Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62096 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novia Riani Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan representasi kebertubuhan sekaligus kebebasan seksual perempuan yang terdapat pada lirik lagu Harley Davidson karya Serge Gainsbourg. Teori mitos milik Roland Barthes akan digunakan untuk menganalisis makna denotatif dan konotatif pada lirik lagu. Selain itu, konteks sejarah pada lagu juga akan dikaitkan dalam penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebertubuhan perempuan direpresentasikan sebagai subjek yang dominan terhadap laki-laki terutama dalam hal seksual. Hal tersebut juga menandakan bahwa lagu Harley Davidson adalah lagu yang berusaha untuk memaparkan pergeseran peran perempuan dalam kehidupan di masyarakat.

This research aims to present woman 39 s body representation as well as woman 39 s sexual freedom on Serge Gainsbourg 39 s song, Harley Davidson. In order to analyse denotative and connotative meaning on the song, Roland Barthes 39 theory of myth will be applied. History context of the song will also be used as well. At the end of this research, it is found that woman 39 s body is being represented as a dominant subject to man especially in sexual matters. It is also found that the song aims to present woman 39 s role changing in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Anindita
"ABSTRAK
Lagu merupakan cerminan suatu kehidupan sosial atau media untuk mengekspresikan pandangan pengarang mengenai suatu hal. Oleh karena itu, dalam sebuah karya terdapat subjektivitas pengarang, tak terkecuali dengan lagu karya Serge Gainsbourg yang menjadikan perempuan sebagai subjeknya, yaitu Poup e de Cire Poup e de Son dan Les Sucettes. Keterlibatan perempuan dalam sebuah karya sastra dapat mengukuhkan dominasi laki-laki di lingkungan masyarakat atau bahkan sebaliknya. Menggunakan pendekatan struktural dan semiotik, penulis berusaha menelusuri bagaimana perempuan direpresentasikan melalui larik lagu. Artikel ini memperlihatkan bahwa perempuan dalam dua lagu tersebut direpresentasikan secara berbeda. Dalam lagu Poup e de Cire Poup e de Son, perempuan direpresentasikan sebagai kaum yang pasif karena masih didominasi oleh laki-laki, sedangkan dalam lagu Les Sucettes perempuan direpresentasikan sebagai kaum yang bebas karena sudah lepas dari dominasi laki-laki.

ABSTRACT
Song is a reflection of a social life or a media to express song writer rsquo s point of view. Therefore, in a song there is the subjectivity of the song writer, including songs by Serge Gainsbourg. In which he oftenly bring up women as the subject, such as Poup e de Cire Poup e de Son and Les Sucettes. The involvement of women in various arts may reinforce male dominance in the community or vice versa. Using a structural and semiotic theory, the author tries to analyze how women are represented through the lyrics. This article shows that women in these two songs are represented differently. In Poup e de Cire Poup e de Son, women are represented as a passive subject because they are still dominated by men. On the other hand, Les Sucettes represented women as an active subject because they are separated from male domination."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Geraldo Daniel Pradhana
"[Desakan menikah pada individu dewasa muda dibentuk oleh banyak faktor,
salah satunya adalah relationship contingency of self-worth, yaitu sejauh mana
individu mendasari harga dirinya pada keberhasilan hubungan. Di Indonesia,
menikah masih dipandang sebagai kewajiban bagi individu dewasa muda, dan
keberhasilan memperoleh pasangan bisa mempengaruhi evaluasi harga diri
individu. Penelitian sebelumnya telah menemukan hubungan yang signfikan
antara RCSW dan desakan menikah. Pada penelitian kali ini, variabel
sociosexuality diteliti sebagai salah satu hal yang mampu mempengaruhi
desakan menikah, karena pada penelitian sebelumnya telah ditemukan bahwa
tingkat sociosexuality yang tinggi mampu menurunkan keinginan untuk
menikah. Secara teoritis, individu dengan sociosexuality tinggi cenderung
menghindari hubungan jangka panjang yang berkomitmen, yang salah satu
bentuknya adalah pernikahan. Selain itu peneliti juga ingin melihat efek
moderasi dari sociosexuality terhadap kemampuan RCSW memprediksi
desakan menikah. Hasil penelitian kali ini menunjukkan bahwa RCSW mampu
memprediksi desakan menikah secara positif, namun sociosexuality tidak
mampu memprediksi desakan menikah secara negatif. Selain itu ditemukan
pula tidak adanya efek moderasi sociosexuality pada hubungan antara RCSW
dengan desakan menikah., Marriage urgency felt by many young adults is often a result of many
contributing factors. One of which is relationship contingency of self-worth,
defined as how much an individual based his/her self-esteem for the success of
his/her romantic relationships. In Indonesia, marriage is still a part of one’s duty
as an adult, and the success of finding a potential marriage partner can affect
his/her overall self-esteem. Previous researches have found that there’s a
signifcant relationship between relationship contingency of self-worth and
marriage urgency. Sociosexuality was also hypotesized as one of the contribung
factors of marriage urgency. Theoretically, individual with unrestricted
sociosexuality tends avoid committed relationship in any form, including
marriages. This research also aims to see the moderation effect caused by
sociosexuality on the relationship between relationship contingency of selfworth
and marriage. The result shows that RCSW does indeed significantly
predict marriage urgency, while sociosexuality does not. Furthemore, the result
also shows that there is no moderation effect caused by sociosexuality in the
relationship between RCSW and marriage urgency.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S59402
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1998
305.4 NEW
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gloria Febe Rendakasiang
"Setiap lirik dalam lagu mengundang persepsi bagi setiap pendengarnya. Lirik tidak hanya berupa rangkaian diksi yang membentuk makna, namun juga bisa merepresentasikan objek tertentu. Seiring dengan perkembangan lagu-lagu pop Korea Selatan, lagu Korea yang menggambarkan wanita menarik perhatian penulis untuk dikaji dalam ranah representasi. Dari penelitian terdahulu dijelaskan bahwa wanita yang digambarkan dalam lagu cenderung menunjukkan stereotip wanita sebagai pemuas kaum laki-laki. Dalam tulisan ini, objek penelitian difokuskan pada dua lagu, yaitu "Tomboy" oleh (G)I-DLE dan "Stereotype" oleh STAYC. Adapun rumusan penelitian ini mempertanyakan bagaimana representasi wanita dalam lagu "Tomboy" dan "Stereotype". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan representasi wanita dalam lagu "Tomboy" dan "Stereotype" yang dianalisis melalui lirik lagu. Penelitian ini memakai metode deskriptif kualitatif, dengan teknik analisis tekstual dan menggunakan tiga kategori dikotomi sifat dan perilaku gender oleh Copenhaver (2002). Adapun hasil penelitian memperlihatkan bahwa representasi wanita pada objek penelitian condong pada representasi wanita non-stereotipikal. Sikap dan perilaku wanita dalam lirik lagu masuk pada dikotomi maskulin, namun juga mempertahankan sikap dan perilaku feminin. Rasio sikap dan perilaku feminin atau maskulin berbeda di antara kedua lagu, namun wanita direpresentasikan sebagai individu yang percaya diri, tidak takut untuk berterus terang, dan memiliki identitas tersendiri dalam kedua lagu.

Song lyrics invite certain perceptions to each of its listeners. Lyrics do not only form meaning through a series of words but may represent certain objects. With the development of South Korean pop songs, Korean pop songs that depict women became a point of interest to be studied under the field of representation. Previous studies explained that women depicted in song lyrics tend to stereotypically be shown as pleasers of men. In this study, two songs are focused on as objects of study, they are “Tomboy” by (G)I-DLE and “Stereotype” by STAYC. This study questions how women are represented in both “Tomboy” and “Stereotype”. The purpose of this study is to analyze the representation of women in “Tomboy” and “Stereotype” through its lyrics. The method used in this study is qualitative descriptive, using textual analysis and three categories of gender behaviors and characteristics dichotomy by Copenhaver (2002). The result of this study shows that women tend to be represented non-stereotypically. The behaviors and attitudes shown by women in the songs tended to fall into the masculine dichotomy, while still retaining feminine behaviors and attitudes. The ratio of masculine or feminine behaviors and attitudes differ between the two songs, however women are represented as individuals who are confident, not afraid of being blunt, and have their own identities in both."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chanter, Tina
London: Continuum, 2006
305.420 1 CHA g
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Marita Rizki Pangestu
"Tulisan ini memberikan sumbangan dalam kajian posfeminisme untuk menjelaskan posfeminisme yang terdapat pada video klip Britney Spears yang berjudul “Till the World Ends” berdasarkan latar, tarian, kostum, dan lirik. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif untuk menjelaskan posfeminisme pada video klip Britney Spears. Video klip Britney Spears “Till the World Ends” adalah salah satu dari budaya populer yang memproduksi makna budaya. Di dalam kajian posfeminisme, wanita dapat membentuk identitas mereka masing-masing karena posfeminisme berlawanan dengan stereotip gender. Britney Spears dan penari wanita di dalam video klip ini digambarkan sebagai wanita posfeminis karena mereka memperoleh kekuatan mereka dengan menari dan memiliki kebebasan seksual. Keragaman ras dalam posfeminisme juga didiskusikan di dalam tulisan ini karena wanita dalam video klip ini berasal dari latar belakang warna kulit yang berbeda. Kesimpulan dari tulisan ini adalah adanya unsur-unsur posfeminisme pada video klip Britney Spears “Till the World Ends” berdasarkan latar, tarian, kostum, dan lirik karena wanita dalam video klip ini hanya ingin mendapatkan kepuasan. Selain itu, posfeminisme dalam video klip Britney Spears juga memberikan gagasan positif dari perspektif posfeminis. Video klip Britney Spears membawa pesan kepada para pembaca perempuan untuk memperoleh kekuatan wanita mereka.

This paper contributes to the study of postfeminism to explain postfeminism in Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” which is based on the setting, dance, costume, and lyrics. This paper uses qualitative method in order to explain postfeminism in Britney Spears’s video clip. Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” is one of the popular culture which produces cultural meaning. In the study of postfeminism, women can form their identities since postfeminism opposes the gender stereotypes. Britney Spears and her female dancers in this video clip are shown as postfeminist women since they gain their powers by dancing and having sexual freedom. The diversity of races in postfeminism is also discussed in this paper since the women in this video clip come from different backgrounds of colors. The conclusion of this paper is Britney Spears’s video clip “Till the World Ends” contains the elements of postfeminism which are based on the setting, dance, costume, and lyrics since the women in the video clip only want to get satisfaction. Moreover, postfeminism in Britney Spears’s video clip can give positive ideas to women from postfeminist perspective. Britney Spears’s video clip conveys messages to female readers to gain women’s power.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zeltien Fauziah Ishak
"Penelitian ini membahas tentang representasi kebiasaan buruk manusia yang terdapat dalam lagu Habit oleh Sekai no Owari yang dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis bait-bait lirik lagu yang terdapat dalam lagu Habit dengan menjabarkan representamen, objek, dan interpretan serta menjabarkan representasi kebiasaan buruk manusia yang terkandung di dalamnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representamen dari lagu Habit adalah lirik lagu Habit. Objek dari lagu Habit adalah fenomena kebiasaan buruk manusia yang dijabarkan dalam lirik lagu, serta interpretan dari lagu Habit adalah keinginan Fukase selaku penulis lagu agar manusia menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Jenis-jenis representasi yang terdapat dalam lirik lagu Habit merupakan kebiasaan mengategorikan mengakibatkan munculnya rasa tidak percaya diri, besar kepala, rasa khawatir, mudah menyerah, dan mencari-cari alasan atas ketidakberhasilan dalam hidup mereka. Dalam lirik lagu ini juga terdapat juga amanat yang diberikan oleh penulis lagu dalam lirik lagu agar menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

This research discusses the representation of human bad habits contained in the song Habit by Sekai no Owari which is analyzed using Peirce's semiotic theory. In this study, the author analyzes the verses of song lyrics contained in the song Habit by describing the representamen, object, and interpretant also describing the representation of human bad habits inside of it. The results of this study show that the representamen of the song Habit is the lyrics of the song itself. The object of the song Habit is the phenomenon of human bad habits described in the lyrics, and the interpretant is Fukase's desire as the songwriter for humans to eliminate these bad habits. The representation of human bad habits in the lyrics of the song Habit is in the form of categorizing caused insecurity, boastful, excessive worry, giving up easily, and making excuse based on failure of their lives. There is also a mandate by the songwriter to end these bad habits in the song lyrics."
2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunsaribu, Risna Desimory
"Artikel ini merupakan bentuk interpretasi filosofis berdasarkan teori feminis radikal atas persoalan kekerasan seksual terhadap perempuan di Indonesia. Berdasarkan data Komnas Perempuan tahun 2019, angka laporan atas tindak kekerasan seksual semakin bertambah.  Akar dari kekerasan seksual datang dari perbedaan biologis perempuan dan laki-laki yang bergeser pemaknaan secara konstruktif dalam masyarakat. Laki-laki dianggap memiliki dominasi seksual atas perempuan. Adanya politik seksual yang dilanggengkan negara menjadikan perempuan terenggut otoritasnya di wilayah privat dan publik. Negara pernah melakukan politisasi seksual perempuan dengan simbol `Iboe Negara`. Simbol ini melanggengkan budaya patriarkal di Indonesia. Menggunakan metode pendekatan feminis praxis, artikel ini mengolah data temuan dari Komnas Perempuan terutama terkait kasus kekerasan seksual. Analisis dan kritik atas politik seksual pada artikel ini juga menyorot Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual. Hal ini menjadi kesimpulan akhir dari artikel sebagai bentuk jaminan negara Indonesia terlibat untuk melindungi perempuan dari kasus kekerasan seksual.

This article is using a philosophical interpretation based on radical feminist theory to analyse the issue of sexual violence against women in Indonesia. Based on data from Komnas perempuan in 2019, the number of victims of sexual violence is increasing. The root of sexual violence comes from the biological differences between women and men that has been constructed in society. Men are considered to have sexual dominance on women. The existence of sexual politics which is maintained by the state makes women taken away by their authority in the private and public areas. In history, the state has carried out the sexual politicization of women with the symbol "Iboe Negara". This symbol preserve patriarchal culture in Indonesia. Using the praxis feminist approach, this article process the data research  from Komnas Perempuan, especially related to cases of sexual violence. The analysis and criticism of sexual politics in this article also highlights the Draft Law on the Elimination of Sexual Violence. The final conclusion of the article as a form of guarantee that the Indonesian state is involved in protecting women from cases of sexual violence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Wijanarti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1990
S2639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>