Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afifa Tajriatul Muawanah
"Penelitian tinggalan arkeologi melalui memori kolektif dapat digunakan untuk melihat identitas dari suatu individu hingga kelompok baik itu berupa gender, seksualitas, sanak keluarga, politik, religi dan sistem sosial. Penelitian ini bertujuan untuk merekonstruksi identitas Kecinaan di Batavia abad ke ndash; 20 melalui data inskripsi pada nisan, patung hingga bangunan yang ada di Mausoleum Oen Giok Khouw. Atribut hingga ragam hias yang ada di Mausoleum Oen Giok Khouw memiliki simbol memori pengingat tentang kehidupan Oen Giok Khouw sebagai orang Cina yang dinaturalisasi oleh orang Belanda dan harapan serta doa untuk Oen Giok Khouw atas kehidupan yang sudah dilaluinya.

Study of archaeological remains by means of reconstructing collective memory can be used to identify of the past social structure such as gender, sexuality, inter familial roles, politics, religions and social systems. This research aims to reconstruct the identity of Chinese people in Batavia at 20th Century based on the inscription data on the Mausoleum Oen Giok Khouw. Data of this research are inscriptions, gravestone, and statues. The results of this research show the decorations and the shape of the building of Mausoleum Oen Giok Khouw indicate that its have a memorial symbolic about the social status of Oen Giok Khouw during his life. Most of the Mausoleum attributes were using western style that pointed out he wanted to be remembered as a Dutch people rather than a Chinese people because he was naturalized as a Dutch citizen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifani Eliza Albertania
"Mausoleum Oen Giok Khouw merupakan sebuah bangunan arsitektur makam yang terletak di TPU Petamburan, Jakarta Pusat. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk dan gaya bangunan dari mausoleum ini serta untuk mengetahui nilai-nilai penting yang dimiliki oleh Mausoleum Oen Giok Khouw. Kajian ini menggunakan delapan tahapan metode penilaian yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Mausoleum Oen Giok Khouw memiliki kombinasi bentuk dengan percampuran gaya barat sebagai karakteristik utama. Pada bangunan ini juga terdapat beberapa aspek kebudayaan Tionghoa. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui nilai-nilai penting pada bangunan Mausoleum Oen Giok Khouw seperti yang tertera dalam UU Cagar Budaya, yaitu nilai sejarah, nilai ilmu pengetahuan, nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai kebudayaan. Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk mengajukan bangunan Mausoleum Oen Giok Khouw untuk ditetapkan sebagai cagar budaya.

The Mausoleum of Oen Giok Khouw is an architectural tomb building located at TPU Petamburan, Central Jakarta. The purpose of this study was to determine the shape and style of the building of this tomb and to find out the important values ​​possessed by the Oen Giok Khouw Mausoleum. This study is uses the eight assessments method proposed by Pearson and Sullivan. The results of this study indicate that the Oen Giok Khouw Mausoleum has a combination of shapes with a mixture Western styles as the main characteristics. In this building there are also several aspects of Chinese culture. From the research results, it can also be seen that the important values ​​in the Mausoleum of Oen Giok Khouw building as stated in the Cultural Heritage Law, namely historical values, scientific values, educational values, religious values, and cultural values. The results of this study can be used as a consideration for proposing the Oen Giok Khouw Mausoleum building to be designated as a cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Joviani GunawanKemas
"Dalam menanggapi fase kematiannya, manusia cenderung mempersiapkan makam sebagai tempat peristirahatan terakhirnya. Sebagai salah satu objek arsitektur makam, Mausoleum O. G. Khouw termasuk sebagai makam yang sangat megah pada masanya. Di dalam skripsi ini, Kami bertujuan untuk mengkaji lebih jauh faktor yang mempengaruhi karakteristik Mausoleum O. G. Khouw dari sudut pandang arsitektur makam. Mausoleum O. G. Khouw tentu telah melalui banyak perkembangan dari aspek-aspek kompleks proses perancangan, mulai dari pemilihan lokasi, konsep yang ingin dihadirkan dalam rancangan, bagaimana ruang arsitektur di dalam makam nantinya dapat berfungsi dengan baik, hingga bagaimana aliran romantisisme lebih dipilih sebagai gaya arsitektur bangunan pada masa aliran rasionalisme sedang berkembang di Batavia.
Untuk mencapai tujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan pendukung tersebut, Kami melakukan observasi langsung ke Mausoleum O. G. Khouw di TPU Petamburan. Sebagian besar data terkait studi kasus didapat melalui literatur koran dan arsip masa Hindia-Belanda, serta wawancara dengan perwakilan komunitas Love Our Heritage.
Hasil temuan yang didapat dalam studi kasus ialah, Mausoleum O. G. Khouw menggunakan gaya arsitektur beraliran romantisisme, dengan pengaruh neoklasik, art deco, serta renaissance. Kami menduga kebudayaan etnis Tionghoa masih terdapat dalam rancangan Mausoleum Khouw lewat penerapan teori Fengshui makam, dan elemen pembentuk ruang di lantai I mausoleum. Dugaan lain Kami terkait gaya arsitektur makam ialah preferensi klien yang lebih mendominasi, kurangnya arsitek makam di Batavia, sifat marmer sebagai material utama, dan perancang yang menggunakan pendekatan tipologis dalam merancang Mausoleum O. G. Khouw.

In response to face the phase of death, people tends to prepare a tomb as their final resting place. As one of the objects of funerary architecture, Mausoleum O. G. Khouw was considered as a very magnificent tomb of its time. In this thesis, the author aims to examine furtherly, factors that affect the characteristics of Mausoleum O. G. Khouw from the point of view of funerary architecture. Mausoleum O. G. Khouw certainly has gone through many developments from the complex aspects of the design process, ranging from location selection, the concept of design, and how the architectural space functioned well.
Furthermore, this paper will also explain how romanticism was preferred as the architectural style of the building, instead of rationalism style that was growing more in Batavia. To achieve the purpose and answer the supporting questions, We did a field observation to the Mausoleum O. G. Khouw at TPU Petamburan. Most of the data were obtained through the Dutch Indies newspapers and archives, as well as interviews with representatives of the Love Our Heritage community.
The findings are, Mausoleum Khouw uses a romantic style of architecture, with neoclassical, art deco, and renaissance influences. The author suspects that Chinese culture still exists in the design of the Mausoleum Khouw through the application of the grave Fengshui theory and the element on the first floor of mausoleum. Other allegations related to the architectural style of the tomb is a more dominant client preference, lack of funerary architect in Batavia, marble nature as the main material, and typological approach which used by the architect in designing Mausoleum O. G. Khouw.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rais Ramdhany
"Penelitian ini merupakan upaya dalam melihat memori kolektif yang terdapat pada Kelenteng Tek Hay Bio di Semarang. Pada Kelenteng Tek Hay Bio terdapat sebuah tokoh manusia yang dianggap berjasa dan mengingat tokoh tersebut memiliki peranan besar bagi masyarakat sekitar dan dijadikan sebagai dewa utama serta letaknya pada bagian bangunan utama Kelenteng. Memori kolektif ini diwujudkan dalam bentuk sebuah ritual atau peringatan kebesaran bagi tokoh tersebut serta dilengkapi sesajian pada ritualnya. Juga melalui sebuah representasi yang muncul. Metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data (observasi langsung dan studi literatur), pengolahan data dan interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Kelenteng Tek Hay Bio terdapat memori kolektif oleh sebagian kelompok masyarakat etnis Tionghoa di Kota Semarang yang layak untuk diingat dan dikenang serta perwujudan memori kolektif tersebut melalui sebuah representasi sehingga terjadi keterkaitan satu sama lain.

This research is an attempt to see the collective memory found in the Tek Hay Bio Temple in Semarang. At Tek Hay Bio temple can be found a human figure that is considered meritorious and remembers that the figure has a large role for the surrounding community and for the community and is used as the main deity and is located in the main building part of the temple. This collective memory is manifested in the form of a ritual or commemoration of greatness for the figure and is equipped with offerings on the ritual. Also through a representation that appears. The research method used is data collection (direct observation and study of literature), data processing and interpretation. The results showed that in Tek Bio Bio Temple there is a collective memory by some ethnic Chinese communities in the city of Semarang that deserves to be remembered and remembered and the embodiment of the collective memory through a representation so that there is a connection to one another.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fadhil Falah
"Penelitian ini berupaya mempertanyakan bagaimana nilai penting pada Mausoleum milik Keluarga van Motman yang merupakan sebuah bangunan arsitektur makam yang terletak di Dramaga, Kabupaten Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai nilai-nilai penting yang dimiliki oleh Mausoleum Keluarga van Motman dan mengidentifikasi karakteristik dan gaya arsitekturnya. Penelitian ini menggunakan metode yang dikemukakan oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Mausoleum Keluarga van Motman merupakan bangunan yang kental dengan budaya Eropa serta memiliki nilai penting yang sesuai dengan UU Cagar Budaya, yaitu nilai sejarah, nilai ilmu pengetahuan, nilai pendidikan, nilai agama, dan nilai kebudayaan. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pertimbangan untuk mengajukan Mausoleum Keluarga van Motman sebagai cagar budaya.

This research seeks to question the significance of the van Motman Family Mausoleum, an architectural mausoleum located in Dramaga, Bogor Regency. The purpose of this research is to increase knowledge about the significance values possessed by the Mausoleum of the van Motman Family and identify its architectural characteristics and styles . This research uses the method proposed by Pearson and Sullivan. The results of this research show that the Mausoleum of the van Motman Family is a building that is thick with European culture and has important values in accordance with the Cultural Heritage Law, namely historical value, scientific value, educational value, religious value, and cultural value. This research is expected to be useful as a consideration to propose the van Motman Family Mausoleum as a cultural heritage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilo Pradoko
"Penelitian ini mengungkap secara mendalam tentang perubahan fungsi Candi Siwa , makna arca chitra Candi Siwa serta makna Relief Ramayana Prambanan dalam empat periode pengaruh kuasa: Hindu, Islam, Kolonial dan Kemerdekaan. Pengungkapan fungsi serta makna dilakukan dengan metode postprosesual dengan pendekatan kontekstual. Objek material candi, arca dan relief diungkap makna primer serta makna sekunder melalui analisis semiotika Roland Barthes, wacana yang muncul dibalik pemaknaan atas pengaruh kuasa dianalisis melalui analisa wacana/kuasa Michel Foucault. Hasil penelitian: (1) Fungsi Candi Siwa Prambanan: pada masa pengaruh kuasa Hindu, candi sebagai Siwagrha, tempat pemujaan kepada Siwa Mahadewa, tempat masyarakatnya memperoleh berkah kesejahteraan; pada masa pengaruh kuasa Islam, candi sebagai makam, cungkup, tempat angker bangunan karya Bandung Bondowoso; pada masa pengaruh kuasa Kolonial candi sebagai temuan arkeologis, tempat penerapan ilmu arkeologi, objek penelitian dan tempat wisata Jawa; masa Kemerdekaan, candi sebagai monument karya besar Bangsa Indonesia, cagar budaya, benda budaya dunia, destinasi wisata, tempat pertunjukan seni dan tempat ibadah hari raya Nyepi bagi umat Hindu. ( 2) Makna Arca Chitra di Bilik Candi Siwa Prambanan: masa kuasa Hindu, arca sebagai ikonik perwujudan dewa/i serta serta dewa/i pemberi kesejahteraan; masa kuasa Islam, arca merupakan berhala, arca buah karya Bandung Bondowoso; masa kuasa Kolonial, arca merupakan temuan eksotis, benda kenang-kenangan dan objek penelitian; masa kemerdekaan, monumen karya besar bangsa, benda gift, perwujudan ikonik dewa-dewi Hindu. (3) Relief Ramayana Candi Prambanan: masa pengaruh kuasa Hindu, ajaran melakukan dharma; masa pengaruh kuasa Islam, tokoh Rama sebagai keturunan nabi Adam; masa pengaruh kuasa Kolonial, alat diplomasi antar negara, objek penelitian; masa kemerdekaan, mewujud pementasan sendratari Ramayana, sebagai gift, kitab ajaran agama Hindu. Implikasi Penelitian: Dalam penelitian ini didapatkan arkeologi pemikiran dibalik masing-masing pengaruh wacana/ kuasa. Pemahaman manusia terhadap arkeologi pemikiran membuat manusia bercakrawala luas dalam menanggapi objek yang sama dengan paradigma yang berbeda. Objek, kebudayaan material berupa candi, arca dan relief merupakan wadah mitos yang dapat mempengaruhi perilaku dalam kehidupan sosialkemasyarakatan manusia.
The research reveals deeply about changing the function of Shiva temple, statues chitra meaning and significance of Shiva temple Prambanan Ramayana Relief in four periods of the influence of power: Hindu, Islamic, colonial and independence. Disclosure functions and meanings carried by the method of post-processual with contextual approach. Material object temples, statues and reliefs revealed primary meaning and secondary meaning through semiotic analysis Roland Barthes, discourse that appears behind the meaning of the influence of power is analyzed through discourse analysis Michel Foucaul). Results of the study: (1) Function Prambanan Shiva Temple: During the influence of Hindu power, as Siwagrha temple, shrine to Shiva Mahadeva, where people obtain a blessing welfare; during the influence of Islamic power, the temple as a tomb, cupola, haunted places, building work of Bondowoso; during the colonial power of the influence of the temple as archaeological finds, where the application of the science of archeology, research objects and sights Java; Independence period, the temple as a major work of the Indonesian Nation monument, heritage, world cultural objects, tourist destination, performing arts venues and places of worship Nyepi day for Hindus. (2) The meaning Arca Chitra Room Shiva temple Prambanan: the power of the Hindu, statues as iconic embodiment of the gods and deities giver and welfare; period of Islamic power, the statues are idols, statues the work of Bondowoso; period colonial power, the statue of the exotic findings, keepsake objects and objects of research; independence, the monument's major work, gift items, iconic embodiment of Hindu deities. (3) Relief Ramayana Prambanan: the influence of Hindu power, do dharma teachings; term influence of Islamic power, Rama figures as descendants of the prophet Adam; Colonial influence future power, diplomacy tool between countries, the object of study; independence, embodied Ramayana ballet performances, as a gift, the book of Hindu religion. Research Implications: In this study, archeology rationale behind each influence discourse / power. Human understanding of the rationale behind the archaeological material culture make people wider in mind so they are able to empathy and tolerance in response to the same object with different paradigms, to realizing the sense of Bhineka Tunggal Ika. Object, material culture in the form of temples, statues and reliefs is a container of stories, myths, which in turn can influence human action."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1991
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nuhdi Rifky
"Penelitian ini merupakan upaya dalam melihat memori kolektif yang terdapat pada Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu dan Makam Tugu di Cilincing, DKI Jakarta. Pada gereja dan makam ini terdapat ragam arsitektural yang melatarbelakangi pendirian gereja dan makam ini serta menyimpan memori yang sebagian besar diingat juga dilupakan oleh jemaat keturunan portugis di Tugu. Memori kolektif ini diwujudkan dalam bentuk sebuah mimbar gereja beserta nisan khas umat kristiani. Metode penelitian yang digunakan adalah sumber data yang berupa informasi serta observasi langsung juga studi literatur. Hasil bukti dari data tersebut dianalisis menjadi interpretasi yang menjadi kajian kali ini. Hasil penelitian menunjukkkan bahwasanya pada Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu dan Makam Tugu terdapat memori kolektif dari jemaat keturunan portugis di Tugu yang layak diingat dan dikenang serta perwujudan memori kolektif tersebut melalui sebuah representasi sehingga terjadi keterkaitan satu sama lain.

This research is an attempt to look at the collective memory contained in the Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu and Makam Tugu in Cilincing, DKI Jakarta. In this church and cemetery, there are various architectural backgrounds behind the construction of this church and tomb as well as storing memories that are mostly remembered and forgotten by the congregation of Portuguese descent in Tugu. This collective memory is manifested in the form of a church pulpit along with a tombstone with a Christian name. The research method used is a data source in the form of information and direct observation as well as literature studies. The results of the evidence from the data were analyzed to become the interpretation that became the study this time. The results of the study show that in the Gereja Protestan Indonesia Barat Tugu and Makam Tugu, there is a collective memory of the congregation of Portuguese descent in Tugu which is now remembered and remembered and the embodiment of this collective memory through a representation so that there is a connection with one another."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Betsy Edith Christie
"Skripsi ini membahas bagaimana persebaran dan hubungan pemukiman etnis Cina di Kawasan Medan pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada pemukiman dilihat bagaimana persamaan dan perbedaan karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina. Tujuan umum penelitian ini adalah merekonstruksi kebudayaan masa lalu etnis Cina di Medan. Selain itu, penelitian ini bertujuan khusus untuk mengetahui karakteristik setiap situs pemukiman etnis Cina.Penelitian ini menggunakan metode arkeologi pemukiman tingkat makro. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persebaran situs-situs pemukiman etnis Cina menunjukkan pola linier di mana berkembang dari utara menuju pusat Kota Medan. Sementara itu, hubungan antarsitus berkaitan dengan faktor migrasi dan ekonomi.

This undergraduate thesis is talk about distribution and relationship chinese settlement in Medan from the end of 19th century until early 20th century. This research is look at the similarities and differences between each site. General purpose is to reconstruction the culture of chinese in the past. Besides, the special purpose is to understand the characteristics of each site. Method that had been used is the archaeology of settlement in macro scale. The result is the distribution of chinese settlement in Medan shows that the pattern is linear. Meanwhile, the relationships between each site cause of migration and economy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S46708
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadlia Hana
"ABSTRAK
Street art sudah menjadi bagian dari ruang publik Yogyakarta dan Jakarta. Hal ini
tidak lepas dari street artist yang mencoba berdialog dengan masyarakat dan
pemerintah melalui karya-karyanya di ruang publik. Memori kolektif akan street
art di ruang publik pun terbentuk di dalam masyaraat Yogyakarta dan Jakarta.
Studi ini secara umum membahas mengenai dialog yang dilakukan oleh street
artist dengan masyarakat dan pemerintah dalam membentuk memori kolektif akan
street art di ruang publik dan bagaimana strategi street artist untuk
mempertahankan street art di ruang publik Yogyakarta dan Jakarta. Penelitian
dengan metode kualitatif ini menunjukkan usaha street artist dalam membentuk
wacana pelupaan dan pengingatan memori kolektif masyarakat akan ruang publik
dengan membawa perubahan, penambahan dan pergeseran memori kolektif akan
street art di ruang publik Yogyakarta dan Jakarta. Karakterisitik masyarakat dan
pemerintah Yogyakarta dan Jakarta yang berbeda juga meyebabkan perbedaan
strategi yang dipakai street artist Yogyakarta dan Jakarta dalam usaha
mempertahankan street art di ruang publik Yogyakarta dan Jakarta.

ABSTRACT
Street art has become the part of the public space of Yogyakarta and Jakarta. It is
because of the street artist who tried to dialogue with the community and
government through his works in public spaces. Collective memory of street art in
public space was formed in Yogyakarta and Jakarta. These studies generally
discuss about the dialogue conducted by the street artist with communities and
governments in shaping collective memory of street art in public space and what
is the strategy that street artist use to maintain street art in public space of
Yogyakarta and Jakarta.. This qualitative research shows the effort of street artists
in shaping the discourse of forgetting and remembering people's collective
memory of public space with changing, adding and shifting the collective memory
of street art in public spaces of Yogyakarta and Jakarta. The differences
characteristics of society and the government of Yogyakarta and Jakarta also led
to differences in the strategies employed by street artist of Yogyakarta and Jakarta
in the retention of street art in public spaces of Yogyakarta and Jakarta."
2015
S58081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Aptari Filzani
"Sejak masa kolonial, Mausoleum van Motman dan Mausoleum Ursone telah berdiri sebagai budaya material keluarga kaya berkebangsaan Eropa yang menikmati kesuksesan di Indonesia. Keluarga van Motman dikenal sebagai tuan tanah di Bogor sementara keluarga Ursone dikenal sebagai pengusaha susu di Bandung. Penelitian ini akan membahas kelas sosial keluarga van Motman dan keluarga Ursone yang tercermin dari gaya arsitektur mausoleum sekaligus perbedaan atau persamaan gaya arsitektur yang digunakan. Kajian dilakukan secara bertahap, mulai dari pengumpulan data, pengolahan serta analisis data, dan interpretasi data. Analisis kelas sosial dilakukan menggunakan teori kelas Pierre Bourdieu dan tiga konsep utamanya yaitu capital, habitus, dan field. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa Mausoleum van Motman dan Mausoleum Ursone memiliki perbedaan gaya arsitektur yang mencolok, mulai dari ukuran, bahan, hingga ornamen, yang mencerminkan kelas sosial masing-masing keluarga. Keluarga van Motman dikelompokkan ke dalam kelas dominan sementara keluarga Ursone dikelompokkan ke dalam kelas menengah, sehingga keluarga van Motman berada di tingkat kelas sosial yang lebih tinggi daripada keluarga Ursone.

Since the colonial era, the van Motman Mausoleum and the Ursone Mausoleum have stood as the material culture of the wealthy European families who enjoyed success in Indonesia. The van Motman family was known as a landowner in Bogor while the Ursone family was known as a milk entrepreneur in Bandung. This study will discuss the social class of the van Motman and Ursone families as reflected in the architectural style of the mausoleum as well as the differences or similarities in the architectural style used. This study was carried out in stages, starting from data collection, data processing and analysis, and data interpretation. The social class analysis was carried out using Pierre Bourdieu’s class theory and its three main concepts, namely capital, habitus, and field. The results of this study explain that the van Motman Mausoleum and the Ursone Mausoleum have striking differences in architectural style, ranging from size, material, to ornaments, which reflect the social class of each family. The van Motman family is grouped into the dominant class while the Ursone family is grouped into the middle class, so the van Motman family is at a higher class level than the Ursone family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>