Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Sunardi
"ABSTRAK
High Tensile Brass (HTB) merupakan paduan antara Cu dan Zn, dimana kekuatan paduan ini ditingkatkan dengan penambahan unsur Aluminium (Al ), Mangan (Mn), Ferro (Fe).
Dalam penelitian ini mencari pengaruh penambahan Ferro (Fe) dalam paduan HTB sebesar 4% dengan paduan tanpa Ferro (Fe) ditinjau dari sifat. mekanis maupun dengan struktur mikro. Sifat mekanis dan struktur mikro yang diperlakukan paduan HTB tersebut pada beberapa kondisi , yaitu kondisi as..cast., kondisi dicelup oli maupun air dan kondisi ditemper pada T 300ºc, T 500ºC, T 700ºC.
Dari hasil penelitian didapat bahwa nilai optimum sifat mekanis dan struktur mikro tidak dapat diambil secara kondisi umum, tetapi harus dilihat untuk digunakan apa paduan HTB tersebut"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Resdian
"Dalam penelitian ini kami mendapatkan material keras melalui modifikasi mikrostruktur dari bubuk Co-Cr-W yang jatuh ke dalam plasma. Sampel dibuat berdasarkan variasi kuat arus listrik dan laju bubuk yang jatuh ke dalam plasma. Dari beberapa sampel yang berbeda, dianalisa mikrostrukturnya dengan menggunakan SEM dan sifat kekerasannya diukur dengan menggunakan Vickers Hardness Tester.
Dari hasil penelitian diperoleh beban kekerasan maksimum sebesar 450 kg/mm2 bila sampel dibuat dengan arus 125 A dan flowrate 2,2 lb/h. Dengan demikian mikrostruktur dapat dimodifikasi dengan menggunakan PTAW dengan melakukan variasi laju bubuk, kuat arus dan komposisi material-material logam yang akan dicampur.

In this research we have used Plasma Transferred Arc-Welding (PTAW) to get hard material through modification microstructure from powder Co-Cr-W which falls into plasma. The sample was prepared by varying the electric current and flowrate of the falling. For variety of the specimen, we have utilized SEM to analyze the microstructure and the hardness is measured by using Vickers Hardness Tester.
The result show that the maxim hardness load is obtained at 450 kg/mm2 while the current is 125 A and flowrate 2,2 lb/h. It is concluded that microstructure can be modified by using PTAW by conducting variation flowrate, electrics current and metal materials composition to be mixed."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21372
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Santoso
"Telah dilakukan sintesis dan karakterisasi lapisan dari bahan dasar bubuk JK 7117 dan JK 7184 dengan menggunakan Metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating. Hasil pengukuran dengan difraksi sinar-x (XRD) menunjukkan bahwa lapisan dari JK 7117 Powder memiliki dua fasa, yaitu fasa Tungsten Carbida (WC), dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/Co. Sedangkan lapisan dari JK 7184 Powder memiliki tiga fasa, yaitu fasa Chromium Cobalt (CrCo), fasa Tungsten Carbida (WC) dan fasa Cobalt (Co) yang disebut dengan lapisan WC/CrCo/Co. Hasil foto dengan scanning electron microscope (SEM) lapisan WC/Co menunjukkan bahwa butir-butir kristal memiliki dua bentuk warna yang sangat kontras, sedangkan lapisan WC/CrCo/Co memiliki tiga bentuk warna yang sangat kontras.
Analisis mikrostruktur lapisan menunjukkan bahwa variasi tekanan oksigen dan tekanan propana menghasilkan rasio ukuran diameter grain yang bervariasi. Kekerasan tertinggi pada lapisan WC/Co diperoleh dengan komposisi optimum rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 sedangkan lapisan WC/CrCo/Co pada rasio ukuran diameter grain Co/CrCo=3. Jadi disimpulkan bahwa rasio ukuran diameter grain WC/Co=12 dan Co/CrCo=3 merupakan komposisi rasio ukuran diameter grain yang paling optimum untuk mendapatkan nilai kekerasan yang paling tinggi pada kedua lapisan ini dengan menggunakan metode High Velocity Oxygen Fuel (HVOF) Thermal Spray Coating."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21371
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Ichwanul Muslimin Alfattah
"Penelitian ini didasari oleh terjadinya fenomena crack pada komponen bucket tooth, yang yang menggunakan material baja HSLA, setelah 1 bulan diproduksi, yang disebut dengan delayed crack. Penelitian ini akan berfokus terhadap proses perlakuan panas, khususnya tempering setelah normalisasi. Tempering dilakukan selama 1 jam dengan variabel temperatur tempering pada temperatur 527, 577, 627, dan 677°C. Sampel pengujian awalnya berupa keel block hasil normalisasi, yang kemudian dipotong menjadi balok dengan dimensi 4 x 1 x 4 cm. Karakterisasi dilakukan pada sampel as-normalize dan setelah ditempering, dimulai dari pengamatan struktur mikro menggunakan mikroskop optik, Scanning Electron Microscope (SEM), dan pengujian kekerasan mikro dan makro. Didapatkan bahwa tempering setelah normalisasi tidak hanya menghomogenisasi struktur mikro, tetapi juga mentransformasi fasa dari upper bainite menjadi granular bainite. Semua variabel temperatur tempering menghasilkan bentuk struktur mikro yang sama, berupa granular bainite. Seiring meningkatnya temperatur tempering setelah normalisasi, struktur mikro akan semakin membulat, ketajamannya akan semakin berkurang, kekerasan makro akan menurun dari 389 HVN menjadi 257 HVN, dan kekerasan mikro akan menurun dari 371 HVN menjadi 247 HVN.

This study is based on the occurrence of a phenomenon of crack on a bucket tooth component that used HSLA steel as a material after 1 month being produced, which is called delayed crack. This study will be focusing on its heat treatment process, especially tempering after normalizing. Tempering was carried out for 1 hour with variable tempering temperatures at 527, 577, 627, and 677°C. Initially, the sample was a normalized keel block, which was then cut into blocks with dimensions of 4 x 1 x 4 cm. Characterization was carried out on as normalize and after tempering samples, such as observing microstructure using Optical Microscopy (OM), Scanning Electron Microscope (SEM), microhardness and macro hardness testing. It was found that tempering after normalizing not only homogenized the microstructure, but also transformed the phase from upper bainite to granular bainite. All tempering temperature variables produced the same microstructure, that is granular bainite. As the tempering temperature after normalizing increases, the microstructure will be increasingly rounded, the sharpness will be decreased, macro hardness decreased from 389 HVN to 257 HVN, and microhardness decreased from 371 HVN to 247 HVN."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Maharani Fadli
"Kecepatan pendinginan dalam perlakuan panas berperan penting dalam menghasilkan mikrostruktur yang memengaruhi sifat mekanis dari baja. Konduktivitas termal yang rendah dari fluida yang umumnya digunakan dalam quenching menyebabkan penurunan efisiensi dalam transfer panas. Salah satu pengembangan fluida media quenching untuk meningkatkan konduktivitas termal adalah melalui suspensi partikel padatan kecil dalam fluida. Pada penelitian ini, dilakukan pendinginan baja AISI 4140 menggunakan fluida dengan penambahan partikel hasil pengolahan PCB. Variasi konsentrasi dari partikel PCB, yaitu sebesar 0%, 0,3%, 0,5%, dan 0,7%. Partikel PCB akan didispersikan oleh Cocamidopropyl Betaine dengan variasi konsentrasi 0%, 3%, 5%, 7%. PCB disintesis melalui crushing dengan disc mill, leaching oleh HCl 1 M, pirolisis pada 500oC, dan planetary ball milling selama 20 jam. Untuk karakterisasi partikel PCB dilakukan pengujian PSA, XRF, dan XRD. Setelah milling, diketahui ukuran partikel menurun dari 704 nm menjadi 589,1 nm. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi partikel PCB dan CAPB, dilakukan pemanasan baja AISI 4140 hingga suhu di atas 900oC lalu didinginkan menggunakan fluida yang telah disintesis. Hasil yang diperoleh meliputi kurva pendinginan, data kekerasan, dan foto struktur mikro. Kenaikan kekerasan baja paling tinggi diperoleh pada fluida dengan konsentrasi partikel 0,3% dan 5% CAPB, yaitu sebesar 45,31 HRC dengan fasa martensite dan bainite.

Quenching plays an important role in producing microstructures that affect the mechanical properties of steel. The low thermal conductivity of fluids commonly used in quenching leads to decreased efficiency in heat transfer. One of the developments in quenching media fluids to improve thermal conductivity is through the suspension of small solid particles in the fluid. In this study, AISI 4140 steel was quenched using a fluid with the addition of PCB particles. The concentration variations of PCB particles are 0%, 0.3%, 0.5%, and 0.7%. PCB particles will be dispersed by Cocamidopropyl Betaine with concentration variations of 0%, 3%, 5%, 7%. PCB was synthesized through crushing with a disc mill, leaching by 1 M HCl, pyrolysis at 500oC, and planetary ball milling for 20 hours. To characterize the PCB particles, PSA, XRF, and XRD tests were conducted. After milling, the particle size decreased from 704 nm to 589.1 nm. To determine the effect of PCB and CAPB particle concentration, AISI 4140 steel was heated to temperatures above 900oC and then cooled using the synthesized fluid. The results obtained include cooling curves, hardness data, and microstructure photos. The highest increase in steel hardness was obtained in fluids with particle concentrations of 0.3% and 5% CAPB, which amounted to 45.31 HRC with martensite and bainite phase."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aqil Mustaqbal
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, telah dilakukan proses SPD (Severe Plastic Deformation)
dengan teknik ECAP (Equal Channel Angular Pressing) bersudut 900 pada
material Cu-30%Zn. Proses ECAP dilakukan dengan memasukkan material pada
cetakan yang kemudian diberikan penekanan dengan menggunakan mesin
kompaksi hidrolik berkapasitas 40 Ton. Spesimen dilakukan proses ECAP
sebanyak 3 kali passing dengan rute Bc. Pengamatan mikrostruktur dilakukan
untuk mengetahui ukuran butir dan penghalusan butir. Dari hasil pengamatan
didapatkan bahwa ukuran butir akan menjadi semakin halus dengan semakin
banyaknya passing pada spesimen. Ukuran diameter rata-rata butir pada spesimen
pra-ECAP adalah 18 μm, ukuran diameter rata-rata butir pada spesimen ECAP
pass pertama, pass kedua, dan pass ketiga yaitu 12 μm, 8 μm¸dan 6 μm, secara
berurutan. Selanjutnya diuji kekerasan untuk mengetahui pengaruh proses ECAP
pada tiap lewatan. Nilai kekerasan rata-rata untuk spesimen pra-ECAP sebesar 73
HV. Pada pass pertama nilai kekerasan rata-rata sebesar 190 HV untuk
penampang membujur dan 194 HV untuk penampang melintang. Pada pass kedua
nilai kekerasan sebesar 220 HV untuk penampang membujur dan 213 HV untuk
penampang melintang. Sedangkan pada pass ketiga nilai kekerasan sebesar 234
HV untuk penampang membujur dan 235 HV untuk penampang melintang.

ABSTRACT
In this study, SPD (Severe Plastic Deformation) has been done by ECAP (Equal
Channel Angular Pressing) technique using 90° angle on the material Cu-30%Zn.
ECAP processing is performed by inserting material into dies, afterwards pressure
is given through 40 tons capacity hydraulic compaction machine. ECAP
specimens are processed 1 to 3 passing by Bc route. Microstructural observations
is performed to determine grain size and grain refining. From the observation, it is
found that the grain size will become more refined with increasing number of
passing on the specimen. Average grain size for specimen pra-ECAP is 18 μm.
Average grain size for specimen ECAP first pass, second pass, and third pass are
12 μm, 8 μm, and 6 μm, respectively. Furthermore, hardness is tested to obtain
the effect of ECAP processing trough passing. The average hardness values for
specimens pre-ECAP is 73 HV. On the first pass an average hardness value is 190
HV for longitudinal cross sections and 194 HV for transversal cross sections. On
the second pass an average hardness value is 220 HV for longitudinal cross
sections and 213 HV for transversal cross sections. While on the third pass an
average hardness value is 234 HV for longitudinal cross sections and 235 HV for
transversal cross sections.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42176
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Luthfi Noviardi Andani
"ABSTRAK
Penambahan nano SiC pada aluminium A356 bertujuan untuk meningkatkan sifat mekanis
aluminium A356 dengan densitas yang tetap rendah. Penambahan nano SiC pada
penelitian ini sebesar 0.10, 0.15, 0.20, 0.25, dan 0.30 %berat. Penggunaan nano SiC
ditujukan untuk menjaga keuletan dari material. Ikatan antar fasa yang baik diperlukan
agar pengaruh nano SiC pada aluminium A356 berfungsi dengan baik. Untuk membuat
ikatan antar fasa yang baik diberikan penambahan magnesium, Mg, sebanyak 1 %berat.
Proses fabrikasi yang digunakan adalah metode pengecoran aduk dimana pengecoran aduk
adalah metode yang ekonomis dan mudah untuk dioptimalkan. Sifat mekanis yang
didapatkan adalah optimum pada penambahan nano SiC sebanyak 0.25 %berat dimana
kekuatan tarik sebesar 175.57 MPa yang meningkat 21.87%, kekerasan sebesar 60.8 HRE
yang meningkat 50.59%, harga impak sebesar 0.0287 Joule/mm3 yang meningkat 14.8%,
dan ketahanan aus sebesar 1.75 x 10-5 mm3/mm yang lebih rendah 21.13% dibandingkan
sifat mekanis aluminiun A356. Proses dan komposisi yang tepat merupakan hal yang
penting dalam pembuatan komposit.

ABSTRACT
Nano SiC addition on the aluminum A356 aims to improve the mechanical properties of
aluminum A356 with remains low density. The addition of nano SiC in this study at 0.10,
0.15, 0.20, 0.25, and 0.30 %wt. The use of nano sized SiC intended to maintain the
ductility of the material. Good interfacial bonding is required to get nano SiC effect on the
aluminum A356 is functioning properly. To create a good bonding between phases, given
the addition of magnesium, Mg, 1% by weight. Fabrication process used is stir casting
method which is an economical and easy to optimized method. The mechanical properties
obtained optimum on addition of nano SiC as much as 0.25 %wt where the tensile strength
is 175.57 MPa which is increased by 21.87%, hardness is 60.8 HRE which is increased
50.59%, the toughness is 0.0287 Joules/mm3 which is increased 14.8%, and the wear
resistance is 1.75 x 10-5 mm3/mm lower 21.13% of aluminiun A356 mechanical properties.
The right process and composition is important in the manufacture of composites with stir
casting."
2017
S66581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Syifa Herningtyas
"ABSTRAK
Komposit aluminium 6061 dengan partikel penguat nano SiC sudah banyak dikembangkan untuk aplikasi yang membutuhkan sifat mekanis yang baik dengan densitas yang rendah. Dalam rangka mencapai performa yang lebih baik, perlakuan panas T6 diberikan untuk meningkatkan sifat mekanis material komposit. Pada penelitian ini dilakukan proses perlakuan panas T6 dengan variasi waktu aging 2 jam, 4 jam, 6 jam, 8 jam, dan 10 jam pada temperatur 175 oC. Solution treatment dilakukan pada temperatur 440 oC selama 1 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu optimum aging adalah 10 jam yang ditandai dengan hasil kekerasan paling tinggi yaitu sebesar 66,22 HRB dan laju aus paling rendah yaitu sebesar 1,09 x 10-6 mm3/mm. Pengaruh perlakuan panas T6 terhadap hasil uji tarik sangat rendah akibat adanya porositas. Hasil struktur mikro dari mikroskop optik dan SEM menunjukkan adanya fasa α-Al, Mg2Si biner (Al+Mg2Si), dan fasa intermetalik β-Al2Mg3.

ABSTRACT
Aluminum 6061 composites reinforced by SiC nanoparticles has been widely used for high performance applications with low denstity. In order to obtain a better performance, artificial aging is conducted to improve mechanical properties of composite. In this study, aging treatment was done with varying aging time: 2h, 4h, 6h, 8h, and 10h at 175 oC with solution treatment at 440 oC for 1h. The results showed that the optimum aging time was achieved by 10h with the highest hardness up to 66,22 HRB and wear rate reached the lowest value by 1,09 x 10-6 mm3/mm. Heat treatment process did not show a strong influence to tensile strength due to a porosity. OM and SEM observation exhibit α-Al and binary Mg2Si (Al+Mg2Si) phases, and intermetallic phases of β-Al2Mg3."
2016
S66580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Saraswati Putri Rosadi
"In this study, friction stir processing (FSP) was attempted to produce SiCp/AA6061 surface composite in order to address the challenges presented by liquid state fabrication processes. SiC particles of 400-grit size were added into a groove machined on the surface of AA6061 plates. FSP was performed by means of a manual milling machine with a tapered, cylindrical tool rotating at 1225 rpm and with a feed rate of 35 mm/min. The effect of the tool tilt angle and the number of FSP passes on the microstructures and mechanical properties was investigated. The tool tilt angles were varied between 0° and 3°, in increments of 1°. The number of passes was varied at 1, 3, and 5 passes. High resolution optical microscopic analysis was performed to investigate the microstructural evolution of each specimen. Mechanical properties were explored through Vickers microhardness test, the results of which were also utilized to estimate the tensile strength at localized areas using an empirical relationship. The results exhibited significant improvement in the microstructures, where refined grains were obtained as a result of the dynamic recrytallization and severe plastic deformation generated by the FSP. Microhardness and ultimate tensile strength of the FSPed surface composite improved by up to 62.2% compared to the base metal.

Dalam studi ini, friction stir processing (FSP) dicoba untuk menghasilkan komposit permukaan SiCp/AA6061 untuk mengatasi tantangan yang disajikan oleh proses fabrikasi keadaan cair. Partikel SiC berukuran 400 grit ditambahkan ke dalam alur yang dikerjakan pada permukaan pelat AA6061. FSP dilakukan dengan menggunakan mesin frais manual dengan pahat berbentuk silinder runcing yang berputar pada kecepatan 1225 rpm dan laju pemakanan 35 mm/menit. Pengaruh sudut kemiringan pahat dan jumlah lintasan FSP pada struktur mikro dan sifat mekanik diselidiki. Sudut kemiringan pahat divariasikan antara 0° dan 3°, dengan penambahan 1°. Jumlah pass divariasikan pada 1, 3, dan 5 pass. Analisis mikroskopis optik resolusi tinggi dilakukan untuk menyelidiki evolusi mikrostruktur masing-masing spesimen. Sifat mekanik dieksplorasi melalui uji kekerasan mikro Vickers, yang hasilnya juga digunakan untuk memperkirakan kekuatan tarik di daerah lokal menggunakan hubungan empiris. Hasilnya menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam struktur mikro, di mana butiran halus diperoleh sebagai hasil dari rekristalisasi dinamis dan deformasi plastis parah yang dihasilkan oleh FSP. Kekerasan mikro dan kekuatan tarik tertinggi dari komposit permukaan yang di-FSP meningkat hingga 62,2% dibandingkan dengan logam dasar."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>