Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134691 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ella Marlena
"ABSTRAK
Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bekasi menimbulkan perubahan penggunaan tanah. Adanya kawasan industri membuat penggunaan tanah disekitarnya mengalami perubahan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan penggunaan tanah pada tahun 1996-2006 dan 2006-2016 dan perubahan penggunaan tanah bagian utara dan selatan berdasarkan jarak jalan tol. Metode yang digunakan yakni buffer. Berdasarkan jarak dari jalan tol bagian utara dan selatan memiliki persentase perubahan area terbangun paling besar pada tahun 1996-2006 yakni pada jarak < 2 Km dan paling kecil >5 Km. Sedangkan pada tahun 2006-2016 persentase perubahan penggunaan tanah area terbangun terbesar pada jarak 2-5 Km dan persentase terkecil pada jarak >5 Km. Pada tahun 1996-2006 perubahan penggunaan tanah area terbangun lebih banyak pada bagian utara yang terdapat kawasan Industri Gobel dan Jababeka. Sedangkan pada tahun 2006-2016 perubahan penggunaan tanah area terbangun lebih banyak pada bagian selatan yang terdapat kawasan industri Lippo, Hyundai, EJIP, MM2100 dan GIIC.

ABSTRAK
Population growth in Bekasi Regency caused a change of land use. The existence of an industrial area makes use of the surrounding land undergoing changes. This study aims to analyze changes in land use in 1996 2006 and 2006 2016 and changes in land use in the north and south based on toll road distances. The method used is a buffer. Based on the distance from the northern and southern toll roads has the largest percentage change area of built in 1996 2006 ie at a distance 5 Km. While in 2006 2016 the percentage of land use change in the largest built area at a distance of 2 5 Km and the smallest percentage at a distance 5 Km. In 1996 2006 the change in land use was built on the northern part of the Gobel and Jababeka industrial areas. While in 2006 2016 changes in land use area built more in the southern part of which there are industrial areas Lippo, Hyundai, EJIP, MM2100 and GIIC."
2017
S69606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deri Prahayu Reunianda
"Sejak masuknya industri, Kabupaten Bekasi mengalami penurunan luas persawahan yang cukup tinggi. Penurunan luas persawahan tersebut menunjukkan terjadinya urbanisasi atau pengkotaan. Urbanisasi dapat mempengaruhi kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial urbanisasi dan kualitas hidup, serta hubungan antara kedua hal tersebut. Metode analisis yang digunakan adalah analisis spasial dengan overlay peta, sehingga dihasilkan peta Status Wilayah dan peta Klasifikasi Kualitas Hidup. Dari kedua peta tersebut diperoleh pada wilayah yang mengalami perubahan dari rural menjadi sub urban sebagian besar mengalami penurunan kualitas hidup, sedangkan pada wilayah yang mengalami perubahan dari sub urban menjadi urban sebagian besar mengalami peningkatan kualitas hidup.

Ricefield has decrease rapidly since industrialization in Bekasi Regency. Decreasing of ricefield shows urbanization. Quality of life affected by urbanization. This research is to learn urbanization and quality of life spatial pattern, and connection between it. The analize method used in this research is Spatial Analize with overlay map, then produced Region Status map and Quality of Life Qualification map. The result of mentioned maps analysis is quality of life in most region which had change from rural to suburban decreases, while quality of life in most region which had change from suburban to urban increases."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ristya Farah Mufida
"Pembangunan kota yang semakin intensif membuat kota semakin panas. Hal ini dapat diidentifikasi dari pola spasial suhu permukaan daratan (SPD), yang merupakan salah satu indikator terjadinya pemanasan global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan SPD beserta pengaruh antara tutupan lahan, kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi terhadap suhu permukaannya. Variabel yang digunakan didapat dari hasil pengolahan citra Landsat 7 (tahun 1999), Landsat 5 (tahun 2006) dan Landsat 8 (tahun 2014).
Hasil analisa menunjukkan bahwa distribusi suhu permukaan daratan mengikuti pola tutupan lahan, kerapatan bangunan dan kerapatan vegetasi di Kota Bekasi. Perkembangan kota dapat terlihat dari perubahan dominasi tutupan lahan dari vegetasi di tahun 1999 berubah menjadi lahan terbangun tahun 2006-2014. Kecamatan yang telah mengalami perkembangan pesat berada di Kecamatan Jatiasih. Lahan terbangun memiliki pengaruh yang paling kuat terhadap peningkatan suhu permukaan daratan, yang kemudian diikuti oleh lahan terbuka, badan air dan vegetasi.
Dari tahun 1999-2014, variasi suhu permukaan daratan semakin bertambah karena semakin menurunnya kerapatan vegetasi akibat kerapatan bangunan yang semakin meningkat. Wilayah dominasi SPD tinggi mengalami pergeseran dari bagian utara ke tengah kota pada periode 1999-2006 dan terus menuju bagian selatan pada periode 2006-2014, dengan pola SPD tinggi berada di sepanjang jalan arteri.

Intensified urban development makes cities hotter. It can be identified from the spatial patterns of land surface temperature (LST), which is one indicator of global warming. This study aims to determine the development of the LST and the influence between land cover, building density, vegetation density on the surface temperature. Variables used obtained from image processing Landsat 7 (1999), Landsat 5 (2006) and Landsat 8 (2014).
The analysis shows that the distribution of land surface temperature follows the pattern of land cover, vegetation density and building density in Bekasi City. Development of the city can be reflected from the dominance of land cover change of vegetation in 1999 turned into land up in 2006-2014. Rapidly growing district is Jatiasih District. Land up having the strongest influence on the increase in land surface temperature, which is then followed by open land, water area and vegetation.
From 1999 to 2014, the land surface temperature variation is increasing due to the decline in the density of vegetation as a result of the ever increasing building density. Region of high land surface temperature dominance shifted from the north to the center of the city in the period 1999-2006 and continue towards the south in the period 2006-2014, with a high temperature pattern is along the arterial roads.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Dwi Hartono
""ABSTRAK
"
Perubahan penggunaan tanah pada hakikatnya bersifat dinamis. Demikian pula halnya yang terjadi di Kabupaten Kulon Progo. Diberlakukannya UU No. 32 tentang Otonomi Daerah tentunya dapat memberikan dampak terhadap perubahan penggunaan tanah. Dari segi kuantitas terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara masa sebelum dengan masa sesudah diberlakukannya. Fakta fisik wilayah, aksesibilitas, serta kepadatan penduduk, ternyata juga dapat mempengaruhi perubahan penggunaan tanah yang terjadi. Penggunaan tanah pertanian merupakan penggunaan tanah yang paling besar mengalami perubahan pada periode 1996-2004, sedangkan pada periode 2004-2011 penggunaan tanah hutan dan semak merupakan penggunaan tanah yang paling besar mengalami perubahan. Penggunaan tanah terbangun merupakan penggunaan tanah yang memberikan tekanan pada kedua periode tersebut. Hasil analisis memperlihatkan bahwa penggunaan tanah terbangun cenderung bergerak ke arah selatan, timur dan timur laut.
"
"
"ABSTRACT
"
The change of land use basically is a dynamic transformation. This is what similarly happens in Kulon Progo Regency. The enactment of Constitution No. 32 about Regional Autonomy can certainly make an impact to land use change. In terms of quantity there is a significant difference between the period of before and after constitution enactment. Physical facts of the region, accessibility, and population density, can also affect the land use change that occur. The use of agricultural land encountered the most substantial changes in the period of 1996-2004, while in 2004-2011 this major changes took place in forest land and bushes. Buildings and constructions, or any other urban land use were the factors which put pressure on the two period. Based on the analysis result, it shows that urban land use tends to move to the south, east and northeast."
Universitas Indonesia, 2013
S65725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benaso
"Berdirinya sebuah kampus mempengaruhi harga tanah disekitarnya atau ada faktor faktor lain yang mempengaruhi harga tanah. Harga tanah setiap tahun semakin meningkat dan jumlah luas tanah tidak bertambah. Harga tanah yang berada di dekat jalan utama, stasiun dan pusat perdagangan memiliki harga tinggi. Kampus menjadi pusat kegiatan perkuliahan. Kampus memberikan pengaruh terhadap pusat kota. Harga tanah tertinggi berada pada jarak sangat dekat dari kampus dan pusat kota. Penggunaan tanah dengan harga tertinggi adalah penggunaan tanah perdagangan dan jasa. Jarak yang dekat dari kampus memungkinkan tanah dapat diakses dengan waktu yang singkat, sehingga tidak memerlukan biaya tambah dan biaya perjalanan dapat berkurang. Jarak semakin jauh memerlukan waktu dan biaya yang semakin bertambah untuk mengakses suatu tanah. Tanah yang berada pada jarak yang sangat jauh dari kampus dan pusat pusat lainnya memiliki harga tanah yang rendah.

The establishment of a campus affects the price of land around it or there are other factors that affect the price of the land. Result shows that land price increases every year, yet the land area does not. For example, the land price near the main road , train station, and market center have indeed high price. Campus, therefore, becomes the center of student activities, thus it gives affects to center city area. Result shows that the highest land price is located very near from campus and center city. The land use with the highest price is in forms of land use for trades and service. A short distance from the campus allow the land can be accessed with a short time, so it does not require the added cost and travel expenses can be reduced. Distance farther requires time and increasing costs for accessing a land. lands are at a great distance from the campus and other centers have low land prices."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S62512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reno Aldiano
"Kabupaten Bekasi dikenal sebagai salah satu wilayah lumbung padi di Jawa Barat. Selain sebagai lumbung padi, Kabupaten Bekasi juga dikenal sebagai salah satu sentra industri. Namun, pesatnya industri di wilayah tersebut menyebabkan adanya perubahan penggunaan lahan basah untuk kepentingan industri dan permukiman. Perubahan lahan basah menjadi lahan terbangun mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Konversi lahan basah dipengaruhi oleh 3 aspek yaitu politik, sawah, dan demografi. Aspek politik terkait dengan kebijakan yaitu RTRW, aspek sawah terkait luas sawah, dan aspek demografi terkait jumlah penduduk. Untuk mengetahui swasembada beras di Kabupaten Bekasi, dilakukan perhitungan produksi beras dengan kebutuhan beras yang diperoleh dari data luas sawah dan jumlah penduduk. Dengan menganalisis luas sawah, produksi beras, dan kebutuhan beras, maka dihasilkan perubahan lahan basah tidak mempengaruhi posisi Kabupaten Bekasi sebagai wilayah lumbung padi. Tercatat ada 13 kecamatan yang pada tahun 2002 dan 2011 mengalami surplus beras yaitu Kecamatan Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, dan Muaragembong. Tercatat ada 5 kecamatan yang pada tahun 2002 dan tahun 2011 mengalami defisit beras yaitu Kecamatan Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Tambun Selatan. Tercatat ada 4 kecamatan yang mana pada tahun 2002 mengalami surplus beras namun defisit beras pada tahun 2011 yaitu Kecamatan, Setu, Cibitung, Tambun Utara, dan Babelan.

Bekasi Regency is one of the granary areas in West Java. Also, Bekasi Regency known as one of the industrial centers. However, the rapid industry in the region led to a change in the use of wetlands for the benefit of industry and settlement. Changes in wetlands to land up influencing Bekasi Regency position as a granary areas. Conversion of wetlands affected by the 3 aspects of politics, rice, and demographics. Political aspects related to the spatial policy, aspects related to paddy rice area, and aspects related to population demographics. To find rice selfsufficiency in Bekasi Regency, calculation rice production to the needs of the data obtained from the rice area and population. By analyzing the rice area, rice production, and rice needs, hence resulting wetland changes do not affect the position of the Bekasi Regency as area granary. Noted there are 13 districts in 2002 and 2011 had a surplus of rice that is District Cibarusah, Bojongmangu, Cikarang Timur, Kedungwaringin, Karangbahagia, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Sukakarya, Pebayuran, Cabangbungin, and Muaragembong. Noted there are 5 districts in 2002 and in 2011 had a deficit of rice namely Serang Baru, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, and Tambun Selatan. Noted there are four districts which in 2002 had a surplus of rice but the rice deficit in 2011 the District Setu, Cibitung, Tambun Utara, and Babelan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53451
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Flora Riftriani
"Setelah era desentralisasi, pembangunan bidang kesehatan menjadi kewenangan wajib yang diserahkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kabupaten/kota, Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menyelenggarakan pembangunan kesehatan di daerah diperlukan kecukupan alokasi pendanaan kesehatan dalam anggaran pemerintah baik pusat maupaun daerah, hal ini merupakan faktor pcnting keberhasilan desentralisasi bidang kesehatan.
Berdasarkan alokasi anggaran bidang kesehatan tahun 2005, pemerintah daemh telah mengalokasikan dana sebesar 12,55% dari total APBD Kabupaten untuk pendanaan bidang kesehatan. alokasi anggaran ini sudah mendekati apa yang tercantum dalam Sistcm Kesehatan Nasional. Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon sudah berupaya mengakomodir ketentuan dari pusat tentang bcsamya dana yang hams dialokasikan untuk bidang kesehatan, hal ini terbukti dengan meningkatnya anggaran untuk bidang kesehatan dari tahun ke tahun. Dilihat dari alokasi anggaran kesehatan di Kabupaten Cirebon sudah mendekati ketentuan dalam Sistem Kesehatan Nasional tetapi biia dilihat dari anggaran kesehatan pcrkapita penduduk tahun 2005 sebesar Rp.52.650 masih sangat jauh dari ketentuan yang dianjurkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebesar Rp.l20.000 (US $ 12) per kapita penduduk pcrtahun.
Faktor~faktor yang mempengaruhi pendanaan kesehatan pada tahun 2006 serta pemanfaatan alokasi APBD terhadap pendanaan bidang kesehatan yang dimulai dari sumber-sumber pembiayaan sampai bagaimana dana tersebut djgunakan dan kepada siapa dana tersebut dipemntukan masih belum diketahui. Maka sangat panting dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendanaan kesehatan di Kabupaten Cirebon dan menganalisis pemanfaatan alokasi pendanaan bidang kesehatan bersumber pemerintah pada tahun anggaran 2006 dan untuk mengetahui sejauh mana komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon terhadap pembangunan kesehatan.
Penelitian ini mcnggunakan metodc penelitian kualitatifl bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan pendanaan bidang kesehatan bersumber pemerintah, pola pendanaan, faktor-faktor yang mempengaruhi pendanaan kesehatan di Kabupaten Cirebon. Tahapan yang dilakukan adalah dengan cara menganalisis dokumen keuangan pada instansi yang menerima pendanaan bidang kesehatan, dan melaksanakan wawancara mendalam dengan pejabat terkait untuk mendapatkan konirmasi komitmen stakeholders dalarn pendanaan lcesehatan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Pernerintah Daerah Kabupaten Cirebon sudah mempunyai komitmen yang baik tentang pola pendanaan kesehatan terbukti pemerintah daerah sudah merelisasikan dana untuk bidang kesehatan sebesar l3,20% dari total APBD, pendanaan kesehatan merupakan bidang yang perlu diprioritaskan untuk menunjang pembangunan manusia utamanya untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Cirebon, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendanaan kesehatan adalah besamya dana APBD, kemampuan advokasi, negosiasi, kemampuan penyusunan anggaran dan masukan berupa usulan/aspirasi dari masyarakat.
Belanja Kesehatan Perkapita Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2005 disertai dengan gaji pegawai adalah sebesar Rp. 52.650. Belanja Kesehatan Perkapita Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2006 disertai dengan gaji pegawai adalah sebesar Rp.83.6I l. Belanja Kesehatan Perkapita Penduduk Kabupatcn Cirebon pada tahun 2005 tanpa disertai dengan gaji pegawai adalah sebesar Rp.43.l54. Belanja Kesehatan Perkapita Penduduk Kabupaten Cirebon pada tahun 2006 tanpa disertai mcnunjang kegiatan UKM. Pola Belanja di BRSUD Axjawinangun dan BRSUD Waled sudah baik dimana BOP sudah lebih besar dari BAU.
Disarankan untuk Dinas Kesehatan memanfaatkan dana APBD Kabupaten lebih banyak untuk kegiatan UKM (BOP) dibanding BAU dan BM sehingga kegiatan program kesehatan lebih langsung kepada kegiatan UKM , perlunya keterbukaan dalam dana bersumber PLN/BLN kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cinebon. SIM RS agar dimanfaatkan di BRSUD Arjawinangun dan _BRSUD Waled.dengan gaji pegawaj adalah sebesar Rp.77.743. Terlihat adanya peningkatan pendanaan dengan peningkatan pencapaian target program, pola belanja di Dinas Kesehatan belum menunjukkan Pola Belanja yang ideal, BAU di Dinas Kesehatan lebih besar dari BOP dimana BOP sangat diperlukan untuk mcnunjang kegiatan UKM. Pola Belanja di BRSUD Arjawinangun dan BRSUD Waled sudah baik dimana BOP sudah lebih besar dari BAU.
Disarankan untuk Dinas Kesehatan memanfaatkan dana APBD Kabupaten lebih banyak untuk kegiatan UKM (BOP) dibanding BAU dan BM sehingga kegiatan program kesehatan lebih langsung kepada kegiatan UKM , perlunya keterbukaan dalam dana bersumber PLN/BLN kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Cinebon. SIM RS agar dimanfaatkan di BRSUD Arjawinangun dan _BRSUD Waled. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Alvin Andika
"

Banjir rob merupakan salah satu ancaman yang terdapat di Pesisir Kabupaten Cirebon, terutama Kecamatan Pangenan, Gebang, dan Losari adalah banjir rob. Kondisi pesisir yang terus berubah serta adanya penggunaan lahan yang terus berubah semakin memperparah banjir rob. Penelitian ini menggunakan analisis secara spasial serta temporal dan spatial metric. Analisis spasial temporal digunakan untuk melihat perubahan penggunaan lahan pada wilayah banjir rob di tahun 2002, 2009, dan 2019, sementara spatial metric digunakan untuk melihat pola tersebut, terutama aggregation dan diversity. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa perubahan penggunaan tanah pada tahun 2002 – 2019 didominasi oleh tambak dan sawah irigasi. Luas penggunaan lahan terbesar pada wilayah banjir rob terdapat pada tambak, namun peningkatan terus terjadi pada penggunaan lahan permukiman dan lahan terbangun dari tahun 2002 – 2019. Secara keseluruhan, hasil spatial metric menunjukkan bahwa fragmentasi penggunaan lahan di Pesisir Kabupaten Cirebon pada wilayah banjir rob semakin meningkat. Meski demikian, perkembangan penggunaan lahan di Pesisir Kabupaten Cirebon cenderung rendah akibat adanya banjir rob.

 


Tidal flood is one of the threats found in the Coastal Areas of Cirebon Regency, especially in Pangenan, Gebang and Losari Districts, is tidal flooding. The changing coastal conditions and the changing land use have worsened the tidal flood. This study uses spatial analysis and temporal and spatial metrics. Temporal, spatial analysis is used to see changes in land use in tidal flood areas in 2002, 2009, and 2019, while spatial metrics are used to see these patterns, especially aggregation and diversity. The results of processing show that changes in land use in 2002 - 2019 were dominated by ponds and irrigated rice fields. The largest land use area in the tidal flood area is in ponds, but the increase has continued to occur in settlement and built-up land from 2002 to 2019. Overall, the spatial metric results show that land use fragmentation in the Coastal Zone of Cirebon Regency in the tidal flood area is increasing. However, the development of land use in the Coastal District of Cirebon Regency is low due to tidal flood.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elmo Widi Nugraha
"ABSTRAK
Kawasan Geopark Ciletuh saat ini mulai berkembang menjadi kawasan pariwisata karena dianggap memiliki Geomorfologi amphitheater yang tergolong unik, Jenis batuan yang unik, dan memiliki beberapa jalur patahan. Penelitian ini ingin mengetahui apakah pola penggunaan tanah yang ada di Geopark Ciletuh juga memiliki keunikan tersendiri. Pola penggunaan tanah yang akan dihasilkan merupakan hasil dari analisis overlay penggunaan tanah dengan faktor-faktor yang berpengaruh lalu dikaji secara spasial deskriptif. Pola penggunaan tanah di sekitar Geopark Ciletuh berdasarkan struktur geologinya memiliki tiga jenis pola berdasarkan ketinggian jalur patahan. Berdasarkan litologinya terdapat pola yang cenderung menyebar dan cenderung mengelompok berdasarkan jenis litologi dan jumlah litologi di suatu wilayah.

ABSTRACT
"Ciletuh Geopark region nowdays began to develop into a tourism area because it has"
"an unique Geomorphology feature that shaped like an amphitheater , unique rock type, and has some fault lines. This study investigates whether the existing land use patterns in the Geopark Ciletuh also has its own uniqueness. Land use patterns to be generated is a result of land use that being overlay with factors that influence land use and then analyzed with spatial descriptive. Land use patterns around Geopark Ciletuh based geological structure has three types of patterns based on height of fault lines. Based litologinya there are any patterns that tend to spread out and tend to cluster on the basis of lithology and lithology in a number of"
"regions.""
2016
S64779
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanti
"Peralihan Tutupan lahan dan perubahan kerapatan vegetasi yang cukup luas terjadi di Kota Semarang akan berdampak pada pola Suhu permukaannya. Penelitian pola suhu permukaan Kota Semarang tahun 2001 dan 2006 bertujuan untuk mengetahui pola spatial suhu permukaan Kota Semarang pada tahun 2001 dan 2006 serta hubungannya dengan perubahan kerapatan vegetasi dan tutupan lahan berdasarkan hasil interpretasi citra. Langkah analisis dilakukan dengan teknik superimposed peta untuk masing-masing variabel dan analisis statistik dengan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata suhu permukaan di Kota Semarang pada tahun 2006 lebih tinggi (22,76°C) dibandingkan pada tahun 2001 (19,39°C). Pola spatial suhu permukaan terpanas (>25°C) pada tahun 2001 maupun 2006 menunjukan pola spatial yang sama sesuai dengan perkembangan daerah urban di bagian timur Kota Semarang (kearah selatan dan barat wilayah urban). Secara keseluruhan, variasi spatial dari suhu permukaan di Kota Semarang dipengaruhi signifikan oleh kerapatan vegetasi dan tutupan lahan dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 53,1 % (tahun 2001) dan 54,7% (tahun 2006). Sementara variasi spatial dari suhu permukaan pada kerapatan vegetasi dan tutupan lahan yang sama dipengaruhi jenis penggunaan tanahnya. Selain itu dengan menggunakan persamaan regresi berganda tahun 2001 dan 2006 dapat memperkirakan suhu permukaan yang akan datang.

The land surface transition and the change of vegetation density that have a wide range was happened in Semarang city, will be impact to the condition of land surface temperature it self. This research intent on knowing the related of land surface temperature and the change of vegetation density and also from land cover it self based on landsat image interpretation. The method of this research is by sumperimposed the map for each variable and doing multiple linear regression analysis.
The result of this research is indicate the average of land surface temperature in Semarang city in year 2006 (22,76°C) is higher than year 2001 (19,39°C). The warmest temperature of the land surface temperature pattern (>25°C) either in year 2001 or 2006 is showing that there are sameness between the spatial pattern and the development of urban area on the east side of Semarang (direction to south and west from urban area). As a whole, the variant pattern of land surface temperature in Semarang city significantly influenced by vegetation density and land cover it self with coefficient (R2) approximatelly 53,1% (2001) and 54,7% (2006). Meanwhile the variant pattern of the land surface temperature from same vegetation density and land cover will be influenced by the land used. Estimating land surface temperature in the forthcoming future can be approximate using the multiple regression that used in this research.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S34088
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>