Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekar Kinasih Asmaradhani
"ABSTRAK
Artikel ini membahas penulisan perempuan criture f minine dalam novel Saman karya Ayu Utami yang didasarkan pada konteks pemikiran feminis H l ne Cixous. Ia merupakan salah satu penggagas feminisme posmodern yang menganggap bahwa perempuan dapat mengekspresikan eksistensi dirinya melalui tulisan. Data primer dihimpun dari novel Saman berupa berbagai teks yang memiliki kaitan dengan pemikiran feminis posmodern. Data yang telah dikumpulkan akan ditinjau dari sudut pandang feminis posmodern yang disampaikan oleh H l ne Cixous. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa novel Saman memiliki ciri-ciri yang sama dengan gaya penulisan perempuan seperti yang dikemukakan oleh H l ne Cixous. Maka, dapat disimpulkan bahwa novel Saman adalah bentuk penulisan perempuan.?

ABSTRACT
This article focuses on feminine writing criture f minine in Ayu Utami rsquo s Saman based on the context of feminism by H l ne Cixous. As one of the initiators of the postmodern feminism, Cixous assumes that women can express their existence through writing. Variety of texts gathered from Saman, spesifically those contained postmodern feminism idea. Those primary datas are reviewed from the standpoint of postmodern feminism delivered by H l ne Cixous. The result shows that Saman has the same characteristics as the concept of feminine writing proposed by H l ne Cixous. Thus, it can be concluded that Saman is a form of feminine writing. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Octaviyanti Elizabeth Priscillia
"[ABSTRAK
Artikel ini membahas salah satu karya Ayu Utami, penulis feminis Indonesia, yang berjudul Saman, berdasarkan pemikiran Hélène Cixous mengenai konsep Écriture Féminine. Écriture Féminine adalah suatu metode menulis untuk menceritakan tentang perempuan dengan keterbukaan, variasi, irama, penuh kenikmatan dan dekonstruksi beberapa makna yang sebelumnya diterima sebagai kebenaran tunggal di tengah masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah novel Saman, terbitan Gramedia, 2001. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa novel Saman ini merupakan salah satu contoh fenomena yang merepresentasikan pemikiran Hélène Cixous. Melalui penggambaran tokoh-tokoh dalam novel Saman, Ayu Utami menampilkan sosok perempuan tidak seperti citra yang selama ini melekat di tengah masyarakat Indonesia seperti; lemah, tidak mandiri, dan tidak memiliki hak memilih dalam hidup.ABSTRACT This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous? thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life.;This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous? thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life., This article analyses a novel of Ayu Utami, Indonesian feminist and writer, titled Saman, which is based on the concept of Écriture Féminine by Hélène Cixous. Écriture Féminine is a model of writing that allows women to freely write about themselves with, a variety, a rhythm, full of pleasure and deconstruction that give them the freedom to move beyond patriarchy in the society. This research is classified as a qualitative research. The data used in this analysis is a novel Saman by Ayu utami, published by Gramedia in 2001. The result of the research shows that the novel Saman is one example of literature works which represent Hélène Cixous’ thought. Through the depiction of the characters in thenovel Saman, Ayu Utami portrays female characters which do not like the image that has been culturally embedded in Indonesian society such as; weak, dependent, have no right to make a decision in life.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fierenziana Getruida Junus
"Penelitian ini bertujuan memperlihatkan penggambaran seksualitas perempuan dalam novel Pengakuan Pariyem -karya Linus Suryadi Ag dan Saman karya Ayu Utami dan menganalisis falosentrisme dan jouissance yang muncul. 'Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang menggunakan pendekatan tekstual dengan menggunakan fokalisasi atau sudut pandang serta menerapkan .konsep falosentrisme dan jouissance. Dari hasil analisis ditemukan bahwa penggambaran seksualitas perempuan. yang- falosentris dalam Pengakuan Pariyem lebih besar frekuensi kemunculannya .daripada dalam Saman; sementara- itu; jouissance dalam penggambaran seksualitas perempuan lebih besar frekuensi kemunculannya dalam Saman daripada dalam Pengakuan Pariyem.
Penggambaran seksualitas perempuan yang sangat falosentris berimplikasi pada pornografi, kekerasan seksual, dan mitos tentang seksualitas perempuan. Sementara itu, jouissance. muncul sebagai rekomendasi untuk tidak melanggengkan pandangan yang falosentris tentang seksualitas perempuan.

Phallocentrism and Jouissance : Female Sexuality Description in "Pengakuan Pariyemn by Linus Suryadi Ag and ?Saman" by Ayu UtamiThe aim of this research is to describe female sexuality in two novels, Pengakuan Pariyem by Linus Suryadi Ag and Saman by Ayu Utami, and to analyze phallocentrism and jouissance set forth in these novels.
This research is undertaken by applying textual analysis and adopting the concept of phallocentrism and jouissance. This research shows that the description of female sexuality in Pengakuan Pariyem quantitatively has a larger amount than in Saman. In contrary, jouissance in Saman quantitatively has a larger amount than in Pengakuan Pariyem. Phallocentrism has the implication to pornography, sexual violence, and myth of female sexuality. Whilst jouissance may become a recommendation to create another image of female sexuality which is beyond the phailocentrism.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11881
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Prahaya Putra
"Skripsi ini membahas bagaimana kata binatang dalam novel berbahasa Indonesia "SAMAN" diterjemahkan ke dalam novel "SAMAN" berbahasa Jerman melalui teori analisis komponen makna; temasuk kategori makna primer dan sekunder manakah kata binatang tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak semua kata binatang dalam buku novel "SAMAN" yang diterjemahkan secara identik atau sama dalam bahasa Jerman. Dalam penerjemahan kata binatang, hubungan generik dan spesifik kata binatang dapat digunakan untuk mengacu suatu kata yang tidak ada padanannya. Selain itu, konteks dalam suatu kalimat menentukkan makna primer dan sekunder suatu kata binatang.

The focus of this research is to analyse how the vocabulary of animals in the indonesian novel "SAMAN" translated into German language through the theory of analysis components of meaning; including categories of primary and secondary meaning contained in the word of animals. The method that I use in this research is qualitative and quantitative method. The conclutions of this research revealed that not all of the word of animals in the novel book "SAMAN" that translated identicaly or similary in German. In the translation of vocabulary of animals, generic and specific meaning relations can be used to refer to a word which has no equivalents. In addition, the context in a sentence determine the meanings of the vocabulary of animals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S60275
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ester Cahaya
"Artikel ini membahas écriture féminine yang diperlihatkan dalam kumpulan esai Si Parasit Lajang karya Ayu Utami. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik deskriptif. Penelitian difokuskan pada isu perempuan yang diungkapkan di dalam kumpulan esai tersebut. Kumpulan esai ini memperlihatkan bahwa terdapat banyak permasalahan di tengah masyarakat yang membuat perempuan berada di dalam posisi inferior. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa esai-esai Ayu Utami mengenai perempuan termasuk ke dalam kriteria écriture féminine yang dikemukakan oleh Cixous.

This article discusses about écriture féminine found in the collection of essays Si Parasit Lajang by Ayu Utami. This research is one of the qualitative research using the descriptive technique. The research focuses on women’s issues mentioned in Si Parasit Lajang. This collection of essays reveals that there are many issues among the society that puts women in an inferior position. The result of this research shows that the essays written by Ayu Utami about women are considered as écriture féminine mentioned by Cixous.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana
"Masalah seksualitas perempuan kerap kali jatuh pada ambiguitas. Pandangan yang meletakkan seks seks secara tidak adil pada perempuan ini memberikan legtimasi semu bahwa laki-laki sebagai pemilik hasrat, garah dan antuisiasme seks sedangkat perempuan hanya perangkat gairah itu sendiri. Seksualitas perempuan yang direpresentasikan dalam novel Saman dapat memberikan wacana seks yang bersudut pandang kehendak atau pengalaman peremuan yangs elama ini hanya dipegang kaum lelaki."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wenugobal Manggala Nayahi
"Perempuan kerap mengalami opresi dari berbagai pihak, dan suara perempuan terbungkam karena minimnya akses kepada proses produksi di industri media. Karenanya, perempuan membutuhkan ruang komunikasi agar suaranya tidak terus-menerus dibungkam oleh habitus patriarkis. Penelitian ini mengkaji bagaimana proses yang dialami perempuan anggota kolektif alternatif sampai akhirnya mereka berupaya melakukan feminine writing, dengan Kolektif Betina sebagai studi kasus. Pendekatan kualitatif dan paradigma konstruktivisme dipilih sebagai desain penelitian.
Dengan melakukan wawancara mendalam bersama 7 informan, mengumpukan dokumen pendukung, dan melakukan observasi sosial, penelitian ini menemukan bahwa Kolektif Betina merupakan sebuah bentuk sisterhood sekaligus fase dimana perempuan di dalamnya belajar melakukan rekonstruksi pengetahuan tentang solidaritas perempuan. Anggota Kolektif Betina telah melalui tiga tahap; kapitulasi, revitalisasi, dan radikalisasi, sebelum akhirnya memutuskan untuk menciptakan ruang melalui praktik bermedia untuk melakukan feminine writing. Tambahan temuan menarik dalam penelitian adalah mengenai pengaruh skena punk terhadap feminine writing anggota Kolektif Betina.

Women often experience oppressions from various different parties, and their voices are muted because of the limited access to production stage within the media industries. Therefore, women need communication spaces so their voices would not be perpetually silenced by the patriarchal habitus. This research observes how women who are affiliated with alternative collective seek to perform feminine writing, with Kolektif Betina as its case study. Qualitative approach and constructivism paradigm are used in this research.
By conducting in depth interview, collecting supporting data, and doing media observations, this research finds that Kolektif Betina is a form of sisterhood, in which the members learn to reconstruct their knowledge about women rsquo s solidarity. These women had underwent three stages capitulation, revitalization, and radicalization, before finally decided to occupy spaces through media practices to perform feminine writing. An interesting addition to the findings is about the influence of punk scene in these women rsquo s feminine writing."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68047
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdha Aulia Hadi
"Penelitian ini mengeksplorasi representasi anak perempuan pertama dalam film Umimachi Diary (2015) karya Hirokazu Koreeda serta pemaknaan representasi tersebut. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan feminisme bersamaan dengan teori representasi (1997) milik Stuart Hall dan teori kode-kode televisi milik John Fiske (1987). Melalui analisis visual dan naratif, penelitian ini mengkaji bagaimana anak perempuan pertama yang difokuskan pada karakter Sachi Kōda digambarkan dalam film Umimachi Diary. Dalam hasil penelitian ini tidak hanya ditemukan representasi anak perempuan pertama sebagai sosok dengan jiwa kepemimpinan yang besar, dapat diandalkan, lebih mementingkan orang lain, serta kuat, namun juga perempuan modern yang menganut nilai-nilai feminisme liberal yang ditunjukkan oleh Sachi Kōda. Nilai-nilai tersebut datang dari peran dan ekspektasi yang dibebankan kepada Sachi sebagai anak pertama.
This research explores the representation of the eldest daughter in Hirokazu Koreeda's Umimachi Diary (2015) and the interpretation of the narrative. The approach used in this research is a feminist approach along with Stuart Hall's (1997) theory of representation and John Fiske's (1987) theory of television codes. Through visual and narrative analysis, this research examines how the eldest daughter, focused on the character of Sachi Kōda, is portrayed in Umimachi Diary. The results of this study found not only the representation of the eldest daughter as a figure with a great leadership skills, reliable, considerate of others, and strong, but also a model of a contemporary woman who embraces the values of liberal feminism. These values come from the roles and expectations imposed on Sachi as the eldest daughter."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffira Diraprana Gayatri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi politik tubuh dalam tokoh-tokoh perempuan utama dalam novel Pillars of Salt dan My Name is Salma karya Fadia Faqir, serta menyimpulkan apakah ilustrasi perjuangan para tokoh tersebut dalam melawan manifestasi politik tubuh yang opresif mendobrak atau justru menguatkan representasi Barat mengenai perempuan Muslim. Menggunakan metodologi kualitatif-deskriptif dengan pendekatan close reading sebagai metode analisis, penelitian ini berangkat dari stereotipe perempuan Muslim dari sudut pandang Barat yang cenderung negatif dan asumsi bahwa novel-novel penulis perempuan Arab umumnya bertujuan untuk mendobrak stereotipe tersebut.
Penemuan penelitian ini adalah: pertama, tokoh-tokoh protagonis dalam kedua novel menjadi obyek dari berbagai bentuk politik tubuh yang dikenakan para tokoh laki-laki Timur maupun Barat, dan kedua, meskipun kedua teks tersebut terlihat menguatkan representasi Barat bahwa perempuan Muslim mengalami opresi, namun sesungguhnya mendobrak anggapan Barat bahwa perempuan Muslim cenderung pasif dan patuh. Penelitian ini menyimpulkan bahwa patriarki dan kolonialisme merupakan dua sistem yang membatasi resistensi dan menguatkan marjinalisasi perempuan, dan media operasi kedua sistem tersebut adalah tubuh.

This research aims to analyse the construction of body politics in the female protagonists in Pillars of Salt and My Name is Salma by Fadia Faqir, and to draw a conclusion on whether the illustration of the female characters‘ struggles against the oppressive manifestation of body politics succeed to challenge, or conversely to strengthen, western representation of Muslim women. Using a qualitative methodology with a close reading approach as a method of analysis, this research builds on the western stereotype of Muslim women that tends to be negative and the assumption that Anglophone Arab female writers commonly intends to challenge such stereotype.
The findings of this research are: first, the female protagonists in the novels of Pillars of Salt and My Name Is Salma underwent several forms of body politics that were imposed by both eastern and western men, and second, although these texts seem to strengthen western representations of Muslim women as oppressed, but it actually challenge the western portrayals of Muslim women as passive and obedient. This research concludes that it is both patriarchy and colonialism that overturn their resistance and strengthen female marginalisation, and that both systems take place first and foremost through the body.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>