetate extracts and methanol extract of leaves and non polar compound in ethyl acetate extract of leaves of the G. latissima plant against B. subtilis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68933
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
"Penyakit infeksi bakteri memiliki prevalensi yang tinggi di negara berkembang. Selain obat-obatan kimia sintesis, herbal menjadi salah satu pilihan. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissma telah dilakukan dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba fraksi-fraksi dari eksrak metanol buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissima terhadap Bacillus subtilis. Metode yang digunakan adalah uji zona hambat menggunakan cakram kertas, uji konsentrasi hambat minimal KHM mikrodilusi, dan uji bioautografi kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua ekstrak memiliki fraksi yang potensial sebagai antimikroba. Pada uji zona hambat dan uji KHM, hasil menunjukkan fraksi yang paling potensial adalah fraksi yang cenderung bersifat semipolar. Hal itu ditunjukkan dengan diameter zona yang paling lebar yaitu 0,82 cm untuk buah; 0,89 cm untuk daun dan angka KHM mikrodilusi yang paling rendah yaitu 312,5 ppm untuk buah dan daun. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol buah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi A dengan Rf = 0-0,157; fraksi B dengan Rf = 0,114 dan 0,686; fraksi C dengan Rf = 0,257 dan 0,528; fraksi D dengan Rf = 0-0,214; dan fraksi E dengan Rf = 0-0,186. Sedangkan pada fraksi-fraksi ekstrak metanol daun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi B dengan Rf = 0,443 dan 0,557; fraksi C dengan Rf = 0,729; fraksi D dengan Rf = 0,586 dan 0,471; dan fraksi E dengan Rf = 0,686.

In developing country, bacterial infection disease has a high prevalence. Aside from synthesis chemical drugs, herbs can be also chosen as an option. Antimicrobial activity screening of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima had been tested and showed the growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima which showed the antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The methods used were inhibitory zone test with paper disk method, minimum inhibitory concentration MIC with microdilution method, and bioautography test with contact method. Results showed that both extracts contained potential fractions as antimicrobial agents. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fractions were the fractions with semi polar properties. It was shown by the widest diameter data inhibitory zone test which resulted were 0.82 cm for fruits extract fractions 0.89 cm for leaves extract fractions and the lowest MIC numbers were 312,5 ppm for both fruits and leaves extract fractions. Through bioautography test, fruits methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction A, Rf value 0 0,157 fraction B, Rf value 0,114 and 0,686 fraction C, Rf value 0,257 and 0,528 fraction D, Rf value 0 0,214 and fraction E, Rf value 0 0,186. The leaves methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction B, Rf value 0,443 and 0,557 fraction C, Rf value 0,729 fraction D, Rf value 0,586 and 0,471 and fraction E, Rf value 0,686."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Tri Lestari
"Munculnya penyakit infeksi baru dan peningkatan resistensi bakteri menimbulkan keharusan untuk menemukan antimikroba baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi antimikroba fraksi-fraksi ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima Miq. tanaman obat tradisional dari Indonesia. Aktivitas antimikroba ditentukan menggunakan metode zona hambat metode difusi cakram kertas, metode mikrodilusi secara kolorimetri, dan bioautografi kontak terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633. Hasil dari metode zona hambat menunjukkan bahwa terdapat 14 fraksi yang dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis pada konsentrasi 20 mg/mL. Berdasarkan metode mikrodilusi secara kolorimetri, fraksi O, S, H, dan T memiliki nilai KHM.

The emergence of new infectious diseases and the increase in bacterial resistance have created the necessity for development of new antimicrobials. The objective of this study was to evaluate the antimicrobial potentials of fractions from Garcinia latissima Miq. an ethnomedicinal plant from Indonesia fruits ethyl acetate extract. The antimicrobial activity was determined using agar disc diffusion method, colorimetric broth microdilution method, and contact bioautography against Bacillus subtilis ATCC 6633. The results from the disc diffusion method showed that 14 out of 22 fractions could inhibit the growth of Bacillus subtilis at a concentration of 20 mg mL. Based on a colorimetric broth microdilution method, the MIC values of O, S, H, and T fractions were"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwin Wijaya
"Kandungan Fenol pada limbah Industri Minyak dan Gas yang melebihi baku mutu lingkungan sangat membahayakan karena fenol bersifat toksik bahkan merupakan polutan yang berbahaya menurut EPA (Environmental Protection Agency) sehingga harus di-treatment terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke lingkungan. Metode pengolahan fenol secara konvensional memiliki beberapa kekurangan sehingga digunakanlah metode biodegradasi. Pada penelitian ini, bakteri pendegradasi yang digunakan adalah Bacillus subtilis C19. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah konsentrasi fenol awal, dan penambahan glukosa. Pada variasi konsentrasi fenol 10 ppm, 50 ppm, dan 100 ppm, pertumbuhan bakteri dan degradasi fenol yang paling signifikan adalah pada konsentrasi fenol 100 ppm. Pada penambahan glukosa, didapatkan glukosa memiliki sifat kompetitif terhadap fenol sehingga mempengaruhi degradasi fenol. Kinetika pertumbuhan bakteri pada berbagai konsentrasi fenol dimodelkan dengan menggunakan kinetika orde satu persamaan Monod. Kinetika laju degradasi fenol dimodelkan dengan menggunakan kinetika orde satu dan persamaan Michaelis-Menten.

Phenol concentration in Petroleum Industry that excess is hazardous because of phenol toxicity, moreover it is one of hazardous pollutan according to EPA (Environmental Protection Agency) thus pretreatment should be conducted before wastewater is discarded into environment. Conventional phenol removal methods have some disadvantages then we use biodegradation method. In this research, bacteria that we use is Bacillus subtilis C19. The variable that we use is initial phenol concentration and glucose addition. In phenol concentration variation which is 10 ppm, 50 ppm, and 100 ppm, bacteria growth and phenol degradation are most significant in phenol 100 ppm. In glucose addition, glucose has a competitive nature towards phenol thus it can affect phenol degradation. Cell growth kinetics model in various phenol concentration use first order and Monod Equation. Degradation reaction kinetics use first order and Michaelis-Menten Equation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inneke Kusanggraeni
"Berbagai masalah muncul dalam makanan dan produk pertanian yang tercemar dengan cetakan Aspergillus niger. Pertumbuhan A. niger dapat dikelola dengan metode biokontrol menggunakan senyawa antijamur yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Komposisi nutrisi merupakan faktor penting dalam proses fermentasi. Penelitian telah dilakukan terhadap produksi senyawa antijamur dari Bacillus siamensis LDR melawan dua galur A. niger ABP dan ART. Modifikasi media Czapek-Dox dengan Sumber karbon pati beras, sukrosa dan ekstrak ragi digunakan sebagai sumber karbon media fermentasi. Fermentasi dilakukan selama 10, 12, dan 14 hari dengan metode diam budaya. Uji antibiotik dilakukan dengan menggunakan filtrat fermentasi sebagai pelarut internal PDB dan PDA sedang. Hasil pengujian diukur berdasarkan biomassa pada medium cair PDB, dan diameter pertumbuhan dalam media padat PDA dari A. niger ABP dan ART. Uji Filtrat pertumbuhan antibiosis B. siamensis LDR terhadap A. niger menunjukkan ABP efektivitas tertinggi pada hari ke-10 fermentasi dengan penurunan biomassa hingga 99,20% dan penghambatan pertumbuhan diameter mencapai 83,25%. Efektivitas tertinggi terhadap A. niger ART pada hari ke-12 fermentasi dengan penurunan biomassa hingga 89,62% dan diameter penghambatan pertumbuhan mencapai 87,95%. Tes antibiotik juga dilakukan dengan metode difusi ekstrak kasar senyawa antijamur dari media fermentasi pada hari ke 12. Media diekstraksi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan etil asetat. Uji antibiotik dengan ekstrak kasar dilakukan pada konsentrasi 2.500, 5.000, 10.000, dan 20.000 ppm. Secara kualitatif, ekstrak kasar bersifat antijamur menunjukkan penghambatan pertumbuhan terhadap A. niger ABP dan HAART pada konsentrasi 2.500 ppm.

Problems arose in food and agricultural products tainted with Aspergillus niger molds. A. niger growth can be managed by biocontrol methods using antifungal compounds produced through the fermentation process. The nutritional composition is an important factor in the fermentation process. Research has been conducted on the production of an antifungal compound from Bacillus siamensis LDR against two A. niger ABP strains and ART. Modification of Czapek-Dox media with carbon sources of rice starch, sucrose and yeast extract were used as carbon sources in the fermentation medium. Fermentation was carried out for 10, 12, and 14 days with culture still method. Antibiotic test was carried out using fermentation filtrate as internal solvent of medium PDB and PDA. The test results were measured based on biomass in PDB liquid medium, and growth diameter in PDA solid media from A. niger ABP and ART. Test The antibiosis growth filtrate of B. siamensis LDR against A. niger showed the highest ABP effectiveness on the 10th day of fermentation with a decrease in biomass up to 99.20% and inhibition of diameter growth reaching 83.25%. Highest effectiveness against A. niger ART on the 12th day of fermentation with a decrease in biomass up to 89.62% and the diameter of growth inhibition reaching 87.95%. Antibiotic tests were also carried out by diffusion method of crude extract of antifungal compounds from the fermentation medium on day 12. The media was extracted by the liquid-liquid extraction method using ethyl acetate. Antibiotic assays with crude extracts were carried out at concentrations of 2,500, 5,000, 10,000, and 20,000 ppm. Qualitatively, the crude extract was antifungal and showed growth inhibition against A. niger ABP and HAART at a concentration of 2,500 ppm."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanita Haldy
"Bakteriosin merupakan suatu senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain. Bakteri Weissella confusa MBF8-1 yang telah berhasil diisolasi dari produk ampas kacang kedelai terfermentasi, diketahui memiliki aktivitas Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) terhadap bakteri Leuconostoc mesenteroides. Berdasarkan data pada GenBank, terdapat tiga jenis bakteriosin dari W.confusa MBF8-1, yaitu bakteriosin 1, 2, dan 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi dan karakterisasi salah satu bakteriosin yang dimiliki, yaitu bac2 dengan menggunakan SDS-PAGE. Dalam penelitian sebelumnya, peptida bakteriosin rekombinan Bac2 telah diklon ke Bacillus subtilis DB403. Keberadaan peptida rekombinan Bac2 telah diverifikasi dengan PCR menggunakan primer spesifik. Purifikasi dilakukan dengan menggunakan kolom afinitas HisTrap FF dan diliofilisasi dengan metode freeze-dry. SDS-PAGE digunakan untuk karakterisasi bobot molekul. Uji KHM terhadap bakteri uji Leuconostoc mesenteroides TISTR dilakukan sebagai uji aktivitas antimikroba serta konfirmasi karakterisasi. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa peptida Bac2 tidak berhasil dikarakterisasi, fraksi elusi Bac2 menunjukkan pita ukuran ± 84 kDa sedangkan kalkukasi sekuens asam amino diduga ukuran peptida Bac2 adalah 3,96 kDa. Hal ini terjadi karena terbentuknya agregat yang disebabkan oleh sifat bakteriosin. Uji KHM menunjukkan bahwa fraksi elusi Bac2 tidak memiliki aktivitas antimikroba yang potensial ketika diaplikasikan dalam bentuk bakteriosin tunggal.

Bacteriocin is a protein that has a bactericidal effect against other microorganisms. Weissella confusa MBF8-1 was isolated from waste of fermented soya and showed Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) activity against bacteria Leuconostoc mesenteroides. Based on data on the GenBank, there are three types of bacteriocin produced by W.confusa MBF8-1, Bacteriocin 1,2,3. The objective of this study is to observe the expression and characterization one of bacteriocin, that is bac2 by using SDS-PAGE. In previous study, recombinant bacteriocin peptide Bac2 was cloned into Bacillus subtilis DB403. The existence of recombinant peptide Bac2 has been successfully proved by PCR with spesific primer. Purification method have been done using HisTrap FF affinity coloumn and was liofilized using freeze-dry method. SDS-PAGE has been done to characterize its molecular mass and showed that Bac2 peptide cannot be successfully characterized. Bac2 elution fraction showed band at size ± 84 kDa while by calculation amino acid sequence the molecular mass should be 3,96 kDa. Its happened due to aggregation caused by characteristic of bacteriocin. Minimum Inhibitory concentrations (MIC) test against Leuconostoc mesenteroides TISTR have been done as an antimicrobial activity assay and confirmation of characterization, the result didn?t show potential activity at elution fraction when application as a single bacteriocin.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherine
"Dari penelitian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat tiga jenis bakteriosin yang disandi oleh Weissella confusa MBF8-1, yaitu Bac1, Bac2, dan Bac3. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keberhasilan ekspresi Bac3 yang dibawa oleh Bacillus subtilis DB403 serta karakterisasinya dengan elektroforesis SDS-PAGE dan uji KHM. Keberadaan gen bac3 dikonfirmasi dengan PCR yang menunjukkan fragmen DNA berada pada 135 bp. Produksi skala besar rekombinan B. subtilis DB403 dilakukan dengan menggunakan fermenter dengan agitasi 100 rpm dan suhu 30oC. Pelet sel yang diperoleh, dipanen dengan sentrifugasi dan dipecah dengan ultrasonikasi. Pada saat pemecahan sel, PMSF sebagai penghambat protease ditambahkan ke dalam suspensi sel, kemudian disentrifugasi. Proses purifikasi menggunakan kolom HisTrap dan fraksi purifikasi diliofilisasi. Konsentrasi protein yang akan dikarakterisasi dengan elektroforesis SDS-PAGE diukur dengan menggunakan BCA Assay. Hasil elektroforesis SDS-PAGE tidak menunjukkan pita protein seperti yang diharapkan dan ini diduga karena adanya fenomena folding, hasil purifikasi menunjukkan pita berada pada ukuran 86-87 kDa. Untuk konfirmasi proses purifikasi, uji aktivitas antimikroba KHM dilakukan, hasil uji menunjukkan peptida rekombinan Bac3 memiliki aktivitas antimikroba yang lemah.

From the previous study, it was reported that three type of bacteriocins were produced by Weissella confusa MBF8-1, they are Bac1, Bac2, and Bac3. The objectives from this study are to know the result of Bac3 expression in Bacillus subtilis DB403 and the characterization by SDS-PAGE and MIC. The existence of bac3 encoding gene was confirmed by PCR showing DNA fragment at 135 bp. Large scale production of recombinant B. subtilis DB403 is done by fermenter with the agitation was set to 100 rpm and the temperature was 30oC. The pellet cell obtained was collected by centrifugation and the cell lysed by ultrasonication. During cell lysis, protease inhibitor PMSF was added to the cell suspension, followed by centrifugation. Purification by HisTrap column was carried out and the protein was lyophilized. The concentration of protein for SDS-PAGE characterization was measured by performing BCA Assay. The SDS-PAGE did not show protein band as expected and it was assumed due to folding phenomenon problem, purification result showed at 86-87 kDa band. To confirm the purification process, antimicrobial activity assay performing MIC was carried out, the result showed weak antimicrobial activity of Bac3 recombinant peptide.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S63732
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalida Fasya
"ABSTRAK
Kegiatan produksi minyak bumi di Indonesia telah menimbulkan banyak kasus pencemaran dan berdampak buruk bagi kualitas lingkungan disekitarnya. Salah satu tindakan pemulihan pencemaran tersebut adalah bioremediasi yang memanfaatkan kemampuan mikroorganisme untuk mendegradasi hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan teknik bio-composting, salah satu jenis bioremediasi yang paling aman digunakan dan ramah lingkungan. Bio-composting menggunakan bahan – bahan alami seperti serbuk kayu, kotoran ayam, serta bakteri pendegradasi hidrokabon dengan variasi Pseudomonas aeruginosa 15% v/w serta konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis sebesar 15% v/w. Selama 15 hari penelitian didapatkan penurunan kosentrasi Total Petroleum Hydrocabon (TPH) sebesar 77,24% dan 67,11%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variasi konsorsium Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis 15% v/w paling efektif mendegradasi hidrokarbon pada tanah yang terkontaminasi minyak bumi.

ABSTRACT
Oil and gas industry in Indonesia has led to many cases of contamination and adversely affect for the quality of the surrounding environment. One of the recovery actions is bioremediation which utilizes the ability of microorganisms to degrade the content of biologically hazardous waste. This study uses a bio-composting technique which is one of the safest types of bioremediation to use and environmentally friendly. Bio-composting uses natural materials such as sawdust, chicken manure, and indigenous bacteria by variation of Pseudomonas aeruginosa 15% v/w and a consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis amount 15% v/w. During 15 days study, we found a decrease in the concentration of Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) amounted to 77,24% and 67,11% From this study it can be concluded that consortium of Pseudomonas aeruginosa and Bacillus subtilis 15% v/w is the most effective variation to degrade hydrocarbons in oil contaminated soil.
"
2015
S59424
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardika Pertiwi
"

Bacillus spp. berpotensi sebagai agen biokontrol untuk meminimalisir kontaminasi mikroorganisme. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antagonistis sel dan filtrat Bacillus siamensis LDR terhadap beberapa spesies kapang. Purifikasi dan karakterisasi morfologi dilakukan pada medium PDA. Uji aktivitas antagonistis dilakukan dengan metode dual kultur dan uji antibiosis dilakukan dengan menggunakan filtrat fermentasi B. siamensis LDR yang diperoleh dari panen hari ke-12 dan ke-14. Persentase inhibisi ditentukan berdasarkan perhitungan pertumbuhan radial dan biomassa kapang yang diberi perlakuan, dibandingkan dengan kontrol. Hasil uji antagonistis menunjukkan bahwa Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, dan Aspergillus clavatus ABH berhasil dihambat sebesar 35,92%, 42.75%, 27.18% pada teknik dual disc dan sebesar 92.94%, 87.15%, 85.45% pada teknik pour plate disc. Hasil uji antibiosis menunjukkan inhibisi F. oxysporum, A. flavus AHM, dan A. clavatus ABH lebih tinggi pada filtrat 14 hari, yaitu 41.84—41,94%, 34,83—36,04%, 63.27—63,81% pada medium PDA dan 53,15—76,37%, -151— -11.01, 88.87—90.36% pada medium PDB. Sel dan filtrat B. siamensis LDR memiliki aktivitas antagonistis terhadap Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, dan Aspergillus clavatus ABH dengan ketidakstabilan aktivitas antibiosis terhadap A. flavus AHM, secara in vitro.

 


Bacillus spp. are potential biocontrol agent to reduce crop contamination by microorganism. Aim of this research is to screen antagonistic activity of B. siamensis LDR cells and filtrate against few species of filamentous fungi. Purification and morphological characterization were done on PDA. Screening of antagonistic activity was done by antagonistic assay using dual culture method and antibiosis assay using 12 and 14 days fermentation filtrate of B. siamensis LDR. Percentage of inhibition were determined by comparing radial growth and biomass of treated fungi to untreated fungi as control. Result of antagonistic assay showed Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM, and Aspergillus clavatus ABH were inhibited for 35,92%, 42.75%, 27.18% by using dual disc technique and 92.94%, 87.15%, 85.45% by using pour plate disc technique, respectively. Result of antibiosis assay showed the highest inhibition activity against F. oxysporum, A. flavus AHM, A. clavatus ABH was found in 14 days fermentation filtrate, which were 41.84—41,94%, 34,83—36,04%, 63.27—63,81% on PDA and 53,15—76,37%, -151— -11.01, 88.87—90.36% on PDB, respectively. Therefore, B. siamensis LDR cell and filtrate has antagonistic activity against Fusarium oxysporum, Aspergillus flavus AHM and Aspergillus clavatus ABH, despite of unstable antibiosis activity against A. flavus AHM, in vitro.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>