Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Melanty Veronica
"ABSTRAK
Krisis yang sedang dialami perbankan Indonesia saat ini pada dasarnya disebabkan oleh lemahnya permodalan yang dimiliki. Hal ini menjadi ancaman serius terutama dalam menghadapi era pasar bebas dunia yang sudah semakin dekat. Mengantisipasi masalah ini, pemerintah Indonesia menghendaki agar perbankan nasional memperkuat permodalannya sendiri dengan salah satu jalan melakukan penawaran saham ke pasar modal. Pasar modal yang berkembang pesat beberapa tahun belakangan ini dapat digunakan sebagai alternatif untuk mendapatkan sumber dana yang besar: Di samping itu pasar modal juga dapat menjadi alternatif berinvestasi bagi masyarakat yang ingin memanfaatkan dananya karena dapat memberikan keuntungan.
Semakin besar keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor, semakin tinggi pula resiko yang harus dihadapinya. Untuk itu diperlukan analisis yang matang sebelum investor mengambil keputusan membeli, menahan atau menjual suatu saham. Salah satu bentuk analisis yang dapat dilakukannya adalah analisis fundamental.
Analisis fundamental dengan metode top down approach dimulai dengan analisis perekonomian makro, analisis industri dimana perusahaan berada, dan analisis perusahaan. Termasuk ke dalam analisis ekonomi makro adalah analisis terhadap variabel-variabel perekonomian makro, seperti kebijakan moneter dan fiskal dari pemerintah, pertumbuhan ekonomi, inflasi tingkat suku bunga dan lain-lain. Sedangkan analisis industri dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan analisis five forces (Porter, 1980), yaitu melihat kekuatankekuatan yang akan mengancam profitabilitas perusahaan. Sementara itu analisis perusahaan adalah melihat kondisi dan kinerja perusahaan di masa lalu dan sekarang untuk memperkirakan prospek perusahaan di masa yang akan datang. Yang dilakukan dalam analisis perusahaan antara lain adalah analisis terhadap strategi perusahaan, laporan keuangan, dan penghitungan nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan model penilaianfree cash flow to equity.
Penulisan Karya Akhir ini menerapkan analisis fundamental pada sebuah perusahaan BUMN yang mepunyai rencana untuk melakukan go public di masa yang akan datang. Diharapkan dengan analisis ini dapat diketahui perkiraan nilai wajar sahamnya pada saat IPO dilaksanakan. Perusahaan yang dipilih adalah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) atau lebih dikenal dengan BRI yang berada di dalam sektor perbankan dan kepemilikannya masih 100% dimiliki pemerintah. Dalam program restrukturisasi perbankan yang sedang dilakukan pemerintah dengan bantuan IMF saat ini, BRI ditetapkan untuk berdiri sendiri tanpa diikutsertakan dalam proses merger bank-bank pemerintah lain, serta kegiatan bisnis BRI difokuskan kepada usaha kecil dan menengah.
Berdasarkan analisis fundamental yang dilakukan dengan pendekatan FCFE model, diperoleh nilai intrinsik saham sebesar Rp.3.808,49 per saham yang dapat dijadikan patokan bagi investor apakah nantinya harga yang terjadi di pasar adalah harga yang undervalued atau overvalued. Sehingga dengan diketahuinya nilai wajar dari saham ini investor dapat memutuskan untuk membeli atau tidak membeli saham tersebut. Tetapi dengan berjalannya waktu yang selalu diikuti dengan adanya ketidakpastian, kesimpulan tersebut dapat berubah. Karena apabila terjadi perubahan kondisi yang tidak sesuai dengan proyeksi yang telah dibuat maka kesimpulan akhir yang diperolehpun dapat berubah."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muchammad Fahmy Septiaddy
"Penelitian ini secara umum menganalisa pengaruh variabel-variabel ekonomi makro terhadap index harga saham gabungan (IHSG). Dengan menggunakan data variabel makro BI rate, jumlah uang beredar, kurs dollar, inflasi dan PDB, juga IHSG di BEI periode 2005-2014 sebagai variabel dependen. Teknik analisis yang dilakukan pada penelitian ini menggunankan metode regresi linier berganda dengan menggunakan variabel independen BI rate, jumlah uang beredar, kurs dollar, inflasi dan PDB terhadap variabel dependen IHSG.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya variabel PDB saja yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap index harga saham gabungan. Dari empat variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan IHSG, tiga diantaranya yaitu KURS, BI rate dan INF memiliki hubungan yang negatif, yang artinya jika KURS, BI rate dan INF meningkat maka akan menurunkan nilai IHSG, sedangkan jumlah uang beredar memiliki hubungan yang positif yang artinya jika jumlah uang beredar meningkat maka akan meningkat juga nilai dari IHSG.

In generally, this research is analyze the effect of macroeconomic variables on Jakarta Composite Index (JCI). By using the macro variable data BI rate, money supply, exchange rate of the dollar, inflation and GDP, also JCI in BEI period 2005-2014 as the dependent variable. Technical analyzes conducted in this study using multiple regression method using independent variables BI rate, money supply, exchange rate of the dollar, inflation and the GDP on the dependent variable JCI.
The results showed that the only variable that GDP alone does not significantly on JCI. Of the four variables have a significant relationship with JCI, three of them namely EXCHANGE ($), BI rate and INF have a negative relationship, which means that if EXCHANGE ($), BI rate and INF increase will decrease the value of JCI, while money supply has a positive relationship which means that if the money supply increase it will too increase value of the JCI.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Zulkarnain
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh bank specific factor, industry specific factor dan kondisi makroekonomi terhadap profitabilitas bank. Jumlah bank yang menjadi sampel adalah sebanyak 39 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan periode penelitian 2003-2013 dan estimasi fixed effect model, hasil yang diperoleh adalah capital adequacy dan asset composition berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas bank, sedangkan credit risk dan cost management berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas bank. Market concentration berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas bank. Pengaruh inflasi terhadap profitabilitas adalah signifikan dan positif, sedangkan periode krisis keuangan global tidak berdampak signifikan terhadap profitabilitas.

The objective of this research is to examine the effect of bank spacific factor, industry specific factor and macroeconomic conditions on bank profitability. Number of bank used in this research are 39 banks listed in Indonesia Stock Exchange. Using 2003-2013 time frame dan fixed effect model estimation, it is found that capital adequacy and asset composition have significant and positive effect on bank profitability, whereas credit risk and cost management have significant and negative effect on bank profitability. Market concentration have significant and positive effect on bank profitability. The effect of inflation are significant and positive, whereas global financial crisis period don’t have siginificant effect on profitability."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pangaribuan, Nelli Marta BR.
"Return On Asset dan Net Interest Margin di Indonesia sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain. Kondisi tersebut menjadi satu hal yang menarik untuk dibahas mengenai faktor yang apa mempengaruhi tingginya ROA dan NIM di perbankan Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peranan variabel firm level dan variabel makroekonomi dalam menentukan ROA dan NIM bank umum di Indonesia selama periode 2003-2012. Dengan menggunakan 83 sampel penelitian, diperoleh bahwa variabel firm level yang diwakili oleh ROA dan NIM periode sebelumya, penyaluran kredit (loan), biaya operasional, dan leverage berpengaruh terhadap ROA dan NIM. Ditemukan juga bahwa variabel makroekonomi yang diwakili oleh inflasi, PDB per kapita, dan rasio market capitalization to GDP juga berpengaruh terhadap ROA dan NIM bank umum di Indonesia pada periode 2003-2012.

Return on Assets and Net Interest Margin in Indonesia is very high compared to other countries. The condition becomes an interesting thing to discuss about what factors affect the high ROA and NIM in Indonesian banks. This study aims to analyzed how the role of firm-level variables and macroeconomic variables in determining ROA and NIM commercial banks in Indonesia during the period 2003-2012. Using 83 samples, acquired that firm-level variables are represented by ROA and NIM in the past period, loan, operational costs, and leverage effect on ROA and NIM. It was also found that macroeconomic variables are represented by inflation, GDP per capita, and the ratio of market capitalization to GDP also affect the ROA and NIM of commercial banks in Indonesia in the period 2003-2012."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55737
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denys Alexandro
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari kesehatan bank dan kondisi makroekonomi terhadap profitabilitas (yang diukur dengan ROA) bank domestik, bank campuran dan bank asing di Indonesia, perbedaan signifikan dari profitabilitas dan perbedaan signifikan dari faktor determinan. Variabel yang digunakan adalah ROA, risiko kredit, risiko operasional, GCG, BOPO, CAR, PDB dan inflasi.
Di dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa terdapat perbedaan faktor determinan profitabilitas dan perbedaan yang signifikan dari ROA antara bank domestik, bank campuran dan bank asing di Indonesia. Perbedaan faktor determinan yang signifikan terlihat pada determinan GCG, BOPO dan CAR. Meskipun demikian, terdapat kemiripan faktor determinan profitabilitas antara bank domestik dan bank campuran.
Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa risiko kredit, risiko operasional, GCG, BOPO, PDB dan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA bank domestik. Sedangkan untuk bank campuran, semua faktor determinan berpengaruh signifikan terhadap ROA. Risiko kredit, risiko operasional, GCG, BOPO, PDB dan inflasi memiliki pengaruh negatif, sedangkan CAR berpengaruh positif terhadap ROA. Untuk bank asing faktor determinan yang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA adalah risiko kredit dan risiko operasional, dan yang berpengaruh positif dan signifikan adalah CAR.

This research aims to reveal the influence of bank soundness and macroeconomic conditions on the profitability (measured by ROA) of domestic, mix-owned and foreign commercial banks in Indonesia, significant different on the ROA, and significant different on the determinant factors of profitability. Determinant factors tested in this research are, credit risk, operational risk, GCG, BOPO, CAR, GDP and inflation.
In this study, there are significant different on the determinant factors of profitability and significant different on the ROA of domestic banks, mix-owned banks and foreign banks in Indonesia. Significant different of the determinant factors are appear on GCG, BOPO and CAR. Nevertheless, there are some similarities between the determinant factors of profitability of domestic banks and mix-owned banks.
Also, the results of this study explain that credit risk, operational risk, GCG, BOPO, GDP and inflation negatively significant influence the ROA of domestic banks. As for the mix-owned banks, all determinant factors have significant influence on the ROA. Credit risk, operational risk, GCG, BOPO, GDP and inflation are negatively significant influence the ROA, while the CAR positively significant influences the ROA. For the foreign banks, determinant factors that negatively significant influences the ROA are credit risk and operational risk, and the positive significant influence is only for the CAR.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita
"Penelitian ini memprediksi kegagalan bank di ASEAN 5 dengan estimasi satu tahun sebelum bank tersebut gagal menggunakan kondisi makroekonomi dan fundamental bank pada periode 1996 ? 2014. Pengolahan data menggunakan model regresi panel logit dan multiple imputation. Hasil penelitian menyatakan bahwa kegagalan perbankan ASEAN 5 secara dominan ditentukan oleh kondisi makroekonomi negara. Meskipun demikian, fundamental bank juga berperan dalam menentukan probabilita kegagalan bank, dimana semakin buruknya manajemen, diukur dengan pengelolaan beban operasional dan beban noninterest, akan semakin meningkatkan probabilita kegagalan bank.

Panel logit and multiple imputation are used to predict bank failures in ASEAN 5 a year before failures using macroeconomic conditions and bank fundamentals within 1996 - 2014. The finding presented that banks in ASEAN 5 are strongly affected by their macroeconomic conditions. Nevertheless, bank fundamentals also have critical role in predicting bank failures, measured by operating expenses and non-interest expenses, we found that worse bank management will increase the likelihood of bank failures.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S65770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nandito Ramadhan Pratama
"

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa seberapa besar pengaruh efisiensi perusahaan perbankan terhadap imbal hasil saham perusahaan tersebut pada periode 2015–2018. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 bank umum konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi bank dalam penelitian adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA). Sedangkan metode Common Effect Model/CEM digunakan untuk menganalisis pengaruh efisiensi bank tersebut terhadap imbal hasil saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 12 bank umum konvensional selama 2015–2018 cukup efisien. Tahun 2015 ke 2016, rata–rata score efisiensi mengalami penurunan. Rata–rata nilai skor efisiensi dari tahun 2016 hingga 2018 terjadi peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil penelitian lainnya menunjukkan bahwa score efisiensi bank, yang diperoleh dari pendekatan DEA, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap imbal hasil saham bank.

 


This study aims to analyze bank efficiency and how much it determine stock return on banks stock return in Indonesia for 2015-2018 period. The sample of this study is 12 conventional commercial banks listed on the Indonesia Stock Exchange. The method used to measure bank efficiency is the non-parametric Data Envelopment Analysis (DEA) method. The Common Effect Model (PLS) method is used to determine the effect of bank efficiency on stock return.

The results showed that 12 conventional commercial banks during 2015–2018 were adequately efficient. From 2015 to 2016, the average efficiency score decreased. The average efficiency score from 2016 to 2018 has increased year-on-year. Other research results indicate that the bank efficiency score, which is obtained from the DEA approach, does not have a significant effect on bank stock return.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Adminstrasi Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Adli
"Penelitian ini ingin mengetahui respon yield Surat Berharga Negara (SBN) terhadap perubahan suku bunga kebijakan moneter, nilai tukar, dan inflasi di Indonesia pada periode Juli 2005 hingga Desember 2012 dengan menggunakan metode Vector Error Correction Model (VECM) karena SBN telah menjadi komponen utama dalam pembiayaan defisit belanja pemerintah Indonesia.
Penelitian menyimpulkan bahwa pada bulan pertama respon terbesar yield SBN berasal dari nilai tukar, sedangkan pada bulan keduabelas respon terbesar yield SBN berasal dari inflasi. Selain itu, terdapat hubungan jangka panjang antara yield SBN dengan inflasi, nilai tukar, dan BI Rate. Mekanisme koreksi terjadi pada yield semua jenis SBN, dengan proses penyesuaian berlangsung lebih cepat pada yield SBN 1 tahun.

This study investigates the yield response of Government Securities (SBN) to changes in monetary policy interest rate, exchange rate, and inflation in Indonesia in the period July 2005 to December 2012 using the Vector Error Correction Model (VECM) for SBN has become a major component in the deficit financing government spending Indonesia.
The study concludes that in the first month the greatest response SBN yield came from the exchange rate, while in the twelfth month the greatest response SBN yield came from inflation. In addition, there is a long-term relationship between the yield on government securities with inflation, exchange rate, and the BI Rate. Yield correction mechanism occurs in all types of government securities, the adjustment process is faster in the 1-year government securities.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Desvalina
"ABSTRAK
Kinerja dan perkembangan pasar sukuk korporasi di Indonesia tergolong
menggembirakan. Sampai dengan tahun 2012, jumlah emisi sukuk korporasi di
Indonesia meningkat sampai 5495 persen dari tahun 2002. Dibalik perkembangan
yang menggembirakan, sukuk korporasi masih jauh tertinggal jika dibandingkan
dengan obligasi konvensional. Hal inilah yang akan diteliti dalam tesis ini.
Mengapa perkembangan sukuk korporasi di Indonesia masih jauh di bawah
obligasi konvensional.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi penelitian kuantitatif
dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Berdasarkan data sekunder
dirumuskan model ekonometri. Data sekunder berasal dari Bank Indonesia untuk
periode bulan Agustus tahun 2008 sampai dengan bulan Maret tahun 2013. Data
primer yang didapat melalui survey digunakan untuk mengkonfirmasi model
ekonometri.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis perilaku industri dan faktor-faktor yang
mempengaruhi emiten dan atau perusahaan publik dalam menerbitkan sukuk.
Hasil penelitian menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi emiten dan atau
perusahaan publik dalam menerbitkan sukuk adalah tingkat likuiditas
perekonomian, tingkat inflasi, dana nasabah pada perbankan nasional, dana
nasabah pada perbankan syariah dalam bentuk Mudharabah Time Deposit, dan
tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
Berdasarkan pembahasan yang dilakukan maka rekomendasi yang dapat diberikan
baik kepada Pemerintah dan emiten atau perusahaan publik adalah : i) Pemerintah
diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi secara terus menerus dalam rangka
mendukung perkembangan sukuk, dan ii) Pemerintah dan emiten atau perusahaan
publik diharapkan senantiasa meningkatkan pengetahuan dalam bidang investasi
syariah agar dapat mendukung perkembangan dan diversifikasi produk investasi
syariah

ABSTRACT
Since its first issuance in 2002, sukuk has become a promising investment
security due to its return and security of the funds. Issuer or arranger also
considers sukuk as an alternative financing for short, medium, and long term
investment alternative. After almost ten years since its first issuance, sukuk
performance and sukuk market in Indonesia have shown a good development.
Nonetheless, good performance of sukuk has not attract issuers to construct and
issue sukuk for their financing altrnatives. This research is conducted to find the
answers of this problem.
This research uses quantitative method by using econometric model which is
constructed based on literature review and former researches. In addition, the
primary data through questionnaire survey is also employed with the aim of
knowing the actual practices and the problems of issuing sukuk. Particularly, the
thesis aims to analyze industry behavior and all factors that issuer considered in
issuing corporate sukuk. Based on the empirical analyses, it is confirmed that
some factors that issuers consider in issuing corporate sukuk are market liquidity,
Inflation rate, third party fund of banking, Mudharabah Time Deposit, and yield
of Sertifikat Bank Indonesia Syariah.
Based on the findings, the research suggests two main recommendations for the
government and issuers to issue sukuk. Firstly, the government should maintains
economic stability especially inflation rate and the economic liquidity in order to
support the development of sukuk. Secondly, both issuer and government must
improve their knowledge on sukuk and syariah investment in order to be able to
construct and develop more Islamic products"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>