Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiyawan Darmanto
"Masa-masa keemasan perbankan yang dimulai tahun 1988 menjadi kenangan yang manis ketika tanpa dinyana - nyana 10 tahun kemudian terjadilah krisis yang meluluhlantakkan Perbankan Indonesia. Tindakan pemerintah untuk membekuoperasikan 16 bank pada bulan November 1997 tanpa adanya jaminan atas simpanan, membuat kepercayaan masyarakat jatuh pada titik nadir. Kebijakan tersebut dilakukan tanpa persiapan yang memadai untuk menghindari rush atau bank run. Penurunan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan tersebut terlihat dari fenomena flight to quality dan flight to safety dari penabung yang memindahkan dananya ke instrumen/bank yang lebih aman baik itu di dalam maupun luar negeri. Tidak adanya lembaga deposit insurance membuat turunnya kepercayaan ini bertambah parah.
Krisis yang terus berlanjut membuat kredit macet perbankan menggunung. Diiringi oleh nilai tukar rupiah yang anjlok drastis, maka modal bank menjadi negatif. Pemerintah telah memilih Program Rekapitalisasi Perbankan yang menjadi keputusan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia awbagai salah satu solusinya.
Program rekapitalisasi yang memakan biaya ratusan triliun (lDR 430,4 triliun) ternyata membawa rombongan masalah berikutnya yaitu dampak finansial yang sangat mengkhawatirkan. Kalau tidak dikatakan pemerintah telah terjebak dalam solusi bermasalah ini. Sampai saat ini belum ada solusi yang pasti mengenai masalah tersebut. Pemerintah perlu memeras otak agar tidak terjadi default (gagal bayar) atas pokok dan bunga Obligasi Rekapitulisasi yang jatuh tempo. Kemungkinan default perlu dihindari karena akan berdampak buruk terhadap perekonomian nasional. Country Risk Indonesia akan makin buruk dan akan dijauhi oleh para Kreditur.
Di lain pihak Bank A sebagai salah satu bank rekap tidak tinggal diam berpartisipasi dalam pengelolaan eksposure Obligasi Rekapitalisasinya (OR). Dengan perencanaan yang matang pada saat merger didukung oleh strategi yang jitu, Tujuh puluh persen OR yang dimiliki telah berkurang 70% hingga 31 Desember 2002. Begitu pula eksposure OR telah berhasil diturunkan dari 76% menjadi 33% dibandingkan Total Aset.
Pengelolaan tersebut berupa pembayaran kewajiban kepada BPPN dengan menggunakan OR, pembayaran kewajiban kepada Pihak ke-3 dengan menggunakan OR, penjualan ke pasar guna menutup rasio likuiditas dan Posisi Devisa Netto, meningkatkan hasil im estasi (enhanced yield), dan penerbitan reksadana yang dapat dijadikan ajang pemerataan pendapatan rakyat.
Tentu saja Bank A tidak bisa berjalan sendirian. Bank-bank lain pun perlu dilibatkan. Oleh karenanya dibutuhkan platform bersama yang benar-benar disepakati oleh masing-masing pihak yang berwenang dalam merah birunya raport perekonomian negara ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Nia Maulida Febrianty
Depok: Universitas Indonesia, 2005
S24242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjondro Prabowo
"ABSTRAK
Upaya mendorong fungsi intermediasi berupa ekspansi kredit, serta penerapan
risiko pasar dalam perhitungan kebutuhan modal bank, menuntut tambahan modal yang
memadai.
Untuk mengimbangi pertumbuhan ekspansi kredit dan kebutuhan modal untuk
risiko pasar, bank tidak dapat lagi hanya mengandalkan laba di tahan (retained earning)
sebagai sumber modal Salah satu sumber modal bank yang sedang marak diupayakan
adalah obligasi subordinasi.
Karya akhir ini membahas tiga aspek dalam penerbitan obligasi subordinasi yaitu
perubahan struktur permodalan, pengukuran risiko suku bunga atas investasi yang dananya
bersumber dari obligasi subordinasi, dan imunisasi risiko suku bunga atas penerbitan
obligasi subordinasi.
Hasil perhitungan pada karya akhir ini menunjukkan bahwa bila tidak ada
penambahan modal, penerapan risiko pasar pada perhitungan kebutuhan modal akan
menyebabkan rasio kecukupan modal pada bulan Juni 2003 turun dari 12,36% menjadi
11,97%.
Untuk memperkuat modal, BRI masih rnemiliki peluang untuk meningkatkan
modal pelengkap sebesar Rp 3.562 milyar. Apabila BRI berupaya meningkatkan jumlah
modal pelengkap melalui penerbitan obligasi subordinasi, maka masih terdapat peluang
untuk menerbitkan surat berharga tersebut senilai Rp 1.810 milyar atau setara dengan US$
210juta.
Pada bulan September 2003, BRI menerbitkan obligasi subordinasi senilai US$ 150
juta, yang diklasifikasikan sebagai modal pelengkap (tier 2). Penerbitan obligasi
subordinasi ini telah merubah struktur permodalan BRl cukup signifikan. Jika sebelumnnya
jumlah modal pelengkap hanya sebesar 23,23% dari modal inti, maka dengan adanya
obligasi subordinasi jumlah modal pelengkap menjadi 51,10% modal inti.
Seluruh tambahan modal yang bersumber dari obligasi subordinasi dapat diakui
sebagai modal yang memenuhi syarat (eligible capital). Akibatnya rasio kecukupan modal
(CAR) meningkat menjadi 14,61%. Rasio ini telah memperhitungkan kebutuhan modal
untuk risiko pasar. Jika BRI mentargetkan CAR 13,77% pada tahun 2003, maka masih
terdapat kelonggaran pertumbuhan ATMR sebesar Rp 2.869 milyar.
Namun seandainya obligasi subordinasi ini diklasifikasikan sebagai modal
pelengkap tan1bahan (tier 3), maka tidak seluruhnya dapat diperhitungkan sebagai modal
yang memenuhi syarat. Hal ini disebabkan adanya batasan jumlah modal pelengkap
tambahan maksimum 250% dari modal inti yang dialokasikan untuk. risiko pasar.
Sedangkan modal inti yang dialokasikan untuk risiko pasar adalah 28,5% dari A TMR
risiko pasar. Akibatnyajika rasio kecukupan modal hanya mencapai 14,24%.
Jika BRI mencoba mengunci risiko suku bunga (locking in rate) atas penerbitan
obligasi subordinasi pada akhir bulan September 2003, setidaknya terdapat tiga obligasi
yang kemungkinan dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Ketiga surat berharga tersebut
terdiri dari obligasi Bank Mandiri, obligasi Aneka Tambang dan obligasi subordinasi Bank
Negara Indonesia.
Pengukuran risiko suku bunga dari ketiga obligasi tersebut dilakukan dengan
menggunakan konsep durasi, berupa pengukuran persentase perubahan harga terhadap
perubahan tingkat suku bunga dan elastisitas suku bunga. Hasil perhitungan menunjukkan
bahwa obligasi subordinasi BNI merupakan surat berharga dengan risiko suku bunga
terendali, sedangkan obligasi Aneka Tambang merupakan surat berharga dengan risiko
suku bung tertinggi.
Ukuran tingkat risiko suku bunga ini belum dapat digunakan untuk menetapkan
surat berharga yang dapat digunakan untuk mengimunisasi risiko suku bunga. Imunisasi
risiko suku bunga dapat diul'Uf dengan menghitung ex post effective annual yield dari
ketiga surat berharga tersebut pada berbagai tingkat suku bunga.
Hasil simulasi imunisasi menunjukkan bahwa pada tingkat sulru bunga pasar
7,88%, hanya obligasi Aneka Tambang yang mendekati expected yield dari obligasi
subordinasi BRI. Meskipun demikian obligasi ini belum sepenuhnya dapat mengimunisasi
risiko suku bunga dari obligasi subordinasi BRI, karena durasinya tidak sama persis
dengan durasi atau holding period obligasi subordinasi BRI.
Durasi obligasi Aneka Tambang akan sama dengan durasi obligasi subordinasi BRI
jika jangka waktu jatuli temponya adalah 6 tahun. Dengan jangka waktu itu obligasi ini
bam sepenuhnya dapat mengimunisasi risiko suku bunga obligasi subordinasi BRI.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan R. Prawiranata
Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) , 1994
332.1 IWA p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Bumi Aksara , 1992
332.1 AME bt (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bikker, Jacob A.
London: Routledge, Taylor & Francis Group, 2008
332.1 BIK b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Koch, Timothy W.
New Jersey: The Dryden Press, 2000
332.1 KOC b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nindita Tridiyani
"Tesis ini membahas mengenai pengaruh dari tingkat kesehatan bank terhadap kinerja perbankan yang diukur dengan Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) dengan objek penelitian bank BUMN dan bank swasta selama periode 2007-2009. Hasil penelitian menyatakan bahwa penilaian kinerja yang diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan signifikansi level 10%, Non Performing Loan (NPL) dengan signifikansi level 10%, dan Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dengan signifikansi level 1% memiliki pengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROA). Sedangkan Loan to Debt Ratio (LDR) dengan signifikansi level 5% dan Net Interest Margin (NIM) dengan signifikansi level 1% berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROE). Hasil lainnya dengan dependen variabel Return on Equity (ROE) adalah Capital Adequacy Ratio (CAR) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Loan to Debt Ratio (LDR) dengan signifikansi level 1% berpengaruh negatif terhadap Return on Asset (ROE). Sedangkan Net Interest Margin (NIM) dengan signifikansi level 1% berpengaruh positif terhadap Return on Asset (ROE).

This thesis discusses the influence of bank soundness of the banking performance as measured by Return on Assets (ROS) and Return on Equity (ROE) with the object of study are the state banks and private banks over the period 2007-2009. The Study states that performance which measured with the Capital Adequacy Ratio (CAR), with a significance level of 10%, Non Performing Loan (NPL) with a significance level of 10% and the ratio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) with a significance level of 1% has an influence negative impact on Return on Asset (ROA). While the Loan to Debt Ratio (LDR) with significance level of 5% and Net Interest Margin (NIM) with a significance level of 1% has positive effect on Return on Asset (ROA). Other results with the dependent variable Return on Equity (ROE) are the Capital Adequacy Ratio (CAR), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) and Loan to Debt Ratio (LDR) with significance level of 1% has negative effect on Return on Equity (ROE). While the Net Interest Margin (NIM) with a significance level of 1% has positive effect on Return on Equity (ROE)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21756
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elliott, P.A.
Jakarta: Bumi Aksara , 1996
332.1 ELL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andromeda Wisnu Wardhana
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas bank di 5 negara ASEAN selama periode 2004 ndash; 2015. Khususnya di 5 negara ASEAN : Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, dan Filipina. Dengan metode regresi liner dan panel data, Kami menemukan bahwa faktor internal non interest income, non interest expense, dan share holders ratio secara signifikan berpengaruh terhadap karakteristik perusahaan. Sementara itu kesenjangan ekonomi, tingkat harapan hidupdan pendidikan di tingkat menengah merupakan faktor external yang berpengaruh dalam profitabilitasperbankan. Dari 5 negara ASEAN, Bank yang beroperasi di Indonesia secara signifikan lebih tinggi profitnya. Peningkatan profitabilitas bank dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya tetap, dan memaksimumkan efisiensi.

This paper analyze the determinant of profitability of bank in 5 ASEAN countries during 2004 2015. Particularly in ASEAN 5 countries Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, dand Philippines. We find that internal factors which consist of non interest income, non interest expense, and shareholders ratiosignificantlycorrelated to the bank profitability. Meanwhile, life expectancy, gini coefficient and secondary enrollment are the staticaly external factors. Among 5 ASEAN countries, Indonesia is the most profitable country for banks to operate. Increased bank profitability can be done by increasing revenue, reduce fixed costs, and maximized efficiency."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>