Ditemukan 27626 dokumen yang sesuai dengan query
García Márquez, Gabriel, 1927-2014
"Summary:
Their distant, nostalgic memories of home, their sense of anonymity in a foreign land, the terrifying pang of vulnerability they feel as they step over the threshold into an alien world ... Marquez's strange pilgrims - the aging prostitute preparing for death by teaching her dogs to weep at her grave, the panicked husband scared for the life of his injured wife, the old man who allows his mind to wander on a long-haul flight from Paris - experience with all his humour, warmth and colour with it is to be a Latin American adrift in Europe or, indeed, any outsider living far from hom"
Yogyakarta: Basabasi, 2017
863.64 MAR p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ahmad Rofi` Usmani
"[, ]"
Yogyakarta: Bunyan, 2016
297.51 AHM i
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Agus Noor
Yogyakarta: DIVA Press, 2017
808.83 AGU l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Murakami, Haruki, 1949-
Westminster: Maryland Books on Tape, 2014
895.635 MUR f
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Suci Amanda Fitri
"Skripsi ini membahas enam cerpen absurd karya Asneli Lutan, yaitu “Saya dan Aku dalam Dia dan Nya”, “Tagihan”, “Malu,” “Salah Alamat Ngkali”, “Menunggu,” dan “Sanksi.” Metode desktiptif-analitik dan pendekatan struktural digunakan untuk mengidentifikasi aspek absurditas di dalam data penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa Asneli Lutan adalah perempuan sastrawan Indonesia pertama yang bereksperimen dengan absurditas serta keenam cerpen Asneli Lutan menunjukkan ciri-cirinya sebagai karya sastra absurd.
This thesis discusses about the six absurd short stories written by Asneli Lutan, they are “Saya dan Aku dalam Dia dan Nya”, “Tagihan”, “Malu”, “Salah Alamat, Ngkali”, “Menunggu”, and “Sangsi”. The analiytical descriptif method and the structural approach are used in this study to identify the aspects of absurdity in the data. The results of this study find that Asneli Lutan is the first indonesian woman who done an experiment with absurdity and her six short stories shown the characteristics of absurd literature."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S53355
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lutfiana Abdullah
"Skripsi ini membahas kepengarangan dan tema tragedi dalam cerpen-cerpen Korrie Layun Rampan. Sebagai pengarang yang produktif, Korrie begitu sering menampilkan tragedi dalam cerpen-cerpennya. Tragedi tersebut muncul dengan cara yang berbeda. Penelitian ini berfokus pada kelima antologi cerpennya: Perhiasan Bulan, Ratapan, Hitam, Tak Alang Kepalang, dan Kayu Naga, kemudian diambil sepuluh cerpen yang dapat merepresentasikan cerpen-cerpen Korrie. Penelitian ini menggunakan pendekatan struktural dan metode deskriptif-analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Korrie memiliki suatu pola dalam menampilkan tragedi. Selain itu, terbukti bahwa Korrie berusaha menyampaikan pesan moral di balik tragedi dalam cerpennya.
This undergraduate thesis explained the authorship and themes of tragedy in Korrie Layun Rampan’s short stories. As a prolific author, Korrie often showed tragedies in his stories. Those tragedies were shown in different ways. This research focused on five of his short stories anthology: Perhiasan Bulan, Ratapan, Hitam, Tak Alang Kepalang, and Kayu Naga, and other ten stories which represent Korrie’s works. This research applied structural approach and descriptive-analytic method. The result of the research showed that Korrie have certain pattern in representing the tragedy. Besides, it was proved that Korrie tried to deliver meaningful messages through tragedies in the stories."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54262
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aniesa Rahmania Pramitha Devi
"Penelitian bahasa dan gender menyebutkan bahwa pria dan wanita menggunakan bahasa yang berbeda. Seiring berkembangnya zaman, hal tersebut tidak dapat digeneralisasikan karena faktor perbedaan sosial budaya dan konteks pembicaraan. Selain bahasa, pria dan wanita juga dianggap memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan emosi. Masyarakat umumnya menganggap bahwa wanita lebih ekspresif dalam mengungkapkan emosi dibanding pria. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan menjelaskan penggunaan bahasa emosi berdasarkan gender. Sumber data yang digunakan adalah 14 cerpen Kompas yang diunggah pada situs ruangsastra.com dengan rincian tujuh cerpen pada tiap-tiap gender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengacu pada teori bahasa emosi dari Kövecses (2004) dan teori bahasa dan gender dari Holmes (2013) dan Kuntjara (2011). Emosi yang dilihat mengacu pada lima emosi dasar dari Davitz dan Mattis (1964), yaitu bahagia, cinta, sedih, takut, dan marah. Data yang diperhatikan adalah kalimat yang mengandung bahasa emosi yang memiliki makna literal dan makna figuratif yang terlihat pada penggunaan metafora dan metonimi. Data tersebut kemudian dianalisis makna berdasarkan emosi dan frekuensi penggunaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita dapat menggunakan bahasa emosi dengan makna literal dan makna figuratif.
Language and gender research shows that each gender uses different languages. But, this can not be generalized due to socio-cultural differences and the context of the conversation. In addition to the use of languages, men and women are also considered to have different ways of expressing emotions. People generally assume that women are more expressive in expressing emotions than men. Based on that background, this research aims to explain the use of emotion language based on gender. This research uses 14 short stories from Kompas uploaded on the ruangsastra.com site as data source, with seven short stories for each gender. This research uses a qualitative method with the theory of emotion language from Kövecses (2004) and language and gender theories from Holmes (2013) and Kuntjara (2011). The emotions seen refer to the five basic emotions from Davitz and Mattis (1964), namely happiness, love, sadness, fear, and anger. The data considered are sentences containing emotion language with literal and figurative meanings seen in metaphors and metonymy usage. Then, the data are analyzed for meaning based on emotion and usage frequency. The results of this research indicate that both men and women can use emotion language with literal and figurative meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Aniesa Rahmania Pramitha Devi
"Penelitian bahasa dan gender menyebutkan bahwa pria dan wanita menggunakan bahasa yang berbeda. Seiring berkembangnya zaman, hal tersebut tidak dapat digeneralisasikan karena faktor perbedaan sosial budaya dan konteks pembicaraan. Selain bahasa, pria dan wanita juga dianggap memiliki cara yang berbeda dalam mengungkapkan emosi. Masyarakat umumnya menganggap bahwa wanita lebih ekspresif dalam mengungkapkan emosi dibanding pria. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan menjelaskan penggunaan bahasa emosi berdasarkan gender. Sumber data yang digunakan adalah 14 cerpen Kompas yang diunggah pada situs ruangsastra.com dengan rincian tujuh cerpen pada tiap-tiap gender. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengacu pada teori bahasa emosi dari Kövecses (2004) dan teori bahasa dan gender dari Holmes (2013) dan Kuntjara (2011). Emosi yang dilihat mengacu pada lima emosi dasar dari Davitz dan Mattis (1964), yaitu bahagia, cinta, sedih, takut, dan marah. Data yang diperhatikan adalah kalimat yang mengandung bahasa emosi yang memiliki makna literal dan makna figuratif yang terlihat pada penggunaan metafora dan metonimi. Data tersebut kemudian dianalisis makna berdasarkan emosi dan frekuensi penggunaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita dapat menggunakan bahasa emosi dengan makna literal dan makna figuratif.
Language and gender research shows that each gender uses different languages. But, this can not be generalized due to socio-cultural differences and the context of the conversation. In addition to the use of languages, men and women are also considered to have different ways of expressing emotions. People generally assume that women are more expressive in expressing emotions than men. Based on that background, this research aims to explain the use of emotion language based on gender. This research uses 14 short stories from Kompas uploaded on the ruangsastra.com site as data source, with seven short stories for each gender. This research uses a qualitative method with the theory of emotion language from Kövecses (2004) and language and gender theories from Holmes (2013) and Kuntjara (2011). The emotions seen refer to the five basic emotions from Davitz and Mattis (1964), namely happiness, love, sadness, fear, and anger. The data considered are sentences containing emotion language with literal and figurative meanings seen in metaphors and metonymy usage. Then, the data are analyzed for meaning based on emotion and usage frequency. The results of this research indicate that both men and women can use emotion language with literal and figurative meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Erlita Nur Rahman
"
ABSTRAKPenelitian ini membahas konflik dalam diri istri sebagai perempuan modern yang terepresentasi dalam sejumlah cerpen Ratna Indraswari Ibrahim. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan temuan mengenai konflik dalam diri istri dalam sejumlah cerpen Ratna, pemikiran dan tindakan tokoh-tokoh perempuan dalam sejumlah cerpen Ratna ketika menghadapi persoalan rumah tangga, serta realitas sosial dalam sejumlah cerpen Ratna yang tercermin di masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Dari penelitian ini terlihat bahwa tindakan yang dilakukan tokoh perempuan dalam masing-masing cerpen tidak seluruhnya membawa mereka pada kemenangan, tetapi terdapat pula yang mengalami kekalahan.
ABSTRACTThis research discusses the conflict of wives as modern women represented in a number of short stories of Ratna Indraswari Ibrahim. This research aims at describing the findings on wife conflicts in some of Ratna?s short stories, thoughts and actions of the women figures when facing household problems, as well as social realities in her stories reflected in society. The method used in this research is descriptive analysis. From this research, it is seen that actions taken by the women characters in each short story do not entirely taken them to triumph, but also to defeat.
"
2015
S61264
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anas Prambudi
"
ABSTRAKPenulis, dalam skripsi ini, menganalisis persoalan subordinasi pada empat cerpen yang terdapat di dalam buku Kumpulan Cerpen: Dua Kelamin Bagi Midin. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bentuk subordinasi sebagai bentuk ketidakadilan gender. Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah deskriptif-analitis. Hasil penggambaran tersebut terbatas pada apa yang dapat disimpulkan dari objek penelitian, yakni tiap cerpen yang mewakili masalah subordinasi di dalam Kumpulan Cerpen Pilihan 1970-1980-an: Dua Kelamin bagi Midin. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan intrinsik dan pendekatan gender.
ABSTRACTThis study aims to describe the form of subordination as a form of gender inequality. The Author uses a descriptive-analytical method and makes a depiction which is restricted to the subordination issues in Kumpulan Cerpen Pilihan 1970-1980-an: Dua Kelamin Bagi Midin. The intrinsic approach is used in this thesis specifically in characterizations, setting, and gender approach to see the form of gender subordination."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42355
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library