Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alberta Basuki
"Jurnal ini mengambil tema keadilan gender yang terfokus pada penempatan perempuan dalam ranah institusi Gereja Katolik. Menyoroti bagaimana perspektif patriarki masih mengakar dalam masyarakat, terlebih dalam institusi agama yang seharusnya menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Otoritas dan kepentingan politik telah mereduksi kepemilikan tubuh itu sendiri. Penulisan ini merupakan telaah kritis terhadap posisi perempuan dan pelayanan dalam Gereja Katolik. Melihat bagaimana perempuan selalu diposisikan di belakang yang imajiner sebagai suatu dampak dari tradisi dan diskursus yang masih dilanggengkan dalam masyarakat. Melalui pemikiran Luce Irigaray mengenai caress, pemahaman mengenai pelayanan akan dikembalikan kepada aktualisasi tubuh yang berbeda untuk dapat memperlihatkan subjektivitas, terkhusus perempuan sebagai makhluk yang otonom.

This thesis takes the theme of gender equality that focuses on women 39 s placement in the institutional Catholic Church sphere. Hightlighting how patriarchal perspective are still rooted in society, especially in religious institutions that should uphold the value of humanity. Political authority and interests have reduced the ownership of the body itself. This writing is a critical study of women 39 s position and attendance in Catholic Church. Seeing how the women are always positioned behind the imaginary as an impact of tradition and discourse that is still perpetuated in society. Through Luce Irigaray 39 s thought of caress, the understanding of attendance will be restored to the actualization of different bodies in order to demonstrate subjectivity, especially of women as autonomous beings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68688
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Karina, auhtor
"Penulisan dalam skripsi ini dilakukan terhadap makna beauty yang dipahami secara berbeda, luas, dan banyak. Adapun metode penulisan yang ditempuh untuk menjawab permasalahan dalam skripsi ini adalah metode kepustakaan, metode dekonstruktif maupun metode analisis kritis. Dalam menganalisa problem beauty untuk mendapati pemahaman ontologis perspektif feminis, digunakan teori Speculum Luce Irigaray. Potret mengenai kecantikan perempuan dalam media ataupun definisi kecantikan tidak mewakili bagaimana perempuan yang 'seutuhnya' melainkan bagaimana perempuan 'seharusnya'. Definisi beauty perempuan yang katanya bersifat subjektif masih terdapat ideologi patriarki dan dikekang. Perempuan dituntut untuk tampil cantik dan menarik demi diakui feminitasnya oleh laki-laki, dalam hal pendefinisian akan cantik atau tubuhnya pun masih melalui sudut pandang laki-laki dan bukan berasal dari dirinya sendiri.

This thesis discuss the meaning of beauty that is understood differently, in wide range, and in many ways. To answer this problem, author use literally method, deconstructive, as well as critical analysis method. To analyze the problem of beauty to get fully understanding about ontological feminist perspective, using the theory of Speculum by Luce Irigaray. The image of women's beauty in media or in the definition of beauty itself does not define women as 'whole' and does not describe what women 'should be'. Definition of beauty which is known as subjective matter, but in the actualization still contains ideology patriarchy. That ideology force women to appeared beautifully and attractive in order to be acknowledge their femininity by social."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59342
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Whitford, Margaret
London: Routledge, 1991
305.420 1 WHI l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is aimed to introduce a contemporary philosopher women from France named Luce Irigaray. She becomes well known as critisizing all of the written in public are rare to discuss about women significantly."
297 TURAS 13:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Irigaray, Luce
the Hague : Mouton , 1973
FRE 419 IRI l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Era Globalisasi
"Pernikahan campur antar pasangan berbeda warga negara merupakan hal yang biasa ditemukan di Indonesia belakangan ini. Citra positif dari pernikahan ini tidak seimbang dengan citra perempuan sebagai pasangan pernikahan campur yang cenderung negatif. Vlog sebagai media alternatif menjadi medium representasi keluarga pernikahan campur dalam keseharian mereka yang dapat menegosiasikan posisi perempuan dan identitas keindonesia dalam pernikahan campur. Melalui pendekatan tekstual, dinamika relasi kuasa dalam konstruksi identitas pernikahan campur dieksplorasi dan dijelaskan berdasarkan pola-pola yang ada melalui teks visual. Identitas keindonesiaan dan subjektivitas perempuan dalam pernikahan campur dinegosiasikan oleh vlogger melalui peran gender mereka dalam ranah domestik. Hasil dari penelitian ini adalah vlog menjadi strategi bagi perempuan Indonesia dalam pernikahan campur yang tinggal di luar negeri untuk menegosiasikan identitas keindonesiaan melalui peran mereka di ruang domestik. 

Transnational mixed marriages are common in Indonesia these days. The positive image of this marriage is not balanced with the image of women as individual in mixed marriages which tends to be negative. Vlog as an alternative media becomes a medium for representation of mixed marriage families through their daily lives who negotiate the position of women and Indonesian identity in mixed marriages. Through a textual approach, the dynamics of power relations on the construction of mixed marriage identities are explored and explained based on existing patterns through visual texts. Indonesian identity and subjectivity of women in mixed marriages are negotiated by vloggers through their roles in the realm of domestication. The result of this study is vlogs become a strategy for Indonesian women in mixed marriages who live abroad to negotiate their Indonesian identity through gender role in the domestic space."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Susilo
"Mezzanine pada bangunan Gereja Katolik telah digunakan sejak beradadabad tahun yang lalu. Seiring berjalannya waktu terjadi perubahan-perubahan bentuk, fungsi dan keberadaan mezzanine. Namun demikian, hingga saat ini asal mula dan tujuan dibuatnya mezzanine masih terus diperdebatkan oleh perancang. Dengan mempelajari hubungan antara elemen-elemen pembentuk ruang dalam gereja, diharapkan mampu melihat pengaruh keberadaan lantai mezzanine pada bangunan gereja dewasa ini.
Pada skripsi ini digunakan dua Gereja Katolik sebagai studi kasus, yaitu Gereja Polikarpus dan Gereja Katedral. Dalam kedua studi kasus tersebut ditampilkan perbandingan transisi mezzanine baik dari segi sejarah, fungsi, dan kualitas ruang yang dihasilkan terhadap keseluruhan ruang ibadah. Berdasarkan tinjauan yang dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa keberadaan mezzanine dapat menambah maupun mengurangi kualitas ruang ibadah di dalam gereja.

Mezzanine at the Catholic Church building has been used since centuries years ago. Over time, changes occur in form, function and existence of mezzanine. However, until today the origin and purpose of the mezzanine is still being debated amongs the designer. By studying relationship between the elements forming the church interior, we can see the effect of the mezzanine floor in church building nowadays.
In this essay, the writer used two Catholic Church as a case study, Policarpus Church and Cathedral Church. In both case studies shown mezzanine transition comparison in terms of the history, function, and space quality to the whole space of worship. Based on the review can be concluded that the presence of a mezzanine can raise or lower the quality of worship in the church.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52759
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azkiya Nisa
"Fenomena sugar relationship semakin dikenali oleh masyarakat karena ramainya situs yang menyediakan bentuk kencan tersebut dan menjadi tren di berbagai media sosial, khususnya TikTok. Para sugar baby sebagai aktor dalam hubungan tersebut membagikan penawaran, transaksi, dan kegiatan yang dilakukan dengan sugar daddy. Tren tersebut kemudian diadaptasi oleh para pengguna perempuan TikTok lainnya dalam unggahan video tentang hubungan kencan atau pernikahan mereka. Unggahan tersebut disertai dengan suntingan video yang unik agar para pasangan terlihat lebih tua seperti sugar daddy. Adaptasi tren meminimalisir stereotip negatif terkait sugar relationship sebagai hubungan transaksional yang dikaitkan dengan prostitusi. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual secara kualitatif dan pendekatan posfeminsime untuk menganalisis latarbelakang, fitur, caption, lagu, jumlah pengguna yang menonton dan menyukai video sugar relationship di TikTok. Korpus penelitian dibatasi pada dua jenis video, yaitu unggahan sugar baby dan adaptasi oleh para pengguna perempuan lainnya yang bukan merupakan sugar baby melalui penelusuran audio dan tagar yang berkaitan dengan sugar relationship. Temuan penelitian menunjukkan subjektivitas para sugar baby dan pengguna perempuan TikTok melalui pemaknaan sugar relationship sebagai hubungan otentik dibandingkan hubungan romantis lainnya. Selain itu, humor pada unggahan video tren tersebut juga bertujuan sebagai mekanisme pertahanan dalam menanggapi ambiguitas dan kerentanan pemaknaan sugar relationship.

Due to the high amounts of websites that provide this type of dating, as well as the fact that it has grown popular on several social media platforms, particularly TikTok, the public is becoming more and more aware of the phenomenon of sugar relationship. As participants in the relationship, the sugar babyexchange offers, transctions, and activities with the sugar daddy. Later, more female TikTok users followed the trend by uploading video about their dating or marriage relationships. The upload includes a special video edit that makes the couple appear older and sugar-daddy-like. Negative preconceptions about sugar relationshipas transactional relationshipconnected to prostitution are minimized by trend adaption. The background, features, captions, music, and the amount of viewers who watch and like sugar relationship videos on TikTok are all examined in this study using a qualitative textual analysis method and a postfeminism perspective. The research corpus is restricted to videos published by sugar babies and modifications made by female users who are not sugar babies using hashtags and audio searches about sugar relationships. By defining sugar relationships as real partnerships compared to other romantic relationships, the research findings highlight the subjectivity of sugar babies and female TikTok users. The popular video upload's humor also acts as a defense mechanism against the ambiguity and precariousness of the idea of sugar relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Adlina
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan simultan antara tatanan gender Alawiyyin dengan pengekspresian seksualitas janda dimulai dari konsepsi perempuan ideal sebagai ‘syarifa’ lengkap dengan formulasi kolektif akan identitas tersebut hingga upaya yang dilakukan perempuan untuk menegosiasikan tatanan gender komunitas dengan memainkan subjektivitas dan agensi yang semakin luas ketika lepas dari perkawinan. Saya menggunakan pendekatan etnografi berupa wawancara mendalam dan observasi partisipasi terhadap lima janda Alawiyyin di Yayasan DR. Triangulasi data juga dilakukan terhadap pengurus Yayasan DR, anak-anak perempuan, relawan pengajar, hingga janda-janda lainnya untuk memperdalam analisa tulisan ini. Hasil dari penelitian ini menunjukkan fleksibilitas agensi yang terwujud pada reaktualisasi tindakan janda ketika menegosiasikan tatanan kolektif baik dalam menolak wacana dominan, mengadopsi posisi ‘subjek’ baru serta sebagai individu yang diberdayakan. Keberadaan Yayasan DR memicu subjektivitas kolektif untuk mengubah persepsi akan status janda sekaligus ikut mengintervensi seksualitas mereka dan mentranskripsikan struktur kolektif meski tidak menyentuh ranah pribadi. Dengan begitu, sensibilitas diri ataupun kolektif memperluas agensi janda namun bukan berarti membuat mereka berkehendak bebas di luar budaya

This bachelor thesis discussed simultaneously relationship between the Alawiyyin gender order and the expression of widow sexuality starting from the conception of an ideal woman as a 'syarifa' complete with a collective formulation of that identity to the efforts of women to negotiate a community gender order by playing wider subjectivity and agency when released from marriage. I use an ethnographic approach in the form of in-depth interviews and participatory observation of five Janda Alawiyyin at Yayasan DR. Data triangulation was also carried out on the administrators of the Yayasan DR, daughters, teaching volunteers, and other widows to deepen the analysis of this paper. The results of this study indicate agency flexibility manifested in the actualization of widows' actions when negotiating a collective order both in rejecting dominant discourse, adopting new 'subject' positions as well as empowered individuals. The existence of Yayasan DR triggers collective subjectivity to change perceptions of the status of widows while at the same time intervening in their sexuality and transcribing the collective structure even though it does not touch the personal sphere. In this way, self or collective sensibility expands widows' agencies, but that does not mean that they will be free outside of culture"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liria Tjahaja
"Disertasi ini membahas tentang bagaimana di tengah arus perubahan zaman (globalisasi), komunitas orang Tionghoa diaspora yang merupakan umat Katolik di Gereja Toasebio tetap menyelenggarakan tradisi ritual makan bersama (jùcān) untuk membangun dan mempererat ikatan guānxì sebagai strategi pemertahanan identitas yang berperan menjaga kelangsungan hidup komunitasnya. Di samping itu, akan dijelaskan pula bagaimana Gereja Katolik menggunakan prinsip guānxì sebagai salah satu sarana/pintu masuk dalam menjalankan karya misinya yang semakin kontekstual di kalangan umatnya yang berlatar belakang etnis Tionghoa dan hidup di tengah masyarakat urban.
Kasus orang Tionghoa Katolik di Toasebio menunjukkan bahwa dalam strategi pemertahanan identitasnya, nilai-nilai budaya Tionghoa digunakan sebagai sarana dan pedoman untuk meredefinisikan keberadaan komunitas etnis Tionghoa di tengah-tengah masyarakat yang terus berubah. Pemahaman nilai-nilai budaya yang dianut bersama sebagai komunitas etnis, menjadi elemen penting yang menyatukan orang-orang Tionghoa diaspora di Toasebio.
Dalam konteks guānxì, memori dan kesadaran kolektif akan nilai nilai kebudayaan bersama tersebut selalu dihadirkan dan dikonstruksi dalam berbagai simbol kebudayaan yang terwujud melalui ruang/tempat tertentu (place), bahasa, aktivitas dan benda-benda yang secara representatif mencerminkan identitas dari komunitas yang ada.
Seluruh strategi pemertahanan identitas yang diupayakan oleh komunitas Tionghoa diaspora di Toasebio hanya mungkin terwujud karena Gereja Katolik mau bersikap akomodatif , terbuka untuk mengadakan dialog kebudayaan serta mampu menciptakan suatu kondisi ataupun habitus yang nyaman bagi umatnya yang berlatar belakang etnis Tionghoa. Sikap Gereja tersebut juga dapat menjadi strategi pemertahanan identitas Gereja dalam mendukung misinya di tengah kehidupan masyarakat modern Metode penelitian etnografi yang digunakan dalam disertasi ini memilih aktivitas ritual makan bersama (?jùcān? ) sebagai entry point untuk mengungkapkan berbagai realitas sosial yang menjadi fokus dari kajian disertasi.

This dissertation describes about how in the midst of changing times (globalization), communities of the Chinese diaspora who are Catholics at the Toasebio Church, keep organizing the ritual tradition of eating together (jùcān) to build guānxì, a strategy of identity maintenance which is useful in maintaining the continuity of the community life. Moreover, this dissertation would also explain how the Catholic Church uses the principle of guānxì as one means or entrance for the contextual mission of the church among his people who have Chinese descent and live in urban society.
The case of the Chinese Catholic Toasebio shows that in the strategy of identity maintenance, Chinese cultural values are used as means and guidelines to redefine the existence of the Chinese ethnic community in the midst of a society that continues changing. The understanding of cultural values of the group as an ethnic community, becomes an essential element that unites the Chinese diaspora in Toasebio.
In the context of guānxì, memory and collective consciousness associated with cultural values of community is always presented and constructed through a variety of cultural symbols which are embodied in a specific space or place, language, activities and objects which representatively mirror the identity of the community The strategy of identity maintenance used by the community of Chinese diaspora in Toasebio is only possible because the Catholic Church is willing to be accommodative andto open a dialogue of culture and is able to create a condition or habitus that is comfortable for his people who haveChinese descent. Thus, the Church?s attitude can also be astrategy of identity maintenance of the Church in supporting its mission in the life of modernsociety. This dissertation applies ethnographic methods and chooses the ritual activity of eating together ("jùcān") as an entry point to reveal a variety of social reality which becomes the focus of this research dissertation."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
D2172
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>