Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41476 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Agung Persada Bangun
"Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat. Akan tetapi, proses pembangunan yang berlangsung dapat memberikan perubahan kondisi sehingga memberikan efek terhadap kesejahteraan pada masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perubahan sosial yang terkait dengan kesejahteraan di masyarakat nelayan, dan terjadi selama proses pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung berlangsung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini mejelaskan bahwa proses pembangunan pelabuhan membawa perubahan sosial di bidang sosio-ekonomi, budaya, dan politik yang memberikan perubahan kondisi kesejahteraan masyarakat nelayan Desa Kuala Tanjung.

Infrastructure development is a way to improve the social welfare of the society. However, the ongoing development process can bring a change of conditions that effect the community's welfare. This study aimed to describe social changes associated with welfare in fisherman community, during the process of building the Kuala Tanjung Port took place. This research is a qualitative descriptive interpretative. The results of this study explain that the port development process brings social changes in the socio economic, cultural, and political fields that provide changes in the welfare conditions of the fisherman community of Kuala Tanjung.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Siti Hodijah
"Tingkat keberdayaan desa siaga merupakan refleksi dari keberhasilan program pemberdayaan masyarakat serta memperlihatkan kemandirian masyarakat. Penelitian kuantitatif, desain cross sectional dengan sampel 204 desa, data dikumpulkan melalui wawancara dengan kuesioner. Hasil penelitian didapatkan 55.9 % desa memiliki tingkat keberdayaan desa yang tinggi. Dimensi pembangunan kapasitas, partisipasi masyarakat, jaringan dengan pihak lain mempunyai hubungan yang bermakna dengan praktik penggunaan jamban sehat (PHBS 5) dan dimensi pembangunan kapasitas merupakan factor dominan. Desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang rendah menurunkan 3.3 kali capaian penggunaan jamban sehat dibandingkan dengan desa dengan dimensi pembangunan kapasitas yang tinggi Kepada Pemkab. Karawang dan Dinas Kesehatan diharapkan menyelenggarakan pelatihan teknis desa siaga bagi pelaku utama desa siaga secara simultan untuk meningkatkan tingkat keberdayaan desa dan praktik PHBS.

Desa Siaga level empowerment is a reflection of the success of the community empowerment program as well as showing communnity independence. Quantitative research with cross sectional desig nwith a sample of 204 villages, data were collected through interviews with questionnaires. The results showed 55.9% of villages havea high level of empowerment. Dimensions ofcapacity building, community participation, networking with other parties having a significant relationship with a healthy latrine use practices (PHBS5) and dimensions of capacity building is a dominant factor. Villages with low capacity development dimension 3.3 times lower performance compared to healthy latrine use village with a high capacity development dimension. To the Karawang District and Health Department is expected to conduct technical training for desa siaga key actors simultaneously to increase the level of village empowerment and practice PHBS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Schaller, Lyle E.
New York : Nashville-Abingdon Press , 1966
301 SCH c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haska: FE Peacock, 1979
307 STA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schaller, Lyle E.
Nashville: Abingdon Press, 1966
260.83 SCH c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Tonggo Uli Yusmaniar
"Tesis ini membahas proses pengorganisasian yang terjadi di Organisasi Tani Lokal Serikat Petani Pasundan (OTL SPP) di Desa Sagara. Termasuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi organisasi dan bagaimana mereka menemukan penyelesaikannya. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus di desa Sagara yang menggunakan metode wawancara mendalam dan diskusi.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengorganisasian bukanlah proses yang liner tapi proses saling saling terkait dan dapat berjalan bersamaan yang berlangsung berulang dan terus menerus, yang tidak boleh berhenti karena jika tercapai tujuan yang satu, tujuan yang lain sudah menanti. Berbagai faktor yang mempengaruhi mobilitas organisasi harus dikelolah dengan baik.
Hasil penelitian menyarankan SPP untuk memperbaiki keorganisasiannya secara menyeluruh dan menjalankannya sesuai dengan kesepakatan yang dibuat.

This thesis studies about organizing process which happen at Pasundan Peasant Alliance generally and especially at Local Peasant Organization of Sagara. Including of the challenges which faced by the organization and how the handle and solve it. This research use qualitative research of Sagara village case study which use in depth interview and discussion.
The result of this research is that organizing is not a liner process but processes which related one an another and also can run in the same time, repeatedly and continuously which shouldn’t stop because if one purpose had reached, other objectives are waiting. Factors that influence organizing mobilization must be managed well.
Research results suggest Pasundan Peasant Alliance reorganize their whole organization in holistic and implement as agreement that they had made.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Takeo Yazaki
Japan: Japan Publication, INC, 1968
301.245 2 TAK s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ecklein, Joan Levin
New York: John Wiley & Sons, 1972
307 ECK c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ni Luh Maitra Agastya
"Tahap identifikasi kebutuhan dan permasalahan (assessment) adalah tahapan kedua dalam pemberdayaan masyarakat setelah melakukan 'proses menjalin relasi' (engagement). Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan merupakan tahapan yang penting dalam proses pemberdayaan masyarakat. Tanpa hasil identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang memadai, tujuan pengembangan masyarakat sulit tercapai. Tahapan identifikasi kebutuhan dan permasalahan dalam proses pemberdayaan masyarakat seharusnya tidak menjadi langkah awal yang kaku dalam sebuah proyek kegiatan. Sebaliknya, tahapan tersebut merupakan salah satu langkah yang ada dalam siklus kegiatan program berkelanjutan dalam rangka upaya pembelajaran masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan menyelesaikan permasalahannya.
Artikel ini mendeskripsikan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial Universitas Indonesia (Puska Kesos UI) di salah satu wilayah binaannya di Kelurahan Cinangka, Depok. Proses pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan sejak tahun 2014 sampai saat ini memperlihatkan bahwa keberlangsungan program pemberdayaan membutuhkan siklus pemberdayaan yang dinamis dan tidak linear. Upaya assessment non liner terus dilaksanakan oleh Puska Kesos UI. melibatkan berbagai pemangku kepentingan di komunitas (anak, pemuda, orang tua dan tokoh masyarakat). Artikel ini menemukan bahwa identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang komprehensif sangat penting untuk perencanaan dan implementasi kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Selain itu, rasa memiliki dari anggota komunitas--pemuda dan anak-anak, membantu pengembangan cakupan program dengan menggandeng pemangku kepentingan yang lebih luas di komunitasnya. Pada saat ini, komunitas di Kelurahan Cinangka, Depok, memiliki pusat belajar komunitas kini yang telah beroperasi penuh dengan berbagai kegiatan untuk anak-anak dan keluarga.

In a community development program, assessment is the second step conducted following the engagement process. Assessment is a crucial process. Without sufficient data deriving from the assessment process, the community development goals will be challenging to achieve. In its implementation, an assessment process in the community development is not a rigid step. Conversely, it is a continuous step in the planning and implementation of a program towards sustainability. Assessment is also a learning effort for the community in meeting needs and solving issues. This article describes the community development initiative led by Pusat Kajian Kesejahteraan Sosial (Puska Kesos UI) in Cinangka, Depok. Through this initiative, that was started in 2014; we learned that the empowerment process within a community development is dynamic and non-linear. Identification of issues and resources is a continuous process that the organization conducts. Through this initiative, we found that a comprehensive assessment is essential towards planning and implementation of sustainable community development. Moreover, a sense of belonging from youth and children as part of the community enhanced the program's sustainability through engaging broader networks in the community. Currently, the community organizes a learning center that is in full operation with various activities for children and families."
Sosio Konsepsia, 2018
MK-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>