Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Surakarta: AksarraSinergi Media, 2015
577.687 KEH
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siswanto
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2016
930.1 SIS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya , 2019
900 HAN 2:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gurning, Edy Halomoan
"ABSTRAK
Lahan gambut di Kabupaten Nagan Raya telah beralih fungsi dari Hutan Rawa Gambut Tripa menjadi perkebunan kelapa sawit. Kondisi lahan semakin terdegradasi menuju kerusakan saat pengelolaan dan pemanfaatan tidak dilaksanakan dengan baik. Perlu upaya perbaikan lahan gambut, salah satunya dengan revegetasi. Untuk mencapai upaya tersebut harus diketahui terlebih dahulu model revegetasi yang tepat, komponen revegetasi yang dibutuhkan, dan nilai ekonomi pelaksanaan upaya revegetasi. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode campuran (mixed methods). Teori hutan berkelanjutan akan digunakan untuk dampak dari upaya revegetasi. Hasil yang didapat adalah model revegetasi berupa agroforestri dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan upaya revegetasi lahan gambut sebesar Rp. 225,25 miliar dan biaya tertinggi adlah sebesar Rp. 275,29 miliar. Proyeksi selama 10 (sepuluh) tahun setelah penanaman, upaya revegetasi berdampak terhadap aspek lingkungan yang mencakup pada ketersediaan cadangan karbon, penyerapan karbon, penghasil oksigen, dan ketersediaan air. Dampak terhadap aspek ekonomi,berupa nilai cadangan karbon, produk hutan non-kayu, penghasil oksigen, ketersediaan air, nilai atas dasar penggunaan, nilai kayu, penyerap karbon, nilai pencegah banjir, dan nilai keanekaragam hayati. Dampak terhadap aspek sosial berupa penyerapan tenaga kerja dan sebanyak 1400 orang akan menerima pendidikan dan pelatihan guna peningkatan pengetahuan dan keterampilan terhadap upaya revegetasi.

ABSTRACT
The function of peatland in Nagan Raya District has been changed as the Tripa Peatland Forest has been changed to a palm oil plantation. The land condition has been degraded as its management and utilization has not been well implemented. One type of the peatland restoration is revegetation. To be able to apply a proper revegetation process, an appropriate revegetation model should be developed to calculate the implementation cost. This study used a qualitative approach with mixed methods. Theory on sustainable forestry is used to measure the impact of revegetation effort. The result of this study shows that appropriate revegetation model for study area is agroforestry model and the lowest cost needed for revegetation process in the peatland is Rp225,25 billion and the highest cost is Rp275,29 billion. The ten-year projection after revegetation process shows that this revegetation process has certain impacts on environmental aspects, which are: carbon storage, carbon absorption, carbon producer, and water supply. Impacts on economic aspect are: value of carbon storage, non-timber products of the forest, oxygen producer, water supply, value on basic utilization, value of timber, carbon absorption, the value of flood mitigation, and the value of biodiversity. Impacts on social aspect are: employment opportunity and a total of 1400 people will be trained improving their knowledge and skill on revegetation process."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Eko Hascaryanto
"ABSTRAK
Untuk mendukung pencapaian swasembada pangan khususnya beras, maka pemerintah mengeluarkan Keputusan Presiden R. l Nomor 82 tanggal 26 Desember 1995, yang menetapkan adanya perubahan , pengembangan dan pemanfaatan lahan gambut di Propinsi Kalimantan Tengah seluas satu juta hektar. Kegiatan Pengembangan Lahan Gambut tersebut dikaitkan dengan program penyiapan dan penempatan transmigran dengan pola tanaman pangan.
Pengembangan kawasan ini tentunya akan mempunyai implikasi pada program penyiapan lahan usaha transmigrasi yang intensif, sehingga memerlukan pengadaan traktor tangan sebagai sarana produksi pengoiah tanah dalam usaha tani transmigran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah dan kebutuhan traktor tangan yang sesuai untuk pengalahan lahan gambut, dan menganalisis peluang pasar produk traktor tangan pada Kawasan Pengembangan Lahan Gambut (PLC) satu juta hektar. Dari hasil analisis dan pembahasan diketahui, bahwa prakiraan daya tampung lahan di kawasan Pengembangan Lahan Gambut (PLG) yang sesuai untuk pengembangan pertanian adalah 586.700 Ha, yang dapat diperuntukan menampung ± 200.000 KK. Jumlah kebutuhan traktor tangan yang diperlukan untuk pengolahan lahan yaitu 35.000 unit apabila menggunakan traktor tangan jenis "A" atau 73.000 unit apabila menggunakan traktor tangan jenis "B", sehingga peluang pasar produk traktor tangan di Kawasan tersebut cukup potensial.
Peluang pasar produk traktor tangan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kontinuitas pelaksanaan program tahunan penempatan transmigran, kondisi fisik lahan dan budaya usaha tani dalam pengolahan lahan, pengembangan jaringan distribusi, partisipasi perusahaan dalam pembinaan dan penyuluhan transmigran serta kebijaksanaan pemerintah dalam menetapkan subsidi paket pembinaan usaha tani transmigran.
Untuk memasuki pasar bisnis traktor tangan perusahaan/pengusaha disarankan melaksanakan strategi bersaing yang meliputi : strategi cost leadership biaya dengan kapasitas skala ekonomi yang besar, serta strategi pemasaran yang difokuskan pada jaringan distribusi sampai tingkat unit pemukiman transmigrasi serta dukungan layanan purna jual yang meliputi penyediaan suku cadang , layanan pemeliharaan dan perbaikan dengan bengkel keliling, serta monitoring penggunaan alat/mesin selama musim tanam. Selain itu juga mengupayakan diferensiasi produk peralatan tambahan pada traktor tangan yang sesuai untuk lahan gambut dan diperlukan pendidikan marketing bagi transmigran mengenai product knowledge traktor tangan di Unit Pemukiman Transmigrasi."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembangunan pertanian terdiri dari serangkaian upaya untuk meningkatkan pendapatan
petani, yang pada gilirannya, akan mendorong pertumbuhan ekonomi regional. Di Kalimantan
Barat, lahan gambut dipilih sebagai alternatif untuk mencapai tujuan tersebut. Kajian ini
berupaya mengevaluasi kinerja petani jagung di lahan gambut. Berlokasi di Kampung
Limbung, Pontianak, riset ini didasarkan pada survei kuantitatif menggunakan prosedur
statistik korelasional. Penelitian ini menghasilkan sejumlah kesimpulan, yaitu: (1) kinerja petani masih tergolong rendah, (2) faktor-faktor yang berkaitan dengan kinerja adalah level kompetensi, dukungan produksi, dan intensitas interaksi petani dengan tim fasilitator"
300 MIMBAR 27:1(2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
L. Budi Triadi
"ABSTRAK
Pembukaan lahan gambut yang didahului dengan pembuatan saluran‐saluran (drainase) akan menyebabkan turunnya muka air tanah, hal ini akan memacu laju dekomposisi bahan organik dan pada akhirnya gambut menjadi rentan terbakar dan teremisi. Oleh karena itu pengetahuan laju emisi carbon sangat penting untuk perencanaan sistem drainase, dalam rangka memelihara kelestarian gambut. Metode ilmiah yang digunakan meliputi: perhitungan sebaran ketebalan/kedalaman gambut, volume gambut kering, volume gambut teroksidasi, berat C gambut kering dan CO2 equivalent. Laju emisi karbon (C) dihitung berdasarkan emisi karbon (C) dan waktu subsiden. Selanjutnya laju emisi C (Mton CO2/tahun) dihitung berdasarkan 4 (empat) buah konsep pemodelan/skenario, yaitu: kondisi aktual/eksisting, perkebunan, bendung (canal blocking), bendung (canal blocking) dan dengan penghutanan kembali. Kegiatan ini dilakukan di Sei Ahas, Kapuas, Kalimantan Tengah dan Sungai Buluh, Tanjung Jabung Timur, Jambi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa perubahan tata guna lahan akan sangat berpengaruh terhadap perubahan elevasi muka air tanah gambut yang turut serta memacu peningkatan emisi C ke atmosfer."
Bandung: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2018
551 JSDA 14:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nuryanto Sasmito Slamet
"Shiplock merupakan salah satu pilihan paling baik untuk mengurangi emisi CO2 pada lahan gambut karena kemampuannya dalam mempertahankan elevasi muka air sungai namun bisa memenuhi kebutuhan masyarakat dalam memanfaatkan sungai sebagai jalur transportasi. Pemodelan numerik dilakukan untuk mengetahui efek suatu bangunan terhadap hidrodinamika sungai dan stabilitas rencana bangunan yang ada. Pemodelan tersebut dilakukan dengan skenario yang menggambarkan kondisi lapangan yang ada. Skenario pertama dilakukan untuk mengkalibrasi model numerik yang dikembangkan. Skenario optimum dilakukan dengan penambahan pelimpah samping berupa pipa berdiameter 12. Kesahihan suatu model dalam menirukan keadaan lapangan secara visual disajikan dengan penambahan nilai kuantitatif model numerik yang dikembangkan. Bangunan shiplock direncanakan pada tiga lokasi rencana di ruas sungai yang ditinjau. Nilai PBIAS dan RMSE model hasil pengembangan < 10% untuk lokasi 1 dan 2 serta 10% -15% di lokasi 3. Kenaikkan muka air akibat dari rencana bangunan shiplock dengan menambahkan pelimpah samping mencapai 1,135 m dilokasi 1, 1,39 dilokasi 2, dan 0,395 dilokasi 3. Simulasi stabilitas bangunan shiplock dilakukan dengan dua skenario, yaitu kombinasi cerucuk, pasir dan beton bertulanq, serta kombinasi cerucuk, timbunan tanah kerikil, combogrid. Skenario pertama mempunyai angka aman 2,9 dengan waktu konsolidasi 46,14 hari, sedangkan skenario kedua mempunyai angka am an 2,2 dengan waktu konsolidasi 35,48 hari."
Bandung: Kementrian Pekerjaan Umum, 2014
627 JTHID 5:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Setya Putra
"ABSTRAK
Peatland fires encourage the government to restore peat function as natural water storage. One of the measures taken is to build a circumference dike to hold water to reduce excessive drainage. However, there is no study yet of the planned average water level that has to be maintained from the construction of circumference dike. Therefore, the aim of this study is to calculate the average water level on peatlands inside the circumference dike. The methods used consist of hydrological analysis, spatial analysis, and water level analysis. The results of the analysis shows that the average water level in normal years tends to be above the surface, except in the second half of August to the first half of November. In the second half of September to the second half of October, the peat has the potential to be burned. In a dry season the water tends to fall decline to the drainage boundary of peatland which is at -1.5 m which occurs in the second half of March to December. In the second half of February until December peatland has potential to be burned. From this research, it can be concluded that the calculations using this method is similar with in-situ observation data and can be used to calculate the average water level of peat with the same conditions in other locations."
Bandung : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2019
627 JTHID 10:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aryanti Sukarmanto
"ABSTRAK
Penjernihan Air Sungai Lahan Gambut Menggunakan Karbon Aktif Gambut. Di daerah lahan gambut seperti Riau dan Kalimantan masyarakat menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari. Air sungai tersebut berwarna kuning kecoklatan karena terlarutnya senyawa humat dari gambut.
Pengolahan air secara klorinasi menyebabkan residu humat membentuk trihalometana yang bersifat karsinogenik. Dapat pula digunakan metode adsorpsi dengan karbon aktif, tetapi harganya mahal. Untuk itu diteliti kemungkinannya membuat karbon aktif dari gambut dan dicoba untuk mengadsorpsi warna air gambut. Pengaktifan karbon dilakukan dengan cara kimia menggunakan ZnClz dan cara fisika dengan pemanasan pada suhu 800 °C.
Hasil penelitian menunjukkan karbon aktif kimia (KAK) mempunyai daya adsorpsi lebih baik daripada karbon aktif fisik (KAF). Daya serap optimum karbon aktif di peroleh pada kondisi pH 5, waktu kontak 1,5-2 jam dengan dosis 20 gll, menghasilkan penurunan kadar warna sebesar 94,6%dari 709,46 TCU menjadi 38,01 TCU dan kadar organik sebagai bilangan KMnO4 sebesar 91,5%dari 152,5 mg/l menjadi 9,5 mg/l. Kondisi air demikian telah memenuhi baku mutu air bersih (PERMENKES No. 416/MENKES/PERAX/1990)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>