Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188716 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vinda Nurullidha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konflik kerja-keluarga work family conflict dan dukungan sosial social support terhadap stres kerja job stress , studi kpada karyawan manajemen Mal Plasa Cibubur. Responden penelitian ini berjumlah 97 orang karyawan yang bekerja pada manajemen Mal Plasa Cibubur. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 20. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan yang akan dijawab oleh karyawan manajemen Mal Plasa Cibubur. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa work family conflict secara signifikan berpengaruh positif terhadap job stress sedangkan social support secara signifikan berpengaruh negatif terhadap job stress.

ABSTRACT
This research aims to analyze the influence of work family conflict and social support on job stress on the employees of Management Plasa Cibubur Mall. Respondents of this research amounted to 97 respondents who worked on Management Plasa Cibubur Mall. Data of this research was processed using SPSS 20 software. The measuring tool used in this study used quetionnaire consisting of several questions that will be answered by employees Of Plasa Cibubur Mall Management. The finding of this research showed work family conflict have significantlya a positive effect on job stress while social support have a significantly negatively effect on job stress."
2017
S69246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lieke Puspasari
"Tesis ini membahas pengaruh Work Family Conflict WFC , Family Work Conflict FWC dan stres kerja terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi di lingkungan Sekretariat Kabinet RI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan analisis jalur menggunakan Lisrel 8.7. metode pengambilan sample menggunakan teknik convenience sampling. Penelitian ini dilakukan di lingkungan Sekretariat Kabinet dengan mengambil sampel sebesar 205 responden yang terdiri dari pejabat eselon III, pejabat eselon IV dan staf.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa WFC, FWC dan stres kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Hasil berikutnya menunjukkan bahwa FWC dan stres kerja meiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap komitmen organisasi namun WFC tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi. WFC memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi apabila dimediasi oleh kepuasan kerja.
Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengikutsertakan berbagai Instansi Pemerintah sebagai populasi penelitian dan penelitian berikutnya diharapkan dapat mengukur dampak WFC dan FWC terhadap tiga aspek komitmen organisasi secara terpisah, yakni komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif.

This thesis discusses the influence of Work Family Conflict WFC , Work Family Conflict FWC and work stress on job satisfaction and organizational commitment within the Secretariat of the Cabinet Affairs. This research is quantitative analysis using the path lisrel 8.7. sampling method using a convenience sampling technique. This research was conducted within the Secretariat of the Cabinet of the Republic of Indonesia by taking a sample of 205 respondents consisting of echelon III, IV echelon officials and staff.
Results from this study indicate that the WFC, FWC and work stress has a negative and significant effect on job satisfaction. The next result shows that the FWC and work stress has particularly negative and significant effect on organizational commitment but WFC does not have a significant impact on organizational commitment. WFC has a significant influence on organizational commitment when mediated by job satisfaction.
The next study is expected to involve the various government agencies as a population study and subsequent research is expected to measure the impact of WFC and FWC on three separate aspects of organizational commitment, the affective commitment, continuant commitment and normative commitment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T48735
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etika Huurun Ien
"Penelitian ini membahas dampak work family conflict dan family work conflict terhadap komitmen organisasi yang dimediasi oleh kepuasan kerja pada Instansi Pemerintah Alpha. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) yang diolah menggunakan software LISREL 8.80. Sebanyak 328 responden yang lolos screening pada Instansi Pemerintah Alpha telah berpartisipasi
dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa work family conflict memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kepuasan kerja, family work conflict memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kepuasan kerja, kepuasan kerja memediasi pengaruh antara work family conflict dan family work conflict terhadap komitmen organisasi, work family conflict memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap komitmen organisasi, dan family work conflict memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap komitmen organisasi.
This study discusses the impact of work family conflict and family work conflict on organizational commitment mediated by job satisfaction at Alpha Government Agencies. This research is a quantitative study using the Structural Equation Model (SEM) method which is processed using LISREL 8.80 software. A total of 328 respondents who passed the screening at the Alpha Government Agency participated in this study. The results showed that work family conflict had a significant negative effect on job satisfaction, family work conflict had a significant negative effect on job satisfaction, job satisfaction mediated the effect between work family conflict and family work conflict on organizational commitment, work family conflict had a negative effect significant effect
on organizational commitment, and family work conflict has a significant negative effect
on organizational commitment"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Alsyifa Mawira Aura
"Flexible working arrangements (FWA) yang didukung oleh work-family culture (WFC) – dapat menjadi solusi untuk mengurangi persepsi karyawan tentang work-family conflict (WFCON) yang pada akhirnya akan meningkatkan job satisfaction (JS) karyawan. Berbagai penelitian menunjukkan pentingnya intervensi organisasi untuk mendukung keterkaitan antara peran pekerja dalam kehidupan pribadi dan profesional karyawannya. Belum banyak penelitian tentang topik ini di Asia dimana kasus work-family conflict lebih banyak dialami oleh karyawan perempuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh hubungan antara FWA dan WFC dengan memediasi WFCON terhadap JS karyawan wanita. Penelitian ini menggunakan hasil survei terhadap 295 karyawan wanita dari perusahaan jasa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan wanita memiliki persepsi positif tentang flexible working arrangements (FWA), yang memengaruhi job satisfaction (JS) secara keseluruhan. Variabel work-family culture (WFC) berperan signifikan dalam meningkatkan kepuasan kerja dengan mengurangi work-family conflict (WFCON). Sedangkan pada hubungan pengaruh tidak langsung, diidentifikasi bahwa WFCON memediasi hubungan WFC terhadap JS serta pada hubungan FWA terhadap JS. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa penelitian bagi manajer SDM khususnya pada organisasi tentang dampak penerapan FWA dan budaya kerja-keluarga bagi JS melalui peran mediasi konflik kerja-keluarga untuk dapat menggali lebih jauh terkait hal-hal tersebut.

Reduced employee perceptions of work-family conflict (WFCON) can be achieved by flexible working arrangements (FWA) supported by work-family culture (WFC), which will ultimately lead to an increase in job satisfaction (JS). Several studies highlight the value of organizational interventions in establishing connections between employees' roles in their personal and professional life. Yet, research on this subject is lacking in Asia, where female employees are more likely to face work-family conflicts. This research aims to clarify how FWA and WFC affect on JS of female employees through the mediating role of WFCON. This study uses the results of a survey of 295 female employees from Information and Communication Technology (ICT) service companies using Structural Equation Modeling (SEM) as a data analysis method. The results showed that most female employees positively perceived flexible working arrangements (FWA), which influenced overall job satisfaction. The work-family culture variable plays a significant role in increasing job satisfaction by reducing work-family conflict. In the indirect influence relationship, the identification of WFCON mediates the relationship between WFC and JS also between FWA and JS. This research is expected to contribute to the form of research for HR managers, especially in organizations about the impact of implementing FWA and work-family culture for JS through the mediation role of work-family conflicts to be able to explore further related to these things."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Ghina Rahmi
"Jam kerja yang berlebihan memberikan dampak bagi individu dan perusahaan. Bagi individu, jam kerja yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan waktu antara pekerjaan dan keluarga, sehingga terdapat konflik antara peran dalam pekerjaan dan keluarga. Untuk mengatasi konflik pekerjaan dan keluarga, dibutuhkan pemberian jam kerja yang fleksibel yang memungkinkan pegawai untuk dapat mengatur jam untuk bekerja dan keluarga, yang dapat diwakili melalui kreasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kreasi kerja dengan konflik pekerjaan dan keluarga pada pegawai milenial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang melibatkan 347 partisipan dengan karakteristik yaitu pegawai perusahaan negeri atau swasta dengan rentang usia 24-40 tahun dan telah bekerja selama minimal 1 tahun. Dalam penelitian ini dilakukan uji psikometri yang meliputi uji reliabilitas dengan metode cronbach’s alpha dan uji validitas dengan metode face validity dan content validity. Melalui perhitungan uji reliabilitas, alat ukur kreasi kerja dan konflik pekerjaan dan keluarga terbukti memiliki konsistensi internal yang baik dengan nilai α=0,78 untuk alat ukur Job Crafting Scale (Tims et al., 2012) dan α=0.891 untuk alat ukur Work Family Conflict Scale (Netemeyer et al., 1996). Analisis korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara kreasi kerja dengan konflik pekerjaan dan keluarga r= -.10*, p<0.05. Akan tetapi, tidak terdapat korelasi antara dimensi meningkatkan sumber daya kerja struktural, menurunkan tuntutan pekerjaan yang menghambat, dan meningkatkan sumber daya tugas sosial. Oleh karena itu, disimpulkan apabila kreasi kerja dapat digunakan untuk mengurangi konflik pekerjaan dan keluarga.

Excessive working hours have an impact on individuals and companies. For individuals, excessive working hours can cause an imbalance of time between work and family, so that it creates a conflict between work and family roles. To overcome work and family conflict, it is necessary to allow flexible working hours so that employees are able to set free-hours for their work and family, which can be represented through job crafting. This study aims to determine the relationship between job crafting and work and family conflict among millennial employees in Indonesia. This is a quantitative study involving 347 participants with its characteristics as an employees of public or private companies with an age range of 24-40 years and have worked for at least a year. This study used psychometric tests which included reliability tests (Cronbach's Alpha method) and validity tests included the face validity and content validity methods. Through the calculation of the reliability test, the measuring tool for job crafting and work and family conflict were proven to have a good internal consistency with a value of α=0.78 for the job crafting scale (Tims et al., 2012) and α=0.891 for the work family conflict scale (Netemeyer et al., 1996). Using a Spearman correlation analysis, the result shows that there is a negatively significant correlation between job crafting and work and family conflict r= -.10*, p<0.05. However, it is found that there is no correlation between the dimensions of increasing structural work resources, decreasing inhibiting job demands, and increasing social task resources. Therefore, it is concluded that job crafting could be used to reduce work and family conflicts."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aziza Dina Rahmi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat konflik pekerjaan-keluarga sebagai moderator pada hubungan antara grit dan kepuasan kerja. Partisipan penelitian ini berjumlah 183 orang yang merupakan karyawan organisasi yang telah menikah dan sudah bekerja minimal selama dua tahun. Pengukuran grit menggunakan. The Grit Scale, kepuasan kerja menggunakan. The Generic Job Satisfaction Scale dan konflik pekerjaan-keluarga menggunakan Work-Family Conflict Scale. Hasil penelitian menemukan bahwa grit memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kepuasan kerja dan konflik pekerjaan-keluarga berhubungan negatif dengan kepuasan kerja. Akan tetapi, konflik pekerjaan-keluarga tidak memoderasi hubungan antara grit dan kepuasan kerja.

ABSTRACT
This research is aimed to see the work family conflict as a moderator in relationship between grit and job satisfaction. The participant of this research is 183 people who are marriage employees of organization. The employees have worked at least two years. The measurement of grit uses The Grit Scale, job satisfaction uses The Generic Job Satisfaction Scale and work family conflict uses the Work Family Conflict Scale. The results of the research found that grit has as positive relationship and significant with job satisfaction and work family conflict has negative relationship with job satisfaction. However, work family conflict does not moderate the relationship between grit and job satisfaction."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfianti Zakia
"ABSTRAK
Seperti negara berkembang lainnya, industri garmen merupakan salah satu industri andalan bagi perekonomian Indonesia. Namun, disamping menjadi industri andalan, industri garmen masih mengantongi banyak masalah terutama terkait kondisi kerja. Kondisi kerja yang buruk ini kemudian mempengaruhi kehidupan pribadi para pekerjanya, hingga menimbulkan konflik dan berbagai pengaruh negatif lainnya. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana work-family conflict yang dialami oleh pekerja di industri garmen di Indonesia diakibatkan oleh kondisi kerja yang buruk, dan bagaimana dukungan sosial berperan dalam hubungan antara keduanya. Data dikumpulkan dari 10 kelompok FGD yang melibatkan 93 responden yang berasal dari lima kota pusat industri garmen di Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif melalui proses coding manual dibantu dengan Qualitative Data Analysis.Software (QDAS) berupa Nvivo 12. Dari hasil analisis, ditemukan bahwa pekerja pada industri garmen masih merasakan kondisi kerja yang buruk berupa target harian yang berlebih dan jam kerja yang panjang. Akibat dari kondisi tersebut, banyak pekerja mengalami work-family conflict terutama yang berkaitan dengan anak-anak. Dukungan sosial dari pasangan dan rekan kerja ditemukan dapat mengurangi work-family conflict yang dirasakan pekerja. Perusahaan dapat membuat kebijakan untuk mengurangi beban kerja dan jam kerja menjadi lebih masuk akal. Dengan jam kerja dan target kerja harian yang lebih sedikit, work-family conflict dan efek negatif dari work-family conflict yang dirasakan pekerja akan berkurang.

ABSTRACT
Garment industry is one of the mainstay industries for the Indonesia economy. However, despites being a mainstay industry, garment industry still holds many problems, especially related to its working conditions. These poor working conditions then affect the personal lives of workers, causing conflicts and other negative effect. This research was conducted to understand how work-family conflict which was experienced by workers in the garment industry in Indonesia derived from poor working condition and how social support plays a role in the relationship between the two. Data from 10 focus group discussion, wich involved 93 participants from five major garment industry cities in Indonesia, were gathered. The analysis was carried out using qualitative methods trough manual coding process assisted with Qualitative Data Analysis Software (QDAS) in the form of Nvivo 12. The analysis found that workers in the garment industry still experience poor working conditions in the form of excessive daily targets and long working hours. As a result of these conditions, many workers experience work-family conflicts, especially related to children. Social support from spouses and coworkers was found to reduce work-family conflict felt by workers. Companies can create policies that will reduce workload and work hours and make it more sensible. With fewer work hours and daily targets, work-family conflict and negative effects of work-family conflict felt by workers will decrease."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uliyatun Nikmah
"Ketidakamanan atas pekerjaan dan konflik pekerjaan-keluarga semakin lazim dialami dalam lingkungan pekerjaan yang dinamis, dan penelitian terdahulu telah mendokumentasikan konsekuensinya terhadap luaran pekerjaan. Penelitian ini mengintegrasikan peran faktor psikologis dalam menjelaskan hubungan tersebut dengan menganalisis persepsi karyawan yang menjalani pengaturan kerja fleksibel. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan terhadap keterikatan kerja karyawan dan kinerja mereka melalui peran mediasi kesehatan psikologis karyawan. Data dari 578 karyawan dianalisis menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan persepsi ketidakamanan atas pekerjaan, konflik yang disebabkan gangguan pekerjaan terhadap keluarga dan gangguan keluarga terhadap pekerjaan dapat menurunkan kesehatan psikologis karyawan yang selanjutnya dapat berdampak pada keterikatan kerja karyawan serta kinerja mereka. Peningkatan kesehatan psikologis karyawan juga ditemukan dapat meningkatkan kinerja mereka melalui keterikatan kerja karyawan.

Job insecurity and conflict between work and family are increasingly prevalent in dynamic work environments, and previous research has documented their consequences for work outcomes. This study integrates the role of psychological factors in explaining this relationship by analyzing the perceptions of employees who are implementing flexible work arrangements. This study aims to analyze the effect of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict towards work engagement and job performance through the mediation role of psychological well-being. Data from 578 employees were analyzed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that increased perceptions of job insecurity, work-family conflict, and family-work conflict can reduce psychological well-being, which in turns can influence work engagement and job performance. Improved employees’ psychological well-being was also found to improve their job performance through work engagement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Dara Ninggar, atuhor
"Skripsi ini membahas mengenai gambaran work-family conflict yang dialami ibu bekerja di PT. X sumber serta bentuk dukungan sosial yang mereka peroleh dalam mengatasi work-family conflict. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa ibu bekerja di PT. X menghadapi work-family conflict berbasis waktu seperti banyaknya waktu yang dihabiskan dalam pekerjaan mengurangi waktu ibu bekerja dengan keluarganya dan berbasis tekanan seperti tuntutan pekerjaan dari atasan yang membuat ibu bekerja merasa tertekan maupun konflik dalam keluarga yang memberikan tekanan dan stres kepada ibu bekerja yang berdampak pada dirinya sendiri, keluarga, dan pekerjaannya. Dalam mengatasi konflik tersebut, ibu bekerja melakukan upaya yang bersumber dari dirinya sendiri, mendapatkan dukungan sosial baik dari keluarga seperti orang tua, suami, kerabat, asisten rumah tangga, teman dan perusahaan. Dukungan sosial yang diterima ibu bekerja yaitu dalam bentuk dukungan emosional berupa kata-kata positif, dukungan informasi terkait anak, dukungan persahabatan berupa ketersediaan teman yang menghabiskan waktu bersama, dan dukungan berwujud berupa bantuan mengasuh anak, finansial, mengerjakan pekerjaan, fasilitas perusahaan, serta fleksibilitas waktu bekerja. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar ibu bekerja meningkatkan komunikasi dan waktu berkualitas dengan keluarganya serta saling menerapkan active listening antar anggota keluarga. Selain itu, perusahaan terutama atasan juga dapat meningkatkan kesadaran dan fasilitas untuk membantu permasalahan ibu bekerja.

This study discusses the description of work-family conflict experienced along with the sources and forms of social support received by working mothers at Company X in overcoming work-family conflicts. The approach used in this research is a qualitative approach with descriptive research type. The results of this study explain that working mothers at PT. X face time-based work-family conflict, such as the amount of time spent in work reduces the time to spend with with her family and time-based conflict, such as work demands by managers that make working mothers feel depressed or conflicts in the family that give pressure and stress to working mothers which have an impact to herself, her family, and her work. In overcoming this conflict, working mothers make several efforts to overcome them, namely those that come from themselves, get social support from families such as parents, husbands, relatives, household assistants, friends, and companies. The social support received by working mothers is in the form of emotional support such as positive words and motivation, informational support related to children, companionship support in the form of friends to spend time together, and tangible support in the form of childcare assistance, financial assistance, doing work, company facilities, as well as flexibility in working time."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Putra Iranto Kevin
"Implementasi telework mengalami percepatan karena pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Selain itu adanya kondisi pandemi COVID-19 juga turut meningkatkan jumlah organisasi yang menerapkan telework. Tetapi ada beberapa masalah implementasi telework yang tersisa dan  perlu menjadi perhatian dari perusahaan. Banyak pekerja merasa terisolasi secara sosial dari tempat kerja mereka, yang dapat mempengaruhi peningkatan stres mereka. Selain itu berdasarkan hasil penelitian empiris dan survey yang dilakukan oleh berbagai institusi menyimpulkan perlu juga dipertimbangkan pengaruh telework pada stres kerja, work-life balance , dan job satisfaction. Studi ini menyelidiki bagaimana telework dan isolasi sosial mempengaruhi kepuasan kerja dengan efek mediasi stres kerja dan keseimbangan kehidupan kerja di Indonesia . Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner berbasis daring. Analisis model dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) terhadap 280 orang responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi telework berpengaruh positif terhadap job satisfaction. Telework terbukti berdampak positif terhadap work-life balance dan menurunkan job stress. Namun social isolation yang dirasakan karywan memberikan dampak negatif terhadap job satisfaction. Penelitian ini membuktikan bahwa work-life balance dapat memediasi hubungan antara telework dan job satisfaction. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa implementasi telework yang memberikan otonomi dan fleksibilitas dapat berimplikasi positif terhadap job satisfaction.

The implementation of telework has accelerated due to advances in technology and COVID-19 which has changed the way people live for years. But there are some lingering problems with telework need to be addressed. Many workers feel socially isolated from their workplace, which may affect their stress increment. There are also mixed results of the effects of telework on work stress, work-life balance, and job satisfaction from previous studies. This study investigates how telework and social isolation affect job satisfaction with mediating effects of work stress and work-life balance in Indonesia. This research was conducted with 280 remote workers as participants. The hypotheses were then tested with Structural Equation Modelling using LISREL 8.8 for windows. This research finds that telework has a positive and significant effect on job satisfaction. Telework has been proven to have a positive impact on work-life balance and reduce work stress. However, the social isolation felt by employees has a negative impact on job satisfaction. This study proves that work-life balance can mediate the relationship between telework and job satisfaction. From this study, it can be concluded that the implementation of telework which provides autonomy and flexibility can have a positive impact on employee job satisfaction."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>