Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
H.J. Mukono
Surabaya: Airlangga University Press, 2011
363.739 2 MUK a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
H.J. Mukono
Surabaya: Airlangga University Press, 2014
363.739 HJM p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Harlina
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1998
TA3744
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tina Asmarawati
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
TA3451
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khresno Yuniharto
"ABSTRAK
Pencemaran udara yang diakibatkan oleh emisi gas buang kendaraan bermotor akan menurunkan kualitas udara. Keadaan ini terjadi di kota Jakarta dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor sehingga memperburuk kualitas udara. Karbon monoksida (CO) merupakan salah satu dari polutan beracun yang berasal dari emisi gas buang kendaraan bermotor di kota-kota besar. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah dampak negatif dari pencemaran udara tersebut adalah mengembangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Meskipun demikian, saat ini informasi data spasial tata ruang yang terpadu antar organisasi terkait dalam menentukan lokasi RTH belum tersedia. Tujuan penelitian ini adalah membuat suatu model simulasi dengan menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menentukan lokasi RTH berdasarkan aspek pencemaran udara dengan menggunakan parameter karbon monoksida (CO) di Provinsi DKI Jakarta. Hasil akhir dari penelitian ini adalah memberikan informasi spasial dalam bentuk peta yang informatif tentang RTH, serta terungkapnya daerah-daerah prioritas pengembangan RTH berdasarkan aspek pencemaran karbon monoksida (CO) di Provinsi DKI Jakarta."
2007
T39435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu bentuk kerjasama di bidang ekonomi antar negara
ASEAN adalah SIJORI yang dipromosikan sebagai growth triangle
atau segi tiga pertumbuhan yang terdiri dari Singapura,
Johor, dan Riau khususnya Batam.
Pemerintah Indonesia telah berusaha mengembangkan fungsi
pulau Batam guna menyambut realisasi konsep kerja sama
tersebut. Fungsi pulau Batam yang akan dikembangkan tersebut
adalah bonded warehouse atau kawasan berikat, kawasan
industri, transhipment point atau alih kapal, logistic
centre, serta kawasan pariwisata.
Perkembangan fungsi pulau Batam erat kaitannya dengan
peningkatan arus infmrmasi, arus medal, arus barang dan jasa,
arus manusla, serta arus teknmlagi yang menuntut' layanan
sarana transpmrtasi yang memadai. Sektur transpnrtasi
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
eknnnmi suatu wilayah.
Meningkatnya kebutuhan terhadap layanan sarana transportasi
tersebut meningkatkan pula jumlah ruas jalan dan jembatan
yang akan menyebabkan berkurangnya jumlah lahan hijau,
sehingga kapasitas kerja alami paru-paru kata menurun.
Peningkatan jumlah kendaraan bermotor akan meningkatkan pula
konsumsi BBM yang berkaitan erat dengan peningkatan emisi gas
dan partikel. Pada saatnya nanti, daya dukung lingkungan
akan terlampaui sehingga pada akhirnya menyebabkan
pencemaran udara.
Pencemaran udara yang terjadi dapat menimbulkan dampak
fisiologis, estetika, dan psikologis. Kondisi-kondisi
lingkungan yang obyektif, dalam hal ini pencemaran udara
akibat kendaraan bermotor akan dipersepsi oleh individu,
sehingga individu akan bertingkah laku tertentu terhadap
kondisi lingkungan yang obyektif tersebut. Bila pencemaran
udara dirasakan sebagai stimulasi yang berlebihan, maka akan
menimbulkan satu atau beberapa keadaan psikologis seperti
perasaan tidak menyenangkan, agresivitas, penurunan
aktivitas, penurunan sensitifitas, dan stress.
Penelitian ini melihat persepsi masyarakat pulau Batam
terhadap pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan
bermotor. Informasi tersebut sangat perlu untuk diketahui
karena pada dasarnya upaya penanggulangan pencemaran udara
sangat ditentukan oleh masyarakat itu sendiri selaku agen
perusak lingkungan."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S2423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nevy Rinda Nugraini
"Dampak penting dari semburan Lumpur panas adalah pencemaran lingkungan salah satunya adalah kenaikan intensitas bau. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui konsentrasi H2S, persepsi masyarakat tentang gangguan kesehatan dari H2S, menghitung perkiraan risiko dan pencegahannya. Variabel penelitian adalah konsentrasi H2S, persepsi tentang gangguan kesehatan (iritasi mata, sakit kepala, dizzines, hyperpnoea, apnoea, asphyxia).
Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran langsung dan kuesioner. Pemilihan lokasi adalah purposive dan responden dengan simple random. Hasil dan pembahasan dari penelitian ini adalah konsentrasi H2S diatas bakumutu Kep-50/MENLH/11/1996. Uji Pearson Chi Square adalah Ҳ<0,05 antara konsentrasi H2S dengan iritasi mata, sakit kepala, dizzines dan hyperpnoea (Ҳ<0,05). Pajanan risiko tinggi sebesar 0?0,91 mgkg-1hari-1 (HQ 0- 1825,3) dan risiko rendah 0-0,0011 mgkg-1hari-1 (HQ 0-3,29). Pencegahan risiko dengan meningkatkan kondisi, nutrisi dan penggunaan APD.
Kesimpulan dan saran penelitian ini rata-rata konsentrasi H2S di atas 0,2 ppm. Karakterisasi risiko pajanan sebagaian besar adalah diatas dosis harian yang aman, untuk itu disarankan meningkatkan kondisi dan tidak sering kontak langsung pada sumber.

The major impacts of the Torrent of Hot Mud which happened in May 2006 in Sidoarjo are the changes in environment, social and economy. Another impact which has been identified is the increase of odor intensity which is suspected to be originated from an air pollutan H2S. A smelling disorder happened in which the intensity of odor is predicted to have caused the air pollution in areas surrounding the spewing of hot mud in Sidoarjo.
Based on the result of the test conducted by Ministry of Environmental (KLH), it is discovered there are a number pollutants the concentration which are above the standard quality of odor and H2S is one of them. H2S gas is a colorless gas with a strong odor similar to the smell of a rotten egg. A high concentration of H2S can react with tears and sweat resulting sulfuric acid and bring about impacts such as eyes and skin irritation. In addition, exposure to H2S with the concentration 0f 0,025?25 ppm in human requires human to use breathing aid. Problem this research is there isn?t environmental pollution for study of health risk mon environment.
Based on evaluation result of the acquired data, the topics of the destination in this research are 1) to find out about the concentration of H2S in the affected areas and to find out about the difference of H2S concentration in the areas with a high risk and the areas with a low risk, 2) to find out about perception of community about odor intensity 3) to find out about perception of community about health problems or not and whether there is a difference between concentration of H2S with the distribution 6 health problems and the duration of stay, age, education, income and job, 4) to calculation about the level of exposure from the pollutan indicator H2S, 5) to calculation about the level characterization of risk from the pollutan indicator H2S,6) to choice about alternative prevention and control. The variables of this research are H2S, distance from the center of torrent of the mud to the points of sampling location, the data on the 6 health problems (eyes irritation, headache, dizziness, asphyxia, apnea and hyperpnoea) which the community suffer and the data consisting of duration of stay, age, sex, education, job and income.
The data collection is conducted by direct measurement, and interview with a xii questionnaire. The calculation of exposure and risk characterization (hazard quotient (HQ)) is to determine the exposure level of the pollutan H2S. The selection of location for the research is based on the areas affected by purposive sampling. The size of sample is determined by the size of the population and 10% of trust level, and the selection of respondents is based on the simple random.
The data analysis is conducted to find out about the significant difference on the fourth problems. Result for this research is concentration of H2S in that location is above the standard quality as established by the decree of Kep-50/MENLH/11/1996 especially for Siring District, perception of community about health problems gotten there is different significant between concentration of H2S with eye irritation, headache, dizziness and hyperpnoea (Ҳ<0,05). Pollution of H2S not influence with losing of job, education and income. Risk assessment with a high risk had intake 0-0,91 mgkg-1day-1(HQ=0-1825,3) and area with a low risk had intake 0,0011 mgkg-1day-1. Average HQ score above from reference concentration. To control effort with wear self protection equipment, masks, glasses and avoiding frequent, direct contacts with the source.
Conclusion from this research are 1) The result of the analysis in the location with a low risk shows that the concentration of H2S in that location is above the standard quality as established by the decree of Kep-50/MENLH/11/1996, 2) perception of community in high risk area about smell of odor is seldom (57%) smell (57%) and in the low risk area is often (63%) strong of smell (76%), 3) Pearson Chi square test show there is significant difference in concentration of H2S with 4 health problems are eye irritation, headache, dizziness and hyperpnoea (Ҳ<0,05), 4) The calculation of the exposure score in the area with the highest risk is 0-0,91 mgkg- 1day-1 and in an area with a low risk it is 0, 0011 mgkg-1day-1, 5) the HQ score in a high risk is 0-1825,3 and in a low risk it is 0-3,29. In a high risk environment, it shows that the HQ score is much bigger than the HQ score in a low risk environment, 6) HQ score > 1 shows that there is a risk of health problems in the affected community. For the reason, it is necessary to carry out the alternative control effort both in areas with a high risk and in areas with a low risk with to wear self protection equipment, masks, glasses and avoiding frequent, direct contacts with the source and decides desease vector are to correct environment , quality of drinking and to correct immune of host. From the result and the discussion, the recommendation is: Regulatory of H2S had intake above reference concentration, avoid recommending re-investigate and necessary to integrated study of environment risk assessment."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T24962
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Erni Suryani
"Perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia cukup pesat baik dari sektor kependudukan, transportasi, maupun industri. Tingkat ketergantungan masyarakat perkotaan khususnya pada sarana transportasi yang menggunakan bahan bakar fosil pun cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa kira-kira sebesar 70% penurunan kualitas udara ambien di DKI Jakarta dipengaruhi aktivitas transportasi.Menurunnya kualitas udara selanjutnya dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka permasalahan dalam penelitian ini adalah' 1) Apakah terdapat korelasi antara besar kepadatan arus lalulintas dengan besarnya konsentrasi beberapa parameter udara ambien (CO, NOx, dan PM10) yang juga berasal dari emisi kendaraan bermotor, selama tahun 2002, dalam hal ini dianggap sebagai agen (agent)? 2) Apakah perubahan besar konsentrasi CO, NOx, dan PM10 pada udara ambien di lima wilayah di DKI Jakarta mempunyai pengaruh terhadap peningkatan jumlah penderita beberapa penyakit saluran pernapasan selama periode tahun 2002, dalam hal ini dianggap sebagai pejamu (host)?
Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apakah terdapat korelasi serta bagaimana pola korelasi antara kepadatan arus lalulintas dengan perubahan besarnya konsentrasi beberapa parameter udara ambien di lima wilayah penelitian di DKI Jakarta selama periode tahun 2002 (agent). 2) Untuk mengetahui besar serta pola korelasi antara perubahan konsentrasi CO, NOx, dan PM10 yang terdapat di udara ambien di lima wilayah penelitian di DKI Jakarta dengan peningkatan jumlah penderita beberapa penyakit saluran pernapasan selama periode tahun 2002 (host).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah, 1) Terdapat korelasi positif dan signifikan antara kepadatan kendaraan bermotor di beberapa ruas jalan di lima wilayah penelitian di DKI Jakarta dengan besarnya konsentrasi beberapa parameter udara ambien (CO, NOx, dan PMI0) yang diakibatkan oleh emisi kendaraan bermotor (agent), 2) Terdapat korelasi positif dan signifikan antara besarnya konsentrasi beberapa parameter udara ambien (CO, NOx, dan PM10) di DKI Jakarta yang diakibatkan oleh emisi kendaraan bermotor dengan banyaknya penderita beberapa penyakit saluran pernafasan di DKI Jakarta (host).
Analisis data dilakukan untuk membuktikan hipotesis yaitu analisis korelasi product-moment Pearson untuk membuktikan kedua hipotesis tersebut. Hasil analisis memperlihatkan bahwa:
Besarnya curah hujan yang terjadi sangat besar pengaruhnya terhadap besar konsentrasi polutan udara (PM10, CO, dan NOx), sehingga mempengaruhi pola korelasi antara kepadatan arus lalulintas dengan konsentrasi ketiga polutan udara, yang pada musim hujan rata-rata memiliki pola berlawanan arah. Sedangkan pada musim kemarau hasil korelasi antara kepadatan arus lalulintas dengan kedua polutan udara (PM10 dan CO) sebagian besar menunjukkan pola searah.
Baik pada musim hujan maupun kemarau korelasi antara konsentrasi polutan dengan jumlah penderita beberapa penyakit saluran pernapasan rata-rata memiliki pola searah. Maksudnya, bila konsentrasi polutan meningkat maka jumlah penderita beberapa penyakit saluran pernapasan meningkat pula. Lain halnya dengan pola korelasi antara besar konsentrasi CO dengan penderita beberapa penyakit pada saluran pemapasan pada musim kemarau, dimana rata-rata cenderung memiliki pola berlawanan arah.
Gejala di atas menunjukkan bahwa rata-rata pada musim kemarau di seluruh wilayah penelitian di DKI Jakarta untuk kedua faktor tersebut menunjukkan pola yang sama. Maksudnya adalah semakin meningkatnya nilai agent maka semakin rentan pula tingkat kesehatan masyarakat (host) di wilayah penelitian ataupun sebaliknya. Sementara rata-rata pada musim hujan hubungan antara agent dan host menunjukkan pola yang tidak sama/berlawanan. Hal ini menunjukkan bila konsentrasi polutan meningkat maka jumlah penderita beberapa penyakit saluran pernapasan menurun.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan:
Fenomena polusi udara yang terkait dengan kesehatan masyarakat dapat dijadikan satu pertimbangan bagi Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta maupun para perencana tata ruang propinsi DKI Jakarta dalam menata kembali ruang kota Jakarta serta kebijakan yang berkaitan dengan aktivitas transportasi perkotaan, seperti:
- penyediaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan,
- membatasi umur kendaraan,
- memperbaiki pelayanan transportasi umum agar penumpang lebih merasa amen dan nyaman.
Dalam pengaturan tata ruang kota ini perlu dipertimbangkan penyebaran faktor kegiatan, faktor kondisi udara yang bertambah buruk jika kepadatan arus lalulintas tidak mendapatkan solusi yang lebih baik. Hendaknya hasil dari pemantauan secara berkala yang telah dilakukan oleh masing-masing instansi bersangkutan dapat menjadi bahan evaluasi terpadu, yang bermakna bagi Pemerintah DKI Jakarta dalam merencanakan pembangunan yang lebih baik di masa mendatang.
Daftar Kepustakaan: 32 (1976-2004)"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
B.Y. Eko Budi Jumpeno
"ABSTRACT
PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DI WILAYAH DKI JAKARTA. Jakarta
adalah kota metropolitan seluas 650 km2 dengan penduduk 9.341.000 jiwa pada tahun 1996. Jumlah penduduk sebesar itu dengan mobilitas tinggi memiliki potensi untuk menimbulkan pencemaran udara. Hasil penelitian BAPEDAL dan LPM-ITB pada tahun 1992 menunjukkan bahwa sektor transportasi di DKI Jakarta memberikan sumbangan terbesar yaitu 67,1 % diikuti sektor industri sebesar 18.9 % untuk parameter pencemar berupa CO, SOx, NOX partikular, dan HC. Penelitian lainnya memberikan indikasi bahwa pertambahan kendaraan di Wilayah DKI Jakarta ialah 11.79 %. sedangkan penambahan panjang jalan hanya 2.5 %. Hal ini memberikan gambaran bahwa pencemaran udara terkait dengan sektor transportasi dan industri. Pemerintah DKI Jakarta melalui Biro Bina Lingkungan Hidup dan Kantor Pengkajian Perkotaan dan Lingkungan (sekarang BAPEDALDA) DKI Jakarta telah melaksanakan beberapa program yang terkait pengendalian pencemaran udara; misalnya Program Udara Bersih (PRODASIH). Kegiatan ini merupakan pelaksanaan amanat dalam UUD 1945, GBHN (1998-2003), REPELITA VI dan UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sebagai peraturan pelaksanaan, Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (sekarang Menteri Negara Lingkungan Hidup) dan Gubernur Kepala DKI Jakarta telah mengeluarkan beberapa surat keputusan yang mengatur pengendalian pencemaran udara. Pencemaran udara perlu dikendalikan karena udara yang tercemar menimbulkan dampak kesehatan seperti gangguan saluran pernafasan, gangguan metabotisme, gangguan pertumbuhan dan perkembangan sampai kepada kematian. Dampak pencemaran yang bersifat gtobal ialah timbulnya efek rumah kaca dan penipisan lapisan Ozon. Program pengendalian pencemaran udara yang sudah dicanangkan oleh Pemerintah Daerah sering mengalami kendala dalam pelaksanaannya. Kendala tersebut ialah tidak/belum adanya peraturan perundang-undangan yang mampu menampung permasalahan yang berkaitan dengan kebijakan pengendalian pencemaran udara, keterbatasan sarana dan sumber daya manusia, benturan kepentingan penanggung jawab kegiatan yang memiliki potensi mencemari udara dengan institusi pengendalian pencemaran udara (lingkungan) adanya pertimbangan ekonomi dan teknologi, belum adanya kesamaan persepsi di antara pihak-pihak yang terkait dengan penegakan hukum/peraturan di bidang pencemaran udara (lingkungan) serta masih lemahnya kelembagaan yang berkaitan dengan pengelolaan kualitas udara. Dengan melihat kendala-kendala tersebut maka diperlukan keterpaduan kegiatan di semua institusi di bawah Pemerintah DKI Jakarta dan masyarakat. penyamaan persepsi di antara pihak-pihak yang terkait dengan pecemaran udara. pengembangan kelembagaan di bidang pengelolaan lingkungan hidup . peningkatan kualitas sumber daya manusia para personil BAPEDAL Daerah (opeasional sekarang masih dilaksanakan oleh Biro BLH dan KPPL), mengusahakan ketersediaan dana dan pengenalan teknologi yang mampu menurunkan pencemaran udara santa dibarengi dengan penerapan kepastian dan penegakan hukum. Dengan upaya itu diharapkan setiap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Pemerintah DKI Jakarta dapat dilaksanakan secara efektif di lapangan.

"
vii, 84 pages : illustration ; 28 cm + appendix, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>