Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114987 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukita Priyambodo
Yogyakarta: Deepublish, 2018
624.092 LUK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
"ABSTRAK
Makalah ini menyampaikan beberapa aspek teknik pelaksanaan dinding diaphragma dan metode Top-down untuk pembuatan besmen (basement) pada bangunan bertingkat banyak, sebagai teknologi yang tepat guna dan berdaya guna, khususnya pada kondisi tanah lunak dan lingkungan kota besar yang kurang menguntungkan. Dengan menggunakan metode Top-Down yang ditunjang oleh dnding diapraghma sebagai struktur penahan tanah, maka bisa dilakukan optimalisasi waktu penyelesaian bangunan yang lebih cepat, disamping juga mengurangi pengaruh negatif penggalian besmen, termasuk sistem pengangkuran dan pemompaan airnya, terhadap bangunan-bangunan yang sudah berdiri di sekitarnya."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Ganitha Sundawangi
"ABSTRAK
Perilaku dinding diafragma pada pekerjaan galian dalam dengan metode Bottom-up maupun Top-down dapat dimodelkan dengan pemodelan numerik. Namun pada pemodelan numerik ini membutuhkan asumsi yang tepat. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan antara hasil inclinometer dengan pemodelan Bottom-up untuk meninjau kesesuaian asumsi pemodelan dengan keadaan asli. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan beberapa kondisi seperti penyesuaian parameter tanah, kekakuan dinding diafragma, dan besar beban prestress angkur. Kemudian dilakukan pemodelan Top-down untuk melihat pengaruh perbedaan metode terhadap perilaku dinding diafargma. Hasil yang didapatkan nilai defleksi maksimum pada metode Bottom-up memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan metode Top-down, dikarenakan adanya kekakuan slab. Pada pemodelan metode Top-down terdapat beberapa variasi yang dilakukan, seperti jarak antar slab menunjukan semakin lebar jarak antar slab maka maksimum defleksi dinding diafragma akan semakin besar pula. Sedangkan jika jarak kingpost lebih dekat pada dinding maka maksimum defleksi dinding diafragma akan semakin besar. Sedangkan pada variasi penampang kingpost tidak menunjukan adanya perbedaan defleksi dinding.

ABSTRACT
The behavior of diaphragm wall in deep excavation process with bottom-up or top-down method can be modeled with numerical modeling. However, the numerical modeling requires an exact assumption. In this research, comparison between result from inclinometer and bottom-up modeling is reviewed to find the suitability of modeling assumptions with the original condition. Adjustments are done with several conditions such as adjusting soil parameters, stiffness value of diaphragm wall, and prestress load value of the anchor. Then, the top-down model is made to see the effect of different construction method to the behavior of diaphragm wall. Results show that maximum deflection of bottom-up method is greater than top-down method, due to the presence of slab stiffness. Some variations are made for the top-down method such as the distance between slab that shows the wider the distance, the greater the deflection of diaphragm wall and if the distance between kingpost and diaphragm wall is closer, the greater the maximum deflection of diaphragm wall. Meanwhile, variation in kingpost?s profile did not show any difference of the diaphragm wall deflection."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65498
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayers, Chesley
New York: McGraw-Hill, 1984
624.021 2 AYE s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rifki Iskandara Mirza
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T23487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nortier, I.W.
Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1980
624.157 NOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Intan Suri
"Penerapan pengetahuan dan pengalaman konstruksi diperlukan untuk memperbaiki efektifitas pelaksanaan di lapangan. Salah satu bentuk untuk menyederhanakan usaha konstruksi dilakukan dengan memprediksi kinerja pelaksanaan lebih awal. Dalam kasus pondasi tiang franki standar, akan diperoleh perkiraan berapa jumlah tiang yang dapat diproduksi oleh kontraktor pelaksana dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Tujuan tesis ini melakukan analisis berkenaan dengan membuat model perkiraan jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) yang bisa diproduksi pada proyek gedung bertingkat.
Metode penelitian yang digunakan adalah interview, studi kepustakaan dan melakukan survey dengan kuesioner kepada para kontraktor yang melaksanakan pekerjaan pondasi Tiang Franki Standar pada proyek gedung bertingkat di Jakarta Bogor.
Data yang berhasil dikumpulkan akan dianalisa secara kuantitatif untuk mengetahui korelasi dan membuat model regresi antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang franki standar dan pengaruhnya terhadap jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) pada proyek gedung bertingkat.
Hasil penelitian dari 32 sampel mendapatkan temuan-temuan, setelah dianalisa dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solutions) menghasilkan persamaan regresi berganda linear yang sudah lulus uji model. Selain itu, dihasilkan adanya korelasi positif antara faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang franki standar dengan jumlah Tiang Franki Standar (Standard Franki Pile) yang bersifat linier dengan nilai Adjusted R2 = 0.907. Ditemukan pula variabel-variabel yang memberikan konstribusi dalam meningkatkan Jumlah Tiang Franki standar yaitu yang pertama mobilisasi dan yang kedua penyediaan material.
Kemudian sampel berjumlah 32 buah yang dianalisa dengan SPSS diatas, diolah kembali untuk mendapatkan suatu persamaan polinomial dimana dalam persamaan ini hari dinyatakan sebagai variabel bebas dan jumlah tiang sebagai variabel terikat. Dengan bantuan program HTBasic didapatkan persamaan polinomial dengan pangkat 2 dan pangkat 3, dimana pangkat dilihat selisih terkecil antara hasil perhitungan teoritis dengan aktual.
Dengan mengabaikan dimensi dari kedua bentuk persamaan tersebut dan dengan mengasumsikan bahwa jumlah tiang adalah sama untuk kedua persamaan yang didapat pada hari kerja pemancangan yang sama, maka kedua persamaan tersebut dapat dikombinasikan menjadi satu persamaan saja yang mana variabel bebasnya adalah faktorfaktor yang mempengaruhi pelaksanaan tiang dan hari kerja pemancangan sedangkan variabel terikatnya adalah jumlah tiang. Kemudian kedua persamaan tersebut digabung menjadi satu dimana jumlah tiang franki standar ditentukan oleh variabel kualitas mobilisasi dan penyediaan material dan hari pelaksanaan."
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8535
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Bagus Egy Beratha Yoga
"Jembatan Kapuas I terletak di Kota Pontianak dengan panjang 420 meter dan lebar 6 meter. Jembatan ini dibangun pada tahun 1980 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1982. Pada tahun 2013 Jembatan Kapuas I ditabrak kapal ponton atau kapal tongkang akibatnya Jembatan Kapuas I sempat berguncang keras. Dikarenkan Jembatan Kapuas I sudah berumur lebih dari 40 tahun Pemerintah Kota Pontianak melalui Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jendral (Ditjen) Bina Marga membangun Jembatan Duplikat Kapuas I yang baru yang berada di sebelah kiri Jembatan Kapuas I. Pada proses pembangunan jembatan terdapat item pekerjaan pondasi, pekerjaan pondasi ini berupa pemancangan tiang pancang. Tiang pancang adalah bagian-bagian konstruksi yang dibuat dari kayu, beton, dan atau baja, yang digunakan untuk meneruskan beban-beban permukaan ke tingkat-tingkat permukaan yang lebih rendah di dalam massa tanah. Pemancangan yang dilakukan menggunakan tiang pancang precast dengan bentuk Spun pile. Sebelum dilaksanakan pemancangan dilakukan Perhitungan beban rencana, penyelidikan tanah di area pemancangan, merencanakan dimensi tiang pancang, menghitung daya dukung tiang, memilih hammer yang akan digunakan, menghitung berat hammer yang akan digunakan untuk menyesuaikan hasil penetrasi, barulah pemancangan dapat dilaksanakan. Setelah tahap pelaksanaan pemancangan pondasi selesai dilaksanakan maka diperlukan pengujian kinerja terhadap tiang untuk mengukur daya dukung aktual dan penurunan pada kedalaman rencana. Beberapa cara untuk mengukur kinerja dari pondasi tiang pancang adalah dengan cara melakukan metode kalendering, oengujian pembebaban statik atau pengujian dinamik (PDA). Pelaksanaan pengujian dinamik (PDA) mengenai Pengujian aksial tiang metode Dinamik dengan PDA test.

The Kapuas I Bridge in Pontianak City is 420 meters in length and 6 meters in width. The bridge was built in 1980, and inaugurated by President Suharto in 1982. In 2013, a barge or pontoon hit with the Kapuas I Bridge, causing it to tremble violently. Because the Kapuas I Bridge is more than 40 years old, the Pontianak City Government commissioned the Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) and the Directorate General (Ditjen) of Highways to build the Kapuas I Duplicate Bridge, which is positioned to the left of the Kapuas I Bridge. The building of the bridge includes piling piles that serve as foundation work. Wood, concrete, and/or steel are the materials used to construct piles, which are utilized to transfer surface loads to lower soil surface levels. Spun piles are utilized for building. Prior to erection, it is necessary to calculate the load plan, conduct a soil research in the beheading region, plan the dimensions of the pile, calculate the carrying capacity of the pile, select the hammer to be used, and calculate the weight of the hammer to modify the penetration results. After the phase of foundation installation is complete, it is required to assess the performance of the pile to determine its actual carrying capacity and depth reduction. The calendaring method, static testing, and dynamic testing are a few methods for assessing the performance of piling foundations (PDA). Implementation of dynamic testing (PDA) with respect to axial testing with PDA."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Badaruddin
"Proyek pembangunan world trade center 3 (WTC 3) menggunakan pondasi pile raft lengkap dengan 5 lantai basement dan retaining structure yang mengelilinginya berupa secant pile dia. 800 mm untuk menopang 44 lantai bangunan tower serta 4 lantai podium, desain pondasi pile raft tersebut belum meperhitungkan keberadaan retaining structure serta kekakuan dari konstruksi basement. Sejatinya pondasi pile raft, retaining structure & element struktur basement terintegrasi dan bekerja secara bersama-sama dalam meneruskan beban struktur atas ke masa tanah dibawah pondasi.
Pada penelitian ini telah dilakukan pengujian melalui analisa numerik dengan menggunakan software GTS Midas terhadap sejumlah model dan ditemukan bahwa keberadaan retaining structure dan elemen struktur basement dapat mengurangi settlement (maksimum settlement serta differential settlement) dan internal force (bending moment & shear force) yang terjadi pada pondasi pile raft melalui mekanisme pengekangan ujung raft dan masa tanah dibawah raft serta transfer beban vertikal dari raft ke retaining structure sehingga sebagin beban vertikal dipikul oleh retaining structure. Efek pengekangan dan mekanisme transfer beban retaining structure dapat bekerja efektif pada rasio Dw/Dt < 1.3 serta pada sistem pondasi partially pile raft.

The construction of world trade center 3 (WTC 3) project are using pile raft as a foudation to support 44 floors of tower building and 4 floors of podium building. This foundation is integrated with five floors of basement and retaining structure. The type of retaining structure used is secant pile with 800 mm diameter in which the position of retaining structure lies on the circumferences of the basement. The original design of the pile raft foundation are not consider the existence of retaining structure and the structural element stiffness of basement likes column, beam etc. In fact that pile raft, basement element structure and retaining structure are integrated and working together in transfer load from upper structucture to soil.
In this reasearch it was examine a number of model with numerical analysis using GTS midas software and it was known that the interaction of retaining structure and basement element structure can reduce settlement (Maximum settlement and differential settlement) and internal force (bending moment & shear force) on pile raft foundation by two mechanism. The first mechanism is the retaining structure and basement element structure can restraining the end of raft and the second mechanis is vertical load transfer from raft to retaining structure. Both of the mechanisms are effective for rasio Dw/Dt less than 1.3 and for partially pile raft.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T43759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amila Zulfa Ruknia
"[ABSTRAK
Fenomena global warming membuat keseimbangan neraca air terganggu dan konsep pembangunan seperti green building merupakan salah satu usaha untuk menjaga kelestarian air. Oleh sebab itu, penulis memilih pengaruh aspek water conservation (WAC) terkait biaya konstruksi green building dengan harapan dapat memberikan informasi mengenai faktor dalam aspek WAC yang mempengaruhi perubahan biaya konstruksi green building apabila dibandingkan dengan bangunan konvensional, dan seberapa besar perubahan yang disebabkan oleh aspek tersebut. Dari penelitian ini diperoleh pengaruh biaya akibat penerapan WAC sebesar 1,75% dari nilai kontraknya.
ABSTRAK
The phenomenon of global warming, making the stability of water balance distrubed and development concepts such as green building is one of the effort to maintain the sustainability of water. Therefore, the authors choose the effect of water conservation (WAC) aspects related to construction cost of green building in order to provide information about the factors of water conservation aspect which influence changes of green building construction costs compared to conventional buildings, and how much it changes. This study obtain the influence of Water Conservation aspect is 1,75% from the contract value., The phenomenon of global warming, making the stability of water balance distrubed and development concepts such as green building is one of the effort to maintain the sustainability of water. Therefore, the authors choose the effect of water conservation (WAC) aspects related to construction cost of green building in order to provide information about the factors of water conservation aspect which influence changes of green building construction costs compared to conventional buildings, and how much it changes. This study obtain the influence of Water Conservation aspect is 1,75% from the contract value.]"
Lengkap +
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S54224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>