Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anton Hermawan
"ABSTRAK
Peningkatan kesejahteraan karyawan tidak cukup hanya pada saat karyawan masih aktif bekerja di perusahaan tetapi juga perlu adanya jaminan kesejahteraan di hari tuanya berupa pensiun yang diberikan oleh perusahaan. Dana pensiun selain hams bisa mengamankan kekayaan yang dikelolanya, juga harus mengupayakan agar dana tersebut dapat memberikan hasil yang optimal tanpa meninggalkan prinsip kehati-hatian.
Pada awal talmn 2002, Dana Pensiun PT. BCA, Tbk (DPBCA) mengelola dana sebesar Rp 295 milyar yang ditempatkan pada portofolio investasi yang hanya ditempatkan di Deposito Berjangka, Obligasi dan Bangtman. (pada semester ke dua tahun 2002, ditambah dengan investasi dalam saham). Penelitian ini dibuat untuk mencoba altematif portofolio investasi lain di pasar modal tennasuk reksadana yang memberikan tingkat hasil yang lebih besar dan resiko yang lebih kecil daripada portofolio DPBCA saat ini.
Pada karya akhir ini dibuat penelitian terhadap portofolio investasi simulasi di pasar modal dengan menggunakan teori portofolio investasi Single Index Model. Secara garis besar penelitian ini akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1 . Menghitung tingkat keunttmgan dan resiko dari saham dan reksadana yang ada di pasar untuk mencari portofolio yang merupakan altematif dari investasi DPBCA sekarang ini. Data yang dipergunakan adalah data semester 1 tahun 2002.
2. Membuat 4 buah portofolio dari saham a tau reksadana berdasarkan urutan return atau risk adjusted return terbaik dari saham atau rebadana tersebut.
3. Membuat suatu rancangan proporsi masing-masing jenis investasi dengan mengubah..
ubah bobotnya.
4. Mengevaluasi portofolio dari hasil rancangan proporsi investasi untuk mendapatkan altematif portofolio investasi yang optimal dengan kriteria Sharpe measurement yang terbesar.
5. Menghitung hasil return porto folio simulasi menggunakan data semester II tahun 2002.
6. Mernbandingkannya dengan hasil investasi DPBCAyang terjadi di tahun 2002.
Portofolio investasi simulasi yang didapat adalah portofolio yang terdiri atas reksadana pendapatan tetap yang merupakan 10 reksadana dengan return terbaik.
Kesimpulan, dari portofolio investasi DPBCA didapat return sebesar 7.28 % per 6 bulan dan angka pengukuran Sharpe sebesar 0.18. Sedangkan dari portofolio investasi simulasi dengan hasil rancangan yang optimal , yaitu 10 reksadana dengan return terbaik semester I tahun 2002, didapatkan return simulasi sebesar 6.63 % per 6 bulan dan angka pengukuran Sharpe sebesar 0.06. Hasil tersebut menunjukkan bahwa investasi DPBCA selama ini sudah dikelola dengan baik, karena memberikan tingkat return yang cukup baik, lebih tinggi cari portofolio simulasi investasi yang dibentuk dari reksadana.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamaludin
"Dana Pensiun LIA adalah lembaga yang menjamin para Pensiunan untuk dengan mendapatkan manfaat pensiun dengan dana yang telah dipupuk sejak calon Pensiunan masih aktif bekerja. Agar dana yang dipupuk terus berkembang baik dan terjamin, pengurus Dana Pensiun LIA menginvestasikan dananya dengan mempertimbangkan risiko dan hasil yang optimal.
Sejalan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan perekonomian di Indonesia yang fluktuatif Dana Pensiun LIA Iebih teliti untuk memilih aset-aset financial yang menguntungkan dengan risiko rendah. Pertimbangan atas kondisi perekonomian pada masa lalu, saat ini, dan perkiraan masa yang akan datang, menjadi titik tolak untuk menganalisa investasi portofolio.
Tujuan investasi Dana Pensiun yang optimal adalah memaksimumkan hasil pengembangan kekayaan Dana Pensiun dengan memperhatikan aspek keamanan, tingkat likuiditas, serta risiko dari setiap jenis investasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa kondisi portofolio investasi Dana Pensiun LIA.
Investasi portofolio, mencerminkan suatu keadaan dimana Dana Pensiun LIA yang memiliki realisasi portofolio investasi dengan tingkat keuntungan yang diharapkan mendekati rencana investasi yang dibuat dari seluruh kombinasi aset-aset yang ada serta mempunyai nilai deviasi standar bernilai positif terbesar. Hal ini berarti Dana Pensiun LIA menanggung risiko terbesar dari komposisi portofolio investasi yang ditanamkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi portofolio Dana Pensiun LIA adalah tingkat suku bunga deposito berjangka maupun obligasi, pemilihan reksadana yang memiliki nilai aktiva bersih yang relatif meningkat, dan kombinasi investasi portofolio yang tepat.
Hasil penelitian ini menyimpulkan, sesuai dengan daftar rancangan investasi portofolio pada Dana Pensiun LIA bahwa realisasi investasi portofolio Dana Pensiur, LIA belum optimal, berdasarkan nilai kovarian terkecil yaitu (0,120) maka investasi portofolio rancangan Vlll dengan kombinasi investasi tersebut adalah merupakan kombinasi investasi portofolio yang optimal."
Depok: fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Subroto
Jakarta: Dahara Prize, 1997
331.252 4 THO t (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Jidin
"ABSTRAK
Seiring dengan berlakunya Undang-undang nomor 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun,
ada tuntutan profesionalisasi dalam pengelolaan kekayaannya. Hal ini merupakan
tantangan bagi Dana pensiun untuk selalu meningkatkan kemampuannya dalam
perencanaan serta dalam implementasi dari perencanaan investasi tersebut.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) menyelenggarakan Program Pensiun
luran Pasti (PPIP) dengan pilihan dan resiko investasi ada pada peserta. Namun demikian
penyelenggara DPLK ini tentunya mempunyai tanggung jawab untuk memberikan
pilihan-pilihan portofolio investasi yang optimal bagi berbagai jenis tingkat toleransi
resiko dari para peserta.
Penentuan kumpulan portofolio investasi yang efisien dikaji melalui pendekatan
Markowitz. Dengan pendekatan Markowitz portofolio-portofolio yang efisien adalah
portofolio-portofolio yang menjanjikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan portofolio-portofolio
lain yang memiliki kandungan risiko yang sama. Atau portofolio-portofolio
investasi yang mengandung konskuensi risiko yang lebih rendah dibandingkan
portofolio-portofolio yang lain dengan imbal hasil harapan yang sama
Dalam kajian ini aplikasi metode tersebut dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Menaksir imbal hasil dan resiko investasi dari berbagai jenis aset beresiko yang
akan direncanakan masuk dalam portofolio.
Menentukan satu jenis aset bebas resiko dengan imbal hasilnya. (Pada tulisan ini
deposito dianggap sebagai aset bebas resiko, namun melihat perkembangan
instrumen investasi pilihan tersebut bisa saja berubah)
Proses estimasi variansi dan covariansi dari kandidat-kandidat portofolio, dengan
memaksimumkan problema
Untuk mendapatkan kumpulan portofolio yang efisien (memaksimumkan
problema studi ini menggunakan teknik optimasi
pemrograman kuadratik. Penghitungan komposisi investasi pada masing-masing
aset dengan pemrograman kuadratik dijalankan dengan bantuan subprogram
SOLVER pada perangkat lunak EXCEL.
Penghitungan portofolio yang optimal dilakukan untuk berbagai tingkat toleransi
risiko investor. Tingkat toleransi risiko investor di urutkan dari nol dengan
interval tambahan sebesar 0,25. Penentuan nilai toleransi risiko dibuat secara
arbitrer sekedar untuk mewakili sikap kelompok investor tertentu terhadap
perimbangan imbal hasil dan risiko
Dengan sejumlah x tingkat toleransi resiko, maka akan terbentuk sejumlah x
portofolio yang optimal yang mengandung : lmbal hasil harapan, deviasi (resiko),
jenis dan bobot aset yang membentuk portofolio.
Hasil tersebut dapat dibuatkan sebagai pedoman dalam memberikan pilihan portofolio
investasi bagi peserta DPLK. Namun masih ada masalah yang tertinggal dan perlu untuk
kajian selanjutnya, yaitu mengukur tingkat toleransi dari peserta.
Dari pilihan investasi yang disajikan oleh DPLK Bank BNI pada saat ini, yang
merupakan kombinasi antara aset bebas resiko dalam hal ini deposito dan aset beresiko
dalam hal ini obligasi, terdapat kesan bahwa konsep itu dilatarbelakangi oleh Metode
Markowitz. Hanya saja metode tersebut belum dilakukan sebagaimana mestinya, seperti
pemilihan jenis obligasi dan proporsinya tidak mempunyai patokan. Patut diduga hal itu
disebabkan usia DPLK yang relatif mudah sehingga pada saat pendirian jelas Metode
Markowitz belum dapat dilakukan secara menyeluruh karena akumulasi dana masih
relatif kecil. Melihat jumlah peserta dan jumlah dana sampai dengan saat ini, bahwa
aplikasi Metode Markowitz secara menyeluruh seperti proses dalam tulisan ini sudah
memungkinkan. Sedangkan pilihan jenis aset investasi dapat disesuaikan dengan
perkembangan.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Elmi Imiarti
"Skripsi ini membahas penilaian kinerja dan optimalisasi portofolio investasi yang dimiliki oleh Dana Pensiun Perkebunan periode 2016-2019. Kinerja dihitung dari tingkat pengembalian berdasarkan pendapatan investasi yang dicatat pada laporan laba rugi, tidak termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi dari investasi yang dicatat menggunakan metode Available-For-Sale (AFS) dan Held-to-Maturity (HTM). Selanjutnya, evaluasi kinerja dilakukan dengan menggunakan Sharpe Ratio dan Jensen’s Measure serta model efficient frontier Markowitz untuk optimalisasi portofolio. Hasil penelitian menunjukkan portofolio Dana Pensiun Perkebunan dari 2016-2019 belum optimal walaupun telah mencapai target investasi yang dianggarkan. Oleh karena itu, Dana Pensiun Perkebunan dapat mempertimbangkan alternatif portofolio efficient frontier untuk mencapai hasil investasi yang optimal pada periode selanjutnya
This thesis discusses the performance assessment and optimization of the investment portfolio owned by the Dana Pensiun Perkebunan (DAPENBUN) for the period 2016- 2019. Performance is measured based on investment revenue as reported on Income Statement, excluding unrealized gains/losses from investments recorded using Available-For-Sale (AFS) and Held-to-Maturity (HTM) methods. Performance evaluation is carried out using Sharpe Ratio and Jensen's Measure and Markowitz's efficient frontier model for portfolio optimization. The results showed that Dana Pensiun Perkebunan’s portfolio from 2016-2019 was not optimal enough even though it had reached the budgeted investment target. Therefore, Dana Pensiun Perkebunan can consider the efficient frontier portfolio alternatives to achieve optimal investment returns in the next period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suheri
"Banyaknya lembaga keuangan yang sesuai dengan syariah telah memudahkan seorang muslim untuk menjalankan syariah, namun bagi yang memiliki dana pensiun yang dikelola oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) kekafahan belum bisa terwujud, karena belum ada yang mengelola portofolionya secara syariah. Adanya kekhawatiran bahwa hasilnya lebih jelek daripada hasil portofolio konvensional, menyebabkan belum ada yang memutuskan untuk mengalokasikan dana pensiun yang dikelola secara syariah saja. Melalui penelitian ini, dengan melakukan perbandingan antara hasil dan risiko pengelolaan portofolio investasi secara konvensional yang dilakukan oleh Dana Pensiun Pemberi Kerja XYZ dengan pengelolaan portofolio investasi secara syariah, diperoleh jawaban bahwa kekhawatiran tersebut tidak perlu ada, karena baik hasil maupun risiko di antara kedua portofolio tersebut tidak menunjukkan perbedaan yang significant, demikian pula jika yang diuji adalah kinerja kedua portofolio melalui penghitungan Sharpe Ratio, bahkan dari segi hasilnya secara absolut portofolio syariah lebih baik. Selain itu, portofolio investasi yang dijalankan secara syariah, sesuai dengan firman Allah, jika dibelanjakan di jalan Allah akan memberikan ganjaran atau berkah sebanyak 700 kali. Jika nilai falah yang dibandingkan, maka selain nilai ekonomi yang didapatkan diperoleh pula nilai berkah. Nilai Falah di portofolio syariah lebih baik daripada Nilai Falah portofolio konvensional. Hal ini menunjukkan bukti seperti yang difirmankan Allah pada surat Al-Baqarah ayat 261.
A growing Financial Institutions that comply with sharia principle make a moslem easy to implement sharia principle in their life. However, for moslem whose pension fund managed by Employer Pension Fund, the objective for kaffah in applying sharia principle still can not be achieved, since there are no Pension Fund Institution that manage their portfolio in fully comply with sharia principle. Worrying of less return from a sharia managed portfolio compared to a conventionally managed portfolio, Employer of Pension Fund Institution decided not to allocate big portion of the portfolio to be managed in a fully comply with sharia principle. This study will observe the return and risk of the portfolio which is conventionally managed and the one which is managed in a sharia way in XYZ Pension Fund. It was found that the concern should not be existed. Since the return and risks, have no significant differences. Similar finding is also found when sharpe ratio calculation is employed. Interestingly, in an absolute value the return of sharia managed portfolio gives a slightly better result than conventional one. In addition, sharia portfolio as in icluded in Al-Quran, Al-Baqarah 261, Allah says that if belonging is spent in Allah ways, Someone will get return or berkah 700 times of the spending amount. If Falah Value for both portfolio are compared, someone will not only get economic value but also berkah value. Therefore, the falah value of a sharia managed portfolio will give a far better result than the conventionally managed one."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T25497
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irdam Asmara
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2004
S23624
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renta Wachya
"Dewasa ini investor mempunyai beberapa alternatif untuk menginvestasikan dananya dalam instrumen investasi. Secara garis besar ada 2 jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut nempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti deposito, SBI dan surat berharga komersial. Namun investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan Reksa Dana.
Berdasarkan portofolio investasinya, Reksa Dana yang dipasarkan saat ini oleh Manajer Investasi ada 4 jenis yaitu Reksa Dana pendapatan tetap, Reksa Dana saham, Reksa Dana pasar uang dan Reksa Dana campuran. Dan keempat jenis Reksa Dana tersebut Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana dengan nilai pengelolaan terkecil, hal ini dikarenakan risiko yang terdapat pada Reksa Dana saham lebih besar dibandingkan dengan jenis Reksa Dana lainnya. Indikasi tersebut menandakan bahwa tipikal investor Indonesia lebih menyukai investasi dengan risiko seminimal mungkin bahkan kalau bisa tanpa risiko sama sekali. Tetapi dengan kondisi dimana tingkat suku bunga Setifikat Bank Indonesia (SBI) yang semakin tinggi dengan nilai diatas 10%, nilai pengelolaan Reksa Dana yang ada khususnya Reksa Dana pendapatan tetap semakin mengecil dikarenakan banyaknya yang melakukan redemption secara besar-besaran. Dengan melihat kondisi dimana Sertfikat Bank Indonesia (SBI) yang cenderung naik, apakah kemampuan Reksa Dana saham masih dapat memberikan return lebih tinggi bagi investor.
Berdasarkan data yang diperoleh dan Biro Pengelolaan Investasi dan Riset (PIR) Bapepam terdapat 16 Reksa Dana saham yang secara aktif diperdagangkan selama 5 tahun berturut-turut yaitu sejak Januari 2001 sampai dengan Desember 2005 dengan nilai average return bulanan positif. Dari ke 16 Reksa Dana saham tersebut akan dibentuk suatu portofolio yang optimal dengan menggunakan Metode Markowitz dimana pembentukan portofolio tersebut untuk mendapatkan return yang sesuai dengan risikonya.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa investor dapat melakukan investasi portofolio sepenuhnya yaitu 100% pada Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus. Dengan menginvestasikan 100% pada Scroder Dana Prestasi Plus maka akan mendapatkan tingkat return portofolio sebesar 42,33% dengan standard deviasi 23,19% serta indeks Reward to Variability Ratio sebesar 1,2953.
Selanjutnya penulis juga akan melakukan pengukuran kinerja Reksa Dana saham dengan menggunakan empat metode, keempat metode adalah metode Sharpe, Traynor, Jensen (Alpha) dan Appraisal Ratio. Setelah rasio keempat pengukuran ini didapat maka untuk pengukuran kinerja apakah buruk atau tidak, akan dibandingkan dengan benchmarknya yaitu kinerja pasarnya (menggunakan keempat pengukuran juga). Jika outperformed terhadap pasar berarti Reksa Dana tersebut baik sedangkan'sebaliknya jika underperformed berarti buruk.
Dari hasil penelitian terhadap pengukuran kinerja dengan metode Sharpe, terdapat 7 Reksa Dana saham yang kinerjanya berada di atas pasar. Ketujuh Reksa Dana tersebut adalah Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Makisma, Citereksadana Ekuitas, dan Bahana. Begitu juga untuk kinerja portfolio yang mempunyai kinerja jauh diatas pasar. Untuk kinerja portofolio memiliki kinerja yang terbaik dibandingkan dengan Reksa Dana saham jika berdiri sendiri-sendiri.

Currently, investors have some alternative for investing their fund within investment instrument. Globally, there are two types of investment instruments to be elected by investors those are both risky and risk-free assets. Risky assets means there is uncertainty investment return rate in the future such as stocks and obligation. Whereas, risk-free assets means there is certainty investment return rate in the future such as deposits, SBI and other commercial bonds. But investors may choose both of them simultaneously by investment instruments so called Mutual Fund.
Based on its investment portfolio, Mutual Fund having been marketed by Investment Manager is four types for Fixed Income, Equity, Money Market, and Balancing. From which Mutual Fund for Equity is the smallest one of management values, because its risk is larger than other varied Mutual Fund. Typically, such indication remark that Indonesia investor preferred investment with as minimal as possible investment risk or even without risk. But, as result of condition in which interest rate of Indonesia Bank Certificate (SBI) being increasingly high, i.e. more than 10%, value of Mutual Fund Management specially, for Fixed Income being decreasingly because so many investor had done redemption massively. By such condition in which SBI trend to rise, whether Mutual Fund may remain higher return for their investors.
Based on the data obtained from Bureau of Research and Investment Management (PIR) of Bapepam there are 16 Equity Fund had been dealt actively for five (5) years consecutively, from January 2001 through December 2005 with monthly average return is positive. From those 16 Equity Fund will be formed any optimal portfolio using Markowitz Method in which such portfolio establishment to get return suitable with its risk.
By research result had indicated that investors fully, they may invest to portfolio, i.e. 100% to Equity Fund of Schroder Dana Prestasi Plus. By investing 100% in it, then, investors will get portfolio rate of return is 42,33% with standard of deviation is 23,19% and index Reward to Variability Ratio of 1.2953
Hence, the author also will measure performance of Equity Fund using four methods those are Sharpe, Treynor, Jensen, and Appraisal Ratio. Then, upon obtaining those four measurement ratios, for measuring whether or not that performance is bad, it will be compared with its benchmark, i.e., its market performance (using those four measurements as well). If outperformed against market, it means such Equity Fund is good and conversely, it will be bad if it is underperformed.
From research results of performance by Jensen Method, there are 7 Equity Fund which if performance is above the market. Those are Schroder Dana Prestasi Plus, Si Dana Saham, Rencana Cerdas, Phinisi Dana Saham, Panin Dana Maksima, Citareksadana Ekuitas, and Bahana Dana Prima. As well as portfolio which have performance more above the market. For performance of portfolio which has the best one compared to Equity Fund if it is autonomy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagaol, Frans A.
"Perkembangan Reksa Dana dalam kurun waktu tiga tahun terakhir mendapat perhatian dari berbagai pihak seiring dengan pertumbuhannya yang sangat pesat dengan total dana kelolaan melebihi Rp. 110 triliun hingga akhir bulan Januari 2005 di Indonesia. Beberapa pemicu pertumbuhan Reksa Dana diantaranya adalah pembebasan pajak atas investasi pada Reksa Dana, penurunan bunga deposito, potensi pengembalian kembali dari produk Reksa Dana dan kemungkinan dicabutnya program penjaminan deposito oleh pemerintah.
Faktor pembebasan pajak terhadap pendapatan Reksa Dana lebih ditujukan untuk mendukung pertumbuhan Reksa Dana sebagai salah intrumen investasi dan pembelajaran kepada masyarakat agar menjadi investor yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan. Karena karakteristik masyarakat yang masih cenderung untuk menabung kurang dapat membantu pertumbuhan ekonomi, khususnya pertumbuhan sektor.
Perlakuan dispensasi pajak atas Reksa Dana sangat memberikan keuntungan yang cukup signifikan dari segi tingkat pengembalian, khususnya pada Reksa Dana Pendapatan Tetap.
Setelah beberapa tahun melihat pertumbuhan Reksa Dana di Indonesia, pemerintah berencana untuk mengenakan pajak terhadap Reksa Dana. Rencana pemerintah tersebut pun mendapat tanggapan dari beberapa pihak. Beberapa anggapan yang berkembangpun menjadi pusat perhatian sebagai pertimbangan untuk melihat seberapa besar potensial pajak yang dapat diperoleh dari pengenaan pajak atas Reksa Dana, seberapa besar pengenaan pajak tersebut dapat mempengaruhi perkembangan Reksa Dana.
Setelah melakukan penelitian menggunakan data-data yang tersedia dengan melihat perkembangan Reksa Dana dan asumsi-asumsi yang digunakan, rencana pemerintah untuk mengenakan pajak atas return Reksa Dana belum tentu mengganggu perkembangan Reksa Dana yang telah menjadi salah satu raksasa kecil di setor keuangan. Tetapi memang dalam mengenakan pajak atas Reksa Dana harus ditetapkan berdasarkan pergerakan pasar dengan mempertimbangkan tingkat return yang sesuai dengan risiko yang hadapi.
Penerimaan pajak atas Reksa Dana Pendapatan Tetap tidak terlalu signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap penerimaan pajak dari PPh pajak atas Bunga Depositol Tabungan, yaitu sebesar 10,97% setelah memperhitungkan kelebihan return yang diterima investor atas risiko investasi. Tetapi sebagai tahap pembelajaran masyarakan yang masih didominasi oleh penabung (deposan) untuk menjadi investor, rencana pengenaan pajak atas Reksa Dana tidak akan terlalu mengganggu pertumbuhan Reksa Dana ke depannya dengan terus mengedukasi masyarakat dalam memilih instrumen investasi yang ada."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Ferdina
"Dewasa ini, dunia perekonomian Indonesia sudah menawarkan beberapa altematif investasi. Secara garis besar ada 2 (dua) jenis instrumen investasi yang dapat dipilih oleh investor yaitu investasi berisiko (risky assets) dan investasi bebas risiko (risk free assets). Investasi pada risky assets berarti investasi tersebut mempunyai ketidakpastian dalam tingkat pengembalian di masa depan seperti pada saham dan obligasi. Sedangkan investasi pada risk free assets berarti investasi tersebut mempunyai kepastian tingkat pengembalian di masa depan seperti pada deposito, SBI, dan surat berharga komersial. Namun, investor juga dapat memilih risky dan risk free assets sekaligus melalui instrumen investasi yang disebut dengan reksa dana. Reksa dana yang dipasarkan saat ini ada 4 (empat) jenis yaitu reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran. Dari keempat jenis reksa dana tersebut, reksa dana saham merupakan reksa dana yang berisiko lebih tinggi dibanding jenis reksa dana lainnya karena dapat dianggap sebagai instrumen yang paling volatil sesuai dengan volatilitas saham sebagai instrumen utama dalam portofolio reksa dana saham tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Surabaya (BES), www.bes.co.id, terdapat 13 Reksa dana Saham yang secara berkesinambungan aktif diperdagangkan pada masa pengamatan yaitu Januari 1999- Desember 2003. Untuk mendapatkan return yang optimal, investor dapat berinvestasi pada Reksa dana Saham yang memiliki kinerja paling baik untuk periode investasi 3 tahun. Sebagai altematif, investor dapat melakukan diversifikasi dengan berinvestasi pada lebih dari satu Reksa dana Saham. Selain itu, investor dapat juga melakukan diversifikasi dengan melakukan strategi investasi yang berbeda, di antaranya adalah strategi Lump Sum (LS), di mana investor membeli instrumen investasi pada harga rendah dan menjual pada harga tinggi, dan strategi Dollar Cost Averaging (DCA), di mana investor membeli instrumen secara periodik dengan jumlah dana yang sama. Beberapa keuntungan strategi DCA adalah meminimalkan risiko ketidakpastian jangka pendek akibat volatilitas pasar, dan mendapatkan biaya pembelian instrument yang optimal karena adanya pelunakan pengaruh gejolak pasar jangka panjang.
Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh rekan Buchdadi (2004), adalah menganalisa tingkat return dari masing-masing strategi untuk investasi pada Reksa dana Saham untuk periode pengamatan 1999-2003. Lama waktu investasi yang dipilih ada1ah 1 tahun, 2 tahun, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa investasi dengan strategi DCA memberikan rata-rata return yang 1ebih baik dibanding investasi dengan strategi LS pada Reksa dana Saham untuk seluruh jangka waktu investasi, khususnya untuk jangka waktu investasi 3 tahun.
Penelitian karya akhir ini menggabungkan kedua strategi investasi tersebut, LS. dan DCA, da1am satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan periode investasi 3 tahun untuk waktu pengamatan 5 tahun. Dalam menentukan komposisi dan mendapatkan return yang optimal dari portofolio investasi Reksa dana Saham tersebut, akan digunakan pend~katan Markowitz dengan tingkat kinerja Sharpe sebagai penentu komponen dalam portofolio tersebut.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi paling optimal dari dua strategi investasi, Lump Sum (LS) dan Dollar Cost Averaging (DCA), dalam satu portofolio investasi Reksa dana Saham dengan menggunakan pendekatan Markowitz dan kinerja Sharpe adalah 50% untuk Reksa dana Panin Dana Maksima dengan strategi DCA dan 50% untuk Reksa dana Phinisi Dana Saham dengan strategi DCA. Tidak ada proporsi atas komponen strategi investasi LS dari reksa dana manapun yang dihasilkan dari perhitungan portofolio tersebut. Portofolio investasi tersebut menghasilkan return tahunan sebesar 0.1567 atau 15.67%, yang lebih besar dari return tahunan risk-free asset SBI, yaitu 0.1432 atau 14.32%, namun memiliki tingkat risiko, yang ditunjukkan oleh standar deviasi tahunan, sebesar 0.2762 atau 27.62%, dengan kinerja Sharpe positif, yaitu sebesar 0.0486.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan referensi bagi para investor dalam menentukan strategi investasi mana yang ingin digunakan dalam berinvestasi di Reksa dana Saham di Indonesia. Namun perlu diperhatikan berbagai kekurangan dari penelitian ini. Kekurangan-kekurangan ini dapat memicu timbulnya tingkat kesalahan (bias) tertentu dari analisis karya akhir ini. Oleh karena itu, perbaikan dari kekurangan-kekurangan tersebut melalui penelitian lebih lanjut tentunya sangat diharapkan untuk menyempumakan penelitian ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>