Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sinaga, Norma Dorine
"ABSTRAK
Perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, perubahan pola penyakit dimasa yang akan datang serta tuntutan masyarakat untuk mendapatkan suatu pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi akan menyebabkan biaya pelayanan kesehatan menjadi semakin mahal. Dengan demikian manajemen keuangan dirumah sakit menjadi sedemikian penting sehingga memerlukan suatu sistem pengelolaan keuangan secara profesional yang dimulai dari perencanaan sampai pada pengendalian keuangan yang baik.
Dalam penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja suatu rumah sakit diperlukan informasi mengenai besarnya biaya satuan unit pelayanan sehingga dapat ditetapkan tarif pelayanan mengikuti kebijakan tarif yang telah digariskan oleh rumah sakit.
Penelitian ini melakukan perhitungan biaya satuan di unit ginjal hipertensi Rumah Sakit PGI CIKINI dengan 2 cara perhitungan biaya satuan yaitu analisis biaya dengan metode double distribution dan analisis titik impas.
Hasil penelitian perhitungan biaya satuan dengan analisis biaya didapatkan biaya satuan sebesar Rp.161.200,dan perhitungan dengan analisis titik impas didapatkan biaya satuan sebesar Rp.151.348, pada jumlah layanan sebanyak 7735 per tahun.
Perhitungan biaya satuan memakai cara analisis titik impas adalah lebih sesuai untuk dipergunakan di unit ginjal hipertensi R.S.PGI CIKINI oleh karena pembebanan biaya operasional adalah berdasarkan biaya langsung dan tidak langsung sehingga dapat dilakukan pemisahan antara biaya tetap dan biaya tidak tetap.
Aplikasi beberapa model tentang hubungan antara biaya, jumlah layanan dan laba operasional memberikan gambaran kepada R.S.PGI CIKINI mengenai penentuan tarif pelayanan di unit ginjal hipertensi dengan mengingat misi rumah sakit.
Daftar bacaan 21 (1989 - 1991)"
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Gozali Surono
"Masalah kesehatan yang terjadi secara global saat ini adalah resistensi antimikroba. Resistensi ini menyebabkan meningkatnya mortalitas penyakit, memanjangnya lama hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan. Salah satu strategi yang diusung untuk menanggulangi resistensi ini adalah dengan menerapkan pola kuman sebagai acuan dalam perumusan panduan penggunaan antibiotika yang rasional. Pola kuman berguna bagi para klinisi untuk membantu memberikan petunjuk dalam pemberian terapi empiris. Pola kuman juga berfungsi untuk menunjukkan tren sensitivitas jenis kuman terhadap suatu jenis antibiotika. Indonesia menunjukkan kepeduliaannya dengan membuat suatu peraturan tentang Program Pengendalian Resistensi Antibiotika (PPRA). Rumah sakit Santa Maria merupakan rumah sakit swsata yang sudah menerapkan pola kuman dalam panduan penggunaan antibiotika. Penelitian yang dilakukan terhadap kasus infeks jaringan lunak di RS Santa Maria mendapatkan bahwa Staphylococcus aureus merupakan jenis kuman yang paling banyak ditemukan di kasus infeksi jaringan lunak dan pada uji sensitivitas antibiotika masih mempunyai derajat sensitivitas yang cukup baik terhadap golongan cephalosporin generasi ketiga. Pola kuman ini juga mendorong para klinisi agar memberi pengobatan sesuai dengan panduan antibiotika yang diberlakukan di RS Santa Maria. Hasil penelitian ini mendapatkan bahwa dengan penerapan pola kuman terhadap panduan penggunaan antibiotika, pasien mempunyai outcome sembuh dengan lama hari rawat yang lebih pendek (5.45 hari vs 4.3 hari dengan P<0.001), biaya belanja obat antibiotika berkuurang (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) dan rata-rata total biaya yang lebih efisien (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). Hal ini dikarenakan jumlah penggunaan antibiotika yang berkurang setelah PPRA. Beberapa hal yang perlu ditingkatkan dalam ere PPRA di RS Santa Maria adalah mengoptimalkan pemakaian penggunaan jenis antibiotika spektrum sempit dan peningkata kualitas pengumpulan data pola kuman dengan teknik yang benar, alat yang menunjang dan sumber daya manusia yang berkompetensi di bidangnya . Beberapa hal yang harus diperhitungkan oleh rumah sakit terkait pola kuman ini adalah manfaat yang didapat haruslah lebih besar nilainya daripada biaya investasi, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan yang harus dikeluarkan baik terhadap pasien, klinisi dan rumah sakit.

Global health issue that is crucial nowadays problems is antimicrobial resistance. This resistance leads to increased disease mortality, extended length of stay and increased cost of treatment. One of the strategies that is carried out to overcome this resistance is to apply antibiogra, patterns as a reference in the formulation for rational use of antibiotics guidelines. Antibiogram patterns are useful for clinicians in giving empirical therapy thorough an educated guess. Antibiogram patterns are also useful to show trends of antibiotic sensitivity againts certain type of germ. Indonesia shows its concern by making a regulation on the Antimicrobial Stewardship (AMS). Santa Maria Hospital, a private hospital has applied antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines. This thesis was conducted on soft tissue infections cases found in Santa Maria Hospital . The result was that Staphylococcus aureus is the most commonly germ found in cases of soft tissue infections and still has a moderate sensitivity to antibiotic such as third generation of cephalosporin. This antibiogram pattern also encourages clinicians to treat patient diagnosed with soft tissue infection based on the antibiotic guidelines that applicable in Santa Maria Hospital. The results of this study found that with the application of antibiogram patterns to formulate antibiotic guidelines, brings benefit such as not only patients were recovered from the infection but also recovery with shorter length of stay (and 5.45 days vs 4.3 days with P<0.001), cost expenses for phharmacy logistic decreased (Rp.79.982.730 vs Rp.41.020.622) and decreased mean of treatment cost (Rp.13.854.266 vs Rp.11.930.250). The reason for this to happened is that the amount of antibiotic used to treat pastient is decreased after AMS . Some matter that need to be improved in the AMS program at Santa Maria Hospital is to optimize the use of narrow spectrum antibiotics and to improve the quality of collecting data for antibiogram pattern by improving techniques, supporting tools and competent human resources. Consideration that must be taken into account is that regarding this antibiogram pattern bring benefits for patients, clinicians and hospitals which is more important than the investment costs, operational costs, and maintenance costs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita Afriani Yohakim
"Tesis ini membahas tentang pengaruh stimuli pemasaran, psikologi dan keluarga pasien terhadap keputusan dalam membeli layanan rawat inap. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari masing-masing variabel baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini dengan jenis cross sectional, yang dilakukan di RS Anna Medika selama 3 bulan (Oktober – Desember tahun 2012), dengan sampel pasien berjumlah 105 pasien rawat inap dengan kriteria inklusi yaitu pasien yang dirawat selama 2 hari atau lebih, yang bersedia mengisi kuesioner sebagai data primer penelitian. Analisis penelitian dilakukan secara univariat dengan menghitung distribusi frekuensi setiap variabel, bivariat untuk menguji hubungan setiap variabel independen (Stimuli Pemasaran, Psikologi dan Keluarga Pasien) dengan variabel dependen (Keputusan Dalam Membeli Layanan Rawat Inap) menggunakan Uji Chi-Square, Uji Korelasi dan Regresi. Selain itu, untuk lebih lanjut mengetahui hubungan yang kuat seluruh variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan analisis multivariat menggunakan path analysis dan Uji Regresi Linier Berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu Variabel stimuli pemasaran mempunyai pengaruh yang terbesar terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 5,27% dan 31,76% secara tidak langsung. Variabel keluarga mempunyai pengaruh terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 3,53% secara langsung dan 9,79% secara tidak langsung. Variabel psikologi pasien mempunyai pengaruh terkecil terhadap keputusan pasien dalam membeli pelayanan rawat inap di RS Anna Medika Bekasi sebesar 2,09%

This thesis discusses the effects of marketing stimuli, psychology and the patient's family against the decision in buying the inpatient services. The purpose of this study to determine how much influence of each variable either directly or indirectly. Research with this kind of cross-sectional, conducted in the hospital Anna Medika for 3 months (from October to December in 2012), with a sample of patients totaling 105 patients hospitalized with inclusion criteria of patients treated for 2 days or more, who are willing to fill out a questionnaire as primary data research. Univariate analysis of research done by calculating the frequency distribution of each variable, to examine the bivariate relationship of each independent variable (Stimuli Marketing, Psychology and Family Patients) with the dependent variable (Decision In Buying Services Inpatient) using the Chi-Square, Correlation and Regression Testing. In addition, to further determine the relationship strong throughout the independent variable on the dependent variable multivariate analysis using path analysis and Multiple Linear Regression Test. The results obtained are marketing stimuli have the greatest direct influence on patients decisions to purchase services in a hospital inpatient Medika Anna Bekasi in 2012. But if all components performed simultaneously it will provide an even greater influence on patients decisions in purchasing inpatient services at Anna Medika Hospital."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T40857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paruntu, Svetlana
"Inovasi dibidang radiologi diagnostik yang pesat, meningkatkan inflasi dibidang kesehatan dan merupakan pengeluaran kesehatan yang tercepat, meningkat dua kali dibandingkan pengeluaran untuk obat-obatan maupun biaya kesehatan secara keseluruhan, sehingga perlu pengendalian biaya. Hal tersebut telah membuka pikiran pihak managemen rumah sakit, bahwa pelayanan radiologi merupakan profit centers yang sering terlupakan.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan kualitatif Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis pelaksanaan cost awareness dan cost monitoring di sub departemen radiologi Rumkital Dr. Mintohardjo, sehingga terciptanya suatu efisiensi biaya pelayanan thoraks AP/PA foto., dengan membandingkan unit cost normatif dan unit cost aktualnya.
Hasil penelitian cost awareness di sub departemen radiologi, pada umumnya para radiografer memiliki pengetahuan yang cukup akan biaya-biaya di sub departemen radiologi. Tetapi kesadaran akan biaya dari para petugas radiographer saat ini belum direfleksikan dalam tingkah laku sehari-hari untuk penghematan. Pelaksanaan pemantauan biaya (cost monitoring) di sub departemen radiologi Rumkital Dr. Mintohardjo masih jauh dari yang diharapkan. Efisiensi di sub departemen radiologi Rumkital Dr. Mintohardjo belum terlaksana.
Dari penelitian ini, managemen rumah sakit perlu mengadakan program edukasi kepada seluruh stafnya tentang cost/biaya material-material di rumah sakit. dimulai dengan memperbaiki system administrasi dan pelaporan di sub departemen radiologi yang sesuai dengan SOP. Kemudian, perhitungan biaya satuan untuk layanan radiologi lainnya untuk mengurangi kerugian rumah sakit.

Innovations in diagnostic radiology have led to advances in the field of medicine, while at the same time contributing to a high rate of medical inflation and increasing at twice the rate of prescription drugs and overall health care spending, so cost containment is needed. These has opened the eyes of the hospital management, that radiology services are a profit centers that are often forgotten, even when the use of medical material (x-ray film) in the sub-department radiology of rumkital Dr. Mintohardjo is more than the number of patients.
This is an observational study with a qualitative approach, using primary data from in-depth interviews with stakeholders and secondary data, and then analyzed to see the cost of efficiency. The purpose of this study was to analyze the implementation of cost awareness and cost monitoring in the sub department of radiology Dr. Mintohardjo Navy Hospital, thus creating cost efficiency on thoracic AP / PA photos service, by comparing the normative unit cost and actual unit cost.
In general, knowledge of costs among the radiographer in the sub department radiology, is sufficient. They are aware of the importance of knowledge of cost, but the cost awareness of radiographer are not reflected in everyday behavior for saving. While the cost monitoring in the sub department radiology of Rumkital Dr. Mintohardjo still far from expected.
The conclusion of the research, that efficiency in the sub department radiology of rumkital Dr. Mintohardjo has not achieved. Based on the the result of this study, researcher suggest the management of hospital to conduct an educational programs for all staff about the cost / charge of materials in hospital. By starting with improving the administration and reporting system in the sub department radiology in accordance with the SOP. Then, make a cost analisys to determine the unit costs for other radiology services, to reduce hospitals losses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31296
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mahulae, Joan Xaveria
"ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kematian terbesar di Indonesia dan pembiayaan penyakit stroke oleh BPJS menduduki peringkat kedua terbesar setelah penyakit jantung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dominan yang paling berhubungan dengan biaya klaim pasien stroke rawat inap peserta JKN yang dilakukan di RSU Tarutung dengan melakukan analisis multivariat dengan metode regresi linear. RSU Tarutung merupakan satu-satunya rumah sakit di Kabupaten Tapanuli Utara. Karakteristik yang berhubungan adalah kelas perawatan, jenis kepesertaan, umur, lama hari rawat dan tingkat keparahan. Ditemukan bahwa RSU Tarutung masih belum optimal dalam memberikan pelayanan akan penyakit stroke. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan tenaga ahli neurovaskular dan penyediaan peralatan diagnostik yang membantu dalam menetapkan diagnosasehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat.

ABSTRACT
Stroke is one of the cause of high mortality rate in Indonesia and the funding forstroke by BPJS ranks second after heart disease. This study aims to determine the most dominant characteristics associated with the cost of claims of stroke patients covered by JKN that use inpatient rawat inap service at Tarutung Hospital by doing multivariate analysis with variable linear regression method. The mostrelated characteristics are type of health care, type of membership, age, length ofstay age, and level of severity. It was found that Tarutung Hospital is still not optimal in providing services for stroke. Some feasible efforts that can be considered are increasing the neurovascular experts and providing better diagnostic equipments in order to deliver the necessary treatment."
2017
T47799
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitta Yustisia
"Anggaran berbasis kinerja merupakan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yang berorientasi pada kinerja, kebijakan ini bertujuan untuk menumbuhkan fleksibilitas pengelolaan anggaran dalam mencapai hasil yang optimal. Dalam hal ini, program dan kegiatan harus diarahkan untuk mencapai hasil dan keluaran yang telah ditetapkan dalam rencana. Badan Layanan Umum merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah sebagai program dari Anggaran Berbasis Kinerja yang memiliki arti untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat, pelaksanaan anggaran berbasis Badan Layanan Umum berawal dari dibuatnya Rencana Strategis Bisnis yang kemudian diimplementasikan ke dalam Rencana Bisnis dan Anggaran. Pada kebijakan Badan Layanan Umum ini pemerintah memberikan fleksibilitas kepada RSUP Fatmawati dalam mengelola keuangannya, akan tetapi pemerintah memiliki tanggungjawab kepada masyarakat untuk mencerdaskan dan mensejahterakan masyarakat dengan memberikan anggaran kepada RSUP Fatmawati. Anggaran yang diberikan oleh pemerintah hanya 20% dari dana APBN, hal tersebut menuai permasalahan dalam RSUP Fatmawati dan membuat RSUP Fatmawati menarik pendapatan dari jasa pelayanan dan lain-lainnya.

Performance-based budgeting is a policy made by government performanceoriented,this policy aims to foster flexibility in budget management to achieve optimal results. In this case, programs and activities should be directed to achieve the outcomes and outputs specified in the plan. Public Service Board is a policy made by the government as a program of Performance Based Budgeting that has meaning to the intellectual and the welfare of society, the implementation of the Public Service Board based budgeting starts from a Business Strategic Plan made then implemented in the Business Plan and Budget. In the Public Service Board's policy gives the government the flexibility to RSUP Fatmawati in managing its finances, but the government has a responsibility to the public to educate and welfare of the community by providing a budget to RSUP Fatmawati. Budget provided by the government only 20% of the state budget, it is reaping the problems in RSUP Fatmawati interesting and make revenue from services and others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S46014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handi Wirawan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui posisi biaya satuan layanan rawat jalan
Diabetes Melitus Tipe II agar Manajemen Rumah Sakit dapat menentukan upaya
efisiensi kedepannya dalam rangka menutup kesenjangan antara tarif Rumah Sakit
dengan tarif INA CBG's. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara
mendalam, observasi serta telaah dokumen terkait penelitian. Informan dalam penelitian
adalah Kepala Bagian Keuangan, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Kepala Unit Rawat
Jalan serta Petugas Bagian Farmasi. Total biaya Rajal DM sebesar Rp 369.573.586,-
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar unit cost untuk Rajal DM Tipe II adalah
sebesar Rp 251.069,- dimana tarif INA CBGs untuk Rajal DM Tipe II hanya sebesar Rp
192.100,- yang berarti terdapat kesenjangan sebesar Rp 58.969,- . Efisiensi untuk
menekan biaya tidak tetap dan mengurangi variasi pemberian obat serta pemeriksaan
laboratorium Diabetes Melitus Tipe II dengan membuat clinical pathway Diabetes
Melitus Tipe II. Untuk mengurangi beban biaya tetap, tindakan efisiensi yang dapat
dilakukan adalah menaikkan angka kunjungan pasien Diabetes Melitus Tipe II dengan
menyediakan dokter spesialis tetap untuk penyakit dalam agar pelayanan untuk pasien
dapat maksimal serta kunjungan dapat meningkat.

ABSTRACT
This study aims to determine the unit cost position of Diabetes Mellitus Type II
outpatient services so that Hospital Management can determine future efficiency efforts
in order to close the gap between Hospital rates and INA CBG rates. Using qualitative
research methods with in-depth interviews, observation and study of research related
documents. Informants in the study were the Head of Finance, Internal Medicine
Specialist, Head of the Outpatient Unit and the Pharmacy Section Officer. The total cost
of DM Type II outpatient is Rp 369.573.586,- the calculation results show that the unit
cost for DM Type II outpatient is Rp 251.069,- where the INA CBGs rate for DM Type
II outpatient is only Rp 192.100,- there's still a gap about Rp 58.969,-. Efficiency to
reduce variable costs and reduce variation of diabetes mellitus's drugs and laboratory
examinations by creating a clinical pathway for diabetes mellitus type II. To reduce the
high fixed costs, efficiency that can be taken are to increase the number of visits of
diabetes mellitus type II patients by providing full timer specialists for internal medicine
so that service for patients can be maximized and the number of visits can be increased."
2019
T54975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jeremy T.
"Latar Belakang: Durasi pengobatan untuk cedera uretra rata-rata memakan waktu 3-6 minggu, durasi pengelolaan yang lebih lama ini memengaruhi biaya prosedur. Kami bermaksud untuk membandingkan analisis efektivitas biaya dan rata-rata biaya pengobatan untuk cedera uretra, khususnya untuk total gangguan cedera uretra di Rumah Sakit Umum H Adam Malik dengan studi lainnya.
Metode: Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Adam Malik antara tahun 2014 dan 2019. Kami mencakup setiap prosedur Reseksi dan Anastomosis Uretra. Biaya dihitung dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), dan kemudian data dibandingkan dengan data dari negara-negara lain.
Hasil: Sebanyak 18 reseksi anastomosis uretra antara tahun 2014-2019 dimasukkan dalam penelitian ini. Rata-rata biaya total adalah Rp21.850.856, dengan biaya total minimum sebesar Rp8.407.624, dan biaya total maksimum sebesar Rp74.432.827. Biaya tersebut dibagi oleh BPJS menjadi tiga tingkat: tingkat 3 (terendah), tingkat 2, dan tingkat 1 (tertinggi). Namun, program ini hanya mencakup rentang 9.567.700 IDR hingga 21.170.500 IDR, yang menyebabkan disparitas yang signifikan. Disparitas ini telah mengakibatkan rumah sakit di seluruh Indonesia harus membatasi jumlah layanan urologi yang dapat mereka berikan. Sebagai perbandingan, biaya total rata-rata prosedur reseksi dan anastomosis uretra dari beberapa studi di Amerika Serikat menunjukkan biaya minimal sebesar Rp120.167.068,45, hingga Rp242.624.550,80.
Kesimpulan: Disparitas antara biaya yang dikembalikan oleh BPJS dan biaya aktual yang ditanggung oleh rumah sakit untuk prosedur reseksi dan anastomosis uretra mengakibatkan kerugian keuangan bagi rumah sakit. Akibatnya, prosedur-prosedur ini tidak dapat dilakukan secara rutin.

Background: Treatment duration for urethral trauma took on average 3-6 weeks, this extended management duration affects the cost to the procedure. We thought to compare the cost-effective analysis and the mean cost of treatment in urethral injury specially for total disruption of urethral injury in H Adam Malik General Hospital with other studies.
Background: The average duration of treatment for urethral trauma is 3-6 weeks. This extended management duration affects the cost of the procedure. We aim to compare the cost-effective analysis and the mean cost of treatment for urethral injury, specifically for total disruption of urethral injury in H Adam Malik General Hospital, with other studies.
Methods: This study was conducted at Adam Malik General Hospital between 2014 and 2019. We included every Urethral Resection and Anastomosis procedure. The Cost was calculated from The Department of Social Security, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS), and then the data compare with data from other countries
Result: A total of 18 urethral anastomosis resection between 2014-2019 were included in this study. The mean total cost was Rp21,850,856, with a minimum total cost of Rp8,407,624, and a maximum total cost of Rp74,432,827. The cost was stratified by BPJS into three level from levels: level 3 (lowest), level 2, and level 1 (highest). However, the program only covered a range of 9,567,700 IDR to 21,170,500 IDR, leading to a significant disparity. This disparity has resulted in hospitals across Indonesia having to limit the number of urological services they can provide. In contrast, the mean total urethral resection and anastomosis procedure cost from several studies in USA shows a minimal cost of Rp120,167,068.45, to Rp242,624,550.80.
Conclusion: The disparity between the cost reimbursed by BPJS and the actual cost incurred by the hospital for urethral resection and anastomosis procedures results in financial losses to the hospital. As a result, these procedures cannot be performed routinely.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Burn injury causes mechanical disruption to the skin,which allows environmental mocrobes to invade the deeper tissues....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The Drug Dependence Hospital (RSKO) up to present is the only government specialist hospital treating substance related disorder patients. The hospital is also a national referral hospital in the management of substance related disorder...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>