Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112507 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beby Prilia
"Penelitian ini membahas karakteristik gaya Indische Empire pada bangunan Stasiun Bogor. Penulis ingin menyoroti eksterior bangunan lama Stasiun Bogor dan upaya pelestariannya yang dilakukan oleh PT Kereta Api Indonesia Persero . Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Dari penelitian ini terlihat bahwa eksterior bangunan tersebut memiliki karakteristik gaya Indische Empire yang dipadukan dengan unsur modern dan renovasi berkala diupayakan untuk melindungi dan mempertahankan gaya bangunan lama tersebut yang kini menjadi cagar budaya di Kota Bogor.

This research gives an elaboration about Indische Empire style characteristic of Bogor Station building. The writer wants to highlight the exterior of the old building of Bogor Station and conservation efforts undertaken by PT Kereta Api Indonesia Persero . The methods which is used in this research is descriptive qualitative. From this reasearch, it can be seen that the building rsquo s exterior has the characteristic of Indische Empire style combined with modern elements and renovation gradually attempted to maintain and protect the style of the old building which is now a cultural heritage in Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rayi Purnama
"Bangunan-bangunan peninggalan Belanda dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia salah satunya di kota Bogor, Jawa Barat. Pada jurnal ini peneliti akan meneliti gedung BAKORWIL Badan Koordinasi Wilayah Bogor. Jurnal ini akan membahas bentuk adaptasi Neoklasik pada eksterior gedung kantor BAKORWIL Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif untuk mengetahui bentuk adaptasi Neoklasik pada eksterior gedung bangunan BAKORWIL Bogor. Tahapan penelitian ini berupa 1 melakukan studi pustaka untuk mendapatkan informasi terkait gaya arsitektur Neoklasik dan Jawa Barat, 2 melakukan studi lapangan, 3 melakukan analisis mengenai bentuk adaptasi yang terdapat pada eskterior gedung tersebut. Adaptasi budaya pada gedung ini dapat dilihat dari beberapa bagian seperti atap dan jendela bangunan.Kata kunci: Gedung BAKORWIL Bogor, Neoklasik, Adaptasi budaya.

Buildings from the colonial era can be found throughout Indonesia, one of them is in Bogor City, West Java. This research will focuses on the building of BAKORWIL Badan Koordinasi Wilayah of Bogor City. This research will discuss about the adaptation of Neo classical architecture on the exterior of the building of BAKORWIL of Bogor City. The phases of this research are 1 references study to get the information about Neo classical and West Javanese architecture, 2 field study, 3 analysis on the form of adaptation on the exterior of the building. The cultural adaptation on the building can be seen from some elements like the roof and window.Keywords BAKORWIL Bogor Building, Neoclassic, Cultural adaptation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Permatasari
"Museum Negeri Banten adalah sebuah museum yang belum lama diresmikan oleh Gubernur Banten Rano Karno pada Oktober 2015. Terletak di alun-alun kota Serang. Bangunan museum ini adalah bangunan peninggalan Belanda yang telah beberapa kali beralih fungsi. Bangunan ini terlihat sangat kokoh dengan ciri khas bangunan Belanda yang memiliki pilar-pilar besar di depannya. Makalah ini membahas tentang gaya bangunan yang diterapkan pada Museum Negeri Banten yang sebelumnya adalah Kantor Keresidenan Banten.Metode yang digunakan adalah dengan penelusuran langsung pada bangunan Museum Negeri Banten dengan melihat langsung keadaan bangunan, melakukan wawancara dengan petugas museum dan dilanjutkan dengan studi kepustakaan.Hasil penelitian menunjukkan kecocokan antara karakteristik dan ciri bangunan Indische Empire Style dengan tampilan fisik bangunan yang diteliti.

Banten State Museum is a museum which has only recently been inaugurated by the Banten Governor, Rano Karno, on October 2015. It is located in the Serang city square. The building of this museum is Dutch colonial building whose use has switched functions for several times. This building looks very sturdy with the special characteristic of Dutch colonial building which has thick pillars in the front of the building. This paper will explain about the style of building used in Banten State Museum, previously Banten Residency Office. The author will do a direct examination by observing directly the state of the building, doing interview with museum attendant, and continued with literature study. The result of the study shows the conformity between characteristic of indische empire style building and the physical state of the examined building."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Efendi
"Gedung pengadilan adalah tempat untuk mengadili, mendamaikan dan mendengar kesaksian dari seseorang yang terlibat masalah kriminal dan permasalahan lainnya yang terkait dengan hukum. Pemerintah menempatkan gedunggedung pengadilan di banyak wilayah untuk menjaga agar semua berjalan dengan baik dan mengikuti aturan. Pemerintah dalam hal ini adalah pemerintah Hindia Belanda yang telah memegang kendali atas Hindia Belanda sejak kebangkrutan VOC pada tahun 1796. Gedung pengadilan di Hindia Belanda dibangun dengan gaya bangunan yang spesial karena tempat ini memiliki fungsi khusus. Gaya bangunan yang digunakan adalah Indische Empire. Tulisan ini membahas mengenai sejarah pembentukan gedung pengadilan Raad van Justitie di Batavia, gaya bangunannya serta fungsi Raad van Justitie pada masa pemerintahan Hindia Belanda hingga saat ini.

Courthouse is a place to judge, arbitrate and to hear someone’s evidence who is involved crime and any other problems related to the law. Government places the courthouses in many regions to keep everything safe and follow the rule. The government refers to Dutch East Indies government which controlled East Indies since the bankruptcy of VOC in 1796. Because of the special purpose of them, the courthouses in Dutch East Indies are built with special style of architecture. The style of it's architecture is called Indische Empire style. This paper discusses the history of the establishment of the courthouse Raad van Justitie in Batavia, the style of the architecture of it and the function of Raad van Justitie from the past to the present. This paper also presents some pictures from various sources to assist the illustration of Empire style and Indisch Empire style and the meanings of the architecture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Runita Latuminasse
"Artikel ini bertujuan untuk memaparkan gaya arsitektur Indis pada Gedung Balaikota Bogor. Penelitian deskriptif ini akan menguraikan bagian-bagian eksterior Gedung Balaikota Bogor yang menerapkan gaya arsitektur Belanda dan arsitektur lokal. Kedua unsur arsitektur itulah yang membentuk arsitektur Indis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pustaka dan tinjauan lapangan.

The aim of this article is to explain architecture style of Indies which are located in Balaikota Bogor building. This descriptive research will give informations about the exterior parts of Balaikota Bogor building which applied an architecture of the Netherlands and a local architecture style. Aspects of both styles formed the Indies architecture. The method that is used in this research are methods of book learning and survey from the field."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ettlin, Richard A
Chicago: The University of chicago press, 1994
720.944 ETL s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Egi Gilang Guntoro
"Perubahan iklim saat ini, akibat emisi gas rumah kaca, memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan manusia. Konsep bangunan hijau menjadi salah satu solusi terbaik untuk mengatasi hal tersebut. Di Indonesia, terdapat sistem penilaian dan sertifikasi bangunan hijau, antara lain Greenship Rating System dan Sistem Penilaian BGH PUPR. Namun, belum ada kajian khusus yang membahas sistem penilaian bangunan hijau kriteria pengelolaan tapak pada bangunan transportasi publik, terutama stasiun kereta. Bangunan Hijau berdampak tidak hanya dalam menciptakan bangunan yang ramah lingkungan, tetapi juga dalam aspek ekonomi dan sosial. Kriteria pengelolaan tapak penting, terutama di wilayah padat penduduk, untuk memastikan performa optimal bangunan terhadap kawasan. Penulisan ini memiliki tujuan untuk memperoleh pemahaman serta membandingkan dua sistem penilaian bangunan hijau kriteria pengelolaan tapak pada sebuah bangunan transportasi publik. Penulisan ini menilai Stasiun Bogor menggunakan metode penilaian bangunan hijau berdasarkan indikator pengelolaan tapak dari Greenship dan BGH PUPR. Hasilnya menunjukkan bahwa stasiun Bogor menghadapi kesulitan dalam memenuhi sistem penilaian pengelolaan tapak BGH PUPR, dan terdapat kesamaan dan perbedaan antara kedua sistem tersebut pada aspek tujuan, fokus, indikator dan skor penilaian. Diperlukan peningkatan pengelolaan tapak pada stasiun kereta dan sistem penilaian khusus untuk bangunan transportasi publik, seperti stasiun kereta.

The current climate change, due to greenhouse gas emissions, has a significant impact on the environment and people. The concept of green building is one of the best solutions to address these issues. In Indonesia, there are green building assessment and certification systems, such as Greenship Rating System and BGH PUPR Rating System. However, there has been a lack of specific research focusing on the green building assessment for site management criteria in public transportation buildings, especially railway stations. Green Building has an impact not only in creating environmentally friendly buildings, but also in economic and social aspects. Site management criteria are important, especially in densely populated areas, to ensure optimal performance of buildings against the surrounding area. The study aims to gain an understanding and compare two green building assessment systems, site management criteria in a public transportation building. The study assesses Bogor Station using a green building assessment method based on site management indicators from Greenship and BGH PUPR. The results indicate that Bogor station faces difficulties in meeting the BGH PUPR site management assessment system, and there are similarities and differences between the two systems in aspects of objectives, focus, indicators and assessment scores. Improved site management at train stations and special rating systems for public transport buildings, such as train stations, are needed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tengku Fara Ayundha Yolanditha
"ABSTRAK
Masa Gouden Eeuw merupakan masa kejayaan Belanda. Seni dan arsitektur berkembang pada masa Gouden Eeuw. Salah satu arsitek pada masa Gouden Eeuw adalah Hendrick de Keyser. Hendrick de Keyser membangun Noorderkerk dan Westerkerk pada tahun 1620, dan meninggal satu tahun kemudian sehingga pembangunan kedua gereja itu dilanjutkan oleh anaknya Pieter de Keyser. Makalah ini memaparkan bagaimana ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser, dan membandingkan karyanya dengan bangunan yang pengerjaannya dilanjutkan oleh anaknya. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan, dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser menggunakan ornamen seperti vierkanten kroonlijsten, dan ukiran pada interior, dan menggunakan batu putih, batu bata merah, pilar, dan frontons pada bagian eksterior. Penggunaan ornamen dan ukiran ini dipengaruhi oleh gaya Renaisans, sementara penggunaan batu bata merah dipengaruhi oleh gaya Gotik. Ciri gaya bangunan Hendrick de Keyser tetap dipertahankan oleh Pieter de Keyser pada bangunan Noorderkerk dan Westerkerk. Hanya ada sedikit perbedaan pada bagian ornamen di Noorderkerk yang memiliki ukiran di dalamnya.

ABSTRACT
The period of Gouden Eeuw was the glory of the Netherlands. Art and architecture developed during the time. One of the architects at the time of Gouden Eeuw was Hendrick de Keyser. Hendrick de Keyser built Noorderkerk and Westerkerk in 1620, and died one year later so construction was continued by his son Pieter de Keyser. This paper describes the characteristics of Hendrick de Keyser s building style, and Compare the buildings of the two churches that were finished by his son. This study uses the library method, with a qualitative descriptive approach. The results shows that the characteristics of Hendrick de Keyser s building style are ornaments such as vierkanten, kroonlijsten, and carving in the interior, and the use of white stones, red bricks, pillars, and frontons on the exterior. The use of ornaments and carvings was influenced by the Renaissance, while the use of red bricks was influenced by Gothic. The characteristics of the Hendrick de Keyser building style were maintained by Pieter de Keyser in the Noorderkerk and Westerkerk buildings. There is a slight difference in the ornament in Noorderkerk that has carvings in it."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Crinson, Mark
London: Routledge, 1996
720.941 CRI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maritza Sakanti Lustiansyah
"Penelitian ini membahas bangunan Gedung Utama Museum Tekstil yang didirikan awal abad ke-19 dan memiliki nilai arsitektur yang mencerminkan perpaduan gaya kolonial dan adaptasi lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bangunan gedung utama Museum Tekstil Jakarta termasuk komponen-komponen struktural dan fungsional pada bangunan untuk mengetahui gaya bangunannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari elemen-elemen arsitektur gedung utama Museum Tekstil Jakarta mengadopsi gaya arsitektur Indische Empire yang berkembang pada pertengahan abad 18 hingga akhir abad 19. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang arsitektur kolonial di Indonesia serta mendukung upaya pelestarian bangunan bersejarah.

This research discusses the Main Building of the Textile Museum which was established in the early 19th century and has architectural values that reflect a combination of colonial styles and local adaptations. This research aims to identify the main building of Jakarta Textile Museum including structural and functional components of the building to determine the style of the building. The results showed that the architectural elements of the main building of the Jakarta Textile Museum adopted the Indische Empire architectural style that developed in the mid-18th to late 19th century. This research is expected to enrich knowledge about colonial architecture in Indonesia and support efforts to preserve historic buildings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>