Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26337 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Cahya Perdana
"Klenteng adalah salah satu bangunan keagamaan yang sering dijadikan objek penelitian arkeologi. Pada bangunan klenteng biasanya banyak terdapat ornamen atau hiasan yang berada di bagian dalam bangunan maupun luar bangunan klenteng. Selain itu, pada pembangunannya sering menerapkan aturan umum arsitektur tradisional Cina dan aturan fengshui.
Penelitian ini membahas mengenai ornamen, penerapan arsitektur tradisional cina dan aturan fengshui. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang menyebabkan Klenteng Shia Jin Kong tidak memiliki banyak ornamen dan apakah sepenuhnya menerapkan aturan umum dan fengshui.
Dalam penelitian ini digunakan tahapan metode arkeologi, yaitu observasi, pengolahan data, dan interpretasi. Pada tahap pengolahan data digunakan analisis ornamen dan analisis kronologi.
Hasil dari penelitian ini adalah Klenteng Shia Jin Kong merupakan klenteng rakyat yang dibangun pada akhir abad 19. Klenteng Shia Jin Kong juga menerapkan hampir semua aspek arsitektur tradisional Cina dan aturan fengshui.

Chinese temple is one of the religious buildings that often become the object of archaeological research. At the temple building there are usually lots of ornaments or decorations that were inside the building and outside the building of the temple. In addition, the construction often apply the general rule of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui.
This study discusses the ornament, the application of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui. The purpose of this study was to determine the factors that led to Shia temple Jin Kong does not have a lot of ornaments and they are fully apply the general rule and fengshui.
In this study used the stages of archaeological methods, ie observation, data processing and interpretation. At this stage of the analysis used data processing and analysis ornament chronology.
The results of this study are Shia Jin Kong Temple is a folk temple built in the late 19th century temple Shia Jin Kong also implemented nearly all aspects of traditional Chinese architecture and the rules of feng shui."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S69971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dilla Andriani Parmita
" ABSTRAK
Kelenteng merupakan salah satu bangunan keagamaan yang sering menjadi obyek penelitian arkeologi. Kelenteng dibangun dengan menerapkan aspek-aspek yang ada pada arsitektur tradisional Cina, Ilmu fengshui dan ornamen. Penelitian ini membahas mengenai penerapan arsitektur tradisional Cina, ilmu fengshui, dan ornamen pada Kelenteng Dewi Welas Asih di Cirebon. Penelitian ini menggunakan tahapan metode arkeologi, yaitu observasi, pengolahan data, dan intepretasi. Pada tahap pengolahan data digunakan analisis bentuk dan analisis khusus. Hasil dari penelitian ini adalah Kelenteng Dewi Welas Asih hampir menerapkan seluruh aspek yang ada pada arsitektur tradisional Cina, namun tidak sepenuhnya menerapkan aspek yang ada pada ilmu fengshui. Diketahui juga bahwa terdapat empat tipe ornamen yang dapat diidentifikasi pada kelenteng, yaitu fauna, flora, manusia, dan benda buatan manusia.

ABSTRACT
Chinese temple is one of the religious buildings that often become the object of archaeological research. Chinese temple was built by applying Chinese traditional architecture, fengshui, and ornament. This research is talking about the applying of those three aspects in Dewi Welas Asih Temple in Cirebon. This research used three stages of archaeological method, which are observation, data processing, and interpretation. In data processing stage, the collected data then analyzed by form analysis and specific analysis. The results of this research are Dewi Welas Asih Temple almost applied every aspect in Chinese traditional architecture. However, this temple only applied several aspects in fengshui. Dewi Welas Asih Temple also has four types of ornaments that can be identified, those are fauna, flora, human and man-made objects.
"
2016
S61762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regis, Edward, 1944
Tai bei shi: Tian xia wen hua chu ban gu fen you xian gong si, 1995
SIN 500 REG b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Setiawan
"Tulisan ini membahas mengenai komponen-komponen arca yang terdapat pada ruang Kwan Im Tong Kelenteng Hian Tan Kong Cileungsi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ciri-ciri komponen pada arca dan mengeindentifikasinya dan melihat juga ciri komponen kebudhaan yang dimiliki oleh arca di ruang kwan Im Tong. Hasil penelitian ini menjelaskan terdapat 103 arca pada ruangan tersebut dan terdapat sembilan tokoh dewa pada ruang ini. Tokoh Dewa tersebut adalah Guan Shia Pu Sa, Mi Le Fo, Arahat 18, Yao Shi Fo, Shan Cai Tong Zi, Wu Liang Shou, Ru Lai Fo, Qie Lan, dan Ji Gong (Chi Kung). Arca di ruang Kwan im Tong juga wadah Hibriditas dengan mengadopsi komponen Buddha pada arca sehingga arca pada ruang kwan Im Ting memiliki ciri komponen Kebudhaan berupa Urna, Unhisa, mata Setengah terbuka, Telinga yang amat panjang, Mulut tenang, memakai pakaian keagamaan, memiliki beda kependetaan seperti tasbih, camara, kendi, mangkuk, dan berlapik padmasana
This paper discusses the components of statues found in the room of Kwan Im Tong Temple of Hian Tan Kong Cileungsi. This study aims to look at the characteristics of the components of the statue and identify them and also see the characteristics of the cultural components that are owned by the statue in the room of Kwan Im Tong. The results of this study explain there are 103 statues in the room and there are nine deities in this room. These figures are Guan Shia Pu Sa, Mi Le Fo, Arahat 18, Yao Shi Fo, Shan Cai Tong Zi, Wu Liang Shou, Ru Lai Fo, Qie Lan, and Ji Gong (Chi Kung). The statue in the Kwan im Tong room is also a place for hybridity by adopting the Buddha component in the statue so that the statue in the room of Kwan Im Ting has the characteristics of the Buddhist component in the form of Urna, Unhisa, Half-open eyes, Very long ears, Quiet mouth, wearing religious clothes, having a different clergy such as beads, camara, jugs, bowls, and padmasana."
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Vellery Atrina
"ABSTRAK
Kelenteng Jin De Yuan adalah salah satu kelenteng yang terkenal di Jakarta. Setiap harinya
kelenteng ini selalu ramai didatangi pengunjung. Pengunjung yang datang ke tempat ini selain
untuk beribadah juga bertujuan untuk meramal nasib. Dalam bahasa mandarin kegiatan ini
disebut Qiúqiān (求签), sementara di Indonesia dikenal dengan istilah “ciam si”. Ciam si
merupakan tradisi meramal nasib yang berasal dari kebudayaan Tionghoa dan biasanya
dilakukan di kelenteng. Ramalan ciam si dipercaya dapat membantu menyelesaikan persoalan
hidup yang sedang dihadapi seseorang yaitu dengan meminta petunjuk kepada dewa. Jurnal
ini membahas tentang ciam si secara umum, tata cara melakukan ramalan ciam si, serta
membahas tentang kepercayaan pengunjung klenteng Jin De Yuan terhadap hasil ramalan
ciam si mereka.

ABSTRACT
Jin De Yuan temple is one of the most renowned temple in Jakarta. Many visitors always
come to this place every day. The visitors who come to this place not only to pray but also to
practice fortune telling that known in mandarin as Qiúqiān (求签), while in Indonesia this
activity known as “ciam si”. Ciam si is a fortune telling practice that originated in China and
often performed in the Buddhist temple. Many people believe ciam si can help them solve
their life problems by asking God for guidance. This journal will discuss about ciam si in
general, how to perform ciam si, and also the temple’s visitors’s belief on their ciam si’s
result."
Depok: [Fakultas Ilmu Pengetahua Budaya , ], 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Semarang : Yayasan Sam Poo Kong, 1982
305.805 98 YAY m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Osgood, Cornelius
Tucson: University of Arizona Press, 1975
307.7 OSG c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lourin Hertyastiwi
"Klenteng Jin DeYuan adalah salah satu klenteng yang terletak di DKI Jakarta, klenteng ini memiliki sejarah yang sangat panjang, sesuai dengan usianya yang lebih dari 350 tahun. Arsitektur klenteng ini dibuat sesuai dengan konsep Feng Shui yang dipercayai oleh masyarakat Tionghoa akan menciptakan keharmonisan di antara bangunan, alam serta manusia. Keharmonisan tersebut nantinya akan memandu manusia menuju keberuntungan. Bagian klenteng yang terlihat kental menggunakan kaidah-kaidah Feng Shui adalah dalam bagian warna, atap, jendela,pintu dan patung yang berada di klenteng ini.

Jin de Yuan is located in DKI Jakarta. This temple has a long history, according to this temple's age that is more than 350 years old. This temple architectures are based on concept of the Feng Shui, which is believed by Chinese community will create the harmonization between building, human and nature. This harmonization will guide us to luckiness. In Jin de Yuan temple we can see that they are using Feng Shui from its colors, windows, doors, roof and also the ornaments which are surrounding this temple."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jo Kumala Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perubahan fungsi kelenteng sebagai organisasi institusi religi Cina dalam komunitas Indonesia. Cina fungsi religius kelenteng adalah tempat melakukan ibadah pemujaan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Sedang fungsi di Pada mulanya, sosialnya adalah sarana penyatuan komunitas Cina di Indonesia dan sarana sosialisasi nilai budaya Cina. sebagai Perubahan fungsi kelenteng ditandai dengan terdapatnya perubahan status menjadi Vihara dan terorganisirnya kelenteng dalam struktur formal lembaga keagamaan. Perubahan cenderung dipengaruhi faktor eksternal, aplikasi kebijaksanaan asimilasi pemerintah. Sedang kondisi terjadinya perubahan secara internal, adalah konberupa pradisi komunitas Cina di Indonesia, yang telah mampu beradaptasi dengan nilai nilai Tampaknya perubahan masyarakat setempat, yang terjadi adalah ubahan yang dipaksakan imposed change, reaksi adaptif kelenteng yang terbatas pada tingkat permukaan suatu perterlihat dari luar saja, sebagai tindakan penyesuaian politis untuk tetap dapat bertahan. Fungsi ataupun sebagian tempat keramat, yang kini lebih menonjol bagi komunitas WNI pribumi Cina adalah kelenteng sebagai memohon petunjuk praktis dalam menghadapi kebutuhan sehari hari, melalui sistem ramalan versi Cina, dan melalui medium dengan kekuatan mistik. Dan kini dengan status sebagai Yayasan sosial fungsi sosial yang tampak menonjol adalah pendidikan, kesehatan, perkawinan dan kematian, derung bermotif ekonomi. keagamaan, kegiatan yang cen Fungsi religius kelenteng, walau tidak secara total berubah, menunjukkan gejala perubahan ke arah fungsi religius. Sedangkan perubahan fungsi yang non sosial sebagai sarana penyatuan komunitas Cina, diwarnai adanya perubahan dasar kepentingan dalam penyatuannya, dilandasi oleh'motif ekonomi. yang secara dominan Dan sebagai sarana sasi nilai budaya Cina, menjadi lebih terbatas sosialiruang lingkupnya. Sementara itu, dengan beberapa modifikasi luar kelenteng, fungsi manifes dan laten sebagai si institusi religi Cina, sebagian besar bentuk organisamasih relevan berjalan dalam komunitas Cina di Indonesia."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>