Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44823 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"buku ini membahas tanaman toga yang berada di indonesia"
Surabaya: Airlangga University Press (AUP), 2016
615.321 598 TOG
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Budi Santoso
Yogyakarta: Kanisius, 1998
R 633.88 HIE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Budi Santoso
Yogyakarta: Kanisius, 1998
R 633.88 HIE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hieronymus Budi Santoso
Yogyakarta: Kanisius, 1998
R 633.88 HIE t
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rianawati Raharyani
"ABSTRAK
Program intervensi ini benujuan untuk mcmbcrdayakan masyamkat kampung Lio
RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah.
Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (lzekzlessness) warga
kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah
untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengcnai tanaman obat keluarga (TOGA)
sebagai ahcmalifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini mcnggunakan
teori Learned Hegnlessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health
BcliefMode1(Roscnstock, 1974). Tcknik intervensi menggunakan Comrmmig'
Empowerment (Dalton, 2001) dan Erperiential Leamizzg (David A. Kolb, 1996).
Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter; pcnghuni liar, dimana mayoritas
penduduknya ad alah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka
scbagian bcsar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka
adalah ketidakmampuan dalam segi ckonomi, sehingga mcreka sangat terbebani oleh
binya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program
interensi ini dilakukan melalui metode kualitatiil dan pcngembangan agen perubahan
diperlukan pada intervensi ini un tuk mengawali program pemberdayaan masyamkat
kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan
dengan kunjungan fonnal dan informal, pcrtemuan tatap muka lzmgsung dan komunikasi
yang intensif dan tcrcncana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung
sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan kctemmpilan warga sehingga mcrcka
lebih berclaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8
bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dcngan terbentuknya agen perubahan
yang bertimgsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk diiadikan pusat TOGA dari
kampung Lio RW 20. Agcn pcmbahan ini telah berhasil menumbuhkan kcsadaran dan
pengertian kepada warga untuk bcrpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai
upaya untuk mencari altematifpcngobatan yang murah sehingga dapat mengumngi bcban
mere]-ca. lntervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan
harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan
kemampuan dan keterampilan hidup schat.

ABSTRACT
The objective of this intervention program tk to empower the population of
Kanioung Lio RW 20 by providing a relativehf inexpensive medication alternatifsolution
This program also aims on reducing the lteblessness ofthe population particularht on
health issues. The main objective ofthts intervention is to gain the populations
awareness and understanding about TOGA cultivation as a relativehr inexpensive
mediation alternative. This community awareness 119 based on Learned Helolessness
theory by .Se ligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The
intervention technique ts based on Community Empowerment (Dalton, 2001) and
Experiential Learning (David A. Kolb, 1996)
The population of this village is categorized as squatter, untamed population,
where the majority ofthe population are migrants (outsidens) with low education level,
who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is
the main issue of this population which burdens them of today 's medication _/ee. The
approaching method in developing this intervention program done through qualitative
method and the expansion of change agent needed in this intervention to began this
community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention
program conducted with_R>rmal and in_RJrmalvt1sits, direct meeting and intensive and
planned communication which jbcus on the capacity building ofthe community as an
ejort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more
independent and capable.
The first stage ty' this intervention program was conducted _/br 6' months
(November 2006-July 2007) and nas successhtl by the _Rrrmation of change agent that
well functioning and there a speci/ic area provided for TOGA center from Kampung Lia
RW 20. This agent of change has ejectively escalate the awareness and understanding of
the population medication alternative to reduce their economical burden. Thejbllow up
of this first stage still need to be innzlemented to fuyill the objective and expectation of
the community of Karnpung Lio RW 20, the escalation of skills and ability to wards
healthy life.

"
2007
T34087
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
"ABSTRAK
Program intervensi ini bertujuan untuk mcmberdayakan masyarakat kampung Lio
RW 20 dengan memberikan sebuah solusi altematifpengobatan yang relatifmurah.
Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan (helplessness) warga
kampung temebul tcrutarna dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah
untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanarnan obat keluarga (T OGA)
sebagai altematifpengobatan yang relatifmurah. Pemberdayaan warga ini menggunakan
teori Learned Heblessness yang dikemukakan oleh Seligman (l975) dan The Heallh
Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intewensi menggunakan Communig/
Empowerment (Dalton, 2001) dan Experien!ia1Leaming (David A. Kolb, 1996).
Pcnduduk kampung ini tergolong katcgori squatter; penghuni liar, dimana mayoritas
penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, ser-ta tempat tinggal mereka
sebagian besar tidak mcmenuhi standar mmah yang sehat. Permasalahan utama mercka
adalah kelidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh
biaya pengobatan masa kini. Metode pendekatan dalam mengembangkan program
intcrcnsi ini dilakukan melalui rnetode kualitatifl dan pengembangan agen perubahan
diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat
kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervcnsi ini dilakukan
dengan kunjungan formal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi
yang intensif dan terencanzr, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung
scbagai upaya mcnumbuhkan kemampuan dan kcterampilan warga sehingga mereka
Iebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dad program intervensi ini dilakukan selama 8
bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan terbentuknya agen perubahan
yang berfungsi dengan balk dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOCA dari
kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadarzm dan
pcngcrtian kepada warga untuk berpartisipasi aktifdalam budidaya TOGA ini sebagai
upaya untuk mencari altcmatifpengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban
mereka. Inten/ensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan
harapan bersarna warga kampung Lio RW 20 ini bisa temapai, yaitu pcningkatan
kemampuan dan keterampilan hidup sehat.
Kata Kunci:
He¢Iessness, TOGA, agen pcrubahan
vii

ABSTRACT
Community Emponermentjbr Farnibt Medical Plant (T OGA) Cultivation
(Medication A lternative for The Population of Kampung Lio RW 20)
The objective of this intervention program is to ennrower the population of
Kampung Lio RW 20 by providing a relatively inexpensive medication alternaty solution.
T his program also aims on reducing the heblessness ofthe population particularly on
health issues. The main objective of this intervention Ls to gain the population is
awareness and understanding about T OGA cultivation as a relatively inexpensive
mediation alternative. This community awareness is based on Learned Hemlessness
theory by Seligman (1975) and The Health Belief Model by Rosenstock (1974). The
intervention technique is based on Cont/nunigt Empowerment (Dalton, 2001) and
Experiential Learning (David A. Kolb. I 996)
The population of th is village is categorized as squatter, untamedpopulation,
where the majority ofthe population are migrants (outsiders ) with low education level,
who most of them are occupying below health standard houses. Economical weakness is
the main issue of this population which burdens them of today iv medication _/ee. The
approaching method in developing th is intervention program done through qualitative
method and the expansion of change agent needed in this intervention to began th is
community empowerment in TOGA cultivation. The implementation of this intervention
program conducted with jbrmal and irwrmal visits, direct meeting and intensive and
planned Communication which joctts on the capacity building if the communigr as an
effort to increase the ability and skills ofthe population which enable them to be more
independent and capable.
The_;?ir1s?t stage of this intervention program was conducted for 8 months
(November 2006-Jubr 2007) and was successjitl by the for'mation of change agent that
well functioning and there a specyic anea provided _hrr TOCA center jrorn K amprrng Lio
RW 20. This agent of change has ejectivelv escalate the awareness and understanding of
the population medication alternative to reduce their economical burzlen. Thejollaw up
of this first stage still need to be implemented to ful/ill the objective and expectation of
the community of Kampung Lio RW20, the escalation of skills and ability to wards
healthy IW.

"
2007
T34145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rianawati Raharyani
"Program intervensi ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat kampung Lio RW 20 dengan memberikan sebuah solusi alternatif pengobatan yang relatif murah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi rasa ketidakberdayaan {helplessness) warga kampung tersebut terutama dalam hal kesehatan. Tujuan utama dari intervensi ini adalah untuk menanamkan kesadaran dan pengertian mengenai tanaman obat keluarga (TOGA) sebagai alternatif pengobatan yang relatif murah. Pemberdayaan warga ini menggunakan teori Learned Helplessness yang dikemukakan oleh Seligman (1975) dan The Health Belief Model (Rosenstock, 1974). Teknik intervensi menggunakan Community Empowerment (Dalton, 2001) dan Experiential Learning (David A. Kolb, 1996). Penduduk kampung ini tergolong kategori squatter, penghuni liar, dimana mayoritas penduduknya adalah pendatang dan berpendidikan rendah, serta tempat tinggal mereka sebagian besar tidak memenuhi standar rumah yang sehat. Permasalahan utama mereka adalah ketidakmampuan dalam segi ekonomi, sehingga mereka sangat terbebani oleh biaya pengobatan masa kini.
Metode pendekatan dalam mengembangkan program interensi ini dilakukan melalui metode kualitatif, dan pengembangan agen perubahan diperlukan pada intervensi ini untuk mengawali program pemberdayaan masyarakat kampung Lio dalam budidaya TOGA. Pelaksanaan program intervensi ini dilakukan dengan kunjungan fonnal dan informal, pertemuan tatap muka langsung dan komunikasi yang intensi f dan terencana, dan fokus pada pengembangan kapasitas warga kampung sebagai upaya menumbuhkan kemampuan dan keterampilan warga sehingga mereka lebih berdaya dan mandiri. Tahap awal dari program intervensi ini dilakukan selama 8 bulan (November 2006-Juli 2007) dan berhasil dengan teibentuknya agen perubahan yang berfungsi dengan baik dan adanya lahan khusus untuk dijadikan pusat TOGA dari kampung Lio RW 20. Agen perubahan ini telah berhasil menumbuhkan kesadaran dan pengertian kepada warga untuk berpartisipasi aktif dalam budidaya TOGA ini sebagai upaya untuk mencari alternatif pengobatan yang murah sehingga dapat mengurangi beban mereka. Intervensi tahap lanjut masih perlu dilakukan agar apa yang menjadi tujuan dan harapan bersama warga kampung Lio RW 20 ini bisa tercapai, yaitu peningkatan kemampuan dan keterampilan hidup sehat."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Jimmy Toga
"ABSTRAK
Latar belakang: Implan merupakan metoda kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi. Namun salah satu efek samping yang sering dikeluhkan sehingga menjadi alasan tidak melanjutkan atau tidak memilih kontrasepsi implan adalah peningkatan berat badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan berat badan (BB) dan indeks massa tubuh (IMT) akseptor implan satu batang (Monoplant®).
Metode: Penelitian ini merupakan bagian dari suatu penelitian uji klinis fase 2 yang lebih besar. Data perubahan BB dan IMT diperoleh dari pengukuran serial yang tercatat dalam rekam medis pasien selama tiga tahun pemasangan Monoplant® di Klinik Raden Saleh, Jakarta.
Hasil: Dari 21 subjek penelitian ini, didapatkan rerata BB dan IMT sebelum dan setelah 3 tahun pemasangan Monoplant® yakni 53,1 (SB 11,0) kg dan 22,4 (SB 4,5) kg/m2, serta 54,8 (SB 9,4) kg dan 23,1 (SB 3,9) kg/m2 . Meskipun ada kecenderungan naik, tetapi secara statistik kenaikan BB dan IMT tersebut tidak bermakna (p=0,09) dan (p=0,08). Terdapat perbedaan berat badan dalam pengukuran serial, terutama setelah bulan ke-12 (Uji repeated ANOVA p=0,024). Walaupun tidak terdapat perbedaan rerata IMT, terdapat perbedaan proporsi subjek berdasarkan kategori IMT sebelum dan setelah pemasangan Monoplant® (Uji Marginal homogeinity p=0,046). Peningkatan kadar levonorgestrel terjadi pada bulan ke-6 yang kemudian diikuti oleh kenaikan IMT pada bulan ke-12.
Kesimpulan: Terdapat kecenderungan peningkatan BB dan IMT pengguna Monoplant®, khususnya setelah satu tahun meskipun secara statistik tidak bermakna.

ABSTRACT
Background: Implant is contraception method which has high effectiveness. However, one of the side effects which is mostly experienced that becomes the reason of not continuing or not choosing implant contraception is the increasing of weight. This research is aimed at finding out the change of weight and body mass index (BMI) of single rod implant acceptor (Monoplant®).
Method: This method is the part of a research of a bigger phase two in clinical test. Data changes of weight and BMI is obtained from series of measurement which is recorded in patients? medical record in three years of Monoplant® placement in Raden Saleh Clinic, Jakarta.
Result: From 21 subjects of this research, the average weight and BMI before and after 3 years of Monoplant® placement is gained, i.e. 53.1 (SD 11,0) kg and 22.4 (SD 4.5) kg/m2, and 54.8 (SD 9.4) kg and 23.1 (SD 3.9) kg/m2. Despite the tendency of increasing, statistically the increasing of weight and BMI, however, is meaningless (p=0.09) and (p=0.08). There is a difference of weight in series of measurement, particularly after the 12th month (Repeated test ANOVA p=0.024). Even thought there is no difference of BMI average, there is a difference of subject?s proportion based on BMI categories before and after Monoplant® placement (Marginal homogeneity test p=0.046). The increasing of levonorgestrel level occurs in the 6th month and subsequently followed by the increasing of BMI in the 12th month.
Conclusion: There is a tendency of increasing weight and BMI in Monoplant® users, specifically after one year despite the fact that it is statistically meaningless.
"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>