Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1995 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soegiono
Surabaya: Airlangga University Press, 2007
621.867 2 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35806
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Albareno
"Potensi bahaya yang terjadi selama fase FEED (Front End Engineering Design) mengakibatkan kegagalan proyek pipa bawah laut yang diderita dari berbagai aspek baik dari kerugian dana, lingkungan dan bencana alam. Perlu ditentukan metode yang tepat dalam menentukan tingkat risiko dan mitigasi pada integritas pipa sehingga meningkatkan keamanan dan mengurangi potensi risiko.
Penerapan analisa risiko metode Risk FMEA yang memperhatikan faktor deteksi dan analisa biaya dengan Monte Carlo, dapat meningkatkan ketepatan mengambil kebijakan risiko, optimalisasi dalam penerapan strategi inspeksi, monitor dan evaluasi risiko.
Hasil analisa risiko didapatkan 13 tindakan rekomendasi penanggulangan potensi bahaya yang berasal dari 56 potensi risiko yang ada. Nilai perbandingan antara biaya pemeliharaan dan penanggulangan risiko dibandingkan dengan dampak risiko adalah 0,0986. Analisa yang dilakukan menyatakan bahwa penerapan rekomendasi risiko tersebut dapat menghilangkan potensi bahaya pada proyek pipa bawah laut.

Potential hazards that occured during phase FEED (Front End Engineering Design) were resulted in the failure of subsea pipeline project and reviewed from various aspects both from financial lost, environmental and natural disasters. The exact method had to be determined the level of risks and mitigate the integrity of pipeline in order to increase security and reduce potential risks.
The approach of the Risk FMEA method which consider the value of detection and analyze pusing Monte Carlo method can improve the accuracy of risk policies, implementation of the strategies, inspection, monitoring and evaluation of risks.
This risk analysis results obtained 13 actions of hazard mitigation which were initally 56 potential risks. The value comparison between the cost of maintenance and control of risk were compared and its value was 0.0986. The implementation of risk analysis? result can be conducted in order to eliminate the potential hazards of subsea pipeline projec.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Aulia
"Potensi sumber daya minyak dan gas Indonesia saat ini masih cukup besar, terutama di area lepas pantai. Salah satu metode transmisi dan distribusi yang efektif dan efisien adalah dengan menggunakan pipa bawah laut. Pada proyek pembangunan pipa bawah laut seringkali ditemui masalah-masalah yang dapat menyebabkan kegagalan sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja proyek. Masalah-masalah yang timbul dapat diakibatkan oleh beberapa aspek, termasuk diantaranya aspek teknis dan lingkungan. Oleh karena itu analisa berbasis risiko akan dilakukan pada penelitian ini dan diharapkan dapat menghasilkan strategi pengelolaan risiko yang baik sehingga kinerja waktu dan biaya pada proyek pembangunan pipa bawah laut dapat dioptimalkan.

Oil and gas resources in Indonesia is still quite large, especially in offshore area. Subsea pipeline is one of the transmission and distribution method which effective and efficient. In subsea pipeline construction project often encountered problems that can cause a failure resulting in reduced performance of the project. The problems that arise can be caused by several aspects, including technical and environmental aspects. Therefore, a risk-based analysis will be carried out in this research study and is expected to produce a good risk management strategy so that the performance of the time and cost of the subsea pipeline construction project can be optimized."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permintaan akan minyak yang terus meningkat membawa dampak pada peningkatan kegiatan eksploitasi dan eksplorasi lepas pantai untuk menemukan dan memproduksi minyak tersebut. Hal yang diperlukan dalam menunjang suplai minyak di kilang tersebut adalah jaringan pipa yang membawa minyak dari anjungan menuju tempat pengolahan. Metode-metode yang digunakan dalam peluncuran pipa laut lepas diantaranya metode lay-barge, reel barge, dan metode tow-pull. Jaringan pipa lepas pantai yang dipasang pada berbagai macam kedalaman laut harus didesain sehingga pipa tersebut dapat menjaga keseimbangannya selama konstruksi maupun pada saat sudah beroperasi. Selama proses pemasangan, mulai dari pada saat pipa tersebut diturunkan dari lay-barge sampai menyentuh dasar laut, pipa mengalami gaya-gaya yang disebabkan arus lateral dan berbagai macam kondisi dinamik. Tegangan pada pipa akibat gaya tersebut tidak boleh melebihi Specific Minimum Yield Strength (SMYS). Dalam menganalisa tegangan pipa selama diluncurkan, digunakan 2 macam analisa. Pertama, menggunakan program OFFPIPE yaitu program yang berbasiskan metode elemen hingga dalam menganalisa tegangan untuk peluncuran pipa lepas pantai. Kedua dengan perhitungan manual berdasarkan prinsip metode elemen hingga, dimana dalam membentuk matriks kekakuan pipa dibagi dalam beberapa segmen kemudian masing-masing matriks kekakuan dari tiap segmen digabungkan menjadi matriks struktur keseluruhan. Kemudian dilakukan perbandingan antara hasil analisa dari program OFFPIPE dan perhitungan manual. Kata kunci : Pipa Lepas Pantai, Proses Peluncuran Pipa, Lay Barge, Stinger, Tegangan pada Pipa, Overbend, Sagbend."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35458
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S41014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditia Hermawan
"ABSTRAK
Material tembaga telah digunakan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu pemakaian tembaga adalah sebagai pipa-pipa air untuk berbagai macam kebutuhan manusia. Seiring dengan kemajuan zaman, aplikasi tembaga makin meluas mengingat tembaga memiliki berbagai macam keunggulan seperti konduktivitas listrik yang sangat baik. Tembaga juga memiliki ketahanan korosi yang baik.
Salah satu aplikasi tembaga saat ini adalah sebagai pipa dalam kondenser atau alat penukar panas (heat exchanger). Pada aplikasi ini tembaga dilapisi dengan krom agar memiliki ketahanan korosi lebih baik. Media pendingin dari kondenser adalah air, termasuk air laut. Korosi yang diindikasikan adalah korosi pitting atau korosi galvanik. Korosi pitting disebabkan oleh penetrasi ion-ion Cf yang memecah lapisan pasif logam. Setelah lapisan pasif pecah, lubang-lubang (pits) akan mulai terbentukdan selanjutnya berkembang. Sedangkan korosi galvanik disebabkan oleh adanya dua logam tak sejenis yang tergandeng (coupled) atau dalam hal ini adalah tembaga dengan lapisan kromnya.
Ketahanan korosi pitting lapisan krom lebih tinggi daripada tanpa lapis krom atau tembaga biasa. Pada simulasi dengan menggunakan NaCl 3,5% sebagai representasi air laut dengan temperatur 27ºC dan 80ºC, tembaga yang dilapisi krom memiliki nilai potensial korosi yang lebih tinggi dari tembaga. Percobaan korosi galvanik dilakukan antara tembaga dengan lapisan krom. Hasil percobaan menunjukkan kemungkinan terjadinya korosi galvanik lebih tinggi daripada korosi pitting.

"
2001
S41512
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Naufal Manggus
"Offshore pipelines atau yang lebih dikenal dengan sebutan pipa bawah laut merupakan moda transportasi yang sangat efisien dan ekonomis yang mampu mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat lainnya dimana jarak antara kedua tempat tersebut umumnya relative cukup jauh serta menjangkau antar pulau. Sekarang ini pengembangan lapangan dengan teknologi subsea mempunyai fleksibiklitas yg lebih besar dari topside. Salah satu metode pengecekan terhadap PLEM adalah analisa tegangan. Tegangan yang terjadi pada PLEM dipengaruhi beberapa faktor beban. Kritria analisa tegangan mengacu pada standard code yang telah ditetapkan yaitu ASME B 31.8 : Gas Transmission and Distribution Piping System, 2010. Hasil analisis menunjukan bahwa tegangan-tegangan yang terjadi pada PLEM tidak melebihi batas izin yang sudah diatur dalam standard code, hal ini menunjukkan PLEM dalam kondisi aman. Apabila PLEM terjadi overstress, dilakukan langkah mitigasi agar tegangan pada PLEM tidak melebihi tegangan yang di izinkan oleh standard code.

Offshore pipelines or better known as subsea pipeline is a mode of transportation which is very efficient and economical, it is able to transport fluid from one place to another place where the distance between two places are quite far or between islands. Nowadays, development of subsea pipeline technology has higher flexibility than the topside. Stress analysis is one of method to check the PLEM. Stress that occur on PLEM is affected by some of load factors. Stress analysis criteria refers to standard code that has been agreed is ASME B 31.8: Gas Transmission and Distribution Piping System, 2010. Results of analysis shows stress on PLEM is not higher than allowable stress which has been set on standard code, it shows that PLEM is safe. If overstress occur on PLEM, mitigation step must be taken in order to make stress on PLEM is not higher than allowable stress which has been set on standard code.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61949
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Miftah Rafi
"Kebocoran adalah salah satu masalah besar yang sering terjadi dalam sebuah sistem perpipaan, baik itu untuk membawa cairan multi-fasa atau fasa-tunggal. Salah satu industri minyak dan gas Indonesia mengalami masalah kebocoran pada ketiga sistem pipa waterflood di salah satu lokasi lepas pantai mereka. Untuk mengatasi masalah ini, mereka berencana untuk menjalankan salah satu proyek mereka, yaitu PRRP (Pipeline Repair and Replacement Project). Proyek ini perlu beberapa studi pendahuluan untuk dilaksanakan, dan salah satu studinya adalah mengenai fenomena water hammer. Penelitian ini mengusulkan studi tentang pengaruh fenomena water hammer pada dua jenis pipa, rigid dan flexible. Secara total, empat variasi pipa akan digunakan, API 5L X52 untuk pipa rigid, dan tiga variasi RTP untuk pipa flexible. Metode untuk penelitian ini menggunakan perangkat lunak aliran multi-fase dinamis, OLGA v.2017.2.0, untuk mendapatkan profil tekanan transien fenomena water hammer. Variabel utama dari penelitian ini adalah modulus elastisitas Young dan parameter operasi. Modulus elastisitas Young divariasikan berdasarkan komposisi material setiap pipa. Parameter operasi yang divariasikan adalah laju aliran volumetrik dengan masing-masing nilai 10.000, 15.000, dan 20.000 STB/d, dan waktu penutupan katup dengan masing-masing nilai 1, 3, dan 9 detik. Hasil menunjukkan perubahan tekanan yang tinggi dan durasi transien yang lama untuk pipa API 5L X52. Untuk RTP, perubahan tekanan dan durasi transien tergantung pada rasio reinforcement-nya. Untuk RTP dengan rasio reinforcement 11,84%, menghasilkan perubahan tekanan yang lebih tinggi daripada API 5L X52 karena dimensi yang berbeda, tetapi tetap memiliki durasi transien yang lebih cepat. Untuk dua variasi rasio lainnya, 2,96% dan 5,92%, secara signifikan perubaha tekanan yang terjadi lebih rendah dan durasi transien juga yang lebih cepat. Semua variasi parameter operasi menunjukkan pengaruh yang signifikan pada semua jenis pipa dan sesuai dengan teori dasar. Untuk kebutuhan keamanan, semua jenis pipa masih aman digunakan karena tidak ada perubahan tekanan yang melebihi set point PSH.

Leaking is one of the major problems that isoften to occur in pipeline systems, whether it is for carrying a multi-phase or a single-phase liquid. In 2015 and 2017, one of Indonesias major oil and gas industry has suffered a leaking problem on all three waterflood pipeline systems in one of their offshore sites. To overcome this problem, they are planning to execute one of their projects, PRRP (Pipeline Repair and Replacement Project). This certain project needs several preliminary studies to be executed, and one of the studies is about the water hammer phenomenon. This research proposes a study on the effect of water hammer phenomenonon two kinds of pipe, rigid and flexible. In total, four pipes are used, API 5L X52 for rigid pipe, and three varietiesof RTP for the flexible pipe. The methodology uses a dynamic multi-phase flow software, OLGA v.2017.2.0, to obtain the transient pressure profile of the water hammer phenomenon. Main variables of this research are the Youngs modulus of elasticity and operating parameters. The Youngs modulus is variated based on the material composition of each pipe. The operating parameters variedare the volumetric flow rate with each value of 10.000, 15.000, and 20.000 STB/dan the valve closure time with each value of1, 3, and 9 seconds. The results show high pressure change and long transient duration for API 5L X52 pipe. For RTP, pressure change and transient duration depend on the reinforcement ratio. For RTP with 11,84% reinforcement ratio, higher pressure change occurs than API 5L X52 because of the dimension differences, but still faster transient duration. For the other two ratio number, 2,96% and 5,92%, significantly lower pressure changes and faster transient duration occur. All the results from operating parameters variations show a significant effect on all pipes and correspondto the basic theory. For safety requirements, all kinds of pipe are still safe to use because theres no pressure change that exceeds the PSH set point."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>