Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149243 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratna Lestari
"Stroke merupakan penyebab kecacatan, perubahan kognitif dan perilaku berdampak terhadap ketergantungan tinggi pada pelaku rawat utama. Perawatan jangka panjang memberikan konsekuensi negatif berupa emosional yang memunculkan beban perawatan. Kelompok swabantu sebagai sumber dukungan bagi pelaku rawat dengan kegiatan refleksi diri dan manajemen stres di dalamnya. Semakin tinggi refleksi diri, semakin menurunkan suasana hati negatif artinya refleksi diri berkontribusi terhadap pertahanan stres seseorang.
Studi ini bertujuan mengetahui penurunan beban pelaku rawat melalui intervensi refleksi diri dan manajemen stres dalam kelompok swabantu di Curug. Desain studi ini menggunakan evidence based practise, total sampling digunakan sebagai teknik pengumpulan datayang berjumlah 30 orang.
Intervensi Refleksi diri dan Manajemen stres dalam kelompok swabantu diberikan sebanyak 5 sesi selama 12 minggu. Intervensi ini menunjukkan terdapat penurunan bebandari ringan- sedang menjadi tanpa beban sampai ringan. Perawat perkesmas dapat menggunakan intervensi refleksi diri dan manajemen stres untuk menurunkan beban pelaku rawat utama merawat klien stroke.

Stroke caused disability, cognitive change and behavior that affects high dependence on primary caregiver. Long term care provides negative consequences of emotional problems that lead to caregiver burden. Self help groups as a support for stroke caregivers have activities self reflection and stress management in it. The higher the self reflection the less negative mood, means self reflection contribute to the defense of one 39 s stress.
This study aims to determine the reduction of caregiver burden through self reflection and stress management interventions in Curug. The design of this study used evidence based practise, data collection was performed by total sampling with a sample size of 30 respondents.
Intervention self reflection and stress management in self help groups were given 5 sessions over 12 weeks. This intervention showed decreasing on caregiver burden from mild to moderate to no burden until light. Nurses especially perkesmas nurse can use self reflection intervention and stress management in self help groups in reducing the burden of caregiver treating stroke clients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Rinelly
"Agregat lansia termasuk populasi yang rentan mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah yang dialami lansia yang berperan sebagai family caregiver adalah ketegangan peran caregiver. Aktivitas yang berlebihan hingga menyebabkan kelelahan menjadi faktor penyebab masalah ini. Karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari refleksi positif sebagai bentuk intervensi untuk menurunkan tingkat kelelahan yang dirasakan Ibu S.
Hasil intervensi menunjukkan terdapat penurunan tingkat kelelahan pada Ibu S yaitu dari 21/30 dengan kategori kelelahan kronik pada 18 Mei menjadi 15/30 dengan kategori kelelahan kronik pada 4 Juni. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa refleksi positif dapat diaplikasikan sebagai salah satu intervensi untuk menangani masalah ketegangan peran caregiver di komunitas.

Aggregates of the elderly included populations who rsquo;s vulnerable experiencing health problems. One of the problems experienced by the elderly who has a role as family caregiver is caregiver role strain. Excessive activity leading to fatigue is a contributing factor to this problem. This study aimed to determine the effectiveness of positive reflection as a form of intervention to reduce the level of fatigue of Mrs. S.
The results showed that there is a decrease in fatigue level in Mrs S from 21/30 with the category of chronic fatigue on May 18 to 15/30 with category chronic fatigue on June 4. Based on this research, it can be concluded that positive reflection can be applied as one of intervention to treat caregiver role strain in community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yanti Apriyanti
"Talasemia merupakan penyakit hemolitik herediter yang bisa menyebabkan masalah psikososial, emosional dan perilaku terutama pada remaja. Terapi kelompok terapeutik merupakan kegiatan kelompok untuk mengatasi masalah perkembangan remaja, membantu mengatasi stres, emosi, akibat penyakit fisik, krisis tumbuh kembang atau penyesuaian. Manajemen stres guided imagery merupakan salah satu cara pengelolaan stres dengan memanfaatkan potensi diri sebagai sumber efektif untuk mengatur emosi serta mengatasi masalah. Tujuan penelitian ini adalah menilai pengaruh terapi kelompok terapeutik remaja dan manajemen stres guided imagery terhadap tingkat stres, koping, resiliensi dan konsep diri remaja talasemia. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimental pre-post with control group. Tehnik pengambilan sample menggunakan purposive sampling, Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja talasemia kelompok intervensi mengalami perubahan yakni penurunan tingkat stres, perubahan strategi koping, peningkatan resiliensi dan peningkatan konsep diri dibandingkan kelompok kontrol setelah pemberian terapi kelompok terapeutik dan manajemen stres guided imagery (p value < 0.05). Terapi kelompok terapeutik dan manajemen stres guided imagery berpengaruh terhadap tingkat stres, koping, resiliensi dan konsep diri remaja talasemia. Terapi kelompok terapeutik remaja dapat dijadikan rujukan terapi, dalam pencegahan munculnya masalah psikososial pada remaja talasemia sehingga tugas perkembangan dapat dicapai secara optimal.

Thalassemia is a hereditary hemolytic disease that can cause psychosocial, emotional and behavioral problems, especially in adolescents. Therapeutic group therapy is a group activity to overcome adolescent development problems, help overcome stress, emotions, due to physical illness, growth and development crises or adjustments. Guided imagery stress management is one way of managing stress by utilizing one's potential as an effective source for regulating emotions and overcoming problems. The purpose of this study was to assess the effect of adolescent therapeutic group therapy and stress management guided imagery on stress levels, coping, resilience and self-concept of thalassemia adolescents. The study design used quasi-experimental pre- post with control group. The results showed that the intervention group thalassemia adolescents experienced changes namely decreased stress levels, changes in coping strategies, increased resilience and increased self- concept compared to the control group after therapeutic group therapy and guided imagery stress management (p value < 0.05). Therapeutic group therapy and guided imagery stress management affect stress levels, coping, resilience and self-concept of thalassemia adolescents. Adolescent therapeutic group therapy can be used as a therapeutic reference, in the prevention of the emergence of psychosocial problems in thalassemia adolescents so that developmental tasks can be achieved optimally."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vesdiana
"Pelaku rawat lansia stroke mengalami berbagai masalah kesehatan baik fisik maupun psikologis. Kondisi tersebut menyebabkan caregiver burden pada pelaku rawat. Perawat komunitas perlu memberikan intervensi untuk mengendalikan beban pada pelaku rawat yang merawat lansia stroke. Karya ilmiah akhir spesialis ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan CAREGIVER BERDAYA sebagai bentuk praktik keperawatan berbasis fakta pada keluarga dan kelompok pelaku rawat. Intervensi EBP yang dipilih dalam keluarga adalah intervensi yang bertujuan untuk mengoptimalkan lima tugas kesehatan keluarga. Intervensi CAREGIVER BERDAYA untuk kelompok merupakan intervensi yang diberikan dengan pengajaran, edukasi dan psikoterapi keperawatan, serta support group. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah studi kasus terhadap keluarga dan kelompok binaan. Hasil evaluasi terhadap 10 keluarga binaan menunjukkan terjadinya peningkatan kemandirian keluarga, setelah diintervensi selama 6 bulan. Selain itu baik pada pelaku rawat dalam keluarga maupun kelompok pelaku rawat yang dilakukan intervensi CAREGIVER BERDAYA menunjukkan terjadi peningkatan perilaku meliputi peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam merawat lansia stroke, penurunan stres dan cemas serta beban pada pelaku rawat. Intervensi CAREGIVER BERDAYA dapat direkomendasikan dalam meningkatkan perilaku, penurunan stres dan cemas, serta penurunan beban pada pelaku rawat lansia stroke. 

Family caregiver of stroke elderly has experience various health problems, both physical and psychological. This condition causes caregiver burden on caregivers. Community nurses need to provide interventions to control the burden on caregivers who care for stroke elderly. This specialist final scientific work aims to provide an overview of the application CAREGIVER BERDAYA as a form of fact-based nursing practice in families and groups of caregivers. The selected EBP intervention in the family is an intervention that aims to optimize the five health tasks of the family. CAREGIVER BERDAYA intervention for groups is an intervention that is provided with nursing teaching, education and psychotherapy, as well assupport group. The method used in this scientific work is a case study of families and target groups. Results an evaluation of 10 assisted families showed an increase in family independence, after 6 months of intervention. Besides that, both the caregivers in the family and the group of caregivers who were intervened CAREGIVER BERDAYA shows an increase in behavior including increasing knowledge, attitudes and skills in caring for elderly strokes, reducing stress and anxiety and the burden on caregivers. Intervention CAREGIVER BERDAYA can be recommended in improving behavior, reducing stress and anxiety, and reducing the burden on stroke elderly caregivers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ishma Multazima
"Penelitian ini mengenai kelompok swabantu di Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia (KPSI) dalam membantu kesejahteraan subjektif dari caregiver skizofrenia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi dimana caregiver mengalami beban dalam memenuhi tanggung jawabnya merawat orang dengan skizofrenia (ODS) dalam waktu yang panjang, sedangkan layanan yang mendukung caregiver belum memadai. Padahal, caregiver sebagai individu juga memiliki hak dalam mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan lima informan yang terdiri dari dua pengurus KPSI dan tiga caregiver; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung dalam rentang Oktober 2022 – Juni 2023. Hasil penelitian ini menjawab tiga pertanyaan penelitian mengenai beban caregiver, pelaksanaan kelompok swabantu, dan manfaatnya dalam membantu kesejahteraan subjektif caregiver. Terungkap bahwa caregiver skizofrenia mengalami berbagai beban dalam melakukan perawatan ODS yaitu beban finansial, beban psikologis, kesehatan fisik, dan perubahan rutinitas. Untuk itu, caregiver memutuskan untuk mengikuti kelompok swabantu di KPSI dengan motivasi mendapatkan support system dan menambah pengetahuan mengenai skizofrenia. Kegiatan kelompok swabantu berlangsung di Sekretariat KPSI dan dilaksanakan setiap satu bulan sekali dengan durasi 2-3 jam. Pelaksanan kegiatan ini menjadi media bagi caregiver untuk sharing secara bergantian mengenai keadaan ODS dan masalah yang dihadapi caregiver. Pelaksanaan kegiatan ternyata menggerakkan caregiver untuk membantu orang lain dengan berbagi pengalaman dirinya dan memberikan saran. Jadi pelaksanaan kelompok swabantu telah membuka terjadinya pertukaran sosial dalam bentuk informasi, dukungan, dan penilaian status positif pada rangkaian pelaksanaan kelompok swabantu. Terungkap pula bahwa setelah mengikuti kelompok swabantu secara rutin, caregiver mendapatkan manfaat berupa meringankan beban, menambah pengetahuan, dan menjadi ruang aman berbagi pengalaman dan perasaan berbeban dalam melakukan perawatan ODS. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelompok swabantu di KPSI bermanfaat bagi caregiver dalam mencapai kesejahteraan subjektif dari dimensi kognitif berupa bertambahnya pengetahuan terkait perawatan ODS, dan dimensi afektifnya berupa meringankan beban dan menjadi ruang aman berbagi pengalaman dan perasaan sebagai caregiver.

This study discusses self-help groups in the Indonesian Schizophrenia Care Community (KPSI) in helping the subjective well-being of schizophrenia caregivers. This research is motivated by the condition where caregivers experience the burden of fulfilling their responsibilities in caring for people with schizophrenia (ODS) for a long time, while services that support caregivers are not adequate. In fact, caregivers as individuals also have the right to achieve well-being in their lives. This research employed a qualitative approach with data collection through: (1) interviews with five informants consisting of two KPSI administrators and three caregivers; (2) observation, and (3) documentation study. The research time span is from October 2022 to June 2023. The results of this study answer three research questions regarding the caregivers’ burden, the implementation of self-help groups, and the benefits self-help groups in helping caregivers' subjective well-being. It was revealed that schizophrenia caregivers experience various burdens in caring for ODS, namely financial burden, psychological burden, physical health, and changes in routine. For this reason, caregivers decided to join the self-help group at KPSI with the motivation to get a support system and increase knowledge about schizophrenia. Self-help group activities take place at the KPSI Secretariat and are held once a month with a duration of 2-3 hours. This implementation of self-help group activities beome a medium for caregivers to share about the condition of ODS and the problems faced by caregivers. It also inspired the caregiver to help others by sharing his own experiences and giving advice. Thus, implementation of self-help group activities opened social exchanges in the form of information, support, and positive status assessment in the series of self-help groups. It was also revealed that after attending self-help groups regularly, caregivers get benefits in the form of easing the burden, increasing knowledge, and becoming a safe space to share experiences and feelings of burden in caring for ODS. Thus, it can be concluded that self-help groups at KPSI are beneficial for caregivers to achieve subjective well-being from the cognitive dimension in the form of increased knowledge related to ODS care, and the affective dimension in the form of easing the burden and becoming a safe space to share experiences and feelings as a caregiver."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristanti Wahyuningtyas
"Pasien pasca stroke yang dipulangkan dari rumah sakit dengan disabilitas menyebabkan ketergantungan kepada caregiver dalam pemenuhan aktivitas harian. Singkatnya masa rawat dan beban kerja perawat yang tinggi mendorong dikembangkan metode edukasi berbasis audiovisual untuk mempersiapkan caregiver. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Caregiver Stroke Education Programme CSEP berbasis audiovisual terhadap efikasi diri caregiver dan dampak lanjutan terhadap efikasi diri pasien pasca stroke. Desain penelitian menggunakan quasi eksperimen dengan pre and post test non equivalent control group. Sampel terdiri dari 19 caregiver dan 19 pasien pasca stroke pada tiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan efikasi diri caregiver pada kedua kelompok, efikasi diri caregiver pada kelompok intervensi lebih baik dari caregiver pada kelompok kontrol p value = 0,001 dan berdampak terhadap efikasi diri pasien pasca stroke dimana pasien dengan caregiver pada kelompok intervensi memiliki efikasi diri yang lebih baik dibandingkan kelompok kontrol p value = 0,001, terdapat korelasi yang kuat dengan arah positif yang artinya semakin tinggi efikasi diri caregiver akan semakin tinggi efikasi diri pasien pasca stroke. Diharapkan perawat memberikan Caregiver Stroke Education Programme CSEP berbasis audiovisual terhadap caregiver dalam perencanaan pemulangan pasien stroke sehingga dapat meningkatkan efikasi diri caregiver yang berdampak terhadap peningkatan efikasi diri pasien pasca stroke.

Post stroke patients discharged from hospitals with disability would depend on caregivers to perform Activity of daily livings. Short caregiving period and high workload for the nurses necessitates a more developed education method with audiovisual aid. The purpose of this study was to determine the effect of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid on caregiver self efficacy and the continuing effect on self efficacy of post stroke patients. This research was a quasi experiment with pre and post test non equivalent control group design. Data were collected from two sampling groups the intervention group and the control group. In each group, the samples consisted of 19 caregivers and 19 post stroke patients. The result showed that there was significant effect of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid on caregiver self efficacy p 0,001. Furthermore, caregivers in the intervention group had a significant effect to post stroke patient self efficacy p 0,001 . There was a strong positive correlation between caregivers rsquo self efficacy and the patients rsquo self efficacy. This study suggests that the use of Caregiver Stroke Education Programme CSEP with audiovisual aid and self efficacy resources on discharged post stroke patient could enhance both caregivers rsquo self efficacy and post stroke patients rsquo self efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T49059
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Sari
"ABSTRAK
Bencana banjir menyebabkan dampak psikologis yang cukup besar, salah satunya Acute Stres Disorder (ASD). Dampak psikologis yang muncul rasa panik ketakutan kehilangan salah satu nya dengan pemberian Terapi Swabantu.Tujuan penelitina ini adalah untuk mengidentifikasi penagruh terapi swabantu terhadap perubahan tanda dan gejala Acute Stres Disorder pada korban bencana banjir dikecamatan Plaju Kota Palembang. Metode penelitian ini mengunakan Quasi eksperiment dengan rancangan pre and post test design with control group dengan kriteria inklusi berada pada rentang usia 40-60 tahun, nilai Acute Stres Disorder Scala (ASDS) > 56, tidak sedang dalam pengobatan dan atau sakit kritis, tinggal diwilayah kecamatan Plaju, bersedia mengikuti penelitan sebagai responden. Alat ukur yang digunakan Acute Stres Disorder Scala (ASDS), analisis penelitian ini yaitu univariat dan bivariate. Tujuh puluh enam respoden yang terlibat, terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompk intervensi. Hasil menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala ASD dengan hubungan yang bermakna (p<0,05). Variabel yang berhubungan dengan tanda dan gejala ASD antara lain jenis kelamin dan pekerjaan, sedangkan yang tidak berhubungan yaitu variabel usia, pendidikan dan penghasilan,(p > 0,05). Rekomendasi dapat dijadikan alternatif terapi untuk fase akut penangan koban bencana.

ABSTRACT
Flood disasters cause quite large psychological impacts, one of which is Acute Stress Disorder (ASD). The psychological impact that arises from the fear of losing is one of them with the provision of self-help therapy. The purpose of this research is to identify the adherents of self-help therapy to changes in signs and symptoms of acute stress disorder in flood victims in the Plaju district of Palembang city. This research method uses Quasi experiment with pre and post test design with control group design with inclusion criteria in the age range of 40-60 years, the value of Acute Stress Disorder Scala (ASDS)> 56, not in treatment and or critically ill, living In the area of ​​Plaju sub-district, they are willing to participate in research as a respondent. Measuring instruments used are the Acute Stress Disorder Scala (ASDS), the analysis of this research is univariate and bivariate. Seventy six respondents were involved, divided into the control group and the intervention group. The results showed a decrease in signs and symptoms of ASD with a significant relationship (p <0.05). Variables related to signs and symptoms of ASD included gender and occupation, while those that were not related were age, education and income (p> 0.05). Recommendations can be used as alternative therapies for the acute phase of disaster management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Era Sari
"Bencana banjir menyebabkan dampak psikologis yang cukup besar, salah satunya Acute Stres Disorder (ASD). Dampak psikologis yang muncul rasa panik ketakutan kehilangan salah satu nya dengan pemberian Terapi Swabantu. Tujuan penelitina ini adalah untuk mengidentifikasi penagruh terapi swabantu terhadap perubahan tanda dan gejala Acute Stres Disorder pada korban bencana banjir dikecamatan Plaju Kota Palembang.
Metode penelitian ini mengunakan Quasi eksperiment dengan rancangan pre and post test design with control group dengan kriteria inklusi berada pada rentang usia 40-60 tahun, nilai Acute Stres Disorder Scala (ASDS) > 56, tidak sedang dalam pengobatan dan atau sakit kritis, tinggal diwilayah kecamatan Plaju, bersedia mengikuti penelitan sebagai responden.Alat ukur yang digunakan Acute Stres Disorder Scala (ASDS), analisis penelitian ini yaitu univariat dan bivariate. Tujuh puluh enam respoden yang terlibat, terbagi menjadi kelompok kontrol dan kelompk intervensi.
Hasil menunjukkan adanya penurunan tanda dan gejala ASD dengan hubungan yang bermakna (p<0,05). Variabel yang berhubungan dengan tanda dan gejala ASD antara lain jenis kelamin dan pekerjaan, sedangkan yang tidak berhubungan yaitu variabel usia, pendidikan dan penghasilan,(p > 0,05). Rekomendasi dapat dijadikan alternatif terapi untuk fase akut penangan koban bencana.

Flood disasters cause quite large psychological impacts, one of which is Acute Stress Disorder (ASD). The psychological impact that arises from the fear of losing is one of them with the provision of self-help therapy. The purpose of this research is to identify the adherents of self-help therapy to changes in signs and symptoms of acute stress disorder in flood victims in the Plaju district of Palembang city. This research method uses Quasi experiment with pre and post test design with control group design with inclusion criteria in the age range of 40-60 years, the value of Acute Stress Disorder Scala (ASDS)> 56, not in treatment and or critically ill, living In the area of Plaju sub-district, they are willing to participate in research as a respondent. Measuring instruments used are the Acute Stress Disorder Scala (ASDS), the analysis of this research is univariate and bivariate. Seventy six respondents were involved, divided into the control group and the intervention group. The results showed a decrease in signs and symptoms of ASD with a significant relationship (p <0.05). Variables related to signs and symptoms of ASD included gender and occupation, while those that were not related were age, education and income (p> 0.05). Recommendations can be used as alternative therapies for the acute phase of disaster management."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Nurhidayati
"ABSTRAK
Cakupan ASI eksklusif di masyarakat kurang dari 80%.Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pengalaman kelompok swabantu dalam memotivasi anggota kelompok memberikan ASI eksklusif. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dilakukan pada 8 orang partisipan di wilayah Puskesmas Ciracas. Analisis data dilakukan dengan tehnik Collaizi. Hasil penelitian ditemukan duabelas tema: memperoleh informasi dan pengetahuan, mendapatkan solusi masalah, meningkatkan kepercayaan diri, bersosialisasi, dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informatif, dukungan instrumen, peningkatan kognitif, diberikan penguatan kelompok, kelompok dapat meningkatkan pengetahuan, bantuan operasional. Kesimpulan model ini dapat diimplementasikan di Indonesia dan perawat komunitas dapat mengembangkan kelompok swabantu untuk mengatasi masalah diskontinuitas menyusui dini sehingga ibu mampu mengatasi masalah-masalah dihadapi selama menyusui, dan model ini diperlukan di masyarakat.

ABSTRACT
Coverage exclusive breastfeeding in public less than 80%. The purpose of this study was to get an overview of experience in motivating members of self-help groups to provide exclusif breastfeeding. It was a qualitative research with phenomenological approach. Data was collected on 8 participants in the health center Ciracas area. Data analysis was performed with the technique Collaizi. The results found twelve themes, there are obtaining information and knowledge, get solutions to problems, improve self-confidence, socialization, emotional support, support awards, informative support, instrument support, cognitive enhancement, given the strengthening of the group, the group can increase knowledge, and operational assistance. Conclusion this model can be implementation in Indonesia and community nurses can develop self-help groups to overcome the discontinuity problem so that early breastfeeding mothers able to overcome the problems encountered during breastfeeding; and this model is needed."
2013
T36796
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uke Pemila
"Stroke merupakan penyebab kedua kematian dan penyebab ketiga kecacatan di seluruh dunia. Pendekatan terbaik yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke adalah dengan memberikan edukasi pada pasien yang berisiko tinggi stroke. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model edukasi pencegahan stroke untuk menurunkan faktor risiko stroke serta meningkat kemampuan merawat diri pasien yang berisiko tinggi stroke. Penelitian ini menggunakan metode Action Research yang terdiri dari dua tahapan, tahap satu adalah identifikasi masalah sampai pengembangan model yang didasari dengan penelitian kualitatif tentang persepsi pasien dalam kepercayaan kesehatan yang dimilikinya dalam rangka menurunkan faktor risiko stroke. Selanjutnya dikembangkan Model Edukasi Pencegahan Stroke dengan mengintegrasikan tema hasil penelitian kualitatif, studi literatur dan konsultasi pakar. Penelitian tahap dua adalah melakukan uji coba Model Edukasi Pencegahan Stroke untuk menentukan pengaruh model dalam menurunkan faktor risiko stroke dan meningkatkan kemampuan merawat diri pasien berisiko tinggi stroke. Penelitian tahap dua adalah penelitian kuasi eksperimen menggunakan desain post test control group, dengan jumlah sampel sebanyak 140 orang yang terdiri dari 70 orang kelompok intervensi dan 7 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian tahap satu didapatkan 4 tema dari hasil deep interview dengan partisipan sehingga dihasilkan Model Edukasi Pencegahan Stroke beserta buku panduan intervensi model, modul untuk perawat serta booklet untuk pasien dan keluarga. Hasil penelitian tahap dua membuktikan adanya perbedaan faktor risiko, self efficacy dan kemampuan merawat diri (self care) yang bermakna pada awal penilaian sampai penilaian bulan ke tiga antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol. Kesimpulan hasil penelitian yaitu Model Edukasi Pencegahan Stroke efektif menurunkan faktor risiko stroke, meningkatkan self efficacy dan meningkatkan kemampuan merawat diri (self care).

Stroke is the second leading cause of death and the third leading cause of disability worldwide. The best approaches that can be taken to prevent stroke is to provide education for patients at high risk of stroke. The purpose of this research was to develop a stroke prevention education model in reducing stroke risk factors and improving self care for patients at high risk of stroke. This study uses an action research method which consist of two stages, the first stage is the identification of the problem to the development of a model based on a qualitative research about the patient’s perceptions of their health beliefs to reduce risk factors for stroke. Furthermore, the Stroke Prevention Education Model was developed by integrating the results, literature review and expert review. The second stage was examination the Stroke Prevention Education Model to identified its effect of the model in reducing stroke risk factors and improving self care for patients at high risk of stroke. This study was a quasi-experimental research using a post test control group design, with a total sample of 140 participants (70 samples in intervention groups and 70 samples in control groups). The qualitative study identified 4 themes from deep interviews with participants, this themes leads to the development of a Stroke Prevention Education Model and its devices include intervention manual, modules for nurses, booklet for patients and their families. The second stage of research proves the significant difference in risk factors, self efficacy and self care between the first measurement to the third measurement after intervention groups. We conclude that Stroke Prevention Education Model effectively reduce stroke risk factors, improve self efficacy and improve self care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>