Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sihotang, Retta Catherina
"ABSTRAK
Latar Belakang: Malaria asimtomatik cukup banyak ditemukan pada daerah endemik, termasuk Nusa Tenggara Timur. Meskipun tidak menimbulkan gejala, individu yang terinfeksi sangat berperan dalam penularan malaria. Sama seperti malaria dengan gejala, pada malaria asimtomatik dapat terjadi perubahan hematologi termasuk trombosit. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi malaria asimtomatik di kecamatan Nangapanda, mengetahui kadar trombosit penduduk, dan mengidentifikasi hubungan antara kejadian malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit. Metode : Penelitian ini menggunakan teknik potong lintang berdasarkan data penduduk Kecamatan Nangapanda dari penelitian besar sebelumnya pada tahun 2009. Hasil : Dari total 217 subjek penelitian, prevalensi malaria asimtomatik di Kecamatan Nangapanda didapatkan sebesar 14,29 . Nilai tengah jumlah trombosit pada subjek penelitian didapatkan sebesar 110 x 103/ L, dengan nilai minimal 14 x103/ L dan nilai maksimal 511x103/ L. Dari 31 individu yang terinfeksi, didapatkan prevalensi trombositopenia sebesar 74,2 , sedangkan dari 126 individu yang tidak terinfeksi didapatkan prevalensi sebesar 67,7 . Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara kejadian infeksi malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit atau status trombositopenia. Kesimpulan : Tidak ditemukan hubungan bermakna antara malaria asimtomatik dengan jumlah trombosit pada penduduk Kecamatan Nangapanda.

ABSTRACT
Introduction Asymptomatic malaria is prevalent in endemic area, including East Nusa Tenggara. Although it usually cause no symptoms, the infected individual plays a significant role in malaria transmission. Like symptomatic malaria, hematological changes such as in platelet count might occur in asymptomatic malaria. Objective This study aims to obtain the prevalence of asymptomatic malaria in a population living in Nangapanda district, to describe the platelet count of the population, as well as to investigate the relationship between asymptomatic malaria and platelet count. Method This study used cross sectional method based on the data from a previous study that was conducted in Nangapanda district back in 2009. Result From a total of 217 subjects, the prevalence of asymptomatic malaria found in Nangapanda district was 14.29 . The median of platelet count of the subject population was 110 x 103 L, ranging from 14 x103 L to 511x103 L. Out of 31 infected individuals, the prevalence of thrombocytopenia was 74.2 , meanwhile from 126 not infected individuals the prevalence of thrombocytopenia was 67.7 . No significant relationship was found between asymptomatic malaria and platelet count or the status of thrombocytopenia. Conclusion Asymptomatic malaria was not associated with the low platelet count in this population of Nangapanda district."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kitra Latuasan
"ABSTRAK
Latar Belakang : Nusa Tenggara Timur adalah wilayah endemik malaria. Tidak hanya malaria simtomatik, malaria asimtomatik juga menjadi beban daerah ini. Pendeteksiannya harus dilakukan dengan seksama. Perubahan hematologi yang terjadi pada pasien, diantaranya jumlah dan hitung jenis leukosit dapat dijadikan salah satu penanda terjadinya malaria asimtomatik. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui prevalensi malaria asimtomatik, mengetahui profil jumlah dan hitung jenis leukosit, serta mengetahui hubungan malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada warga di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT. Metode : Metode penelitian ini adalah potong lintang dengan sampel yang berasal dari data sekunder penelitian induk di Nangapanda, Ende, NTT pada tahun 2009. Hasil : Prevalensi malaria asimtomatik di Kecamatan Nangapanda, Ende, NTT sebesar 14,7 . Median nilai minimum-nilai maksimum jumlah leukosit = 8000 3000-21000 sel/mm3, hitung jenis monosit = 5 0-14 , hitung jenis granulosit = 47 10-71 , hitung jenis limfosit = 48 23-84 . Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada keseluruhan data. Namun, jika dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin, terdapat hubungan signifikan antara malaria asimtomatik dengan monosit pada jenis kelamin laki-laki p=0,031 . Diskusi : Tidak terdapat hubungan signifikan antara infeksi malaria asimtomatik dengan jumlah dan hitung jenis leukosit pada warga di Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende, NTT.

ABSTRACT
Introduction East Nusa Tenggara is a malaria rsquo s endemic region. The region bears not only the burden of symptomatic malaria, but also asymptomatic malaria. The detection of this disease must be done carefully, and one of the methods is to measure the hematological changes that happened in the patients rsquo body, calculating the total and differential leukocyte counts. Objective The objectives of this study were to find out the prevalence of asymptomatic malaria, the total and differential counts of leukocyte, and also the relationship between asymptomatic malaria with the total and differential leukocyte counts on the residents of Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara. Method This study used cross sectional method, with the sample originated from a secondary data of the previous study in Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara back in 2009. Result The prevalence of asymptomatic malaria in Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara was 14.7 . While the median minimum maximum total leukocyte counts 8000 3000 21000 cell mm3, monocyte counts 5 0 14 , granulocyte counts 47 10 71 , lymphocyte counts 48 23 84 . In this study, there was no significant relationship between asymptomatic malaria with total and differential leukocyte counts in the overall data. However, if categorized by sex, there was a significant relationship between asymptomatic malaria and monocyte counts in male p 0.031 . Discussion There was no significant relationship between asymptomatic malaria infection with the total and differential counts of leukocyte on residents of Nangapanda, Ende, East Nusa Tenggara. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Santoso
"Latar Belakang: Indonesia bagian Timur memiliki beban ganda dalam infeksi parasit di negara tropis yaitu cacing usus dan malaria. Infeksi parasit tersebut secara tunggal maupun bersama-sama dapat menyebabkan kejadian anemia. Di Indonesia, kejadian anemia berhubungan dengan asupan nutrisi zat besi yang kurang dan infeksi parasit Belum diketahui bagaimana hubungan antara infeksi parasit dan anemia pada populasi anak sekolah di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah ko-endemis malaria dan cacing usus.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara infeksi parasit dengan prevalensi anemia pada anak-anak sekolah dasar di Nangapanda Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh studi potong lintang dari tim peneliti Departemen Parasitologi FKUI. Populasi terjangkau adalah populasi anak sekolah di Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur berusia 6-10 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total population sampling. Penentuan status gizi menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus untuk anak usia 5-18 tahun. Pemeriksaan infeksi cacing usus pada tinja menggunakan pemeriksaan Katokatz. Pemeriksaan malaria menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Data diuji menggunakan uji chisquare dengan alternatifnya uji Fisher. Hubungan bermakna bila nilai p < 0,05.
Hasil: Didapatkan 240 subyek penelitian dengan rerata usia 8,21 tahun, rerata hemoglobin 11,92g/dL dengan proporsi anemia 53,3%. Proporsi infeksi cacing usus sebesar 24,2% dan infeksi malaria sebesar 6,7%. Hasil analisis didapatkan bemakna pada variabel jenis kelamin (p<0,001) sedangkan variabel infeksi cacing usus dan malaria didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kadar hemoglobin dengan masing-masin nilai p=0,747 dan p=0,782.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing usus dan malaria dengan tingkat keparahan anemia pada anak-anak sekolah dasar yang tinggal di daerah Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.

Background: East Region of Indonesia has double burden for parasitic infection endemic in tropical country such as soil transmitted helminths and malaria. These parasitic infections alone or together can cause anemia. In Indonesia, anemia was associated with low nutrition intake of iron and parasitic infection. However, this association was not known in the population of school children in Nangapanda Distric, Nusa Tenggara Timur Province which was ko-endemic between malaria and soil transmitted helminths.
Aim: To find the association between parasitic infection and prevalence of anemia in children who attends primary school in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Method: This research used secondary data from cross-sectional study conducted by FKUI Parasitology Team. Target population was children 6-10 year who attended primary school in Ende, Nusa Tenggara Timur. The sampling method was using total population sampling. The nutritional status was determined using the application of WHO AnthroPlus for children aged 5-18 years old. Soil-transmitted helminths infection was being detected by Katokatz method and malaria infection is using PCR method. Data was being analyzed with chi-square test and Fisher test as the alternative. Association is significant when p value is<0,05.
Result: Total sample is 240 subjects with mean age 8,21 years old, mean hemoglobin is 11,92 g/dL and anemic proportion is 53,3%. Soil-transmitted helminths infection proportion is 24,2% and malaria infection is 6,7%. The analytical results is significant for gender(p<0,001) and not significant for Soil-transmitted helminths infection and malaria with p=0,747 and p=0,782, respectively versus hemoglobin concentration.
Conclusion: There is no association between Soil-transmitted helmints infection and malaria with the severity of anemia in children who attends primary school and live in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Johanna
"ABSTRAK
Pendahuluan: Malaria merupakan masalah kesehatan global dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi. Namun, sampai saat ini, mekanisme imunitas terhadap malaria asimtomatik masih belum dimengerti secara jelas sehingga sistem kontrol malaria pun belum berhasil dikembangkan.Tujuan: Meneliti hubungan status malaria asimtomatik dengan konsentrasi IL-10, TNF-?, dan IFN-? pada penduduk di Kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder dari studi ldquo.

ABSTRACT
Does treatment of intestinal helminth infections influence malaria? Background and methodology of a longitudinal study of clinical, parasitological and immunological parameters in Nangapanda, Flores, Indonesia ImmunoSPIN Study rdquo;. Data dianalisis dengan uji Mann-Whitney SPSS versi 20.0 .Hasil: Dari 116 sampel, prevalensi malaria asimtomatik sebesar 11,2 . Konsentrasi IL-10, TNF-?, dan IFN-? pada kelompok status malaria asimtomatik positif: 29,36 pg/ml; 3,20 pg/ml; dan 111,89 pg/ml; pada kelompok status malaria asimtomatik negatif: 21,74 pg/ml; 3,20 pg/ml; dan 1,60 pg/ml. Tidak ditemukan adanya perbedaan bermakna antara status malaria asimtomatik dengan konsentrasi IL-10 dan TNF-? p > 0,05 , namun terdapat kecenderungan adanya perbedaan bermakna dengan konsentrasi IFN-? p = 0,051 .Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status malaria asimtomatik dengan konsentrasi IL-10 dan TNF-? pada penduduk di Kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur, namun terdapat kecenderungan adanya hubungan bermakna dengan konsentrasi IFN-?.
Introduction Malaria is a global health problem. However, the immune mechanism of asymptomatic malaria has not been clearly understood. Thus, an effective malaria control system is still unavailable.Aim To analyze the association between asymptomatic malaria status and IL 10, TNF , and IFN concentration among residents in Nangapanda District, East Nusa Tenggara Province which is malaria endemic.Method This study uses secondary data from ldquo Does treatment of intestinal helminth infections influence malaria Background and methodology of a longitudinal study of clinical, parasitological and immunological parameters in Nangapanda, Flores, Indonesia ImmunoSPIN Study rdquo . Data were analyzed using Mann Whitney SPSS version 20.0 .Result From 116 samples, the prevalence of asymptomatic malaria was 11.2 . The IL 10, TNF , and IFN concentration on positive asymptomatic malaria residents were 29.36 pg ml 3.20 pg ml and 111.89 pg ml on negative asymptomatic malaria residents were 21.74 pg ml 3.20 pg ml and 1.60 pg ml. There were no significant differences between asymptomatic malaria status and IL 10 and TNF concentration p 0.05 , however, there was a tendency of a significant difference with IFN concentration p 0.051 .Conclusion No significant associations between asymptomatic malaria status and IL 10 and TNF concentration were found. However, there was a tendency of a significant association with IFN concentration."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Agrianti
"Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kemampuannya untuk mengangkut oksigen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Anemia pada anak dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, serta menyebabkan anak menjadi lemas dan pucat. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan anemia di negara-negara berkembang adalah infeksi soil-transmitted helminths. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara infeksi soil-transmitted helminths dengan kejadian anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menggunakan desain potong-lintang yang meneliti status infeksi soil-transmited helminths melalui pemeriksaan telur pada feses dan hubungannya dengan anemia yang diukur dari kadar hemoglobin darah kapiler. Selain itu juga diteliti hubungan antara anemia dengan faktor perancu berupa usia, jenis kelamin, dan nutrisi. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2015 hinga Oktober 2015 di Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan Uji Chi Square dan Fisher untuk analisis univariat serta Regresi Logistik untuk analisis mutivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi infeksi soil-transmitted helminths pada 100 balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur adalah 59%, dengan infeksi terbanyak disebabkan oleh infeksi majemuk antara Ascaris lumbricoides dan Trichuris trichiura sebanyak 23%. Prevalensi anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur adalah 63%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi soil-transmitted helminths dengan kejadian anemia pada balita di Kecamatan Nangapanda, Ende, Nusa Tenggara Timur. Dari berbagai faktor yang diteliti, usia yang kurang dari 2 tahun merupakan faktor yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian anemia pada populasi ini.

Anemia is a condition where the red blood cell count or its ability to carry oxygen is not adequate to fulfill physiological needs. Anemia in children can affected growth and development and cause fatigue, paleness. One of the factors that can cause anemia in developing countries is soil-transmitted helminths infection. This research aimed to analyze the correlation between soil-transmitted helminths infection and the prevalence of anemia in under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara. This research used cross-sectional design by investigating soil-transmitted helminths infection status through detection of helminth eggs in stool examination and its correlation with status of anemia based on hemoglobin measured from finger-prick blood. The link between anemia and confounding factors such as age, gender, and nutriotinal status was also analyzed. This research was conducted from July 2015 to October 2015 at Parasitology Departement of Faculty of Medicine of University of Indonesia. The data are analyzed using SPSS 20.0 software for Windows with Chi-Square and Fisher Test for univariate analysis and Logistic Regression for multivariate analysis. The results showed that the prevalence of soil-transmitted helminths infection in the 100 under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara was 59%, with majority of children (23%) co infected with Ascaris lumbricoides and Trichuris trichiura. The prevalence of anemia in the under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende district, East Nusa Tenggara 63%. There was no significant correlation between soil-transmitted helminths infection and anemia status in under-five children in Nangapanda Subdistrict, Ende District, East Nusa Tenggara. However, among other confounding factors analyzed, children under 2 years old were significantly associated with the prevalence of anemia in this population."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Stewart Narpati
"Anemia pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan serta menyebabkan prestasi yang berkurang. Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu propinsi yang memiliki paling banyak anak-anak dengan gizi buruk di Indonesia. Survey sebelumnya menemukan bahwa prevalensi STH pada populasi mencapai 30%. Studi ini bertujuan mengetahui prevalensi dan hubungan antara infeksi cacing tambang dan anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Desain studi adalah potong lintang dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari Departemen Parasitologi, FKUI pada April 2011.
Data untuk analisis diperoleh dengan mengambil sampel tinja dan darah dari anak-anak sekolah berusia dibawah 18 tahun pada Mei 2010. Infeksi cacing tambang ditentukan dengan metode konsentrasi formol-ethyl asetat. Pemeriksaan kadar haemoglobin menggunakan mesin Sysmex KX21. Jumlah partisipan adalah 262 anak, dan 10.3% termasuk dalam kategori anemia. Dari 94.7% yang mengumpulkan sampel tinja, 10.0% anak terinfeksi oleh cacing tambang, dan dari anak-anak yang terinfeksi, 20.0% persen tergolong anemia, dibandingkan dengan 9.0% dari yang tidak terinfeksi oleh cacing tambang.
Hasil analisa multivariat yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan pada kasus anemia antara anak-anak yang terinfeksi cacing tambang dibanding dengan yang tidak terinfeksi cacing tambang (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). Disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara infeksi cacing tambang dan status anemia pada anak-anak yang tinggal di Kecamatan Nangapanda, NTT. Pengobatan cacing dan anemia harus diberikan untuk semua anak yang menderita. Edukasi perlu diberikan kepada semua orang mengenai infeksi cacing dan anemia.

Anemia in children could lead to stunted growth and intellectual retardation. East Nusa Tenggara is one of the provinces with the highest percentage of ‘very thin’ children in Indonesia, and the hygienic behavior was also very low. A preliminary survey showed that the prevalence of STH was as high as 30%. This study aimed to explore the prevalence of hookworm infection and anemia in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara, and to investigate the relationship between those two variables. This was a cross sectional study using secondary data provided from the Department of Parasitology, FKUI on April 2011.
Blood and stool samples were collected from children aged below 18 years old living in Nangapanda Subdistrict on May 2010. Hookworm eggs examination in the stool was performed using the formol-ethyl acetate concentration method. Haemoglobin levels were measured using the blood analyzer Sysmex KX21.There were 262 children participated in this study. 10.3% were anemic. 94.7% of the participants collected their stool samples, and 10.0% of them were infected with hookworms. 20.0% of those infected with hookworms were also anemic, compared to 9.0% of those with no hookworm infection.
Multivariate analysis showed that (OR= 0.387, 95% CI= 0.131-1.149). No significant association was found between hookworm infection and anemia in the children living in Nangapanda Subdistrict, East Nusa Tenggara. Treatment of hookworm infection and anemia should be done for those who are infected. Health promotion regarding hookworm infection and anemia should be given to everyone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ramadhan
"ABSTRAK
Infeksi soil-transmitted helminths STH dengan prevalensi terbanyak Ascaris, diketahui dapat menstimulasi aktivasi Th-2 untuk menghasilkan sitokin yang dapat mengaktivasi IgE dan sel T regulator yang menekan inflamasi kronik tubuh. Hal ini diduga dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit akibat inflamasi kronik, salah satunya diabetes melitus DM . Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara infeksi STH yang ditandai dengan kehadiran antibodi IgE total dan spesifik dengan parameter metabolik berupa kadar glukosa darah puasa GDP dan setelah tes toleransi glukosa oral TTGO . Partisipan dari penelitian potong lintang cross section ini adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas di 3 desa di Nangapanda daerah endemik infeksi STH yang berjumlah 298 partisipan. Kadar antibodi IgE merupakan hasil pengukuran ELISA sedangkan, kadar gula darah yang diukur menggunakan glukometer di darah kapiler merupakan data sekunder penelitian SUGARSPIN. Ditemukan hubungan negatif sangat lemah antara kadar IgE total dengan kadar TTGO rs=-0.197, p=0.001 . Sementara itu, tidak ditemukan hubungan antara kadar IgE total dengan kadar GDP, serta IgE spesifik dengan kadar GDP dan TTGO. Dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE total akan diikuti oleh penurunan kadar TTGO yang menggambarkan toleransi glukosa yang semakin baik.

ABSTRACT
Soil transmitted helminths infection, whichthe most prevalent is Ascaris, is known with its capability to stimulate the activation of Th 2 to produce cytokines which can activate IgE and T reg resulting in suppression of chronic inflammation response. This may reduce the risk of diseases due to chronic inflammation, such as diabetes mellitus DM . Total and Specific Ascaris IgE level together with fasting blood glucose and oral glucose tolerance test level, are used as a study parameter. The aim of the study is to find out the relationship between STH infection, marked by total IgE and IgE specific level, and metabolic parameter, which is fasting blood glucose FBG and blood glucose after oral glucose tolerance test OGTT . Participants from this cross sectional study is population aged 15 years old and above, living in 3 villages in Nangapanda endemic for STH with total population 298. IgE level was the result of ELISA done in Leiden University while the blood glucose level, which is measured by glucometer from capillary blood, is a secondary data from SUGARSPIN study. Very weak negative association was found between total IgE level and OGTT level rs 0.197, dan p 0.001 meanwhile, no other association was found between dependent and independent variables. From this study, it can be concluded that the increased level of total IgE may lower OGTT level, which representate a better blood glucose tolerance. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy William
"Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi dengan angka kekurangan nutrisi pada anak balita yang cukup tinggi. Kekurangan nutrisi merupakan penyebab mortalitas utama pada anak balita, yang dapat disebabkan oleh infeksi. Indonesia merupakan negara yang endemis terhadap soil transmitted helminth (STH) yang mencakup Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infeksi STH dapat menyebabkan kekurangan nutrisi pada anak. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh infeksi STH terhadap kekurangan nutrisi pada anak balita di kecamatan Nangapanda, NTT yang diukur dengan weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), dan weight-for-height z-score (WHZ).
Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan 98 subjek anak balita di Kecamatan Nangapanda yang berasal dari random sampling. Status WAZ, HAZ, dan WHZ diperoleh dari pengukuran antropometri, sementara status infeksi STH ditentukan melalui metode Kato-Katz untuk menemukan telur cacing di tinja. Hubungan antara infeksi STH dan kekurangan nutrisi pada anak balita dianalisis dengan chi-square, dan dilakukan analisis regresi logistik untuk mencari pengaruh faktor lain seperti usia anak balita, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan ibu. Dari 98 anak balita, sebanyak 58 di antaranya terinfeksi STH.
Sementara itu, ditemukan bahwa 27,6% anak balita memiliki WAZ <-2, 40,9% memiliki HAZ <-2, dan 10,2% memiliki WHZ <-2. Meskipun begitu, hasil analisis menunjukkan bahwa status infeksi STH tidak berhubungan secara bermakna dengan status gizi buruk pada anak balita, baik menurut WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244), maupun WHZ (p = 1,000). Analisis multivariat juga menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan faktor lainnya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa infeksi STH tidak mempengaruhi kekurangan nutrisi pada anak balita di NTT, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.

East Nusa Tenggara Province had one of the highest rate of undernutrition in under-five children in Indonesia. Undernutrition contributes to a high proportion of mortality in under-five children, which can be caused by infection. Indonesia is endemic for soil-transmitted helminth (STH) infection, which can be caused by Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura¸ and hookworm. Several studies have shown that STH infections can cause malnutrition in under-five children. Therefore, this research aims to investigate the association between STH infection and undernutrition in under-five children measured by weight-for-age z-score (WAZ), height-for-age z-score (HAZ), and weight-for-height z-score (WHZ).
This is a cross-sectional study involving 98 under-five children which is recruited using random sampling from Nangapanda Sub-District, East Nusa Tenggara. WAZ, HAZ, and WHZ status is determined from anthropometry, while STH infections are determined by Kato-Katz method to find the helminth eggs. Chi-square analysis is performed to find the association between STH infection and nutritional status in under-five children, and logistic regression is also performed to find other potential factors such as age, gender, and mother?s education. Of the 98 children recruited, 58 had STH infections.
This study also found that 27,6% of the children had WAZ <-2, 40,9% had HAZ <-2, and 10,2% had WHZ <-2. However, chi-square analysis showed that there are no significant association between STH infection and undernutrition in under-five children of Nangapanda measured by WAZ (p = 0,997), HAZ (p = 0,244),and WHZ (p = 1,000). Multivariate analysis also showed that other factors in this study are not significant. Therefore, this research showed that STH infection are not the main cause of undernutrition in children of East Nusa Tenggara, and further research are warranted to determine other factors which may cause the problem.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanie Melisa
"ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi STH merupakan salah satu infeksi yang paling sering terjadi di dunia terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Infeksi STH dapat menimbulkan morbiditas bahkan mortalitas tergantung dari intensitas infeksi dan respon imun hospes. Respon imun hospes terhadap infeksi STH antara lain berupa produksi berbagai kadar sitokin termasuk IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara berbagasi status infeksi STH dengan kadar IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?. Metode : Penelitian ini dilakukan dengan teknik potong lintang menggunakan data penduduk Kecamatan Nangapanda dari penelitian sebelumnya pada tahun 2009. Hasil : Dari total 118 subjek penelitian, prevalensi infeksi STH di Kecamatan Nangapanda didapatkan sebesar 45,80 . Prevalensi pada subjek berusia < 60 tahun sebesar 39,13 dan pada subjek > 60 tahun sebesar 69,23 . Nilai tengah kadar sitokin IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-? pada subjek penelitian secara berturut-turut didapatkan sebesar 20,80 pg/ml, 21,74 pg/ml, 3,20 pg/ml, dan 1,60 pg/ml. Terdapat hubungan bermakna antara usia dengan status infeksi dengan prevalensi lebih tinggi pada kelompok usia > 60 tahun dan tidak ditemukan hubungan bermakna antara infeksi STH dengan kadar sitokin IL-4, IL-10, TNF-?, dan IFN-?, kecuali antara status infeksi kombinasi Ascaris dan cacing tambang pada penduduk Kecamatan Nangapanda. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara status infeksi STH dengan keempat kadar sitokin, namun terdapat hubungan bermakna antara status infeksi STH kombinasi A. lumbricoides dan cacing tambang terhadap kadar sitokin IL-4.

ABSTRACT
Introduction Soil Transmitted Helminth STH infection is one of the most common infection in the world especially in developing country like Indonesia. STH infection causes various morbidity and even lead to mortality depending on infection intensity and host immune resposne. Host immune response evokes various cytokine production including IL 4, IL 10, TNF , and IFN . Objective This study aims to obtain the prevalence of STH infection in a population living in Nangapanda district, to describe IL 4, IL 10, TNF , and IFN cytokine counts of the population, as well as to investigate the relationship between STH infection and cytokine counts of IL 4, IL 10, TNF , and IFN . Method .This study used cross sectional method based on the data from a previous study that was conducted in Nangapanda district back in 2009. Result From a total of 118 subjects, the prevalence of STH infection found in Nangapanda district was 45,80 . The prevalence of subject 60 years old was 39,13 and 60 years old was 69,23 . The median of IL 4, IL 10, TNF , and IFN counts of the subject population, respectively was 20,80 pg ml, 21,74 pg ml, 3,20 pg ml, and 1,60 pg ml. There was significant relationship between age and STH infection status with higher prevalence in subject 60 years old but there was no significant relationship between STH infection status and cytokine counts of IL 4, IL 10, TNF , and IFN except between Ascaris and hookworm infection and IL 4 count. Conclusion There is no significant difference between STH infection status and cytokine count except between Ascaris and hookworm coinfection with IL 4 count."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suriyani
"Latar Belakang : WHO menyatakan bahwa malaria merupakan penyebab kematian utama penyakit infeksi tropis pada anak-anak dan wanita hamil. Anemia berat merupakan komplikasi yang umum dari malaria, terutama malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum. Seperempat dari total penduduk di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah endemis malaria adalah anak sekolah, sehingga perlu dilihat hubungan antara infeksi Plasmodium falciparum dengan anemia pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Tujuan : Mengetahui hubungan antara anemia dengan infeksi Plasmodium falciparum pada anak sekolah di kecamatan Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Desain : Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan case control.
Metode : 540 whole blood anak sekolah yang telah mendapat terapi kecacingan selama 30 hari, diambil untuk pengukuran kadar haemoglobin dan pembuatan preparat malaria darah tebal dan darah tipis dengan pewarnaan Giemsa. Spesies Plasmodium dipastikan dengan menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hasil : Tingkat infeksi Plasmodium terhadap anak sekolah di daerah endemis malaria sebesar 3,51% (koreksi dengan Real Time PCR). Terdapat 43 kasus anemia dengan kasus 41 anemia ringan dan 2 kasus anemia sedang. Dari total 41 kasus anemia ringan, infeksi Plasmodium falciparum hanya ditemukan pada 3 kasus. Dua kasus anemia sedang dan 38 kasus anemia ringan yang dialami oleh subyek ternyata bukan disebabkan oleh infeksi Plasmodium falciparum. Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi (OR 4.6).
Kesimpulan : Subyek yang terkena infeksi Plasmodium falciparum mempunyai resiko 4.6 kali untuk menjadi anemia jika dibandingkan dengan subyek yang tidak terinfeksi.

Background: According to the WHO, malaria is the major cause of death from tropical infections in children and pregnant women. Severe anaemia is a common complication of malaria, particularly Plasmodium falciparum malaria. One-fourth of the population of Nangapanda Subdistrict, an malaria endemic region, are school children. Therefore it is necessary to investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur.
Objective: To investigate the relationship between Plasmodium falciparum infection with anaemia in school children at Nangapanda Subdistrict, Nusa Tenggara Timur.
Study Design: This was an observational case control study.
Methods: A total of 540 whole blood samples were collected from school children receiving anthelmintic treatment for 30 days from the research team, for hemoglobin determination and preparation of thick and thin Giemsa blood smears for malaria diagnosis. Species of Plasmodium was confirmed by Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR).
Results: Infection rate of Plasmodium among school children in this malaria endemic region was 3.51%. There were 43 cases of anaemia, comprising 41 mild cases and 2 moderately severe cases. Among the 41 mild anaemia cases, Plasmodium falciparum infection was found in only 3 cases. The remaining anaemia cases (38 mild and 2 moderately severe cases) were not caused by Plasmodium falciparum infection. Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection (OR 4.6).
Conclusion: Subject with the infection of Plasmodium falciparum will have a 4.6 times chances to become anaemia if compared with the subject with no infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>