Ditemukan 34360 dokumen yang sesuai dengan query
Susanta Tirtapraja
"Serat waosan nayaka lalana berisi sejarah nasional dan sejarah kesusasteraan. Buku ini ditulis dengan akasara Jawa yang berfungsi sebagai media pembelajaraan untuk guru yang memeberi pelajaran bahasa Jawa di sekolah dasar dan menengah."
Jakarta: Jawatan Pengajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 1955
BKL.0608-LL 159
Buku Klasik Universitas Indonesia Library
Susanta Tirtapraja
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
899.222 SUS s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"Naskah ini berisi pelajaran tasawuf mengenai rukun Islam dan hubungan antar manusia yang dipetik dari kitab Bayan Mani dilengkapi dengan doa-doa. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Asmarandana; 2. Sinom; 3. Dhandhanggula; 4. Mijil; 5. Kinanthi; 6. Pucung; 7. Dhandhanggula; 8. Kinanthi; 9. Pucung; 10. Mijil; 11. Dhandhanggula. 12. Kinanthi; 13. Pucung; 14. Gambuh; 15. Megatruh; 16. Durma; 17. Pangkur; 18. Sinom; 19. Gambuh; 20. Asmarandana; 21. Sinom; 22. Kinanthi; 23. Dhandhanggula; 24. Sinom; 25. Mijil; 26. Dhandhanggula; 27. Sinom."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
PW.25-KC 8/KB 8
Naskah Universitas Indonesia Library
S. Prawirodihardjo
Djakarta: Harapan Masa, 1957
899.222 PRA b
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Githa Respati R.
"Artikel berjudul Pesan Moral dalam Serat Candrarini ini disusun oleh Githa Respati Ramadhanty, Prodi Jawa 2009. Artikel berjudul Pesan Moral dalam Serat Candrarini menjelaskan nilai pesan yang diperuntukan kepada kaum perempuan yang hidup dalam lingkungan poligami. Tujuan dari penelitian adalah menjelaskan pesan moral terhadap perempuan dalam serat candrarini. Metode yang digunakan dalam menganalisis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik kepustakaan teks dan penelitian terdahulu. Hasil analisis yakni mendapatkan data-data yang terpercaya sehingga dapat membuat kesimpulan nilai pesan terhadap perempuan dalam serat candrarini. Pesan moral dalam serat candrarini antara lain cara berprilaku antara lain cara bicara yang penuh sopan santun, penuh tata krarma, tidak pernah berbicara dengan nada yang tinggi, lemah lembut jika tengah berbicara, selanjutnya adalah dengan memerhatikan cara berbusana dalam arti sopan santun dalam berbusana, memantskan busana sesuai ukuran badan, waktu dan tempat, kemudian cara bersikap yang dapat dilihat dari cara berjalan, jika berjalan pelan-pelan, dan cara menunjukan raut muka, hendaknya menunjukan raut muka yang sabar, tidak cemberut, ramah serta yang terakhir adalah cara berpikir, tidak pernah berpikir negatif, berburuk sangka terhadap orang lain, selalu berpikir positif terhadap semua yang terjadi. Semua pesan moral dilakukan untuk memelihara agar keadaan rumah tangga senantiasa dalam situasi yang rukun dan harmonis.
Article entitled Pesan Moral dalam Serat Candrarini was made by Githa Respati Ramadhanty, majority Javanesse Literature, 2009. Article entitled Pesan Moral dalam Serat Candrarini explains the moral messages that is intended for women who live in a polygamy. The purpose of the research is to explain the moral messages to women in the serat candrarini, so that if the woman building a household then she will know the things that must be held and conducted in order to serve the state husband’s household is always harmony and harmonily. The method used in this research is to analyze qualitative methods with techniques of literary texts and previous research. Results of the analysis obtain reliable data in order to make inferences message against a women in serat candrarini. The moral messages in serat candrarini include polite during talking, courteous in dress, how to be polite and do thinking can be realized with never negative thought all about anything against. All carried a moral message that is always the household be harmonily."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Alexander Sudewa
Yogyakarta: Duta Wacana University Press, 1990
899.231 ALE s (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Yayasan Centhini, 1990
899.222 SER
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Yogyakarta: Yayasan Centhini, 1985
899.222 SER
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Amanda Juniar Firdiansyah
Jakarta: Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Balai Pelestarian kebudayaan wilayah X, 2024
899.222 AMA p
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sari Utami
"Dalam kesusastraan Jawa terdapat bermacam-macam jenis karya sastra. Salah satu jenis karya sastra itu adalah karya sastra babad. Babad adalah cerita yang berisi rangkaian peristiwa di masa lalu. Bentuk penulisan babad biasanya berupa puisi, yaitu tembang macapat. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad gubahan Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunagara IV, yang dihimpun oleh Padmasusastra. Isi cerita Serat Babad Warni-warni mengenai pe_sanggrahan di daerah Mangkunagaran dan Surakarta, yaitu terdiri dari : Wonogiri; Giripuro; Tegalgondo; Tasikmadu; Bangsal Tosan; Langenharjo; Karangpandhan dan Sri Katon; Nyanjata Sangsam. Bentuk penulisan Serat Babad Warni-warni adalah puisi, tembang macapat, kecuali cerita Langenharjo yang ditulis dalam cakepan sekar Langengita. Penulisan dalam bentuk sekar seperti yang disebutkan di atas tidak laim dipakai untuk penulisan cerita babad. Serat Babad Warni-warni merupakan kumpulan cerita babad. Pada cerita Giripuro tidak ada satupun unsur kriteria isi cerita babad. Pada cerita Wonogiri, Tegalgondo, Bangsal Tosan, Langenharjo dan Nyanjata Sangsam tidak semua unsur kriteria cerita babad ada. Pada cerita Tasikmadu Berta Karangpandhan dan Sri Katon semua unsur kriteria cerita babad ada. Cerita Giripuro hanyalah menggambarkan deskripsi alam. Cerita Wonogiri dan Nyanjata Sangsam, walaupun tidak semua unsur kriteria isi cerita babad ada, tetap menggambarkan rangkaian peristiwa dengan disertai tahun kejadiannya. Sedangkan cerita Tegalgondo, Bangsal Tosan dan Langenharjo tidak menggambarkan rangkaian peristiwa melainkan keterangan suatu peristiwa didiri-kannya pesanggrahan. Selebihnya isi cerita Serat Babad Warni-warni hanyalah berupa deskripsi alam dan suasana di pesanggrahan. Secara keseluruhan Serat Babad Warni-warni bisa disebut sebagai babad, yang menceritakan peristiwa perjalanan raja ketika bercengkrama di wilayah Mangkunagaran."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library