Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144227 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ganif Pratama
"Respon hidrologi di Daerah Aliran Sungai DAS perkotaan yang telah mengalami perkembangan wilayah ditandai oleh fluktuasi debit. Indikasinya adalah tingkat flashiness yang semakin besar. Melalui pengolahan data debit harian selama tahun 1994-2016 dengan metode Indeks Richard-Baker IRB, dianalisis tingkat flashiness pada empat sungai di DAS Citarum yang dikaitkan dengan perubahan karakteristik DAS dan curah hujan. Hasil analisis keruangan dan temporal menunjukkan bahwa indeks flashiness Sungai Cimeta paling tinggi. Variasi indeks flashiness pada empat sungai tersebut relatif homogen yang menunjukkan daerah pegunungan. Indeks flashiness tertinggi terjadi pada musim pancaroba dan flashiness terendah terjadi pada musim kemarau. Kerapatan jaringan sungai dan tutupan lahan berpengaruh pada indeks flashiness. Tingkat flashiness pada tahun-tahun El Nino relatif lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun bukan El Nino.

Hidrologic response in developed urban watershed marked from discharge fluctuation. The indication is increasing from flashiness level. Through daily discharge data processing during 1994 2016 with Richard Baker Index RBI , analyzed the flashiness level derived from four rivers in Citarum watershed connected with change of watershed characteristics and rainfall. The results of spatial and temporal analysis show that flashiness level of The Cimeta River is highest. Variation of flashiness index on four rivers is relatively homogeneous indicating mountainous area. The highest level of flashiness occurs during the transition season and the lowest flashiness occurs during the dry season. The density of river network and land cover affects the flashiness index. The level of flashiness in El Nino years is relatively smaller than in years not El Nino.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68934
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Prihatini
"Daerah Aliran Sungai Serayu dengan luas 418.168 hektar ineinpunyai curah hujan rata-rata tahunan > 2000 mm, kemiringan lereng rata-rata > 15% dan sebagian besar jenis tanahnya latosol yang agak peka terbadap erosi. Dengan keadaan demikian maka DAS tersebut merupakan daerah yang memungkinkan untuk terjadinya erosi. DAS Serayu terbagi menjadi 9 Sub DAS, dua diantaranya adalah Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin. Kedua Sub DAS tersebut merupakan daerah tangkapan waduk Tajum (Sub DAS Tajum) dan waduk Gajah Ming (Sub DAS Sapi).
Dengan adanya erosi di kedua Sub DAS tersebut akan mengakibatkan dangkalnya waduk Tajuin dan waduk Gajah Ming. Sehubungan dengan dasar pemikiran di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui erosi yang terjadi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajuin dan kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut. Adapun masalah yang dibahas adalah: dimana saja terjadi erosi di Sub DAS Sapi dan Sub DAS Tajum dan kemana kemungkinan meluasnya erosi di kedua Sub DAS tersebut'?
Yang dimaksud dengan meluasnya erosi dalam penelitian ini adalah bertarnbahnya luas daeràh yang tererosi dan juga munculnya daerah baru yang tererosi.
Dalam menentakan kemungkinan meluasnya erosi selain kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan daerah yang tererosi digunakan juga variabel kerapatan tanaman.
Hipotésa dari permasalah di atas adalah pada daerah dengan kondisi lereng, curah hujan, jenis tanah dan penggunaan tanah yang sama dengan kondisi daerah yang tererosi tetapi mempunyai kerapatan tanaman berbeda (lebih rapat) maka pada daerah tersebut mempunyai kemungkinan untuk meluasnya erosi."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ii Karunia
"Daerah Aliran Ci Sanggarung dengan luas 81.583 Ha mempunyai eurah hujan rata-rata tahunan lebih dari 2000 mm/tahun, kemiringan lerengnya rata-rata lebih dari 11 %, dan 14,75 % dari luas wilayahnya (12.005 Ha) merupakan tanah kritis dengan tingkat kerusakan sedang sampai berat. Dengan kondisi demikian, .Daerah Aliran ini merupakan daerah yang eukup potenslil untuk terjadinya erosi. Selain dari pada itu di daerah ini setiap tahunnya selalu mengalami kekeringan pada musim kemarau dan banjir pada musim hujan, walaupun berdasarkan bentuk DAS-nya tergolong kedalam bentuk DAS yang bukan tipe banjir.
Dan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dipi. Ing. F. Holler Wager antara tahun 1886- 1946 diperoleh kesimpulan bahwa dalam kurun waktu 80 tahun telah terbentuk delta seluas 3.610 Ha, sehingga kalau dihitung setiap tahunnya rata-rata lebih dari 45 Ha. Suatu jumlah yang eukup besar.
Atas dasar pemikiran di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penulisan in adalah terungkapnya gambaran tentang wilayah kikisan dan wilayah pengendapandapannya, tingkat erosi pada masing-masing sub Daerah Aliran Sungai (DAS) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Adapun masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini meliputi
1. Bagaimana karakteristik wilayah Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
2. Dimana terjadi pengikisan (erosi) dan pengendapan (sedimentasI) di Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
3. Kenapa di sana ?
4. Bagaimana tingkat erosi pada masing-masing sub Daerah Aliran Sungai di Daerah Aliran Ci Sanggarung ?
5. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dan mempengaruhinya ?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Dianus
"Sungai-sungai di Propinsi Riau dengan kondisi fisik yang sama, menyebabkan terjadinya pertambahan daratan di muara sungai seperti di muara sungai Rokan. Berbeda dengan sungai Inderagiri yang hanya menyebabkan kecilnya endapan yang terjadi di muara sungainya.
Atas dasar pemikiran di atas, penulisan ini dilakukan untuk mengetahul wilayah kikisan dan wilayah endapan serta hubungannya dengan pertambahan daratan di muara sungai dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan bentuk sungai Inderagiri.
Yang masalah di dalam tulisan ini adalah
1. Dimana wilayah kikisan dan wilayah endapan DAS Inderagiri ?
2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi perubahan bentuk sungai Inderagiri ?
Batasan :
1. Yang dimakaud dengan perubahan bentuk sungai yaitu, berubahnya bentuk sungai yang disebabkan oleh terkikisnya tebing-tebing sungai dan terendapkannya hasil kikisan tersebut.
2. Wilayah penelitian hanya mencakup setengah dan luas DAS Inderagirl yang termasuk di dalam wilayah Propinsi Riau.
Dalam menjawab masalah tersebut di atas, digunakan metode korelasi peta : 1. Peta-peta yang dikorelasikan yaitu, peta ketinggian, peta hentuk wilayah, peta lereng dan peta penggunaan tanah. Dari hasil korelasi peta-peta tersebut di atas, diperoleh peta wilayah kikisan dan wilayah endapan. Wllayah kikisan terletak pada ketinggian 10 - 500 meter yang terdiri dari 21 wilayah yang masing-masing - nya terbagi etas; ketinggian 10 - 25 meter 4 wilayah, 25 - 100 meter 12 wilayah dan 100 - 500 meter 5 wilayah; sedangkan wilayah endapan terletak pada ketinggian 0 - 10 meter yang terdiri dari 8 wllayah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monika Herliana
"Pendahuluan: Air bersih merupakan komponen penting yang diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar penduduk wilayah Jawa Barat memanfaatkan sungai Citarum sebagai sumber daya air, khususnya pada warga Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Sungai Citarum memiliki tingkat pencemaran yang tinggi akibat berbagai kegiatan pemanfaatan air sehingga tidak layak digunakan sebagai air baku minum. Air yang tercemar dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Di samping itu, pengetahuan memiliki kaitan dengan sikap dan perilaku seseorang yang berdampak terhadap kesehatan. Oleh karena itu, penelitian ini menilai faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, khususnya tentang pemanfaatan air sungai Citarum.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara status ekonomi dan status pendidikan terhadap nilai pengetahuan warga DAS Citarum tentang pemanfaatan air sungai Citarum.
Metode: Sampel penelitian untuk studi potong lintang ini merupakan warga DAS Citarum berusia produktif yang bertempat tinggal di Kelurahan Andir dan Desa Gajahmekar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Seratus lima puluh lima responden dipilih secara acak dengan teknik clustered random sampling. Data terkait profil sosiodemografi dan pengetahuan pemanfaatan air warga DAS Citarum diperoleh menggunakan kuesioner melalui wawancara terpimpin.
Hasil: Mayoritas responden memiliki status ekonomi di bawah UMR Kabupaten Jawa Barat (81,6%) dan memiliki status pendidikan rendah (74,2%). Median nilai pengetahuan adalah 54,55 dengan nilai minimum 0 dan nilai maksimum 100 Terdapat hubungan signifikan antara status ekonomi dan status pendidikan dengan nilai pengetahuan (p=0,027 dan p=<0,001). Nilai pengetahuan yang tinggi berhubungan dengan penghasilan dan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Kesimpulan: Status sosioekonomi dan nilai pengetahuan warga DAS Citarum masih tergolong rendah. Selain itu, terdapat hubungan bermakna antara status ekonomi dan status pendidikan dengan nilai pengetahuan pemanfaaran air. Oleh karena itu, pengetahuan perlu ditingkatkan melalui edukasi yang dilakukan sejak masa pendidikan dasar serta perlu memprioritaskan warga dengan status ekonomi rendah sebagai target edukasi kesehatan

Introduction: Clean water is an important component needed by humans in everyday life. Most of the inhabitants of the West Java region use the Citarum river as a water resource, especially for the residents in the Citarum Watershed. Citarum River is highly polluted due to various water utilization activities which makes it as not suitable for usage on water drinking-purpose. Contaminated water can cause numerous health problems. On the other hand, knowledge is known to have an association with attitude and behavior related to health status. Therefore, this study aims to assess factors associated to knowledge, especially on Citarum water utilization.
Objective: The primary objective of this study is to identify the relationship between economic status and educational level of residents in Citarum Watershed with knowledge score of Citarum water utilization.
Method(s): Data for this cross-sectional study were retrieved from residents of productive age who live in Citarum watershed area, specifically in Andir sub-district and Gajahmekar village, Bandung Regency, West Java. One hundred and fifty five respondents were randomly selected by using clustered random sampling technique. Data related to the sociodemographic profile and knowledge of water utilization were obtained using a questionnaire through interview.
Result(s): The majority of respondents have an economic status below the regional minimum wage of West Java Regency (81.6%) and have low educational level (74.2%). The median score for knowledge is 54.55 with minimum and maximum score of 0 and 100 respectively. Most of the respondents have knowledge scores below the median (47.3%). There is a significant relationship between economic status and educational level with the knowledge score (p=0.027 and p=<0,001). High knowledge scores are associated with higher income and higher education level.
Conclusion: The socioeconomic status and knowledge score of residents in Citarum watershed are low. In addition, there is a significant relationship between economic status and educational level with the knowledge score. Therefore, knowledge needs to be improved through education carried out since the elementary education period and health promotion should be prioritized in low economic status population
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Setia Ningrum
"Daerah Aliran Sungai DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dan merupakan DAS yang menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang dan DKI Jakarta. DAS Citarum bagian hulu berfungsi sebagai daerah konservasi, oleh karena itu indeks kekritisan air di daerah ini perlu diperhatikan agar kebutuhan masyarakat di sepanjang sungai Citarum dapat terpenuhi. Namun, nilai pengamatan seperti indeks kekritisan air dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, memuat informasi spasial, oleh karena itu seringkali terdapat keterkaitan spasial antar pengamatannya nilai dari suatu pengamatan di suatu lokasi memiliki keterkaitan dengan nilai dari pengamatan di lokasi sekitarnya sehingga jika dimodelkan dengan model regresi linier maka asumsi keacakan residual seringkali tidak terpenuhi. Salah satu solusinya yaitu dengan memodelkannya menggunakan model regresi spasial. Model regresi spasial merupakan model regresi yang memperhatikan unsur spasial lokasi koordinat data.
Tujuan dari studi ini yaitu untuk memodelkan indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu menggunakan Spatial Durbin Model SDM dan Spatial Durbin Error Model SDEM . Pengujian autokorelasi residual menggunakan uji Moran's I memberikan hasil bahwa terdapat autokorelasi spasial pada residual model regresi linier, variabel terikat indeks kekritisan air, dan juga pada variabel-variabel penjelas persentase luas hutan, luas kebun, luas perkebunan, dan kepadatan penduduk. Uji likelihood ratio menunjukkan bahwa model SDM dan SDEM lebih baik dari model regresi linier berganda dalam memprediksi indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu. Berdasarkan nilai AIC dan R squared pada model SDM dan SDEM diperoleh kesimpulan bahwa model SDM lebih baik dibandingkan dengan model SDEM.

Citarum Watershed is the largest watershed in West Java and serves as the water supply for urban communities in Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang and Jakarta. Upper Citarum watershed serves as a conservation area, therefore, water criticality index in this area should be noted so that the needs of the communities along the Citarum river can be met. However, the observed values such as the index criticality of water and the factors influencing it, contain spatial information, where an observation at a locations correlates to the observations around it so that the assumption of randomness of the linear regression rsquo s residuals are often not fulfilled. One of the alternative solution is using spatial regression models. Spatial regression model is a regression model that takes into account the element of spatial location coordinate of the data .
The purpose of this study is to model the critical index of water in the upper Citarum watershed using Spatial Durbin Model SDM and Spatial Durbin Error Model SDEM . Residual autocorrelation testing using Moran 39 s I test showed there is significant spatial autocorrelation in the residual of linear regression model, the dependent variable water criticality index, and also the explanatory variables population density, the percentage of forest area, gardens, and plantations. Likelihood ratio test showed that the SDM and SDEM are better than multiple linear regression model in predicting the water criticality index in the upper Citarum watershed. Based on the value of AIC and R2 of the SDM and SDEM models, the SDM model is better than SDEM.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masni Dyta Anggriani
"Tujuan utama penelitian ini adalah membangun model peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis melalui tata kelola air polisentrik yang mengintegrasikan resiliensi komunitas untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekosistem sungai di Wilayah Sungai Citarum. Metode yang digunakan adalah formula matematis untuk menghitung vulnerability index dengan menggunakan data sekunder dari berbagai institusi pengelola Wilayah Sungai Citarum, yang selanjutnya disebut sebagai WS Citarum. Hasil perhitungan vulnerability index digunakan sebagai dasar penetapan status resiliensi sistem sosio-hidrologis WS Citarum. Selain itu digunakan pula permodelan statistik Structural Equation Modelling (SEM) dengan menggunakan perangkat lunak LISREL versi 8.7 untuk menetapkan resiliensi komunitas. Resiliensi komunitas dianalisis berdasarkan data primer hasil pengukuran modal sosial masyarakat (social capital) dan nilai, keyakinan, norma serta perilaku peduli lingkungan (values, beliefs, norms and pro-environmental behavior), individu anggota masyarakat di WS Citarum. Model konseptual upaya peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis dibangun menggunakan permodelan system dynamics dengan perangkat lunak VensimPLE versi 9.3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vulnerability index (VI) di Wilayah Sungai Citarum adalah sebesar 1,80 pada Zona Citarum Hulu yang menunjukkan bahwa sistem sosio-hidrologis pada zona ini berada pada status rentan sedang (moderate vulnerability). Sedangkan pada Zona Citarum Tengah, nilai VI adalah 2,52 dan pada Zona Citarum Hilir adalah 2,06, yang menunjukkan bahwa sistem sosio-hidrologis pada kedua zona tersebut berada pada status sangat rentan (significant vulnerability). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa untuk mengatasi kerentanan sistem sosio-hidrologis di WS Citarum diperlukan implementasi model peningkatan resiliensi sistem sosio-hidrologis melalui intervensi tata kelola air polisentrik. Tata kelola air polisentrik yang didukung oleh aksi kolektif masyarakat dengan kekuatan modal sosial dan perilaku peduli lingkungan, sebagai wujud resiliensi komunitas, diharapkan dapat mencapai keberlanjutan fungsi ekosistem sungai di Wilayah Sungai Citarum.

The main objective of this research was to develop a model representing the resilience of the socio-hydrological system through polycentric water governance that integrates community resilience to ensure the sustainability of river ecosystem services in the Citarum River Basin. The method used in this study is a mathematical formula to calculate the vulnerability index using secondary data from various institutions managing the Citarum River Basin (CRB). The results of the vulnerability index calculations were used as the basis for determining the resilience of the CRB socio-hydrological system. Furthermore, statistical modeling of structural equation Modelling (SEM) using LISREL software version 8.7 is also used to assess community resilience. Community resilience was analyzed based on primary data from the results of measuring community social capital and the values, beliefs, norms, and pro-environmental behavior of individual community members in the Citarum River Basin. A conceptual model representing the resilience of the socio-hydrological system was built using system dynamics modeling with the VensimPLE software version 9.3.0. The results show that the vulnerability index (VI) in the Citarum River Basin is 1.80 in the upstream zone, indicating that the socio-hydrological system in this zone is moderately vulnerable. In the middle zone, the value of VI is 2.52 and in the downstream zone, it is 2.06, which indicates that the socio-hydrological system in the two zones is significantly vulnerable. This study concludes that to overcome the vulnerability of the socio-hydrological system in the Citarum River Basin, it is necessary to implement a model to increase the resilience of the socio-hydrological system through polycentric water governance interventions. Polycentric water governance supported by collective community action with the strength of social capital and pro-environmental behavior as a form of community resilience will achieve the sustainability of river ecosystem services in the Citarum River Basin.
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atiti Setyaning Utami Mudjiardjo
"Tahun 2017 Balai Besar Wilayah Sungai Citarum mencatat pencemaran Sungai Citarum terutama daerah hulu DAS terus mengalami peningkatan yang ditandai penurunan kualitas air secara signifikan. Menurut laporan, 47,1% DAS Citarum Hulu mengalami pencemaran berat dengan total cemaran mencapai 280 ton limbah setiap harinya. Penelitian ini bertujuan menganalisis indeks kerentanan yang meliputi: variasi sumberdaya air, kelangkaan air, eksploitasi air, pencemaran air, kapasitas alam, kapasitas fisik, modal sosial, dan kapasitas ekonomi. Hasil analisis kerentanan tersebut menjadi dasar perumusan strategi intervensi untuk menjaga keberlanjutan fungsi eksosistem sungai di wilayah DAS Citarum Hulu.Metode riset yang digunakan adalah kombinasi antara metode analisis spasial, analisis statistik, SEM dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan nilai indeks kerentanan sebesar 1 yang berarti bahwa kondisi lingkungan di wilayah DAS Citarum Hulu sangat buruk dan diperlukan restorasi wilayah sungai. Kondisi ini mengharuskan berbagai pihak untuk melakukan strategi intervensi yang meliputi aspek sosial, kebijakan, dan teknologi untuk menjaga keberlanjutan fungsi ekologisnya.

In 2017, the Citarum River Basin Center noted that pollution of the Citarum River, especially the upstream watershed, continued to experience an increase marked by a significant decrease. 47.1% of the Upper Citarum watershed is polluted with a total of 280 tons of waste per day. This study aims to analyze the vulnerability index which includes: variations in water resources, water scarcity, water exploitation, water pollution, natural capacity, physical capacity, social capital, and economic capacity. The results of the vulnerability analysis are the basis to maintain the sustainable. The research method used is a combination of spatial analysis methods, statistical analysis, SEM and questionnaires. The results showed a vulnerability index value of 1, which means the environmental conditions in the Upper Citarum watershed area are bad and require restoration. This condition requires various parties to carry out intervention strategies covering social, policy and technological aspects to maintain the sustainability."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faris Fadhil
"Tekstur tanah merupakan sifat fisik tanah yang penting, karena mengatur sebagian besar proses fisik, kimia, biologi, dan hidrologi di tanah. Informasi mengenai tekstur tanah sangat penting untuk pengelolaan tanaman dan lahan yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan persebaran spasial tekstur tanah menggunakan metode Kriging, serta menganalisis pengaruh lereng, ketinggian, dan penggunaan lahan terhadap tekstur tanah. Hasil penelitian menunjukkan persebaran tekstur tanah di daerah penelitian didominasi oleh tekstur liat, lempung, dan lempung berpasir. Ketinggian dan lereng diketahui memiliki korelasi yang cukup kuat terhadap fraksi pasir dan debu dengan korelasi yang positif, sedangkan fraksi liat menunjukkan korelasi negatif. Persebaran fraksi pasir dan debu cenderung semakin tinggi ke arah Selatan, sedangkan fraksi liat ke arah Utara. Validasi menggunakan nilai RMSE menunjukkan nilai RMSE masing-masing fraksi pasir, debu, dan liat menggunakan metode Kriging yaitu 0,33, 0,17, dan 0,37.

Soil texture is an important soil physical property, because it regulates most physical, chemical, biological, and hydrological processes in the soil. Information about soil texture is very important for proper management of plants and land. This study aims to map the spatial distribution of soil textures using the Kriging methods, and analyze the effect of slope, elevation, and land use on the soil texture. The results showed the distribution of soil texture in the study area was dominated by the texture of clay, loam, and sandy loam. The elevation and slope have a strong correlation with the sand and silt fraction with a positive correlation whereas, the clay fraction shows a negative correlation. The distribution of sand and silt fraction tends to be higher to the south, while the clay fraction to the north. Accuracy using RMSE values shows the RMSE values of each sand, silt and clay fraction using Kriging method is 0.33, 0.17 and 0.37."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Hardianto
"Kanker payudara merupakan penyakit yang banyak mengancam jiwa kaum wanita. Pengurangan resiko kematian akibat penyakit ini dapat dilakukan dengan pemeriksaan dini melalui mammografi. Hasil mammografi yang berupa mammogram sering kurang memuaskan para ahli radiologi karena tertutupnya sel kanker oleh jaringan/strukur yang sebenarnya merupakan jaringan/struktur normal.
Penelitian ini mecoba memodifikasi metode-metode dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan deteksi kanker secara otomatis atau semi otomatis. Metode terdiri dari preprocessing untuk penghilangan jaringan/struktur normal pada mammogram, segmentasi dengan transformasi watershed dan segmentasi dengan thresholding.
Hasil segmentasi kemudian diklasifikasi menggunakan metode pengukuran jarak kemiripan Euclidean Distance. Hasil uji coba menunjukkan metode preprocesing belum baik sehingga dapat mengganggu proses berikutnya yaitu segmentasi. Segmentasi dengan transformasi watershed mencapai keberhasilan hingga 96,67%, tercatat pada beberapa kasus ukuran sel kanker yang tersegmentasi lebih kecil dari seharusnya. Hasil segmentasi dengan thresholding menunjukkan keberhasilan hingga 70%, tercatat pada beberapa kasus ukuran sel kanker yang tersegmentasi lebih besar dari seharusnya. Metode klasifikasi menunjukkan hasil buruk dengan selalu menunjukkan kelas benign pada kasus dimana terdapat segmentasi."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>