Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138071 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Alinda Nastiti
"ABSTRAK
Seng Zn dan Tembaga Cu merupakan mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Mineral berperan sebagai kofaktor beberapa enzim yang bekerja pada tubuh manusia. Namun, mineral dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam tidak dapat terabsorbsi dengan baik dan memiliki bioavailibilitas yang rendah. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis kompleks mineral asam amino untuk meningkatkan absorbsi dan bioavailabilitas mineral. Setelah itu, dilakukan analisis kadar mineral untuk mengetahui jumlah mineral yang terikat dengan asam amino. Asam amino yang dapat digunakan sebagai ligan diantaranya adalah metionin, leusin, dan glisin. Sintesis kompleks logam asam amino dilakukan dengan mereaksikan ion logam bebas yang berasal dari garam logam yang larut air dengan asam amino dengan perbandingan molar 1:2. Berdasarkan metode yang dilakukan, rendemen hasil sintesis adalah 95,38 , 95,95 , 76,31 , dan 93,91 untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, dan Cu gli 2. Kompleks yang terbentuk kemudian dipisahkan logam bebas dan logam terikatnya menggunakan kromatografi kolom dan dianalisis kadarnya menggunakan spektrofotometri serapan atom SSA . Berdasarkan hasil penelitian, kadar logam yang terikat untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu Leu 2, dan Cu Gli 2 adalah 189,32 mg/g, 353,78 mg/g, 180,89 mg/g, dan 275,11 mg/g. Sedangkan kadar logam bebas yang didapatkan dari masing-masing kompleks adalah 13,57 mg/g, 12,92 mg/g, 0,19 mg/g, dan 2,12 mg/g untuk kompleks Zn Met 2, Zn gli 2, Cu Leu 2, dan Cu Gli 2. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar mineral yang didapatkan pada tiap kompleks hasil sintesis berbeda-beda, tergantung jenis mineral dan ligannya.

ABSTRACT
Zinc Zn and Copper Cu are essential minerals needed by human body. Minerals are cofactors of some enzymes in human body. However, minerals in free form and mineral salt couldn rsquo t be well absorbed and have low bioavailibility. Therefore, t increase its bioavailability and absorption, the minerals are made in complex or chelated form with amino acids as their ligands. Amino acids that could be used as ligands include methionine, leucine, and glycine. Synthesis of amino acid metal complexes was carried out by reacting free metal ion from a water soluble metal salt with an amino acid in a 1 2 molar ratio. The yield of the synthesis is 95.38 , 95.95 , 76.31 , and 93.91 for complex Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 respectively. The metal amino acid complex was then separated using column chromatography and analyzed using an atomic absorption spectrophotometry SSA . The bonded metal consentration for Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 complexes respectively was 189.32 mg g, 353.78 mg g, 180.89 mg g, and 275.11 mg g. While the free metal concentration of Zn Met 2, Zn gli 2, Cu leu 2, and Cu gli 2 complex respectively was 13.57 mg g, 12.92 mg g, 0.19 mg g, and 2.12 mg g. In conclusion, mineral concentration in each complexes were different, depends on the type of minerals and ligands."
2017
S68353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Adani
"ABSTRAK
Seng dan tembaga sebagai mineral esensial yang dibutuhkan oleh tubuh akan sulit terabsorbsi ketika berada dalam bentuk logam bebasnya, sehingga dilakukan sintesis untuk mendapatkan bentuk organik dari mineral tersebut agar dapat meningkatkan bioavailabilitas dengan cara pembuatan senyawa kompleks atau terikat secara kovalen koordinat terhadap asam amino. Pada percobaan ini dilakukan sintesis kompleks Zn Met 2, ZnTrp, Cu Lys 2 dan Cu Ile 2 berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kadar logam dalam bentuk bebas maupun yang terikat asam amino pada kompleks. Verifikasi terbentuknya kompleks dilakukan dengan FTIR, yang ditandai dengan terjadinya pergeseran spektrum serapan pada kompleks. Penetapan kadar logam dalam kompleks ditentukan menggunakan AAS. Rendemen yang diperoleh untuk kompleks Zn Met 2, ZnTrp, Cu Lys 2, dan Cu Ile 2 berturut-turut adalah 95,99 , 94,18 , 91,89 , dan 95,73 dengan kadar logam total kompleks berturut-turut sebesar 199,51 mg/g, 246,98 mg/g, 176,99 mg/g, dan 189,75 mg/g. Dapat disimpulkan bahwa kadar mineral terikat maupun bebas pada tiap kompleks hasil sintesis berbeda, tergantung jenis mineral dan ligannya.

ABSTRACT
Zinc and copper are trace minerals that is essential for the body but is difficult to be absorbed while being in a free metal state, thus a method of synthesis was done to obtain an organic form from these minerals in order to increase their bioavailability by producing metal complexes where the metal ion forms a coordinate covalent bond with amino acids. In this experiment, the method of synthesis used for Zn Met 2, ZnTrp, Cu Lys 2 and Cu Ile 2 complexes were taken from previous studies. Verification of the samples were done with FTIR, which can be determined by stretched spectrums produced by the complexes. Analysis of metal content in complexes was done by using AAS. Results of yield gained from the synthesis of complexes for Zn Met 2, ZnTrp, Cu Lys 2, and Cu Ile 2 respectively are 95.99 , 94.18 , 91.89 , dan 95.73 with metal content as much as 199.51 mg g, 246.98 mg g, 176.99 mg g, dan 189.75 mg g for each complex respectively. In conclusion, mineral concentrations found in each complexes were different, depending on the type of minerals and ligands."
2017
S69063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Afina Hindersah
"ABSTRAK
Tembaga dan mangan merupakan suatu unsur mineral mikro yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, namun dalam bentuk bebasnya tidak dapat diserap oleh tubuh akibat terlalu polar. Sehingga, dibutuhkan suatu pembawa yang dapat mengikat unsur mineral tersebut agar dapat meningkatkan penyerapannya oleh tubuh. Salah satu pembawa yang umunya dapat digunakan adalah asam amino. Metionin dan triptofan merupakan salah satu dari asam amino esensial yang diperlukan tubuh sebagai penyusun protein dan enzim. Penelitian ini bertujuan untuk membuat suatu kompleks antara unsur mineral dengan asam amino serta menetapkan kadar unsur mineral dalam keadaan terikat dan bebas menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom SSA . Karakterisasi kompleks dilakukan dengan pengujian menggunakan spektrofotometer inframerah serta pemisahan mineral bebas dan terikat dilakukan dengan metode kromatografi kolom penukar ion. Hasil menunjukkan bahwa sintesis antara unsur mineral dengan asam amino dapat dilakukan dan kadar mineral bebas untuk kompleks tembaga-metionin, tembaga-triptofan, mangan-metionin berturut-turut adalah 4.52 mg/Kg; 6.53 mg/Kg; 0.056 mg/Kg dan kadar mineral terikat untuk kompleks tembaga-metionin, tembaga-triptofan, mangan-metionin, mangan-triptofan berturut-turut adalah 96.885 mg/Kg; 114.974 mg/Kg; 57.778 mg/Kg; dan 49.624 mg/Kg

ABSTRACT
Copper and manganese are micro mineral elements that the body needs in a small amounts, which the free form of these minerals can not be absorbed by the body due to high polarity. Therefore, it needs a carrier that can bind the mineral elements in order to be absorbed by the body. One of the carrier that generally used is amino acid. Methionine and tryptophan are one of the essential amino acids that the body needs as a constituent of proteins and enzymes. This study aims to create a complex between mineral elements with amino acids and determine the mineral element levels in a bound and free state using Atomic Absorption Spectrophotometer AAS . The complex characterization was done by using infrared spectrophotometry as well as separation of free and bound mineral content was done by ion exchange chromatography method. The results showed that the synthesis between mineral elements with amino acids were succeed and the results of free mineral content for copper methionine, copper tryptophan, manganese metionin compounds at 4,52 mg kg 6,53 mg Kg 0,056 mg Kg respectively and the results of bound mineral content for copper methionine, copper tryptophan, manganese methionine, manganese tryptophan complexes of 96,885 mg Kg 114,974 mg Kg 57,778 mg Kg and 49,624 mg Kg respectively."
2017
S67852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Onick Dharma Saputra
"Cupri merupakan mineral esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Namun, mineral dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam tidak dapat terabsorbsi dengan baik dan memiliki bioavailibilitas rendah. Sehingga, dibutuhkan suatu pembawa yang dapat mengikat unsur mineral tersebut, salah satu pembawa yang umumnya dapat digunakan adalah asam amino. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis kompleks antara unsur mineral dengan asam amino. Setelah itu, dilakukan analisis kadar mineral dalam keadaan terikat dan bebas menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom SSA. Karakteristik kompleks dilakukan dengan pengujian menggunakan Sprktrofotometri Inframerah serta pemisahan mineral bebas dan terikat dilakukan dengan metode Kromatografi Kolom Penukar Ion. Hasil menunjukan bahwa sintesis antar unsur mineral dengan asam amino dapat dilakukan dan kadar mineral terikat untuk kompleks cupri-leusin 0,5:0,8, cupri-leusin 0,5:1, cupri-leusin 0,5:1,2 berturut-turut adalah 273,219 mg/g, 74,625 mg/g, 73,274 mg/g, untuk kompleks cupri-sistin 1:0,9, cupri-sistin 1:1, cupri-sistin 1:1,2 berturut-turut adalah 119,423 mg/g, 157,656 ng/g, 126,747 mg/g. Kadar logam bebas untuk kompleks cupri-leusin 0,5:0,8, cupri-leusin 0,5:1, cupri-leusin 0,5:1,2 berturut-turut adalah 2,631 mg/g, 3,291 mg/g, 1,626 mg/g, untuk kompleks cupri-sistin 1:0,9, cupri-sistin 1:1, cupri-sistin 1:1,2 berturut-turut adalah 3,077 mg/g, 1,860 mg/g, 3,303 mg/g.

Copper is an essential mineral the body needs in small amounts. However, minerals in free form or in the form of salt cannot be absorbed well and have a low bioavailability. Therefore, a carrier that can bind the element of the mineral is needed one of those generally capable carriers is the amino acid. Thus in this research, it was done a complex synthesis between mineral elements with amino acids. Next, the mineral content analyses were held in bound and free conditions using Atomic Absorption Spectrophotometry AAS. The complexes characterization was performed by testing using Infrared Spectrophotometry and the separation of free and bound minerals was done by using Chromatography of Ion Exchanger Column method. The results show that the synthesis between mineral elements with amino acids can be performed, and the bound mineral content to the complexes of copper leucine 0.5:0.8, copper leucine 0,5: 1, copper leucine 0,5:1,2 consecutively are 273.219 mg/g, 74.625 mg/g, and 73.274 m/g. Meanwhile, the bound mineral content for the complexes of copper cystine 1.0.9, copper cystine 1:1, copper cystine 1:1.2 orderly are 119.423 mg/g, 157,656 mg/g, and 126.747 mg/g. The free metal content of the complexes of copper leucine 0.5:0.8, copper leucine 0.5:1, copper leucine 0.5:1.2 consecutively are 2.631 mg g, 3.291 mg/g, and 1.626 mg/g. For the complexes of copper cystine 1:0.9, copper cystine 1:1, copper cystine 1:1.2, the free metal contents orderly are 3.077 mg/g, 1.860 mg g, and 3.303 mg/g."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mukti Purnamisari
"ABSTRAK
Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam berat oleh manusia yang tidak memperhatikan keselamatan lingkungan. Kontaminasi dari timbal (Pb), tembaga (Cu), dan kadmium (Cd) pada sayuran seperti selada, bayam merah, dan genjer akan menimbulkan masalah kesehatan apabila melebihi batas cemaran yang diperbolehkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam pada sampel dari lahan kebun sayur yang terletak di Jalan Pramuka Jakarta Pusat. Sampel dicuci bersih terlebih dahulu kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 80o C selama 4 jam, setelah kering kemudian diblender menjadi serbuk. Sampel didestruksi dengan
asam nitrat pekat menggunakan alat microwave digestion system pada suhu 180oC selama 25 menit, lalu sampel dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil kadar rata-rata timbal dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,12±0,05 sampai 0,63±0,03 mg/kg. Kadar rata-rata kadmium dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,001±0,006 sampai 0,009±0,001 mg/kg. Kadar rata-rata tembaga dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,17±0,01 sampai 0,55±0,005mg/kg. Pada hasil analisis kadar cemaran timbal pada batang genjer melewati batas kadar aman.

ABSTRACT
Heavy metal contamination on natural environment is a process that closely related to human?s using of heavy metal without paying attention to environmental safety. Contamination of lead (Pb), copper (Cu) and cadmium (Cd) in vegetables like lettuce, red spinach, and genjer will cause health problem if they exceed safety limit of contamination. This research was conducted to determine metal content in sampel (lettuce, red spinach, and genjer) from farm that located in Jalan Pramuka Jakarta Pusat. Samples were first washed and then dried in an oven at a temperature of 80o C for 4 hours, after ward blended into powder. Destruction of samples were done by microwave digestion system at 180 o C for 25 minute with using concentrated nitric acid. After destruction process, samples
were analyzed with atomic absorption spectrophotometry. The result showed average levels of lead in stems and leaf of genjer, lettuce, red spinach were between 0.12±0.05 to 0.63±0.03 mg/kg. The average levels of cadmium in stems and leaves of genjer, lettuce, red spinach were between 0.001±0.006 to 0.009±0.001 mg/kg. The average copper content in stems and leaves of genjer, lettuce, red spinach were between 0.17±0.01 to 0.55±0.005mg/kg. The result also showed that the level of lead contamination in the trunk of genjer over the safe
limit for humans comsumption.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ira Adelina
"Pengembangan anoda korban paduan aluminium dilakukan dengan meneliti efekdari penambahan Cu terhadap efisiensi kinerja anoda korban. Untuk melindungistruktur secara optimum, dibutuhkan nilai potensial anoda korban yang lebihrendah daripada nilai potensial struktur. Semakin besar perbedaan potensial antaraanoda korban dengan struktur yang akan dilindungi maka semakin baik strukturtersebut terlindungi. Jika perbedaan potensial terlalu jauh akan menyebabkanoverpotensial yang memicu terjadinya Stress Corrosion Cracking SCC .Untuk itu dilakukan penambahan unsur Cu sebesar 0.5 dan 1 terhadap paduanAl-5Zn. Pengujian yang dilakukan yaitu uji OES untuk melihat unsur yangterkandung, uji polarisasi dengan output kurva siklik, metalografi dengan OM,SEM, uji visual korosi pitting, dan potential measurement. Berdasarkan hasilOES, sampel Al-5Zn mengandung matriks Al sebesar 94.9 wt dan Zn sebesar4.90 wt , sampel Al-5Zn-0.5Cu mengandung matriks Al 93.4 wt ; Zn >5.16wt ; Cu 0.571 wt , sampel Al-5Zn-1Cu mengandung matriks Al 93.7 wt ; Zn4.82 wt ; dan Cu 1.28 wt .Nilai potensial breakdown Eb dan potensial proteksi Ep didapat dari pengujianpolarisasi dengan urutan nilai Eb dan Ep dari paling kecil yaitu sampel Al-5Zn,Al-5Zn-0.5Cu, dan Al-5Zn-1Cu. Berdasarkan nilai Eb, sampel anoda korban yangpaling efisien yaitu sampel Al-5Zn-1Cu karena nilai potensialnya sebesar -0.83VSCE.

Development of aluminum alloy sacrificial anode is done by examining the effectof the addition of Cu to the efficiency of the performance of the sacrificial anode.To protect its optimum structure requires sacrificial anode potential value lowerthan the potential value of the structure. The greater the difference in potentialbetween the sacrificial anode structure to be protected, the better the structure isprotected. If the potential system is not in the ideal range will cause over potentialthat trigger stress corrosion cracking SCC .Tests conducted OES is test to see elements contained, the polarization test withcyclic output curve, metallographic with OM, SEM, visual test pitting corrosion,and potential measurement. Based on the results of OES, Al 5Zn samplescontaining matrix Al of 94.9 wt and 4.90 wt of Zn, Al 5Zn sample contains amatrix of Al 0.5Cu 93.4 wt Zn 5 16 wt 0571 wt Cu, Al 5Zn samplecontainingmatrix 1Cu Al 93.7 wt Zn 4.82 wt and 1 28 wt Cu.The potential value of breakdown Eb and the protection potential Ep obtainedfrom testing the polarization in the order of Eb and Ep smallest of which samplesAl 5Zn, Al 5Zn 0.5Cu, and Al 5Zn 1Cu. Based on the value Eb, sample the mostefficient sacrificial anodes which samples Al 5Zn 1Cu because the potential valueof 0.83 VSCE."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66713
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasyad Khalifah
"ABSTRAK
Latar Belakang: Zink merupakan merupakan salah satu mikronutrien esensial sehingga defisiensi zink dalam tubuh menyebabkan ukuran lingkar kepala dan perkembangan kognitif pada bayi tidak sesuai dengan seusianya. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar zink dengan ukuran lingkar kepala dan perkembangan kognitif bayi. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian poteng lintang terhadap 97 subjek yang memenuhi kriteria penelitian Variabel-variabel dianalisis dengan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Korelasi antara kadar zink dan ukuran lingkar kepala dilakukan dengan uji korelasi Pearson sedangkan hubungan kadar zink dan perkembangan kognitif dilakukan dengan uji T independen hubungan bermakna.

ABSTRACT
Background Zinc is one of the essential micronutrients for human body. Zinc deficiency could lead to smalerl head circumference and late of cognitive development. Objective This study is aimed to seek the relationship between serum zinc level with head circumference and cognitive development in children. Method This study used cross sectional model in 97 subjects that suitable to the criteria. Variabels are then analysed with Kolmogorov Smirnov test. Correlation between serum zinc level and head circumference is analysed with Pearson correlation formula, and relation between serum zinc level and cognitive development is analysed with T independent formula significant correlation."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Salamah
"ABSTRAK
Sayuran menyerap dan menyimpan logam berat pada bagian yang dikonsumsi manusia. Bila dikonsumsi dalam jumlah besar, logam tersebut dapat menyebabkan masalah klinis dan fisiologis pada manusia. Beberapa logam seperti timbal, kadmium, tembaga dan merkuri merupakan logam yang diketahui terdeteksi pada sayuran di beberapa daerah. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu penelitian terhadap kandungan logam-logam tersebut pada sayuran organik dan non organik yang beredar di pasaran. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sayur sawi, bayam, dan kangkung. Metode destruksi yang digunakan adalah destruksi basah menggunakan asam nitrat dan asam perklorat sebagai oksidator. Sampel dianalisis menggunakan spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang spesifik yaitu timbal pada 283,3 nm; kadmium pada 228,8 nm; tembaga pada 324,8 nm; dan merkuri pada 253,7 nm. Validasi metode ini mencakup linearitas, akurasi, presisi, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua sampel sayur dari kelompok organik dan non organik dinyatakan sesuai dengan standar SNI 7387: 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan dan keputusan Ditjen POM yang tertulis pada Keputusan No. 03725 / B / SK / VII / 89 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam dalam Makanan.

ABSTRACT
Vegetables can absorb and retain heavy metals in an edible part which can cause clinical and physiological problems in humans when consumed in large quantities. Some metals such as lead, cadmium, copper and mercury are detected in vegetables in some areas. Therefore it is necessary to do a research about those metals contents in organic and inorganic vegetables in the market. Samples observed were amaranth spinach, chinese cabbage, and water spinach. The wet destruction method was used with nitric acid and perchloric acid as the oxidator. Samples were analyzed using atomic absorption spectrophotometer at specific wavelengths of Pb, Cd, Cu, Hg 283.3 nm, 228.8 nm, 324.8 nm, and 253.7 nm respectively. The method was validated in terms of linearity, accuracy, precision, limit of detection (LOD), and limit of quantification (LOQ). This study showed that all the samples of vegetables from organic and inorganic group were safe according to SNI 7387: 2009 about Limit Heavy Metal Contamination in Food and the document of the National Agency of Drug and Food Control?s written Decision No. 03725 / B / SK / VII / 89 about Limit Metal Contamination in Food."
2016
S65081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1978
543.56 SLA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>