Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65332 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ishiyama, John T., editor
Jakarta: Kencana, 2013
MK-Pdf
UI - Publikasi  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini sengaja ditulis untuk mengenang kembali perdebatan paradigmatik politik klasik dalam ilmu politik. Secara garis besar, dalam perkembangan ilmu pengetahuan ada dua kutub yang saling berhadap-hadapan, yakni Thomas Kuhn sangat percaya pada ’penelitian dahulu baru teori’ sedangkan Karl Popper malah sebaliknya yakni ’teori dahulu baru penelitian’. Dari dua model cara berpikir di atas menunjukkan bahwa kerangka pikir Popper yang mengedepankan ’teori dahulu baru penelitian’ yang dianut oleh pemikir pendekatan ilmu politik klasik. Penganut pemikir klasik sangat mementingkan teori ketimbang data; berpikir deduktif; studinya sangat normatif dengan memusatkan pertanyaan yang bersifat das sollen (apa yang seharusnya)."
320 JIPP 1:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rusadi Kantaprawira
Bandung: Sinar Baru, 1990
320.959 RUS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Medan : FISIP Universitas sumatera Utara, 2007,
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Miriam Budiardjo, 1923-2007
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1996
320 MIR d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rodee, Carlton Clymer
Jakarta: RajaGrafindo Press, 2000
320.1 Pen
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial Syarbaini
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011
320.011 SYA p (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Gramedia,
320 JIP
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Riekerk, G.H.M.
[Place of publication not identified]: Timun Mas, 1953
321.02 RIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rahman Zainuddin
"Terlebih dahulu saya memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas segala nikmat dan rahmatNya, termasuk kurnia yang memungkinkan kita berkumpul dalam ruangan ini pada pagi ini.
Dalam kesempatan ini, saya ingin membicarakan masalah aspek-aspek moral dalam pemikiran polilik. Saya memperhatikan bahwa dalam waktu-waktu terakhir telah menjadi semacam pendapat yang diterima masyarakat bahwa kata-kata politik itu seringkali diasosiasikan dengan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral. Karena itu, politik merupakan sebuah dunia tempat orang memberikan janji-janji yang tidak akan dipenuhi, serta mengucapkan kata-kata yang memang dari semula telah direncanakan untuk memberikan kesan yang tidak benar bagi para pendengar. Dalam politik seperti itu, orang mengadakan perjanjian-perjanjian rahasia yang sama sekali tidak akan dapat diterima masyarakat, apabila mereka mengetahuinya. Dalam politik, orang melakukan segala macam tindakan yang tidak sesuai dengan budi pekerti, moral dan akhlak yang mulia. Kenyataan seperti ini telah menjadikan kata-kata politik memiliki konotasi yang tidak terhormat.
Karena itu, dalam kesempatan ini, saya mengajak agar kita menelusuri kembali perkembangan pemikiran politik itu semenjak dari semula, mulai dari pemikiran yang terdapat di dunia Yunani Kuno. Dengan demikian diharapkan agar kita dapat menempatkan kata-kata politik itu pada tempatnya yang tepat, terutama dalam pemikiran politik kontemporer, termasuk masalah-masalah politik di tanah air kita tercinta ini.
Apabila kita telusuri pemikiran politik semenjak dari asal usulnya di dunia Yunani Kuno itu, kita dapati bahwa apa yang dipikirkan para pemikir seperti Socrates dan Plato adalah upaya untuk mendirikan sebuah negara, atau persemakmuran, atau polis, yang akan dapat memberikan kesempatan kepada manusia untuk berkembang sesuai dengan potensi yang terdapat di dalam dirinya. Mungkin karena di masa itu, dunia politik di bagian dunia itu telah ditandai oleh kekacauan dan peperangan yang berkepanjangan, maka tampak bahwa yang menjadi obsesi Plato dalam tulisan-tulisannya, yang dikemukakan dengan perantaraan mulut Socrates, adalah mendirikan sebuah negara yang stabil, aman dan makmur, dan setiap orang memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya demi untuk kebaikan bersama.
Namun karena demikian hanyutnya Plato dalam utopianya, maka apa yang terlampaui olehnya adalah memikirkan apakah masalah yang direnungkannya itu dapat ditegakkan di alam nyata atau tidak. Upaya pendidikan yang ingin ditegakkannya dalam persemakmuran atau negaranya itu adalah demikian sentralnya, sehingga tidak begitu jauh panggang dari api apabila kita katakan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan itu pada pendapatnya menjadi syarat mutlak bagi kemajuan negara yang dicita-citakannya itu.
Pendapat para pakar tentang diri dan pemikiran Plato, serta motivasinya dalam menulis buku-bukunya, juga bermacam-macam. Bagi Popper (1980) jelas bahwa Plato merupakan musuh dari masyarakat yang terbuka. Baginya Plato adalah musuh demokrasi dan lambang dari kesewenang-wenangan penguasa. Ia mengatakan bahwa program politik Plato jangankan akan menjadi lebih unggul secara moral daripada totalitarianisme, ia malah pada dasarnya sama dengannya."
Jakarta: UI-Press, 1995
PGB 0479
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>