Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163415 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Maulidina
"ABSTRAK
Klopidogrel merupakan prodrug dengan onset aksi lambat yang konsentrasinya dalam plasma sangat kecil sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Pada analisis dalam plasma in-vivo seringkali digunakan jenis antikoagulan yang berbeda dengan analisis in-vitro. Perbedaan antikoagulan memungkinkan dapat mengganggu analisis sehingga diperlukan suatu evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi dan validasi metode analisis klopidogrel dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometer massa. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom BEH C18 (1,7 µm; 100 x 2,1 mm); fase gerak asam formiat 0,1% dalam air-asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70); laju alir 0,2 mL/menit; suhu
kolom 35ºC; volume penyuntikkan 5,0 µL; waktu analisis 4 menit; dan irbesartan sebagai baku dalam. Aliquot diperoleh secara ekstraksi cair-cair menggunakan amonium asetat dan dietil eter. Akurasi dan presisi pada analisis plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linear pada rentang konsentrasi 0,02-5,0 ng/mL. Stabilitas dan peak area ratio masing-masing plasma
dievaluasi menggunakan ANOVA. Hasil stabilitas menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) sedangkan peak area ratio menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) pada ketiga plasma. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma sitrat atau heparin memberikan hasil yang lebih baik dari plasma EDTA.

ABSTRACT
Clopidogrel is a prodrug with a very slow onset and whose concentration in plasma is so small that a sensitive and selective analysis method is required. In the analysis of plasma in-vivo, different types of anticoagulants is often used, for example citrate, heparin, and EDTA. The anticoagulant difference allows it to interfere with the analysis so that an evaluation is needed. This research is aimed to the optimization and validation of clopidogrel analysis method in plasma using ultra-high performance liquid chromatography tandem mass spectrometer. The optimal analysis conditions were obtained using BEH C18 column (1,7 μm; 100 × 2,1 mm); formic acid 0,1% in water-formic acid 0,1% in acetonitrile (30:70); 0.2 mL/min flow rate; 35ºC column temperature; inject volume 5,0 μL; 4 minute of analysis time; and irbesartan as internal standard. Aliquots were obtained by liquid-liquid extraction using ammonium acetate and diethyl ether. The accuracy and precision of the analyisis of citrate, heparin, EDTA plasma met the requirements and linear calibration curve at range concentrations 0,02-5,0 ng/mL.
The stability and peak area ratio of the respective plasma area responses were evaluated using ANOVA. Results on stability showed no significant differences (p>0,05) while peak area ratio showed significant differences (p<0.05). As a whole, analysis using citrate or heparin plasma produce a better result than EDTA plasma."
2017
S69340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Zakiatun Nufus
"Etinil estradiol dan levonorgestrel merupakan salah satu kombinasi kontrasepsi oral gabungan dosis rendah yang banyak digunakan di masyarakat. Namun, obat ini memiliki konsentrasi yang rendah dalam plasma, sehingga dibutuhkan metode analisis yang tepat dan sensitif. Saat ingin mendapatkan plasma dari darah dibutuhkan adanya penambahan antikoagulan. Ketika melakukan studi in vitro untuk pengembangan metode dan validasi metode analisis, antikoagulan yang digunakan yaitu sitrat. Namun, antikoagulan yang umum digunakan untuk studi in vivo adalah EDTA dan heparin, sehingga perlu dilakukan validasi parsial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis antikoagulan terhadap analisis etinil estradiol dan levonorgestrel dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometer massa. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom BEH C18 1,7 m; 50 x 2,1 mm fase gerak 0,1 asam formiat dalam air - asetonitril; metode elusi gradien; laju alir 0,3 mL/menit; suhu kolom 40 C volume penyuntikkan 10,0 L waktu analisis 5 menit dan prednison sebagai baku dalam. Aliquot diperoleh dengan kombinasi metode preparasi pengendapan protein dan ekstraksi cair-cair. Metode yang diperoleh mendapatkan hasil yang linear pada rentang konsentrasi 5-500 pg/mL untuk etinil estradiol dan 100-10.000 pg/ml untuk levonorgestrel.
Hasil menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan untuk parameter stabilitas dan recovery p > 0,05; ANOVA, namun peak area ratio menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p < 0,05 Kruskal Wallis untuk sitrat, heparin, dan EDTA. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma sitrat dan heparin memberikan hasil yang lebih baik dari plasma EDTA.

Ethinyl estradiol and levonorgestrel is one of low dose oral contraception combinations that commonly used. However, this medication is known to have low concentration in plasma therefore an appropriate and sensitive analysis to identify it, should be taken into account. In order to obtain plasma from blood, an addition of anticoagulant is needed. A research about in vitro study for method development and validation method analysis used citrate as anticoagulant. But, anticoagulants that regularly used for in vivo study are EDTA and heparin, therefore partial validation is needed.
This research objective is to evaluate the different types of anticoagulant to ethinyl estradiol and levonorgestrel in plasma by using ultra performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. Optimal analysis condition is obtained with column BEH C18 1,7 m 50 x 2,1 mm mobile phase consisting 0.1 formic acid in water ndash acetonitrile gradient elution method flow rate of 0.3 mL minute column temperature of 40 C injection volume of 10,0 L 5 minutes analysis time and prednisone as internal standard. Aliquot is resulted by combining preparation method of protein precipitation and liquid liqud extraction. There was a linear result with the range of 5 500 pg mL concentration of ethinyl estradiol and 100 10.000 pg ml concentration of levonorgestrel.
There was no significant difference for stability and recovery of ethinyl estradiol and levonorgestrel in citrate, heparin, and EDTA plasma p 0.05 ANOVA, but it showed significant difference for peak area ratio p 0.05 Kruskal Wallis, between citrate, EDTA, and heparin plasma. In general, citrate and heparin plasma analysis had better result than EDTA plasma analysis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innet Maysyarah
"ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet yang konsentrasinya dalam darah sangat kecil karena akan dimetabolisme menjadi metabolit aktif dan inaktifnya setelah pemberian oral. Klopidogrel induk memiliki konsentrasi plasma 2000 kali lebih rendah dari metabolit inaktifnya, yakni klopidogrel karboksilat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis klopidogrel dalam plasma yang sensitif dan selektif serta tervalidasi agar dapat mengukur kadar klopidogrel dalam plasma secara akurat, menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi - Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Sistem kromatografi terdiri dari kolom Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm), fase gerak berupa asam formiat 0,1% dalam air ? asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70), dengan elusi isokratik dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Klopidogrel dideteksi pada m/z 322,086 > 212,097, dan irbesartan sebagai baku dalam pada m/z 429,233 > 207,131. Preparasi sampel dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan asetonitril kemudian dikocok dengan vorteks selama 10 menit dan disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm selama 20 menit. Metode ini linear pada rentang konsentrasi 0,2 -10 ng/mL dengan r > 0,9997. Hasil validasi terhadap metode analisis klopidogrel yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011.

ABSTRACT
Clopidogrel is an antiplatelet drug with a very small plasma concentration because of its extensive metabolism into active and inactive metabolites after oral administration. The parent clopidogrel has plasma concentration 2000 times lower than the inactive metabolite, clopidogrel carboxylic. This study was aimed to obtain sensitive, selective and valid method to analyze clopidogrel in plasma, using Ultra Performance Liquid Chromatography tandem Mass Spectrometry (UPLC-MS/MS). Chromatography system used are Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1.7 μm ( 2.1 x 100 mm) column and 0.1% formic acid in water ? 0.1% formic acid in acetonitrile (30-70) as mobile phase, under isocratic elution with flow rate 0.2 mL/min. Mass detection was performed with Waters Xevo TQD equipped with positive electrospray ionization (ESI) on multiple reaction monitoring (MRM) mode. Clopidogrel was detected at m/z 322.086 > 212.097, compared to internal standard irbesartan at m/z 429.233 > 207.131. Sample was prepared by protein precipitation method with acetonitrile, mixed with vortex for 10 minutes, and then centrifuged on 13000 rpm for 20 minutes. This method is showing linear result at the concentration range 0.2-10 ng/mL with r > 0.9997. This method meets the 2011 EMEA Bioanalytical Guideline validation requirement."
2016
S64312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Romauli
"Amlodipine besilat dan valsartan adalah obat kombinasi tetap untuk terapi anti-hipertensi. Obat ini memiliki konsentrasi yang rendah dalam plasma, sehingga diperlukan metode analisis yang selektif dan sensitif. Antikoagulan diperlukan untuk mendapatkan plasma saat analisis analit dilakukan dalam plasma. Plasma yang diperoleh dari Palang Merah Indonesia digunakan untuk memvalidasi metode analisis in vitro menggunakan antikoagulan sitrat. Sedangkan pada studi in vivo, biasanya digunakan EDTA dan heparin. Adanya antikoagulan yang berbeda dapat mempengaruhi analisis sehingga perlu dilakukan evaluasi yaitu validasi parsial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis antikoagulan terhadap analisis amlodipine besylate dan valsartan dalam plasma menggunakan spektrometri massa tandem kromatografi cair kinerja ultra tinggi. Kondisi analisis optimal diperoleh dengan menggunakan kolom Acquity BEH C18 Waters (2.1 × 100 mm; 1.7 μm); fase gerak asam format 0,1% dalam air - asetonitril; metode elusi gradien; laju aliran 0,2 mL / menit; dan irbesartan sebagai standar internal. Aliquot diperoleh dengan ekstraksi cair - cair menggunakan amonium asetat pH 4,83 sebagai buffer dan etil asetat sebagai pelarut ekstraksi. Akurasi dan presisi dalam plasma sitrat, heparin dan analisis EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linier dalam kisaran konsentrasi 0,2-10 ng / mL untuk amlodipine besylate dan 5-6000 ng / ml untuk valsartan. Hasil stabilitas dan recovery tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p> 0,05), sedangkan rasio luas puncak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05) pada ketiga plasma. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma heparin memberikan hasil yang lebih baik daripada plasma sitrat dan EDTA.
Amlodipine besylate and valsartan are fixed combination drugs for anti-hypertensive therapy. This drug has a low concentration in plasma, so a selective and sensitive method of analysis is required. Anticoagulants are required to obtain plasma when analyte analysis is performed in plasma. The plasma obtained from the Indonesian Red Cross was used to validate the in vitro analysis method using citrate anticoagulants. Whereas in vivo studies, EDTA and heparin are usually used. The existence of different anticoagulants can affect the analysis so it is necessary to evaluate, namely partial validation. This study aims to evaluate the effect of the type of anticoagulant on the analysis of amlodipine besylate and valsartan in plasma using ultra high performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The optimal analysis conditions were obtained using the Acquity BEH C18 Waters column (2.1 × 100 mm; 1.7 μm); mobile phase of formic acid 0.1% in water - acetonitrile; gradient elution method; flow rate 0.2 mL / min; and irbesartan as internal standards. Aliquots were obtained by liquid - liquid extraction using ammonium acetate pH 4.83 as a buffer and ethyl acetate as the extraction solvent. Accuracy and precision in plasma citrate, heparin and EDTA analysis meet the requirements and linear calibration curves in the concentration range of 0.2-10 ng / mL for amlodipine besylate and 5-6000 ng / ml for valsartan. The stability and recovery results did not show a significant difference (p> 0.05), while the peak area ratio showed a significant difference (p <0.05) in the three plasmas. Overall, analysis with heparin plasma gave better results than plasma citrate and EDTA."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Andriyani
"ABSTRAK
Lerkanidipin adalah antihipertensi generasi ketiga dari penghambat kanal kalsium
(antagonis kalsium) golongan dihidropiridin. Obat ini efektif dalam pengobatan pasien
dengan hipertensi ringan sampai sedang tanpa mempengaruhi denyut jantung. Sebagai obat
yang digunakan dalam kondisi serius, obat ini perlu dilakukan uji bioekivalensi sehingga
perlu dikembangkan metode bioanalisis yang handal, cepat, dan memiliki sensitivitas yang
tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum
dan tervalidasi untuk menganalisis lerkanidipin dalam plasma menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Ultra Tinggi tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan
dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm)
dengan fase gerak berupa campuran asam format 0,1% - metanol (20:80 v/v) dengan elusi
isokratik, suhu kolom 30 oC, laju alir 0,2 mL/menit dan menggunakan amlodipin sebagai
baku dalam. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray
Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Lerkanidipin terdeteksi
pada nilai m/z 612,11 > 280,27 dan amlodipin terdeteksi pada nilai m/z 409,1 > 238,15.
Metode preparasi sampel yang optimum adalah metode ekstraksi cair-cair dengan 5 mL
campuran n-heksana ? etil asetat (50:50 v/v) sebagai pengekstraksi, pengocokan dengan
vorteks selama 3 menit, pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 20 menit,
evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50 oC selama 30 menit, serta direkonstitusi dengan 100
μl fase gerak. Metode ini linear pada rentang 0,025 ? 10 ng/mL dengan r ≥ 0,9986. Akurasi
dan presisi secara intra hari dan antar hari memenuhi persyaratan dengan nilai % diff dan %
KV tidak melebihi ± 15% dan tidak lebih dari ± 20% untuk konsentrasi LLOQ. Selain itu,
metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, carry over, stabilitas, integritas pengenceran,
dan efek matriks sesuai Guideline on Bioanalytical Method Validation oleh European
Medicines Agency tahun 2011.

ABSTRACT
For the past five years, China?s economic growth has been increased significantly.
However, public perception of the product from China is still not good. Based on
that problem, the objective of this research is to analyze the influence of the country
of origin towards the purchase intention. This research applied the quantitative
approach with 100 respondents who have the willingness to buy the Xiaomi?s
smartphone, as the sample. The result of this research indicates that the country of
origin has a significant effect towards the purchase intention."
2016
S65170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesya Rita Putri
"ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet yang konsentrasinya sangat kecil dalam plasma. Klopidogrel merupakan obat wajib uji bioekivalensi karena merupakan critical use drug yaitu obat yang digunakan pada kondisi serius. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perhitungan kadar klopidogrel dalam plasma subjek sehat sehingga didapatkan profil farmakokinetika klopidogrel. Pada penelitian ini dilakukan analisis klopidogrel secara in vivo dalam plasma tiga subjek sehat secara kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa KCKUT-SM/SM menggunakan metode yang telah tervalidasi. Sampel plasma diambil setelah subjek diberikan tablet klopidogrel dengan dosis 75 mg sebanyak 14 titik yaitu pada jam ke 0 predose ; 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25; 1,5; 2; 3; 4; 8; 12; 18; dan 24. Validasi parsial yang dilakukan berupa akurasi dan presisi serta linearitas kurva kalibrasi. Akurasi dan presisi menghasilkan diff dan koefisien variasi KV tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 20 ndash; 5000 pg/mL. Metode ini telah memenuhi syarat validasi sesuai EMEA Guidelines. Profil farmakokinetika klopidogrel diperoleh berturut-turut sebagai berikut; konsentrasi maksimum Cmax = 1,146 ng/mL; waktu pada konsentrasi maksium tmax = 1 jam; waktu paruh t = 7,01 jam; AUC0-t = 7,420 ng jam/mL; dan AUC0- = 8,111 ng jam/mL.

ABSTRACT
Clopidogrel is an antiplatelet drug with a very low plasma concentration. Clopidogrel is a drug that requires bioequivalence test because it is a critical use drug that is used in serious condition. The aim of this study is to perform calculation of clopidogrel concentration in the plasma of healthy subjects to obtain a pharmacokinetics profile of clopidogrel. In this study, clopidogrel analysis was performed in vivo in plasma of three healthy subjects by ultra high performance liquid chromatography ndash tandem mass spectrometry UPLC MS MS using validated methods. Plasma samples were taken after subjects were given clopidogrel tablets with doses of 75 mg at 14 points at 0 predose 0,25 0,5 0,75 1 1,25 1,5 2 3 4 8 12 18 dan 24. Partial validation parameters were intra day accuracy and precicsion and linearity of the calibration curve. Intra day accuracy and precicsion produced diff and coefficient of variation CV not more than 15 and not more than 20 at LLOQ concentration. A linear calibration curve produced in the range of 20 ndash 5.000 pg mL. This method has been fulfilled the criteria for validation accordance to EMEA Guidelines. Pharmacokinetic profile of clopidogrel was obtained respectively as follows maxium concentration Cmax 1.146 ng mL time at maximum concentration tmax 1 hour half life t 7.01 hour AUC0 t 7.420 ng h mL dan AUC0 8.111 ng h mL."
2017
S69769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazulanita Rahma
"Siklofosfamid merupakan agen kemoterapi kanker yang memerlukan bioaktivasi oleh sitokrom P450 menjadi metabolit aktifnya yaitu 4-hidroksisiklofosfamid untuk menghasilkan efek sitotoksik. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum dan tervalidasi dalam menganalisis siklofosfamid dan 4- hidroksisiklofosfamid secara simultan dalam plasma menggunakan metode kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa. Pemisahan dilakukan dengan kolom Waters Aqcuity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm) yang dilindungi prekolom VanGuardTM BEH 1,7 μm dengan fase gerak berupa asam format 0,1% - metanol dengan gradien elusi dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Siklofosfamid dideteksi pada m/z 260,968 > 139,978; 4-hidroksisiklofosfamid-semikarbazida pada 338,011 > 224,979; dan parasetamol sebagai baku dalam pada 152,040 > 109,779. Senyawa 4-hidroksisiklofosfamid sangat tidak stabil dalam plasma dan karenanya diperlukan proses derivatisasi terlebih dulu. Derivatisasi dilakukan dengan semikarbazida-hidroklorida 2 M dalam dapar kalium fosfat 50 mM pH 7,4. Sampel plasma sebanyak 250 μL yang telah diderivatisasi diekstraksi menggunakan 1 mL etil asetat, dilakukan pencampuran putar, dan sentrifugasi pada 3.000 rpm selama 10 menit. Metode ini linear pada rentang 50 ? 10.000 ng/mL dengan r ≥ 0,9999 untuk siklofosfamid dan 5 ? 500 ng/mL dengan r ≥ 0,9994 untuk 4-hidroksisiklofosfamid. Nilai % diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari selama tiga hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Secara keseluruhan, metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, carry over, dan efek matriks sesuai EMEA Guidelines.

Cyclophosphamide is an agent for cancer chemotherapy that requires bioactivation by cytochrome P450 to its active metabolite, 4-hydroxycyclophosphamide, to manifest its cytotoxic activity. The aim of this reasearch is to develop an optimum and validated method on analyzing cyclophosphamide and 4-hydroxycyclophosphamide simultaneously using ultra performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. Chromatographic separation was achieved by a Waters Acquity UPLC Class BEH C18 column (1.7 μm, 50 mm x 2.1 mm) protected by a VanGuardTM BEH 1.7 μm precolumn. The mobile phase consisted of formic acid 0.1% and methanol under gradient elution and flow rate of 0.2 mL/min. Mass detection was performed on Waters Xevo TQD equipped with an electrospray ionization (ESI) source at positive ion mode in the multiple reaction monitoring (MRM) mode. Cyclophosphamide was detected at m/z 260.968 > 139.978, 4-hydroxycyclophosphamide-semicarbazide at m/z 338.011 > 224.979, and paracetamol as internal standard at m/z 152.040 > 109.779. Due to the highly instability of 4-hydroxycyclophosphamide in plasma, it is necessary to undergo derivatization process. Derivatization was performed by 2 M semicarbazide hydrochloride that was diluted with 50 mM potassium phosphate buffer pH 7.4. Plasma was extracted using 1 mL ethyl acetate, followed by whirl-mixing for 2 minutes, and centrifuged at 3000 rpm for 10 minutes. This method fulfill the acceptance criteria of linearity in range of 50 ? 10.000 ng/mL with r ≥ 0.9999 for cyclophosphamide and 5 ? 500 ng/mL with r ≥ 0.9994 for 4-hydroxycyclophosphamide. This method also fulfill the acceptance criteria for accuracy and precision within and between run in three days by % diff and coefficient of variation (CV) not more than 15% and not more than 20% for LLOQ concentration. Overall, this method fulfill the acceptance criteria for selectivity, linearity, accuracy, precision, carry over, and matrix effect based on EMEA Guidelines.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Steffianti Gunawan
"Gliklazid merupakan salah satu obat oral antidiabetes golongan sulfonilurea generasi kedua yang bekerja dengan cara menurunkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes melitus dengan rnerangsang sel P pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin. Pada penelitian ini, dilakukan optimasi dan validasi metode analisis gliklazid dalam plasma in vitro dengan kromatografi cair kinerja ultra tinggi - tandem spektrometer massa (UPLC-MS/MS). Pemisahan menggunakan pompa waters acquity UPLC Pump, detektor Waters Triple Quadropole (TQ), dan kolom UPLC BEH C18 1,7µm, 2,1 x 50 mm. Fase gerak yang digunakan metanol– asam format 0,1% (90:10, v/v) dengan laju alir 0,15 mL/menit. Baku dalam yang digunakan adalah glibenklamid dengan deteksi MS/MS pada m/z 324,14 >126,99 untuk gliklazid dan 494,10 > 368,94 untuk glibenklamid. Sampel plasma yang digunakan 500 µL diekstraksi menggunakan benzene-isopropil (98:2,v/v) sebanyak 3 mL dikocok dengan vorteks selama 90 detik dan disentrifugasi pada kecepatan 35000 rpm selama 15 menit. Metode ini linear pada rentang 10 – 4000 ng/mL dengan r = 0,999749 dan nilai LLOQ yang diperoleh untuk gliklazid adalah 10 ng/mL. Nilai % diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari selama tiga hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Nilai perolehan kembali absolut dari gliklazid sebesar 88 – 89%. Hasil uji stabilitas memperlihatkan gliklazid stabil dalam plasma pada suhu -200C selama 30 hari.

Gliclazide is one of oral antidiabetic drugs which include to sulfonylureas second generation. This drugs decrease the blood sugar levels by increasing pancreatic β cell ability to produce more insulin. In this research, optimization and analytical method validation were performed to analyze concentration of gliclazide in human plasma using ultra performance liquid chromatography - tandem mass spectrometry. Chromatography was performed on a Acquity UPLC BEH C18 column (1,7 µm, 2,2 mm × 50 mm) under isocratic elution with methanol – formic acid -(90:10 v/v), and flow rate of 0,15 mL/min. Glibenclamide was used as internal standar in this study and detection point were at m/z 324,14 > 126,99 for gliclazide and 494,10 > 368,94 for glibenclamide. Plasma extraction was performed by liquid-liquid extraction using 3 mL of benzene-isopropil (98:2,v/v), be shaken with vortex for 90 second, then centrifuged on 35000 rpm for 15 minutes. This method fulfill the criteria of linearity in range 10 – 4000 ng/mL with r = 0,999749 and LLOQ for gliclazide 10 ng/mL. This method also fulfill the criteria for accuracy and precision intra and inter day in three days by % diff and coefficient of variation (CV) not more than 15% and not more than 20% for LLOQ concentration. The recovery from plasma is 88-89% and stability in plasma until 30 days in freezer storage condition.
"
Jakarta: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S46428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Al Imam Bahaudin
"Levofloksasin merupakan antibiotika fluorokuinolon yang konsentrasinya dalam plasma sangat kecil sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Pada analisis obat dalam plasma seringkali menggunakan berbagai jenis antikoagulan untuk memperoleh plasma sebagai matriks. Sitrat, heparin, dan etilen diamin tetra asetat (EDTA) merupakan antikoagulan yang umum digunakan dalam analisis obat dalam plasma. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode tervalidasi levofloksasin dalam plasma serta mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis antikoagulan pada analisis levofloksasin dalam plasma. Pada penelitian ini dilakukan optimasi dan validasi metode analisis levofloksasin dalam plasma menggunakan sistem kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) yang dideteksi pada panjang gelombang 293 nm dengan siprofloksasin HCl digunakan sebagai baku dalam. Kondisi analisis yang optimal diperoleh menggunakan: kolom C18 SunfireTM (5μm, 250 x 4,6 mm); suhu 45°C; fase gerak trietilamin 0,5% dengan pH 3,0-asetonitril (88:12 v/v); dan laju alir 1,25 mL/menit. Ekstraksi plasma dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan metanol (1:1,5 v/v). Metode yang diperoleh linear pada rentang konsentrasi 50,0 ? 10000,0 ng/mL dengan nilai r > 0,9994. Akurasi dan presisi untuk plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan baik secara intrahari maupun antar-hari. Levofloksasin dinyatakan stabil selama 31 hari pada suhu -20°C dalam plasma sitrat, heparin, dan EDTA. Data stabilitas dan perolehan kembali levofloksasin dalam plasma menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk penggunaan plasma sitrat, heparin, maupun EDTA (p > 0,05; ANOVA), namun untuk rasio respon luas puncak levofloksasin dalam plasma sitrat, heparin, dan EDTA menunjukan perbedaan yang signifikan (p < 0,05) yaitu antara plasma sitrat-EDTA dan plasma heparin-EDTA untuk konsentrasi rendah serta antara plasma sitrat-heparin dan plasma sitrat-EDTA untuk konsentrasi sedang dan tinggi. Pada kromatogram blangko plasma EDTA terdapat interferensi plasma yang cukup mengganggu pada waktu retensi < 8 menit, sedangkan pada plasma sitrat dan heparin tidak terdapat interferensi. Secara keseluruhan, metode analisis yang diperoleh memenuhi persyaratan validasi baik untuk penggunaan plasma sitrat, heparin, maupun EDTA.
Levofloxacin is fluoroquinolone antibiotic which concentration in human plasma is very low so it requires sensitive and selective method for analysis. Analysis of drug in human plasma is often used various types of anticoagulant to obtain plasma as analytical matrix. Citrate, heparin, and ethylenediaminetetraacetic acid (EDTA) are anticoagulants which are commonly used to analyze drug in human plasma. The aim of this study is to obtain optimal analytical condition and validated method of levofloxacin in human plasma and evaluate the effect of anticoagulant types for analyzing levofloxacin in human plasma. In this study, optimization and validation levofloxacin in human plasma was performed by high performance liquid chromatography which was detected at wavelength of 293 nm using ciprofloxacin HCl as internal standard. Optimal analytical condition was obtained using: C18 SunfireTM column (5μm, 250 x 4.6 mm), temperature 45°C; the mobile phase contains a mixture of 0.5% triethylamine which was adjusted to pH 3.0 and acetonitrile (88:12 v/v); flow rate was 1.25 mL/min. The plasma extraction was carried out by protein precipitation method using methanol (1:1.5 v/v). The method was linear at concentration range of 50.0 - 10000.0 ng/mL with r > 0.9994. Accuracy and precision of within-run and between-run for citrate, heparin, and EDTA plasma fulfill the acceptance criteria. Levofloxacin was stable in citrate, heparin, and EDTA plasma for at least 31 days at -20°C. Based on stability and recovery of levofloxacin in plasma, there was no significant difference for using citrate, heparin, and EDTA plasma (ANOVA; p value > 0.05), but it showed significant difference for peak area ratio response (p < 0.05) between citrate-EDTA and heparin-EDTA plasma for low concentration samples and also between citrate-heparin and citrate-EDTA plasma for medium and high concentration samples. In the chromatogram of EDTA blank plasma, there were interferences at retention time less than 8 min while citrate and heparin blank plasma were not. Overall, this analytical method fulfill the acceptance criteria of validation and can be applied using citrate, heparin, and EDTA anticoagulants."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharfina Ghaisani Imana
"Evaluasi pengaruh antikoagulan penting untuk dilakukan karena pemilihan antikoagulan telah terbukti mempengaruhi pengukuran molekul kecil, profil metabolisme, dan parameter klinik dalam analisis suatu obat. Analisis asetosal dan asam salisilat penting untuk dilakukan terkait sifat asetosal yang mudah terhidrolisis menjadi asam salisilat.
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan validasi penuh metode in vitro menggunakan antikoagulan sitrat dalam bentuk CPD-A Citrate Phosphate Dextrose Adenine . Namun pada pelaksanaan studi in vivo, antikoagulan yang digunakan adalah EDTA dan heparin. Berdasarkan European Medicines Agency EMEA 2011, jika ada perubahan antikoagulan yang digunakan pada metode analisis yang sudah divalidasi maka dilakukan validasi parsial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh perbedaan jenis antikoagulan pada analisis asetosal dan asam salisilat dalam plasma setelah didahului oleh validasi parsial. Analisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi dengan kolom C18 Waters, ReliantTM 5 m; 250 x 4,6 mm ; fase gerak asetonitril-dapar fosfat 20 mM 35:65 dengan pH 2,5; laju alir 1,0 mL/menit; suhu kolom 35 ?C; waktu analisis 14 menit dengan furosemid sebagai baku dalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa akurasi dan presisi pada analisis plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linier pada rentang konsentrasi 0,05-1,50 g/mL untuk asetosal dan 0,20-5,00 g/mL untuk asam salisilat. Data stabilitas dan perolehan kembali asetosal dan asam salisilat dalam plasma dengan antikoagulan berbeda tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan p > 0,05; ANOVA, namun untuk rasio respon luas puncak menunjukkan perbedaan yang signifikan p < 0,05 untuk ketiga jenis antikoagulan. Secara keseluruhan, metode analisis yang diperoleh memenuhi syarat validasi baik untuk penggunaan antikoagulan sitrat, heparin, maupun EDTA berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011.

Evaluation of the anticoagulant effect is important to do because the selection of anticoagulants has been shown to influence the measurement of small molecules, metabolic profiles, and clinical parameters in the analysis of a drug. Analysis of acetosal and salicylic acid is important related to acetosal that is easily hydrolyzed to salicylic acid.
In previous research has been done full validation of in vitro methods using citrate anticoagulant in the form of CPD A Citrate Phosphate Dextrose Adenine. Whereas in the implementation of in vivo studies, anticoagulants used were EDTA and heparin. Based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011, if any anticoagulant changes are used in validated analysis methods then partial validation is performed.
This study aims to evaluate the effect of different types of anticoagulants on the analysis of acetosal and salicylic acid in plasma after being preceded by partial validation. Analysis using high pressure liquid chromatography column C18 Waters, ReliantTM 5 m 250 x 4.6 mm analysis conditions using mobile phase acetonitrile phosphate buffer 20 mM 35 65 with pH 2.5 1.0 mL min flow rate column temperature 35 C 14 minutes of time analysis with furosemide as internal standard.
The results showed that accuracy and precision in plasma citrate, heparin, and EDTA analyzes fulfilled linear calibration requirements and curves in the 0.05 1.50 g mL concentration range for acetosal and 0.20 5.00 g mL for salicylic acid. Data on the stability and recovery of acetosal and salicylic acid in plasma with different anticoagulants showed no significant difference p 0.05 ANOVA, but for the peak area response ratio showed significant differences p 0.05 for the three types of anticoagulants. Overall, the analytical methods obtained eligible validation for use of citrate, heparin, or EDTA anticoagulants based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>