Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132097 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syunesti, Author
"ABSTRAK
Komitmen Garuda dalam rangka menerapkan prinsip-pnnstp GCG salah satunya ditunjukkan dengan pengelolaan risiko melalui penerapan manajemen risiko secara menyeluruh. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengangkutan udara domestik dan intemasioanal, otomatis pendapatan yang diterima dalam berbagai mata uang. Sebagai konsekuensinya Garuda terkena risiko karena perubahan nilai tukar valuta asing.
Salah satu metode yang digunakan dalam mengkuantifikasi besamya risiko adalah metode Value at Risk (V AR). VaR merangkum potensi kerugian maksimum yang disebabkan oleh faktor risiko dalam satu bilangan tunggal. VaR diperoleh dengan mengalikan jumlah posisi asset atau eksposur dengan volatilitas pada confidence level tertentu. Misalnya, jika dengan tingkat kepercayaan 95% diperoleh nilai VaR untuk valuta asing USD sebesar USD - 10.000, artinya pada kondisi normal satu hari yang akan datang potensi kerugian maksimum karena mememiliki kas dalam USD adalah sebesar USD 10.000. Atau dengan kata lain kemungkinan rugi melebihi nilai USD 10.000 adalah 5%.
Besamya nilai VaR sangat dipengaruhi oleh volatilitas dari aset yang bersangkutan. Oleh karena itu validitas dari model estimasi volatilitas yang digunakan sangat mempengaruhi validitas dari nilai V aR itu sendiri. Dalam penelitian ini akan dilakukan pemodelan model estimasi volatilitas untuk menghitung VaR lima valuta asing yaitu USD, SGD, JPY, ADD, dan GBP. Adapun model estimasi volatilitas yang digunakan berdasarkan karakteristik data runtun waktu valuta asing yang bersangkutan setelah melewati beberapa uji statistik.
Dari uji stasioneritas data runtun waktu masing-masing valuta asing dapat diketahui bahwa data telah stasioner yang ditunjukkan oleh nilai ADF Test yang lebih kecil dari nilai critical value dengan tingkat confidence level 95%. Sedangkan uji normalitas mengindikasikan data namun waktu valuta asing tidak terdistribusi normal yang ditunjukkan oleh probabilitas Jarque Bera yang lebih kecil dari confidence level (1- a). Dengan demikian dilakukan penyesuaian terhadap conjdence level menggunakan ekspansi cornish fisher.
Uji volatilitas menunjukkan tidak: satu pun data nmtun waktu valuta asing yang negative terhadap heteroskedastisitas atau dengan kata lain residual data runtun waktu valuta asing bersifat heteroscedastic. Dengan demikian metode estimasi volatilitas yang digunakan adalah metode ARCH/GARCH. Setelah melewati tahap mean process dan variance process didapat model terbaik untuk masing-masing valuta asing. Dengan mensimulasikan model yang diperoleh pada program excel diperoleh standar deviasi yang merupakan volatilitas dari masing-masing valuta asing.
Perhitungan VaR menggunakan confidence level 95% dan holding period satu hari menghasilkan nilai VaR untuk masing-inasing valuta asing sebagai berikut: USD sebesar Rp 186.987.377, SGD sebesar Rp 45.736.458, JPY sebesar 55.373.254, AUD sebesar 73.127.459, dan GBP sebesar Rp 27.982.979. Sehingga total nilai VaR (undiversified VaR) adalah Rp 389,207,527. Selain itu dengan memperhitungkan faktor korelasi diperoleh nilai VaR portfolio (diversified VaR) sebesar Rp 322,524,484.
Pengujian validitas dengan backtesting menghasilkan penolakan terhadap dua dari lima model val uta asing yaitu JPY dan GBP karena nilai Likelihood Rationya yang lebih besar dari nilai critical value. Dengan demikian hanya model USD, SGD, dan AUD yang bisa dianggap valid untuk mengestimasi volatilitas dalam penghitungan VaR. Adanya model yang ditolak, kemungkinan disebabkan oleh penentuan lag pada variance process yang kurang tepat. Kemungkinan masih terdapat lag yang signifikan yang tidak: dimasukkan ke dalam model.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Noer Huda
"Pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan tidak lepas dari kemungkinan tetjadinya kerugian karena berbagai risiko yang harus dihadapi. Salah satu risiko yang erat kaitannya adalah market risk yang merupakan risiko keuangan yang disebabkan karena adanya perubahan faktor pasar antara lain nilai tukar (exchange rate). Untuk mengelola market risk yang diakibatkan oleh perubahan faktor pasar tersebut, diperlukan perangkat analisa risiko yang lebih akurat dan mampu memberikan peringatan dini (early warning system), untuk menghindari kerugian yang akan diderita.
Value at Risk atau dikenal dengan istilah VaR sebagai salah satu metode pengukuran risiko yang dilakukan oleh lembaga keuangan dalam kerangka risk management dalam rangka mengantisipasi tetjadinya risiko tersebut. VaR merupakan salah satu metodologi perhitungan dalam market risk untuk menentukan nilai risiko maksimum yang dapat tetjadi pada suatu nilai I posisi (mark-to-market) dari portofolio dengan selang kepercayaan (confidence level) tertentu selama jangka waktu tertentu dalam kondisi pasar yang normal. Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia No. 5/21/DPNP pada tanggal 29 September 2003, Bank Indonesia memberikan batasan penerapan manajemen risiko terutama berkaitan penggunaan model internal dalam pengukuran risiko yang hams mempertimbangkan reliabilitas dari model tersebut sehingga memungkinkan hasil yang memadai.
Dalam penulisan ini metodologi perhitungan Value at Risk diimplementasikan untuk mengakomodir ketentuan tersebut diatas dengan mengambil studi kasus manajemen risiko di PT. Bank X dengan beberapa permasalahan yaitu mengidentifikasi model estimasi volatilitas yang reliable dalam perhitungan nilai VaR asset valuta asing yang dikelola, menghitung besamya potensi kerugian yang akan ditanggung pada posisi asset tertentu, serta menguji nilai VaR yang diperoleh dalam memenuhi validitas kuantifikasi potensi risiko tersebut. Untuk itu, dalam melaksanakan observasi tersebut dilakukan penelitian terhadap eksposur valuta asing yang dikelola PT. Bank X dengan menggunakan data harianforeign exchange dan posisi asset valuta asing yaitu AUD, EUR, HKD, JPY, MYR, SGD, dan USD mulai bulan Juni 2003 sampai dengan bulan Juni 2004.
Berdasarkan implementasi model perhitungan VaR yang telah dilakukan terhadap return valuta asing yang dikelola oleh PT. Bank X dengan data pergerakan nilai tukar valuta asing (foreign exchange) dalam masa observasi, dapat disimpulkan bahwa model estimasi volatilitas dalam perhitungan VaR dalam mengkuantifikasi potensi risiko'maksimum sangat ditentukan olehjenis data runtun waktu return valuta asing. Oleh karenanya diperlukan beberapa pengujian karakteristik data sebelum melakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai VaR yang valid yaitu uji normalitas data, uji stasioneritas data, dan uji heterokesdatisitas. Pengujian data memberikan peran yang penting untuk menentukan model yang reliable. Misalnya dalam pengujian heterokedastisitas data ditemui tidak secara keseluruhan data return valuta asing memiliki sifat heterokedastisitas sehingga estimasi volatilitas yang digunakan dapat berupa standar deviasi maupun metode ARCH/GARCH. Valuta asing yang memiliki sifat heterokedastisitas selama masa observasi adalah AUD, SGD, dan USD. Sedangkan untuk valuta asing EUR, HKD, JPY, MYR negatif terhadap heterokedastisitas. Dengan menggunakan asumsi masa observasi 255 hari sebelumnya dapat ditentukan metode perhitungan volatilitas yang akan dijadikan dasar perhitungan VaR 1 hari mendatang.
Sesuai hasil backtesting validitas model menggunakan Kupiec Test bahwa estimasi volatilitas dengan standar deviasi maupun ARCH/GARCH menunjukkan hasil perhitungan VaR yang cukup reliable dengan membandingkan estimasi menggunakan model tersebut dengan data aktual return (profit/loss) dapat diketahui besamya penyimpangan yang terjadi jika menggunakan model tersebut dalam masa observasi. Hasil pengujian penyimpangan terhadap model VaR yang dipilih menunjukkan bahwa probabilitas penyimpangan umumnya masih memenuhi kriteria Kupiec Test sehingga nilai VaR yang dihasilkan masih dikatakan memenuhi syarat validitas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Yuniastri
"Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return yang pasti dalam hal pembayaran coupon maupun principalnya. Tetapi kepastian tersebut tidak menjadikan obligasi bebas dari segala risiko. Nilai dari obligasi tersebut dipengaruhi oleh tingkat suku bunga sedangkan untuk obligasi dalam valuta asing dipengaruhi juga dengan nilai tukar. Perhitungan Value at Risk (VaR) terhadap obligasi dalam valuta asing telah dilakukan oleh PT.Bank XYZ dengan menggunakan suatu sistem yang terintegrated satu dengan yang lainnya, sehingga risiko operasional dapat diminimalisasi. Pada karya akhir ini akan diperlihatkan perhitungan manual VaR risiko tingkat suku bunga dan nilai tukar pada obligasi pemerintah dalam valuta asing dengan menggunakan metode risk metrics sebagai alternatif perhitungan VaR yang dapat diterapkan dalam PT.Bank XYZ.

Bond is one of investment instrument that can give a certain return in terms of coupon or principal payment. But in the other hand all that return doesn’t make bond free from every risk. Bond is rare influenced by interest rate and exchange rate risk. PT.Bank XYZ already implements the calculation of VaR by using integrated system therefore operational risk can be minimized. In this paper, we can see the manual calculation of VaR interest rate risk and exchange rate risk for government bond in foreign curency using the risk metrics method as an alternative for VaR calculation that already implemented in PT.Bank XYZ."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T26401
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhafifah Amalina
"ABSTRAK
Pengelolaan dana yang dilakukan oleh lembaga keuangan baik bank maupun non-bank tidak lepas dari kemungkinan terjadinya kerugian karena berbagai risiko yang harus dihadapi. Apalagi pada era globalisasi sepetii sekarang ini dimana pasar keuangan dunia semakin terintegrasi, sehingga perubahan yang terjadi di satu pasar uang, misalnya di New York, akan berpengaruh pula secara cepat pada pasar uang yang lain misalnya di Indonesia. Dengan terjadinya efek berantai ini, maka lembaga keuangan yang ada di Indonesia dapat mengalami kerugian akibat fluktuasi mata uang yang terjadi.
Dalam tugas akhir ini penulis meneliti bagaimana cara meminimumkan risiko kerugian akibat fluktuasi rupiah terhadap mata uang asing pada posisi terkahir (exposure) kredit yang diberikan dalam valuta asing di "Bank X". Berkaitan dengan hal ini maka masalah yang timbul adalah pe1iama, bagaimana Bank X menentukanjumlah maksimum risiko yang ditanggung dalam satu, lima dan sepuluh hari yang akan datang dengan tingkat keyakinan, misalnya 99%. Yang kedua, seberapa besar tingkat akurasi model
dalam mengestimasi maksimum potensi kerugian dibandingkan dengan rcalisasi
kerugiannya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Value at Risk yang difokuskan dengan melihat item dari kredit yang diberikan dalam valuta asing pada sisi neraca "Bank X". Data historis atas mata uang asing yang ada di Bank X selama 762 hari digunakan dalam penelitian ini untuk melihat tingkat fluktuasinya dalam analisa perhitungan VaR. Seperti yang terlihat pada Tabel 1 dan 2 bahwa dengan menggunakan metode VaR Normal dan Backtesting dapat ditentukan besarnya maksimum potensi kerugian Bank X untuk tiap-tiap eksposure per mata uang per posisi tanggal 31 Desember tahun 2002 dalam waktu 1 hari, 5 hari dan I 0 hari mendatang dengan tingkat keyakinan sebesar 95% dan 99%.
Untuk mengetahui tingkat akurasi dari perhitungan VaR Nom1al dan VaR Backtesting, maka penulis membandingkannya dengan basil perhitungan Realisasi Kerugian. Seperti yang terlihat pada Tabel 3, basil perbandingan tersebut memperlihatkan bahwa metode VaR Backtesting mempunyai nilai akurasi yang lebih tinggi yaitu 4,92% jika dibandingkan dengan metode VaR Normal yang hanya 3,26%.
Dengan basil perhitungan ini, maka penulis berpendapat bahwa Bank X dapat mengimplementasikan penggunaan medel Backtesting dalam menghitung maksimum potensi kerugian yang timbul di masa mendatang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Achmad Chair
"ABSTRAK
Dalam masa deregulasi perbankan seperti saat ini maka
bank dituntut untuk lebih professional dalam mengelola
usahanya, mengingat semakin ketatnya persaingan mengakibatkan
kemampuan bank menghasilkan laba dapat menurun. Terutama bagi
bank?bank pemerintah yang pada masa pra deregulasi menguasai
bisnis perbankan, dengan pola kerjanya yang seller?s market
harus merombak total pola kerja tersebut menjadi buyer?s
market sesuai dengan alam deregulasi ini. Hampir semua
bank yang beroperasi menginginkan agar statusnya dapat
meningkat menjadi bank devisa. Hal tersebut tidak terlepas
dan kenyataafl bahwa transaksi devisa selama ini dapat
menyumbangkan penghasilan yang cukup besar bagi bank. Namun
transaksi devisa tersebut harus dikelola dengan baik agar
tujuannya untuk uienyumbangkan penghasilan tersebut dapat
tercapai. Perigelolaan yang tidak baik mungkin malah justru
merugikan bank, atau setidak-tidaknya laba yang dihasilkan
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dalam rangka mengelola transaksi devisa tersebut tidak
dapat dipisahkan dan ?assets liability management? bank
secara keseluruhan, mengingat setiap langkah yang akan
diambil dalam transaksi devisa harus memperhatikan bagaimana
struktur pendanaan serta penggunaan dananya, ada atau
tidaknya maturity gap, serta interest sensitivity daripada
assets dan liability tersebut.
Karya akhir ini mencoba melihat bagaimana pengelolaan
transaksi devisa di Bank Negara, dikaitkafl dengan usaha untuk
meningkatkan laba dan transaksi devisa. Hal ini mengingat
berdasarkan data beberapa tahun terakhir ternyata laba dan
transaksi devisa terus menurun. Penurunan laba tersebut
selain disebabkan dan interest margin yang memang seinakin
menipis, juga karena pengelolaan yang kurang sempurna karena
peralatan untuk melakukan analisa dalam rangka pengelolaan
dana valuta asing tersebut belum dikembangkan.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eri Pramono
"Manusia dalam usahanya untuk mendapatkan nilai tambah atas segala usahanya mencapai keuntungan selalu mendapat beban kemunglcinan kerugian yang dapat dideritanya. Keuntungan dan kerugian merupakan dua sisi mata uang yang berbeda dalam sam keping mata uang, bila melihat suatu kemungkinan keuntungan pasti dibalilc kemungkinan keuntungan tersebut adalah kemungkinan kerugian. Hal tersebut terjadi karena keterbatasan manusia untuk mengetahul segala hal yang ada di masa depan, sehingga resiko kerugian tersebut akan tenis membayangi usaba manusia mencapai keuntungan usaha.
Berbagai usaha telah dilakukan oleh manusia untuk mengelola resiko tersebut, mulai dan usaba untuk menghindari resiko, memindahkan resiko kenigian tersebut ke pihak lain dan benar-benar menjinakkan resiko tersebut sehingga didapat suatu kondisi keuntungan uang cukup tinggi tetapi dengan tingkat resiko yang masih dapat di terima.
Dalam upaya mengelola resiko itu sendini, ada beberapa tahap yang harus dilakukan sehingga proses pengelolaan resiko tersebut menjadi optimal, yaitu:
1. Tahap pertalna yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi resiko, meliputi telaah untuk menentukan penyebab, kapan teijadinya resiko tersebut, kondisi kondisi awal yang dapat dikenali sebagai peringatan dini akan teijadinya suatu resiko.
2. Tahap kedua adalah mengukur besaniya resiko yang teijadi, tahap ini menjadi penting karena peranannya "menerjemahkan" suatu resiko yang bersifat abstrak menjadi suatu nilai yang nyata yang dapat dimengerti danipaknYa secara Iangsung terhadap tingkat keuntungan dan kelangsungan usaha.
3. Tahap ketiga diwarnai dengan upaya penyusunan strategi perbaikan, strategi korekai atas resiko-resiko yang telah dikenali dan diukur pada tahap-tahap sebelwnnya. Pada tahap ini akan disusun suatu rencana (planning) untuk melakukan perubahan cara kerja sehingga resiko dapat ditekan pada tingkat seminimal mungkin tanpa harus mengorbankan keuntungan.
4. Tahap selanjutnya, tahap ke empat adalah melaksanakan strategi dan rencana yang telah disusun pada tahap ke tiga.
5. Tahap kelima di isi dengan proses pemantanan pelaksanaan planning apakah sesuai dengan garis yang telah ditetapkan dan memonitor basil pelaksaannya apakah sudah sesuai dengan yang dikehendaki, yaitu mengendalikan resiko pada tingkat seminimal mungkin tanpa mengorbankan keuntungan yang ada.
6. Tahap selanjutnya adalah kembali kepada tahap pertama untuk mengulangi kembali proses manajemen resiko berdasarkaR perubahan strategi yang dilakukan. Sehingga proses manajemen resiko adalah merupakaii suatu sikius yang berkesinambungan yang diharapkan dapat memberikan sistem peringatan dini terhadap resiko yang mungkin terjadi.
Dari tahap-tahap tersebut di atas, dapat dilihat peranan proses pengukuran resiko menjadi salah satu mata rantai yang penting dalam manajemen resiko. Sehingga dalam pembahasan tulisan ini, akan dlbahas suatu metoda yang relatif baru untuk mengukur besaran resiko yang terjadi yaitu dengan metoda Value at Risk (VaK). Metoda ini mampu menerjemahkan resiko menjadi nilai maksimal kerugian yang dapat diderita pada suatu tingkat keyakinan tertentu dan pada jangka waktu yang telah ditetapkan.
Pada tulisan ini akan dibahas suatu studi kepustakaan mengenai dasar-dasar teori mengenai pengukuran resiko dengan metoda VaR ini, diharapkan dari pembahasan studi kepustakaan ini didapatkan suatu pengertian dan cara yang baru mengenai pengukuran resiko yang Iebih akurat dan berguna dalam proses manajemen resiko selanjuthya, dibandingkan dengan cara-cara pengukuran resiko konvensional yang masih dilakukan oleh pelaku usaha di Indonesia.
Metoda ini menjadi menarik karena mampu memberikan gambaran mengenai masa depan dalam masa yang tidak terlalu panjang (near future), keterbatasan jangka waktu ini karena asumsi yang digunakan dalam VaR bahwa segala kondisi yang mempengaruhi kemungkinan keuntungan dan kenigian suatu usaha adalah tetap. Pada kenyataannya, dunia keuangan adalah dunia yang sangat dinamis, sehingga efektifitas metoda ini terbatas pada untuk jangka waktu pendek(near future).
Berbekal dari hasil-hasil pengukuran resiko dengan metoda VaR tersebut diharapkan manajemen dapat meneruskan ke tahap selanjutnya dalam tahap-tahap manajemen resiko.
Pada bidang perbankan, perbankan nasional Indonesia khususnya, dalam rangka pengelolaan kegiatan perbankan yang memenuhi pninsip kehati-hatian, dan sejalan dengan ketetapan Bank for International Settlement (BIS), Bank indonesia telah mewajibkan semua bank untuk melabanakan manajemen resiko untuk tiap jenis resiko usaha yang ada, meliputi resiko operasional, resiko kredit, resiko pasar dan res iko ketidak-patuhafl. Untuk tulisan mi alcan difokuskan kepada salah satu mata rantai dalam proses manajemen resiko kredit, yaitu pengukuran resiko kredit.
Untuk dapat memberikan gambaran mengenai pengukuran resiko k-redit, dalam tulisan ini alcan diambil data aktual untuk pengukuran resiko kredit yang terjadi di salah satu cabang bank swasta nasional, yaitu PT. Bank "X" Cabang Utama "Z". Pengukuran akan dilakukan berdasarkan jenis kredit yang ada di Bank X dan alcan diukur resiko kredìt secara gabungan portofolio jenis kredit tersebut.
Hasil pengukuran resiko kredit dengan metoda VaR akan dibandingkan dengan tingkat kerugian ñu yang terjadi di Bank X untuk masing-maSing jenis k-redit maupun untuk portofolio kredit yang ada.
Selanjutnya pembahasan mengenai pengukuran resiko kredit ini akan dìakhiri dengan pengambilan kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan perbitungan data aktual dan saran mengenai penerapan metoda ini di Bank X."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Irawan
"Mengukur risiko yang mungkin terjadi pada suatu portofolio, diperlukan suatu nilai yang merupakan kuantifikasi dari risiko tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menghitung risiko adalah metode Value at Risk. Value at Risk merupakan suatu nilai yang merupakan ringkasan atau nilai risiko kerugian yang mungkin terjadi pada suatu portfolio, pada saat tertentu, dengan jangka waktu / periode pengamatan (holding period) tertentu serta dengan tingkat kepercayaan tertentu.
Dalam tulisan ini penulis mencoba untuk menghitung risiko pada asset kredit dengan menggunakan Metode Value at Risk, yaitu terhadap portfolio per jenis kredit pada bank. Terlebih dahulu akan dilakukan observasi terhadap nilai-nilai posisi outstanding dari asset kredit yang merupakan risk drivers. Dengan menggunakan nilai return kredit yang telah dinilai berdasarkan mark-to-market, maka hasil olah data akan mendapatkan deviasi standar yang merupakan penyebaran atau dispersi dari return kredit itu. Selanjutnya untuk mengukur sensitivitas terhadap gerakan pasar, maka perlu untuk membandingkan hasil perhitungan VaR yang telah dilakukan dengan kredit bermasalah bank tersebut.
Kredit bermasalah merupakan risiko yang tidak dapat di diversifikasi, karena perusahaan tidak mampu menghadapi gejolak pasar yang sangat berfluktuasi. Tapi kredit portfolio merupakan risiko yang dapat didiversifikasi oleh salah satunya seperti loan concentration."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanaria Putri
"ABSTRAK
Tujuan karya akhir ini adalah menghitung value at risk (VaR) obligasi rupiah berkupon tetap. Obligasi yang dipilih sebanyak 7 obligasi pemerintah rckapitalisasi dan 3 obligasi korporasi yang memiliki tenor di bawah 3 tahun, sesuai dengan data yield curve yang tersedia.
Perhitungan VaR diawali dengan valuasi obligasi untuk mengetahui besar eksposur obligasi tersebut terhadap faktor risiko pasar, dalam hal ini risiko suku bunga. Return dari investasi pada obligasi sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga pasar. Jika suku bunga pasar turun maka akan diperoleh capital gain dari kenaikan nilai par tetapi return yang diperoleh dari hasil reinvestasi kupon akan menurun. Sebaliknya jika suku bunga pasar naik, maka nilai par akan turun tetapi hasil reinvestasi kupon akan meningkat. Suku bunga pasar yang diambil adalah JIBOR overnight, jangka waktu 1, 3, 6, 12 bulan serta yield obligasi pemerintah jangka waktu 2 dan 3 tahun. Risiko suku bunga pasar diukur dari volatilitas pergerakan suku bunga pasar sepanjang periode 1 .Tanuari hingga 27 Juni 2003, dan dicari model volatilitas-nya atau model conditional variance-nya berdasarkan metode ARCH/ GARCH. Dengan model tersebut maka dapat diprediksi (forecast) besarnya standar deviasi dari return suku bunga pasar pada tanggal tertentu sehingga dapat dihitung VaR obligasi. Dalam penelitian ini VaR dihitung untuk horison waktu 1 hari ke depan dan pada tingkat, kepercayaan 95%.
Hasil perhitungan VaK dibandingkan dengan perhitungan duration dan convexity obligasi-obligasi tersebut dan temyata menunjukkan hasil yang konsisten. Obligasi rekapitalisasi FR04 dan Obligasi Indosat I tahun 2001 seri A memiliki tingkat sensitivitas dan VaR tertinggi di antara kesepuluh obligasi yang dipilih.
Tren penurunan suku bunga pasar yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir membuat investor banyak beralih ke obligasi berkupon tetap. Hasil perhitungan duration dan convexity obligasi dikombinasikan dengan hasil perhitungan VaR dapat dijadikan dasar bagi investor yang ingin berinvestasi pada obligasi.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heli Charisma Berlianta
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006
332.45 HEL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yoopi Abimanyu
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004
330.01 YOO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>