Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35313 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vania Alisha
"Pendekatan visual sebagai salah satu cara manusia merasakan ruang, menjadi objek penelitian berbasis desain pada tugas akhir. Visual blurring hadir dan diharapkan dapat menjadi cara baru untuk manusia memaknai ruang arsitektur. Untuk dapat menghadirkan suatu visual yang tidak jelas, penelitian ini dimulai dengan analisis pembacaan akan sesuatu yang memiliki ketidakjelasan dalam visualnya, yaitu fotografi blur. Pembacaan akan sesuatu yang memiliki ketidakjelasan visual ini mengantarkan pada suatu mekanisme yang menjadi dasar rancangan ide berbasis story pada penelitian berbasis desain ini. Penggunaan material kaca akhirnya menjadi sangat penting, dimana kaca dapat memberikan berbagai tingkatan transparansi yang dibutuhkan untuk menghadirkan ide dari visual blurring itu sendiri.

Visual approach in perceiving spatial elements became the main basis of design research in this final project. Visual blurring became a new method in human perception of architectural space. To visualize the visual blurring, the research began by analyzing blur photos that led to blur mechanism, which was then used as a main design idea based on story methodology. Glass has an important role in this final project, because glass could offer different level of transparency which would present the whole concept of visual blurring.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Marvin Julian
"Transparansi telah menjadi suatu instrumen desain yang telah digunakan oleh beberapa arsitek seperti Le Corbusier dan IM Pei. Phenomenal Transparency adalah salah satu cara untuk memberikan efek multiplikasi dari sebuah makna di dalam fasad bangunan untuk menciptakan dialog antara bangunan dan pengamat. Studi dari Phenomenal Transparency tidak dapat dipisahkan oleh pengertian tentang sebuah fasad, baik yang kontekstual maupun fasad yang tidak kontekstual. Sebuah fasad, dengan unsur Phenomenal Transparency di dalamnya, akan menjadi sebuah stimulasi visual dengan figur yang bersinggungan serta elemen yang saling berinteraksi.
Proses mengidentifikasi dimulai dengan menganalisis tentang transparansi, kedalaman visual, dan garis garis yang meregulasi sebuah fasad bangunan dalam bentuk Formal Analysis. Formal Analysis ini diformulasikan dari Villa Garches karya Le Corbusier, baik secara subjektif dan objektif. Formal Analysis ini akan menjadi dasar dari desain yang berhubungan dengan proporsi, ritme, kedalaman, dan motif arstiektural yang nantinya akan mengedepankan artistry dan keorisinalitas matematikal dari sebuah karya fasad.

Transparency has been used as an instrument of design by several architects in the past by the likes of Le Corbusier and IM Pei. Phenomenal Transparency is a way to convey multiplication of meaning in the façade to create a dialogue between the observer and the building. The study of phenomenal transparency is inseparable from the understanding of façade, whether a contextual or autonomous façade. A façade, along perception with Phenomenal Transparency embedded, is expected to stimulate visually with its overlapping figures and interpenetrating elements.
The process of dissection begins with identifying transparency, visual depth, and regulating lines of a project in the form of formal analysis. Formal analyses are drawn from Le Corbusier's Villa Garches, both subjectively and objectively. The formal analyses, later on the process, set the ground rules regarding the proportion, rhythm, depth, and architectural pattern that later will define the artistry and mathematical ingenuity of the façade produced for an architectural mixed use building in Perth, Australia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimantya Septian Dwi Cahyo
"Tesis perancangan dalam hal ini membahas tentang penelusuran ruang dengan kondisi tanpa gravitasi melalui pembongkaran yang dilakukan pada ruang virtual untuk megetahui sejauh mana karakteristik ruang tersebut dapat hadir dalam ruang cartesian (tiga dimensi). Ruang yang dihadirkan adalah ruang persepsi dengan menghilangkan unsur gravitasi sehingga subyek yang berada dalam ruang tersebut mengalami disorientasi terhadap elemen arsitektural yang berupa atap, dinding dan lantai, sehingga elemen arsitektur tersebut menjadi samar secara esensi. Pemrograman perancangan didasarkan pada konfigurasi ruang tanpa gravitasi secara nyata melalui penelusuran terhadap modul ruang pesawat antariksa (ISS) yang didukung dengan beberapa teori ruang anti gravitasi. Melalui penelusuran ini diharapkan dapat dijadikan suatu metode dalam perancangan sehingga representasi ruang yang terjadi dapat dikembangkan sebagai konsep perancangan ruang arsitektural.

This thesis discusses about investigating space with zero gravity condition by tracing visual in virtual space to determine the extent of spatial characteristics that may be present in cartesian space. Space that presented is about perception by eliminating the gravity so that the subjects has disorientation to it's architectural elements (ceiling, wall and floor) and the architectural elements become vague in its essence. Programming design based on spaceship (International Space Station) and supported by anti gravity space theory. This assesement is expected to be a method in architectural design so that the representation of the space can be develop as an architectural design concept."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Yulistya
"Arsitektur sebagai bagian dari kebudayaan manusia, tentunya tidak dapat terlepas dari usaha manusia dalam mewujudkan ruang eksistensinya di bumi ini. Kajian mengenai ruang dan manusia menjadi topik yang tidak ada habisnya dalam kajian arsitektur dan disiplin ilmu lainnya. Perkembangan teknologi dari era mekanik hingga era elektronik telah mengakibatkan perubahan gaya hidup bagi masyarakat dunia. Begitu juga pemahaman manusia akan ruang. Dunia pun terasa amat kecil. Jarak yang jauh dapat ditempuh dengan waktu sesingkat mungkin dengan teknologi transportasi, informasi dan komunikasi. Tubuh manusia yang memegang peranan penting dalam mengalami ruang mulai digantikan perannya dengan adanya perkembangan media mekanik sampai elektronik. Adakah suatu pendekatan arsitektur yang dapat mengimbangi perkembangan hubungan ruang dan manusia di era elektronik ini? Salah satu pendekatan arsitektur yang merespon fenomena ini adalah blurring architecture oleh Toyo Ito. Bagi Ito, blurring architecture adalah arsitektur yang menyatu dan terhubung dengan sekitarnya, suatu representasi dari hubungan manusia dan ruang di era elektronik.

Architecture as part of human culture is related to the creation of space of his existence. Many studies has been made about human and space relation, but no sign of this topic will soon come to an end. Development of technology from mechanic age to electronic age has change people's way of life and their understanding about space. The world, surprisingly becomes smaller and smaller. Distance is no longer a problem since we have transportation, information and communication means. Human lived body that has the most important role in experiencing spaces has been mediated by mechanic and electronic media. Is there any architectural approach that can follow the development of human-space relationship in electronic age ? One of architectural approach that responses this phenomenon is blurring architecture by Toyo Ito. For Ito, blurring architecture means an architecture that is being merged and connected to its surrounding, a representation of human-space relation in electronic age."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S48563
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviar Mahmud
"Arsitektur terbukti merupakan bidang interdisiplin ilmu. Biomimikri merupakan bidang yang menggabungkan dunia perancangan dengan dunia biologi. Melalui pendekatan biomimitik, tulisan ini ingin menjelajahi hubungan antara alam, manusia, dan arsitektur. Dalam kajian ini, penulis mencoba untuk memahami peran arsitektur di dalam konteks bagaimana manusia mengalami alam melalui indra pengelihatan dan pendengaran dengan melakukan proses perancangan arsitektur memakai pengetahuan yang disediakan oleh neuroscience. Tulisan ini juga akan menguji produk arsitektur yang lebih luas cakupannya seperti urban design dan perancangan ruang luar melalui kaca mata biologi dan sebaliknya untuk mengekspose kelayakan metode ini.

Architecture is proven to be an interdisciplinary field. Biomimicry is the one that merges the world of design and the world of biology. Using biomimietic approachment, this paper wants to explore the relationship between nature, human, and architecture. Within this research, author is trying to learn the role of architecture in the context of how human percieve nature through their senses using audio and visual senses as starting point by doing the architecture design process with the knowledge provided by neuroscience. This paper also examines some wider-scope product of architecture like urban design and exterior design through the perspective of biology and vice versa to exspose the reliability of this method."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deynanti Primalaila
"ABSTRAK
Interioritas yang diinjeksi melalui metode blurring adalah pertanyaan dan penekanan
yang akan dikaji dalam tulisan ini. Penelitian diawali dengan eksplorasi minat photo
transfer yaitu memindahkan tinta foto dari satu media ke media lainnya. Proses transfer
yang membutuhkan overlap media air, gel medium, dan kertas menentukan dasar metode
dalam mengintervensi persepsi manusia. Hasil photo transfer menunjukkan bahwa
komposisi overlap media membuat sebuah foto terlihat blurring. Blurring kemudian
dijadikan dasar sebagai pendekatan riset interioritas. Eksplorasi trigger kinetika
memberikan rules pada living machine dimana komponen antar ruang didalamnya saling
bekerja sama dan saling berinteraksi secara reversible. Stasiun Manggarai berpotensi bagi
aplikasi blurring melalui projection yang merupakan hasil eksplorasi riset. Hasil akhir
tulisan ini dapat memberikan alternatif rutinitas baru bagi pengguna Manggarai. Proyeksi
sebagai komponen utama instalasi sebagai proposisi sistem dalam ruang dapat membuka
diskusi baru mengenai pembentukan interioritas.

ABSTRACT
Interiority that is injected through blurring method is the question and the emphasis that
will be examined in this paper. Examination begins with photo transfer as trigger for
exploration of transferring the ink from one media to the other media. Overlaping media
requirements; water, gel medium, and papers made the transferring as the basic method to
intervene human perception. The results showed that the overlaping composition of the
media makes photo looked blured. The mechanism to make photo blured is being used as
the approaching method of interiority. Kinetics exploration provide rules on living
machine where the components inside could work together and have reversible
interaction in it or with their context. Manggarai Station has the potential for injecting
blurring through projection as the components based on exploration research result. The
final result can provide a new routine alternative for the user of Manggarai Station.
Projection as a main component of installation as system proposition in space could open
new discussion about forming interiority."
2016
TA - pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmawaty
"Penelusuran fenomena menghilang dari perhatian terhadap beberapa karya arsitektur menemukan bahwa fenomena tersebut terjadi melalui mekanisme yang berbeda beda, bersifat sementara, secara terencana maupun tidak. Teori yang digunakan dalam mengungkap adanya potensi mekanisme yang ketiga, yaitu menghilang dari perhatian going out of notice merupakan hasil pengembangan dari teori Gibson mengenai fenomena disappearing berupa peristiwa yang terjadi pada surface sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan perubahan warna pola , tekstur, dan layout yang tampak menyatu dengan lingkungannya atau disebut sebagai peristiwa kamuflase. Pembongkaran kamuflase terhadap Octopus bertujuan untuk mendapatkan mekanisme menghilang dari perhatian dengan fenomena yang berbeda dari yang telah ada dimana pembongkaran tersebut menghasilkan empat mekanisme dasar, yaitu mekanisme 'diafragma' dan mekanisme reflektif yang terkait perubahan warna dan pola surface, mekanisme hidrostatik yang berkaitan dengan perubahan tekstur surface, dan mekanisme perubahan layout surface. Upaya penyusunan kembali keempat mekanisme kamuflase dalam konteks yang sebenarnya merupakan metode yang digunakan untuk menghasilkan ruang arsitektural bagi manusia.

The search for a phenomenon disappears from the attention of some architectural works to reveal that the phenomenon occurs through different mechanisms, whether planned or not. The theory used in revealing the potential of a third mechanism, i.e., going out of notice, is the result of the development of Gibson 39 s theory of the disappearing phenomenon of events occurring on the surface in such a way as to produce color changes patterns , textures, and layouts that seem to blend with the environment or occur as camouflage events. Camouflage discharged against an Octopus aims to get the mechanism to disappear from attention with a different phenomenon from the existing one where the disassembly produces four basic mechanisms, namely the 39 diaphragm 39 mechanism, the reflective mechanism associated with the color change and the surface pattern, the hydrostatic mechanism associated with the surface texture change, and the surface layout change mechanism. The attempts of rearranging all four camouflage mechanisms in the actual context are the methods used to generate the architectural space for humans."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47791
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmad Irvan
"ABSTRAK
Retak menjadi penanda kelemahan dan kerusakan suatu bangunan, dan kehadiran retak pasti akan selalu dihindari. Namun, terdapat cerita dibalik hadirnya retak yang menghasilkan performa baru yang menarik dalam bangunan. Potensi dan keindahan retak dapat menghasilkan ruang dengan kualitas yang berbeda dan menarik. Dengan mempelajari cerita atau mekanisme retak, potensi dan keindahan retak diciptakan dengan memanipulasi kehadiran retak didalam arsitektur. Manipulasi retak dilakukan sebagai metode dalam merancang ruang dengan menggunakan pengetahuan tentang cerita retak agar retak yang dihadirkan terlihat alami.

ABSTRACT
Crack is a sign of weaknesses and damage in buildings, and the presence of crack is usually avoided. Otherwise, there is story behind the presence of crack which produce new interesting performance in building. The potential and beauty of crack can produce space with different and interesting qualities. By learning the story or mechanism of crack, the potential and beauty of crack can be created by manipulating the presence of crack in architecture. Crack manipulation is done as method in designing space by using the knowledge of story of crack in order to create the presence of crack looks natural."
2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Meiyogo
"Video mapping merupakan sebuah teknik yang menggunakan pencahayaan dan proyeksi sehingga dapat menciptakan ilusi optis pada obyek-obyek. Obyek-obyek tersebut secara visual akan berubah dari bentuk aslinya menjadi bentuk baru yang berbeda dan sangat fantastis Keberadaannya sebagai salah satu fenomena Hiper-Realitas ternyata memberi pengaruh pada dunia Arsitektur dan Interior. Konsep Dekonstruksi yang terdapat di dalam Video Mapping membuatnya mampu merubah makna ruang walaupun secara visual. Karena kemampuannya dalam merubah makna ruang, membuat Video Mapping harus berhadapan dengan beberapa pertanyaan diantaranya sejauh manakah perubahan makna ruang itu dan konsekuensi logis apakah yang terjadi berkaitan dengan ruang dan waktu yang dihadapinya?

Video mapping is a technique that using light and projection which can make an optical illusion to the objects. Those objects visually changes from the original shapes to the difference and fantastic shapes. It's existence as Hiper-Reality phenomenon actually has given influence to the world of Architecture and Interior. The Concept of Deconstruction in Video Mapping give it's ability to change the defintion of space eventhough it is only as visual. Because of it's ability to change the space definition, Video Mapping has to be faced with a view question. How far the change of that space definition and what kind of logic consequence that will be related to space and time that has to be faced?"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43285
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ching, Francis D.K., 1943-
Jakarta: Erlangga, 2014
R 720.3 CHI k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>