Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104220 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Timur Purbowati
"Keberagaman pemahaman santri putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada pondok pesantren tradisional diakibatkan keterbatasan sarana penunjang serta kurangnya dukungan pihak luar pesantren terkait persoalan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pengetahuan santri putri pondok pesantren tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, minat para santri terhadap kegiatan ekstrakulikuler, media informasi dan pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Accessment Procedure RAP dengan pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam pada santri putri dan guru.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan pemahaman santri putri pondok pesantren sangat beragam mengenai kesehatan reproduksi, sehingga ada baiknya dilakukan kerjasama lintas sektoral antara Kemendiknas, Kemenkes dan Kemenag agar dibuatkan satu kurikulum di dalamnya mencakup unsur mengenai kesehatan reproduksi yang dapat diterapkan pada pondok pesantren tradisional dan juga modern sehingga diharapkan para santri dapat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih seragam.

Variety understanding of female santri on reproductive health especially at traditional boarding school caused by limited of supporting facilities and lack of support from outside party of boarding school related to reproductive health problem. Objective of this research is to knowing description about knowledge of female santris Islamic boarding school about reproductive health in Regency Tangerang Year 2017 which relate with curriculum education that applied, teaching metodhe which conducted by teacher, interest of the student against extraculiculler activity, information media and personal experience that related with adolescent reproductive health.
This research is using qualitative approach with Rapid Accessment Procedure RAP through Focus Group Disscussion FGD and indepth interview methode to female santris and using indepth interview to the teacher.
Result of this research is mention that Islamic boarding school santris have a variety of knowledge or understanding about reproductive health, so it is better to do cooperation cross sectoral between Kemendiknas,Kemenkes and Kemenag so can be created one particular curricullum which is include reproductive health that can be applied to the traditional and modern Islamic boarding school, so the santris can get more similar knowledge about reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Mulyana
"Pengaruh hormon mengaktifkan kelenjar sebasea saat remaja, dan meningkatkan kelembaban genitalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja awal tentang kesehatan organ reproduksi wanita dan perilaku vulva hygiene. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian mencakup 108 siswi kelas tujuh dan delapan, dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pengetahuan remaja cukup (62,0%) dan perilaku vulva hygiene baik (51,9%). Informasi mempengaruhi pengetahuan, yang menentukan perilaku. Peneliti menyarankan pemberian informasi kesehatan reproduksi oleh peer group secara berkala, mahasiswa keperawatan juga perlu mempelajari keterampilan menyampaikan materi kesehatan reproduksi bagi remaja secara efektif.

Hormonal changes activate sebacea glands and increase genitalia moisture. The study aimed to find the knowledge level of female reproductive health and vulva hygiene behaviour in early female adolescents. The method of this research was quantitative descriptive. The data were collected from 108 female students in seventh and eighth grade by simple random sampling. Result showed that most respondents had sufficient knowledge (62,0%) and good vulva hygiene behaviour (51,9%). Information influence knowledge, that determine human behaviour. Researcher suggested that delivering information about reproductive health by peer group should be done regularly, nursing students also need to learn communication skill in deliver reproductive health materials for adolescents effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Naadiyah Fauziyyah
"Penyakit menular di negara berkembang terjadi sangat cepat karena kurangnya penerapan praktik kebersihan pribadi dan kondisi sanitasi yang memadai. Praktik kebersihan pribadi seperti mencuci tangan telah terbukti mengurangi kemungkinan penyakit seperti diare dan infeksi saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku kebersihan diri santri di pondok pesantren di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif cross sectional. Penelitian ini dilakukan terhadap 146 santri di dua pondok pesantren di Bogor dengan menggunakan metode total sampling dan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan siswa yang memiliki pengetahuan baik dan pengetahuan kurang sama (50%), sikap siswa terhadap personal hygiene kurang (54,8%) dan perilaku personal hygiene siswa tergolong baik (51,4%). Rekomendasi dari hasil penelitian ini perlu dilakukan dalam penyuluhan kesehatan khususnya terkait personal hygiene di pesantren di Indonesia karena masih terdapat santri yang kurang pengetahuan, sikap dan perilaku terkait personal hygiene.

Infectious diseases in developing countries occur very rapidly due to the lack of adequate personal hygiene practices and sanitary conditions. Personal hygiene practices such as washing hands have been shown to reduce the chances of illnesses such as diarrhea and respiratory infections. This study aims to describe the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools in Bogor. This study used a cross sectional descriptive research design. This research was conducted on 146 students in two Islamic boarding schools in Bogor using a total sampling method and using univariate analysis. The results showed that students who had good knowledge and less knowledge were the same (50%), students 'attitudes towards personal hygiene were less (54.8%) and students' personal hygiene behavior was classified as good (51.4%). Recommendations from the results of this study need to be carried out in health education, especially regarding personal hygiene in Islamic boarding schools in Indonesia because there are still students who lack knowledge, attitudes and behavior related to personal hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dariyani
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan pengetahuan catin tentang kesehatan reproduksi setelah dilakukan pengontrolan oleh jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan catin. Metode penelitian ini adalah desain cross sectional. Sampel penelitian adalah seluruh calon pengantin muslimyang terdaftar pada 7 KUA di Kabupaten Tangerang bulan Mei-Juni 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa catin dengan sumber informasi cukup mempunyai peluang empat kali untuk berpengetahuan tinggi dibandingkan catin dengan sumber informasi kurang setelah dikontrol jenis kelamin dan pendidikan catin. Saran yang diajukan adalah memberikan informasi kesehatan reproduksi kepada catin melalui kegiatan Suscatin serta memaksimalkan media informasi baik cetak maupun elektronik.

This study aims to analysis the relationship between source to information on brides reproductive health knowledge after controlling by gender, age, occupation, and education. Method cross sectional design. Sample were all couple who registered on 7 Kantor Urusan Agama in Tangerang district on May-June 2013.
The results showed that the bride with enough source to information have opportunities four times higher for good knowledge than the lower source to information after controlling by gender and education. The suggestion are to provide reproductive health information to the bride through Suscatin and maximize media both print and electronic information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Habibah
"Berinteraksi dengan lawan jenis merupakan suatu kebutuhan bagi para santri yang ada dalam masa remaja. Akan tetapi bagi santri di pesantren Al-Idris, interaksi lawan jenis tidak bisa mereka lakukan secara bebas, sebab ada aturan pesantren yang membatasi mereka. Selain itu di sana juga terdapat gendered space yang memisahkan wilayah santri putri dan santri putra, sehingga hanya dalam waktu tertentu para santri dapat berinteraksi dengan lawan jenisnya. Dalam penelitian ini, saya melihat hubungan interaksi lawan jenis santri dengan ruang di sekitar mereka. Saya ingin melihat cara para santri menciptakan embodied space yang mereka gunakan untuk berinteraksi dengan lawan jenisnya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Data dikumpulkan dengan cara observasi partisipan serta wawancara mendalam.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ada lima tempat yang digunakan oleh para santri untuk menciptakan embodied space agar bisa berinteraksi dengan lawan jenis mereka. Tempat itu meliputi sekolah, warung, masjid, asrama, serta pohon di wilayah kuburan di luar pesantren. Kemudian dalam menciptakan embodied space ada berbagai cara yang dilakukan oleh para santri yang disesuaikan dengan tempat interaksinya.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa sebenarnya embodied space diciptakan oleh para santri karena adanya keinginan mereka untuk berinteraksi melebihi batasan interaksi yang ada, yang didukung juga oleh lemahnya kontrol sosial serta ada negosiasi santri terhadap aturan interaksi.

Interacting with members of the opposite sex is a necessity for students who exist in adolescence. However, for students in Al-Idris Islamic boarding schools, the interaction of the opposite sex cannot be done freely, because there are pesantren rules that limit them. In addition there is also a gendered space that separates the female students and male students, so that only within a certain time the students can interact with the opposite sex. In this research, I see the interaction between the opposite sex types of students with the space around them. I want to see the way the students create an embodied space that they use to interact with the opposite sex.
This study uses a qualitative method with an ethnographic approach. Data were collected by participant observation and in-depth interviews.
The results of the study show that there are five places used by students to create embodied space in order to interact with their opposite sex. The place includes schools, stalls, mosques, dormitories, and trees in the area of ​​the cemetery outside the pesantren. Then in creating embodied space there are various ways that are done by the students that are adjusted to the place of interaction.
This study also shows that the actual embodied space was created by the students because of their desire to interact beyond the limits of interaction, which is also supported by weak social control and students' negotiations on the rules of interaction.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Novi Rachmadayanti
"ABSTRAK
Pada kehidupan modern saat ini, bullying mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah dilingkungan sekolah. Bullying merupakan salah satu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh seseorang yang dianggap lemah, dan perilaku ini dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang bullying. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X dan kelas XI, dengan total jumlah responden sebanyak 110 responden. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji sebelumnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah mengalami dan merasakan bullying selama berada disekolah. Berdasarkan pengetahuan bullying, sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang tinggi tentang bullying. Bentuk dalam bullying diantaranya adalah bullying secara fisik memukul, mendorong, menampar, dan lain lain , secara verbal menghina, mengejek, memangil dengan nama julukan atau kata-kata kasar . Faktor individu, faktor keluarga, faktor lingkungan, faktor teman sebaya, dan faktor media massa membentuk perilaku bully pada remaja. Dampak yang terjadi diantaranya adalah perasaan malu, stres hingga depresi, sampai mencoba untuk melakukan tindak bunuh diri.

ABSTRACT
In modern life, bullying can happen on various settings. Most of them happenedin school setting. Bullying is one form of violence committed by someone who is considered weak, and can occur anytime and anywhere. The purpose of this research is to adolescents knowledge about bullying. The subjects of this research are students in grade 10 and 11, resulting in a total of 110 respondents. This research is a descriptive quantitative research which used cross sectional method. Data collection techniques were conducted using questionnaires that have been tested before. The study found that most respondents had experienced and felt bullying during school. The study found that the most respondents had high knowledge about bullying. The forms of bullying include physical bullying hitting, pushing, slapping, etc. , verbal bullying insulting, mocking, calling someone with naughty nicknames or harsh words . Individual factors, family factors, environmental factors, peer factors, and mass media factors shape bullying behavior in adolescents. The impacts of bullying are feelings of shame, stress, depression, and even leads to suicide. "
2017
S68257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafira Anindya
"Agar bisa berperilaku baik seseorang harus mempunyai pengetahuan yang baik. Untuk mempunyai pengetahuan yang baik, perlu diberikan penyuluhan. Oleh karena itu, diperlukan survey untuk mengetahui efektivitas penyuluhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan santri mengenai pencegahan trikuriasis. Pencegahan trikuriasis penting karena trikuriasis menyebabkan anemia dan diare. Penelitian ini menggunakan metode pre-post study. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 Januari 2011 dengan memberikan kuesioner pada 154 responden yang terdiri dari 81 orang santri Madrasah Tsanawiyah dan 73 orang santri Madrasah Aliyah yang dipilih dengan total sampling. Responden memiliki usia yang beragam dari 12 hingga 20 tahun dengan persebaran laki-laki sebanyak 91 orang (59,1%) dan perempuan 63 orang (40,1%). Sebelum penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 8 orang (5,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 28 (18,2%), dan 118 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (76,6%). Sesudah penyuluhan jumlah santri yang memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pencegahan trikuriasis sebanyak 28 orang (18,2%), yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 45 (29,2%), dan 81 orang memiliki tingkat pengetahuan kurang (52,6%). Dengan uji marginal homogenity didapatkan p<0,01 yang berarti terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan.

People must have a good knowledge to have a good behavior. In order to have a good behavior, health promotion should be given. That’s why a survey is needed to know the effectiveness of health promotion. The purpose of this research is to know about the effectiveness of health promotion in improving the student’s knowledge about prevention of trichuriasis. Prevention of trichuriasis is important because trichuriasis cause anemia and diarrhea. The design used in this research is pre-post study. The data collecting was held on 22nd of January 2011 by giving a questioner to 154 students (81 students of junior high school and 73 students of senior high school) in Islamic boarding school. There are 91 female students (59,1%) and 63 male students (40,1%) with various ages (12-20 years old). Before health promotion, 8 students (5,2%) has poor level, 28 students (18,2%) has fair level, and 118 students (76,6%) has good level of knowledge. After health promotion was applied, 28 students (18,2%) has poor level, 45 students (29,2%) has fair level, and 81 students (52,6%) has good level of knowledge. Based on the marginal homogenity test, there’s a significant improvement of knowedge before and after the health promotion (P<0,01)."
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Permatasari
"Pengetahuan mengenai pedikulosis kapitis yaitu penyebab dan gejala yang ditimbulkannya penting untuk diketahui masyarakat supaya kasus pedikulosis bisa dideteksi dan ditangani secara dini Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan responden mengenai pedikulosis kapitis Bentuk penelitian ini adalah studi pre post Data penelitian diambil pada 22 Januari 2011 di Pesantren X Jakarta Timur Seluruh santri diikutsertakan dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai penyebab dan gejala pedikulosis Survei dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan Data diolah menggunakan program SPSS versi 11 5 dan diuji dengan marginal homogeneity Responden terdiri atas 151 orang berusia 11 18 tahun Responden laki laki 88 orang 58 3 dan perempuan 63 orang 41 7 Sebelum penyuluhan 13 orang 8 6 responden memiliki tingkat pengetahuan sedang dan 138 orang lainnya 91 4 memiliki tingkat pengetahuan kurang Setelah penyuluhan responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik menjadi 3 orang 2 0 sedang 47 orang 31 1 dan tingkat pengetahuan kurang menjadi 101 orang 66 9 Melalui uji marginal homogeneity didapatkan nilai p.

Knowledge about pediculosis capitis especially about the causative agent and the symptoms generated are important for public in order to detect and manage pediculosis early if it happened This research is purposed to observe the effectivity of health promotion in increasing respondents rsquo knowledge about pediculosis capitis This research is a pre post study The data was taken on January 22 2011 at lsquo X rsquo Islamic High School East Jakarta All of the students were included in this study by filling the questionnaire about pediculosis capitis causative agent and symptoms The survey was taken before and after the health promotion The data was processed using SPSS program version 11 5 and checked using marginal homogeneity test There were 151 respondents aged between 11 18 years old The respondents consisted of 88 boys 58 3 and 63 girls 41 7 Before the health promotion 13 respondents 8 6 had fair knowledge and the remaining 138 91 4 had poor knowledge After the health promotion the amount of respondents who had good knowledge increase to 3 respondents 2 0 fair knowledge 47 respondents 31 3 and poor knowledge decreases to 101 respondents 66 9 Using marginal homogeneity test the value of p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Nurul Aisha
"Pondok Pesantren berisiko menjadi klaster baru penularan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tingkat pengetahuan, sikap, dan keterampilan tentang pencegahan COVID-19 pada santri. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitatif. Responden yang terlibat berjumlah 333 santri Pondok Pesantren X di Kabupaten Lebak dan diambil menggunakan stratified random sampling berdasarkan strata pendidikan yakni SMP dan SMA serta proportional sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan rentan usia santri dari 12-18 tahun, tingkat pendidikan SMA (52%), santri berjenis kelamin perempuan (75,1%), tidak memiliki riwayat COVID-19 (72,4%), riwayat vaksinasi COVID-19 sampai dosis 2 (84,4%), dan sumber informasi dari Kiai/Ustad/Ustdzah/ Guru (31,8%), tingkat pengetahuan santri tentang Pencegahan COVID-19 tergolong baik (92,50%), sikap pencegahan COVID-19 baik (56,2%), dan keterampilan pencegahan COVID-19 yang baik (53,8%). Rekomendasi dari penelitian ini perlunya peningkatan peran Poskestren dan Kiai/Ustadz/stadzah dalam mengontrol penerapan pencegahan COVID-19 di Pondok Pesantren karena masih adanya pengetahuan, sikap dan keterampilan pencegahan COVID-19 yang kurang pada santri.

Pondok Pesantren are at risk of becoming new clusters of COVID-19 transmission. The implementation of COVID-19 prevention is an important thing to do for the Pesantren community. The purpose of this research was to describe the level of knowledge, attitudes, and skills about preventing COVID-19 in santri. This research uses a quantitative descriptive study. The respondents involved were 333 santri of Pondok Pesantren X in Lebak Regency and were taken using stratified random sampling based on educational strata (SMP and SMA) and proportional sampling. The results of this study indicate that students are aged from 12-18 years old, high school education level (52%), female santri (75.1%), haven’t history of COVID-19 (72.4%), and history of COVID-19 vaccination up to dose 2 (84.4%), and sources of information from Kiai/Ustad/Ustdzah/Teachers (31.8%), the level knowledge of students about COVID-19 prevention is good (92.50%), the attitude of preventing COVID-19 is good (56.2%), and the skills of preventing COVID-19 is good (53.8%). Recommendation from this study are the need to increase the role of Poskestren and Kiai/Ustadz/stadzah in controlling the implementation of COVID-19 prevention in Islamic boarding schools because there is still a lack of knowledge, attitudes and skills to prevent COVID-19 in santri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Diana Nurfitri
"ABSTRACT
Pedikulosis kapitis banyak terdapat pada orang yang hidup berkelompok seperti di pesantren sehingga santri perlu diberikan edukasi mengenai gejala klinisnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas penyuluhan terhadap pengetahuan santri tentang gejala pedikulosis. Desain penelitian menggunakan pre-post study dengan intervensi penyuluhan kesehatan. Data diambil di sebuah Pesantren, Jakarta Timur bulan Mei 2012 dengan memberikan kuesioner yang berisi enam pertanyaan gejala pedikulosis kepada 181 santri (total sampling). Jumlah responden tersebut terdiri dari 109 responden laki-laki dan 72 perempuan, berusia 11-19 tahun, dengan tingkat pendidikan madrasah aliyah 71 responden dan madrasah tsanawiyah 110 responden. Skor pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan diuji dengan uji marginal homogeneity pada program SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan sebelum penyuluhan tingkat pengetahuan responden: 4 (2,2%) orang baik, 19 (10,5%) cukup dan 158 (87,3%) kurang. Setelah penyuluhan, responden berpengetahuan baik 18 (9,9%), cukup 51 (28,2%) dan kurang 112 (61,9%). Uji marginal homogeneity menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,01) pada tingkat pengetahuan mengenai gejala pedikulosis sebelum dan sesudah penyuluhan. Disimpulkan bahwa penyuluhan efektif meningkatkan pengetahuan santri mengenai gejala pedikulosis.

ABSTRACT
Pediculosis capitis is often found in group-based population such as pesantren, thus students should be given an education about its symptoms. The purpose of this study was to investigate the effectiveness of health education on student?s knowledge improvement about the symptoms of Pediculosis. The pre-post study design was used. Data was taken from the pesantren, East Jakarta on May 2012. The questionnaire was distributed which consist of 6 questions about pediculosis symptoms to 181 students. The students consisted of 109 male students and 72 female students, aged 11-19 years old, with level education of students were 71 Madrasah Aliyah and 110 Madrasah Tsanawiyah. Score of knowledge before and after health education was calculated statistically using Marginal homogeneity test at SPSS version 20 software. The result showed the level of knowledge before health education was 4 (2.2%) good, 19 (10.5%) average, and 158 (87.3%) poor. After health education was held, there was improvement on the result: 18 (9.9%) good, 51 (28.2%) average, and 112 (61.9%) poor. Marginal homogeneity test shows significant difference (p<0.01) on level of knowledge before and after the health education was held. This finding concludes that health education effectively improved student?s knowledge on symptoms of pediculosis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>