Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 107505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sakinah Anibras
"Sampai saat ini penyakit DBD belum ada terapi definitif dan pengendalian vektor DBD, Aedes aegypti, dengan insektisida sintetis menimbulkan resistensi. Sebagai alternatif, pengendalian vektor tersebut dengan metabolit sekunder tanaman dan nanokomposit Ag-TiO2 dilakukan sebagai upaya mengatasi resistensi. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi efektivitas ekstrak kulit Citrus sinensis yang mengandung Ag-TiO2 terhadap presentase kematian larva Aedes aegypti. Penelitian eksperimen ini terbagi menjadi kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan; 1 ekstrak kulit C. sinensis dengan 5 konsentrasi berbeda 100 ppm - 500 ppm, 2 AgTiO2 dengan 5 konsentrasi berbeda 5 ppm - 25 ppm, dan 3 campuran ekstrak kulit C. sinensis dan Ag-TiO2. Ekstrak kulit C. sinensis didapatkan LC50 2.171 ppm setelah jam ke-24. Korelasi positif dan bermakna ditemukan antara konsentrasi Ag-TiO2 dengan presentase kematian larva Ae.aegypti R = 0,823, P < 0,05. Pada kelompok Ag-TiO2 ditemukan: 1 larva mati 100 setelah jam ke-8, 2 LC50 jam ke- 4 11,4 ppm dan jam ke- 6 4 ppm, 3 LC90 jam ke- 4 19,64 ppm dan pada jam ke-6 8,54 ppm, 4 perubahan morfologi terdapat lekukan pada abdomen. Pada kelompok campuran, larva Ae. aegypti mati 100 disetiap konsentrasi pada jam ke-24. Kesimpulannya adalah penambahan Ag-TiO2 meningkatkan efektivitas larvasida ekstrak kulit C. sinensis terhadap presentase kematian larva Ae. aegypti.

Until now, dengue fever has no definitive treatment and control of vector DHF, Aedes aegypti, with synthetic insecticide cause resistance. Alternatively, vector controls with plant secondary metabolites and nanocomposites Ag TiO2 were performed in an attempt to overcome resistance The purpose of this study was to evaluate the effectiveness of Citrus sinensis peel extract containing Ag TiO2 to the percentage of Aedes aegypti larvae mortality. The experimental study was divided into a control group and three treatment groups 1 peel extract C. sinensis with 5 different concentrations 100 ppm 500 ppm, 2 AgTiO2 with 5 different concentrations 5 ppm 25 ppm, and 3 mixture peel extracts C. sinensis and Ag TiO2 . Lethal concentration 50 peel extract of C. sinensis is 2,171 ppm after 24 hours. Positive and significant correlations were found between concentrations of Ag TiO2 and percentage of Ae.aegypti larvae mortality R 0.823, P "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Medisya Yasmine
"Latar Belakang: Demam Berdarah Dengue ditransmisikan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti yang sudah resisten terhadap insektisida sintetik. Tujuan penelitian ini mengevaluasi aktivitas insektisida (larvasida dan adultisida) ekstrak rimpang (Zingiber officinale) yang mengandung nanokomposit Ag-TiO2 terhadap A. aegypti.
Metode: Penelitian eksperimen terbagi dua kelompok. Pertama, larva A. aegypti dipaparkan dengan ekstrak jahe (konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit Ag-TiO2 (konsentrasi 1, 3, 6, 9, dan 12 ppm), dan campuran ekstrak jahe dan nanokomposit (12 ppm) dengan lima pengulangan. Kedua, nyamuk dewasa betina A. aegypti dipaparkan dengan ekstrak jahe (konsentrasi 2500, 5000, 10 000, dan 20 000 ppm), nanokomposit Ag-TiO2 (konsentrasi 5, 10, 20, dan 30 ppm), dan ekstrak jahe yang mengandung nanokomposit (30 ppm) dengan tiga pengulangan.
Hasil: Mortalitas 100% larva ditemukan pada ekstrak jahe yang mengandung Ag-TiO2 (LC50 = 704,1 ppm, LC90 = 1868,5 ppm) dan ekstrak jahe (LC50 = 765,7 ppm, LC90 = 1945,1 ppm). Terdapat perbedaan persentase mortalitas larva (p < 0,05) dengan korelasi positif bermakna dengan konsentrasi ekstrak jahe (r = 0,6), Ag-TiO2 (r = 0,8), dan ekstrak jahe yang mengandung Ag-TiO2 (r= 0,7). Sebesar 100% mortalitas nyamuk ditemukan pada Ag-TiO2 (LC50 = 15,5 ppm, LC90 = 99,0 ppm) dan ekstrak jahe yang mengandung Ag-TiO2 (LC50 = 744,4 ppm, LC90 = 5078,9 ppm). Terdapat perbedaan persentase mortalitas nyamuk (p < 0,05) diikuti korelasi positif kuat antara konsentrasi Ag-TiO2 (r = 0,9) dan ekstrak jahe yang mengandung Ag-TiO2 (r = 0,9 p).
Kesimpulan: Ekstrak rimpang Z. officinale yang mengandung nanokomposit Ag-TiO2 merupakan insektisida yang efektif untuk mengontrol populasi A. aegypti.

Background: Dengue hemorrhagic fever is transmitted by mosquito vector Aedes aegypti which has been reported resistant to synthetic insecticides. The aim of this study was to evaluate insecticide activities (larvacidal and adulticidal) of Zingiber officinale rhizome extract and Ag-TiO2 nanocomposite against A. aegypti.
Method: This experimental study consists of two groups. First, the larvae of A. aegypti exposed to ginger extract (concentrations 500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), Ag-TiO2 nanocomposite (concentrations 1, 3, 6, 9, and 12 ppm), and mixture of Z. officinale rhizome extract and Ag-TiO2 (12 ppm) in 5 replicates. Second, adult female A. aegypti mosquitoes exposed with ginger extract (consentrations 2500, 5000, 10000, and 20000 ppm), Ag-TiO2 nanocomposite (consentrations 5, 10, 20, 30 ppm), and ginger extract containing nanocomposite (30 ppm) in 3 replicates.
Result: A. aegypti larvae 100% mortality was found on the ginger extract containing Ag-TiO2 (LC50 = 704,1 ppm, LC90 = 1868,5 ppm) and ginger extract (LC50 = 765,7 ppm, LC90 = 1945,1 ppm). There was a significant difference (p < 0,05) and a significant positive correlation between larvae mortality and the concentration of ginger extract (r = 0,6), Ag-TiO2 (r = 0,8), and ginger extract containing Ag-TiO2 (r= 0,7). Mosquitoes 100% mortality was found on the Ag-TiO2 (LC50 = 15,5 ppm, LC90 = 99,0 ppm) and ginger extract containing Ag-TiO2 (LC50 = 744,4 ppm, LC90 = 5078,9 ppm). Percentage difference (p < 0,05) and strong positive correlation was found between the mortality of mosquitoes and the Ag-TiO2 (r = 0,9) and ginger extract containing Ag-TiO2 (r = 0,9) concentrations.
Conclusion: Zingiber officinale rhizome extract containing Ag-TiO2 nanocomposite is an effective insecticide to control A. aegypti population.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridha Ulya
"DBD merupakan penyakit yang tergolong endemis di Indonesia. Salah satu metode untuk menurunkan tranmisi DBD adalah dengan cara pengendalian vektor. Ekstrak rimpang Zingiber purpureum Roxb dan nanokomposit Ag-TiO2 masing-masing memiliki efek larvasida terhadap larva Ae.aegypti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan ekstrak Zingiber purpureum Roxb yang mengandung nanokomposit Ag-TiO2 terhadap larva Aedes aegypti. Rancangan penelititan ini bersifat eksperimental dengan 3 kelompok perlakukan, yaitu kelompok Ekstrak Z. purpureum dengan nanokomposit Ag-TiO2, kelompok nanokomposit Ag-TiO2 dan kelompok kontrol, yaitu Ekstrak Z. purpureum. Konsentrasi Ekstrak Z. purpureum yang digunakan adalah 50 ppm, 100 ppm, dan 400 ppm. Konsentrasi nanokomposit Ag-TiO2 yaitu 1 ppm ,2 ppm, dan 8 ppm. Sesuai dengan panduan WHO, setiap konsentrasi sediaan dilakukan 4 kali pengulangan. Korelasi signifikan antara konsentrasi dengan kematian larva Ae.aegypti terlihat pada ekstrak Z. Purpureum dan campuran ekstrak Z. purpureum dengan nanokomposit Ag-TiO2.

DHF is an endemic disease in Indonesia. One method to reduce DBD transmission is by vector control. Zingiber purpureum Roxb rhizome extract and Ag TiO2 nanocomposite has a larvicidal effect agains Ae.aegypti larvae. This study is aim to evaluate the effectiveness of the use of Zingiber purpureum Roxb extract with Ag TiO2 nanocomposite against Aedes aegypti larvae. This study design was experimental design. There were 3 groups, first group is Z. purpureum extract group with Ag TiO2 nanocomposite, second is Ag TiO2 nanocomposite group and Z. purpureum extract as the control group. Concentration of Z. purpureum extract were 50 ppm, 100 ppm, and 400 ppm. Concentration of Ag TiO2 nanocomposite were 1 ppm, 2 ppm, and 8 ppm. Based on WHO guidelines, each concentration of preparation is performed in four replicated. A significant correlation between concentration and death of Ae.aegypti larvae was seen in the Zingiber purpureum Roxb rhizome extract and mixture of Z. purpureum extract with Ag TiO2 nanocomposite p."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfrizan Imaro Finekri Abidin
"Latar Belakang: Demam berdarah dengue merupakan salah satu penyakit infeksi ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Insiden dan angka kematian Demam Berdarah Dengue (DBD) terus meningkat di Indonesia. Belum penemuan vaksin untuk penyakit ini, menjadikannya satu-satunya cara untuk mencegahnya penyebarannya adalah dengan mengontrol vektor propagasi, yaitu menggunakan insektisida sintetis. Beberapa daerah di Indonesia sudah melaporkan Kasus resistensi terhadap insektisida sintetik, seperti di Jawa Tengah dan Jawa Tengah DI. Yogyakarta, hal ini dikarenakan pemakaian yang berlebihan dan dalam waktu yang lama panjang. Salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan Insektisida herbal. Selain tidak banyak digunakan, dibuat dari bahan insektisida tanaman juga lebih ramah lingkungan. Salah satu tanaman yang bisa dipilih merupakan tumbuhan manggis (Garcinia mangostana). Kandungan metabolit sekunder Tanaman manggis termasuk alkaloid, flavonoid, terpenoid, tanin dan saponin yang diketahui memiliki efek larvasida yang tinggi terhadap A. aegypti. Tambahan Nanokomposit Ag-TiO2 dapat digunakan untuk mempercepat kematian larva.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk melihat aktivitas insektisida ekstrak kulit manggis dan nanokomposit AgTiO2 terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti.
Metode: Penelitian ini menggunakan dua subjek yaitu: 1) larva instar III dan IV dan 2) nyamuk A. aegypti dewasa yang terpapar ekstrak kulit manggis (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit Ag-TiO2 dan campuran ekstrak kult manggis dengan nanocompsite Ag-TiO2 diulang lima kali) Nyamuk dewasa A. Aegypti yang terkena ekstrak kulit manggis (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000), nanokomposit AgTiO2 (konsentrasi 5, 10, 20, dan 30 ppm), dan campuran Konsentrasi ekstrak kulit manggis dengan konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm nanokomposit (15 ppm) diulang tiga kali.
Hasil: Uji Coba Pearson Ditemukan nilai r = +0.843 dan p = 0.001 pada konsentrasi penelitian campuran Ekstrak kulit manggis mengandung nanokomposit. Ini menandakan hubungan kuat dan positif (+) di antara konsentrasi campuran ekstrak kulit manggis mengandung nanokomposit dengan jumlah kematian nyamuk A. aegypti dewasa.
Kesimpulan: Ekstrak kulit manggis dikoordinasikan dengan nanokomposit yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan aktivitas insektisida terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti.

Background: Dengue hemorrhagic fever is an infectious disease transmitted through the bite of Aedes aegypti mosquitoes. The incidence and mortality rate of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) continues to increase in Indonesia. There has not been a vaccine for this disease yet, making it the only way to prevent its spread is to control the propagation vector, namely using synthetic insecticides. Several regions in Indonesia have reported cases of resistance to synthetic insecticides, such as in Central Java and Central Java, DI. Yogyakarta, this is due to excessive use and for a long time. One solution that can be done is to use herbal insecticides. Besides not being widely used, it is made from plant insecticides which are also more environmentally friendly. One of the plants to choose from is the mangosteen plant (Garcinia mangostana). Secondary metabolite content Mangosteen plants include alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins and saponins which are known to have a high larvicidal effect against A. aegypti. Additional Ag-TiO2 nanocomposites can be used to accelerate larval mortality.
Objective: This study was conducted to determine the insecticidal activity of mangosteen peel extract and AgTiO2 nanocomposites against A. aegypti larvae and adult mosquitoes.
Method: This study used two subjects, namely: 1) instar larvae III and IV and 2) adult A. aegypti mosquitoes exposed to mangosteen peel extract (concentration 500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), Ag-TiO2 nanocomposites and a mixture of mangosteen culture extract and Ag-TiO2 nanocomposites were repeated five times) Adult mosquitoes A. Aegypti were exposed to mangosteen peel extract (Concentrations 2500, 5000, 10000, and 20000), AgTiO2 nanocomposites (concentrations of 5, 10, 20, and 30 ppm), and mixed concentrations of mangosteen peel extract with concentrations of 2500, 5000, 10000, and 20000 ppm nanocomposites (15 ppm) were repeated three times.
Results: Pearson Trial It was found that the value of r = +0.843 and p = 0.001 in the research concentration mixture of mangosteen peel extract contained nanocomposites. This signifies relationship strong and positive (+) among the concentrations of the mangosteen peel extract mixture containing nanocomposites with the number of deaths of adult A. aegypti mosquitoes.
Conclusion: Mangosteen peel extract coordinated with nanocomposites had been shown to be effective in increasing insecticidal activity against larvae and adult mosquitoes. aegypti.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Achmadsyah
"Latar Belakang: Penyakit demam berdarah dengue (DBD) ditularkan oleh vektor nyamuk A. aegypti dengan tingkat mortalitas manusia yang tinggi disertai dengan peningkatan resistensi terhadap insektisida sintesis akibat penggunaan yang berlebih. Salah satu upaya menurunkan penularan ini dengan pengendalian vektor DBD dengan metabolit sekunder aktif dari tanaman kunyit (Curcuma domestica) dan nanokomposit AgTiO2. 
Tujuan: penelitian ini untuk menganalisis aktivitas insektisida ekstrak methanol rimpang C.domestica dan nanokomposit AgTiO2 terhadap larva dan nyamuk dewasa A. Aegypti. 
Metode: Penelitian eksperimental yang terbagi menjadi dua subjek perlakuan : 1) Larva Instar III dan IV yang dipaparkan dengan ekstrak (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 500, 1000, 1500, 2000, dan 2500 ppm) dengan nanokomposit (25 ppm) diulang sebanyak lima kali; 2) Nyamuk dewasa A. Aegypti yang dipaparkan dengan ekstrak methanol rimpang C. domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm), nanokomposit AgTiO2 (Konsentrasi 5000, 10000, 20000, dan 30000 ppm), dan campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica (Konsentrasi 2500, 5000, 10000, dan 20000 ppm)dengan nanokomposit (30 ppm) diulang sebanyak tiga kali.
Hasil : Pada jam keempat, mortalitas larva 100% pada 2500 ppm dengan LC 50 dan LC9044.6 dan 586.3 ppm. Pada jam keenam, kematian nyamuk dewasa mencapai 100% pada konsentrasi 10,000-20,000 ppm/botol dengan LC50 dan LC901628.9 dan 4385.1 ppm/botol. Terdapat perbedaan bermakna pada mortalitas larva dan nyamuk dewasa pada campuran ekstrak methanol rimpang C.domestica dengan nanokomposit AgTiO2 (p<0.05) dengan ekstrak methanol rimpang C.domestica saja. Korelasi positif (+) pada subjek perlakuan larva (r=0.486  p=0.014 ) dan nyamuk dewasa (r=0.938  p=0.000 ). 
Kesimpulan: penambahan nanokomposit AgTiO2 pada ekstrak methanol rimpang C.domestica meningkatkan efektivitas insektisida terhadap larva dan nyamuk dewasa A. aegypti. 

Background & objectives : Dengue hemorrhagic fever is a widespread arthropod-borne viral disease transmitted by dengue mosquitoes, mainly A. aegypti. Currently, there are no vaccines available against dengue. Hence, medicinal plants containing bioactive compounds able to control the dengue mosquite attract considerable attention. This study evaluates the larvicidal / adulticidal activities of Curcuma domestica rhizome extract against A. aegypti combined with nanocomposite AgTiO2.
Methods: This is an experimental study. Phytochemical analysis of the extract was performed. The third and fourth larvae of A. aegypti were exposed to varying concentrations of the C.domestica rhizome extract (500, 1000, 1500, 2000, and 2500 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5, 10, 15, 20, and 25 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (25 ppm) with C.domestica rhizome extract in five replicates, while female adult mosquitoes were exposed to the C.domestica rhizome extract (2500, 5000, 10000, and 20000 ppm), nanocomposite AgTiO2 (5000, 10000, 20000, and 30000 ppm), and combined between nanocomposite AgTiO2 (30 ppm) with C.domestica rhizome extract in three replicates. The phytochemical components consisted of saponin, flavonoid, alkaloid, triterpenoid, essential oil, and tannin. 
Results : At 4h, larva mortality was 100% at 2500 ppm, and the LC50 and LC90 were 44.6 and 586.3 ppm, respectively. At 6 h, adult mortality was 100% at 10,000-20,000 ppm/bottle, and the LC50 and LC90 were 1628.9 and 4385.1 ppm/ bottle. Statistically significant differences were observed in the larval and adult mortalities of A.aegypti between the high and low concentrations of the extract (p<0.05(. There was a significant, strong positive correlation between the concentrations and larval mortality (=0.486 p=0.014) and between the concentrations and adult mortality of A. aegypti (r=0.938  p=0.000). 
Interpretation & conclusion: C.domestica rhizome and nanocomposite AgTiO2 may be useful as an insecticide in controlling the population of A. aegypti.   
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Steffi Andyani
"ABSTRAK
Angka kejadian dan mortalitas DBD di Indonesia terus meningkat dan pengendalian vektor DBD, Aedes aegypti, dengan insektisida kimia menimbulkan resistensi. Alternatif, optimalisasi pengendalian vektor tersebut dengan fitokimia dari tanaman dan nanokomposit Ag-TiO2 . Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh nanokomposit Ag-TiO2 dan ekstrak biji Carica papaya terhadap larva Ae. aegypti. Penelitian eksperimen ini terbagi menjadi kelompok kontrol dan 3 kelompok intervensi; 1 ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, 2 Ag-TiO2 dengan konsentrasi 5,10,15, 20, dan 25 ppm, dan 3 campuran Ag-TiO2 dan ekstrak biji C. papaya . Setelah 24 jam didapatkan konsentrasi letal 50 LC50 dan 90 LC90 dari ekstrak biji C. papaya 25,98 ppm dan 44,30 ppm dan Ag-TiO2 5,19 ppm dan 10,87 ppm . Secara statistik ditemukan perbedaan bermakna pada kelompok Ag-TiO2 dan campuran p.

ABSTRACT
Incidence and mortality rate of dengue hemorrhagic fever case in Indonesia kept on increased and vector control of DHF, Aedes aegypti, using chemical insecticide have developed resistance. Alternatively, optimalization of vector control using phytochemical from plants and nanocomposite Ag TiO2 . The aim of this study is to evaluate effect of nanocomposite Ag TiO2 added to C. papaya seed extract on Ae. aegypti larvae. This experiment study divided into control and 3 intervention groups 1 papaya seed extract with concentration 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, 2 Ag TiO2 with concentration 5,10,15, 20, dan 25 ppm, dan 3 mixed Ag TiO2 dan C. papaya seed extract . After 24 hours exposures, gotten lethal concentration 50 LC50 and 90 LC90 of C. papaya seed extract 25,98 ppm dan 44,30 ppm and Ag TiO2 5,19 ppm dan 10,87 ppm . Statistically, found significantly difference on Ag TiO2 and mixed groups p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutauruk, Pavita Musi Sartika
"ABSTRAK
Dalam usaha untuk mencegah perburukan angka kejadian dan angka kematian akibat demam berdarah dengue DBD dilakukan pengontrolan terhadap nyamuk Aedes aegypti. Pengontrolan vektor yang telah dilakukan selama ini berfokus utama pada penggunaan insektisida sintetis berbahan kimia, sehingga telah muncul resistensi terhadap insektisida tersebut. Euphorbiaceae tirucalli, merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi resistensi tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas larvasida dari ekstrak batang muda E. tirucalli dengan pelarut etil asetat terhadap larva Ae. aegypti instar III dan IV. Larva dipaparkan dengan 6 konsentrasi ekstrak berbeda 0,01 -0,08 , selama 24 jam. Setelah 24 jam, terdapat perbedaan bermakna kematian larva pada konsentrasi 0,01 dan 0,02 p.

ABSTRACT
In order to prevent the increasing number of incidence and death caused by dengue hemorrhagic fever DHF , there is a need to control Aedes aegypti. Previously, vector control has been done with the use of synthetic insecticide from chemicals thus causing resistance from the larval. Euphorbiaceae tirucalli, is an alternative which can be used to reduce the resistance. This study aims to evaluate the larvacide effectivity of dewy stem of Euphorbiaceae tirucalli extract with ethyl acetate against III IV larval instars of Aedes aegypti. Larva was exposed with 6 different concentration ranged 0,01 0,08 for 24 hours. After 24 hours, a significant difference of larval death number found in 0,01 and 0,02 p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Daariy
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Populasi nyamuk Aedes aegypti dewasa yang padat adalah faktor risiko dari kejadian DBD. Keadaan ini juga bisa dipengaruhi oleh karakteristik individu dan diperparah dengan kondisi lingkungan, perilaku individu dalam memberantas sarang nyamuk serta mencegah gigitan nyamuk. Penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kepadatan nyamuk Ae. aegypti dewasa di rumah dengan kejadian DBD di Kelurahan Tegal Alur, Kalideres, tahun 2019. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara pada 152 responden dan menangkap nyamuk di 55 rumah terpilih di 4 RW dengan kasus terbanyak. Pengukuran kepadatan dilakukan dengan menghitung sampel nyamuk Ae. aegypti menggunakan rumus angka istirahat per rumah (RR). Hasil studi memperlihatkan bahwa ada hubungan bermakna antara kepadatan nyamuk Ae. aegypti di rumah dengan kejadian DBD. Analisis juga menunjukkan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan dengan kejadian DBD adalah penggunaan AC (3,77; 1,67-8,51), sedangkan karakteristik individu yang berhubungan termasuk usia (36,14; 11,84-110,29), jenis kelamin (5,01; 2,24-11,22), dan keberadaan individu (14,04; 5,06-39,01). Faktor perilaku yang memiliki hubungan dengan kejadian DBD ialah penggunaan kawat anti nyamuk (2,74; 1,28-5,87).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the main public health concerns in Indonesia. Aedes aegypti mosquito abundance is a risk factor for DHF. This condition is also influenced by individual characteristics and worsened by environmental factors, eradication of mosquito nests and prevention of mosquito bites practice. This quantitative study with a cross-sectional design aims to analyze the correlation of adult Ae. aegypti density in houses with DHF in Tegal Alur, Kalideres, 2019. The data were obtained from interviewing 152 study subjects and collecting adult mosquitoes in 55 selected houses in 4 high incidence RW. Adult Ae. aegypti density were determined by resting rate (RR) formula which defined as the number of resting mosquitoes per house.
The result showed that there is a significant relationship between Ae. aegypti mosquito density with DHF incidence. There are also significant correlation between environmental factor which is air-conditioner use (3,77; 1,67-8,51); individual characteristics including age (36,14; 11,84-110,29), sex (5,01; 2,24-11,22), and
individual whereabouts (14,04; 5,06-39,01); along with behavioral factor which is the use of mosquito nets (2,74; 1,28-5,87).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tanya Herdita
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan di DKI Jakarta antara lain di kelurahan Paseban. Untuk merencanakan pemberantasan DBD, pengetahuan tentang kepadatan dan tempat berkembang biak vektor DBD diperlukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kepadatan larva Ae.aegypti berdasarkan ada tidaknya penutup container sebagai upaya mempersiapkan pemberantasan vektor DBD. Survei keberadaan larva Ae.aegypti dilakukan pada tanggal 2-3 Mei 2009 di Paseban Timur, Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan di 100 rumah dengan metode single-larvae, yaitu mengambil satu larva di setiap container lalu diidentifikasi menggunakan mikroskop. Container kemudian dikategorikan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok container berpenutup dan container yang tidak berpenutup. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan penutup container dengan keberadaan larva. Dari 100 rumah yang diteliti didapatkan house index sebesar 19 %, container index 14,80 %, dan breteau index 41. Sebagian besar larva (84,47%) ditemukan pada container tanpa penutup. Namun pada uji chi-square tidak didapatkan perbedaan bermakna antara container yang memakai penutup dan tanpa penutup (p=0,218). Dapat disimpulkan bahwa kepadatan dan penyebaran DBD di Paseban Timur termasuk tinggi dan keberadaan larva Ae.aegypti tidak berhubungan dengan ada tidaknya penutup pada container.

Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a major public health problem in Jakarta, including Paseban village. To control DHF, data of vector density and its breeding site is needed. The purpose of this research is to determine the density of DHF vector according to the cover of container and Ae.aegypti larvae existence as DHF vector eradication program preparation. The survey of Ae.aegypti larvae existence was conducted in 2-3 May 2009 at East Paseban, Central Jakarta. Data collection was conducted in 100 houses using single larvae method, by taking one larvae from each container in a house then identified them with microscope. The container is categorized into 2 (two) main category, ones container with the cover and container without cover. Collected data is analyzed using chi-square test to know the correlation between the cover of container and the existence of Aedes sp. From the surveyed house, the house index was 19 %, container index was 14,80 %, and Breteau index was 41. Most of the larvaes (84,47%) were found in container without cover. There is no association between Ae.aegypti density and container cover (p=0,218) from chi-square test, thus it was concluded that the DHF spread in Paseban district is considered high and the existence of Aedes sp. larvae was not associated by the container cover usage."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaffray Diaztri Pasereng Rambak
"ABSTRAK
Cymbopogon citratus dikenal sebagai sereh dapur yang merupakan tanaman obat dan mengandung minyak atsiri dengan zat aktif saponin dan tannin yang berpotensi sebagai larvasida nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari larvasida ekstrak daun tua C. citratus terhadap kematian larva instar III-IV Aedes aegypti. Rancangan penelitian ini adalah eksperimen. Terdapat kelompok kontrol tanpa menggunakan ekstrak dan kelompok perlakuan dengan konsentrasi ekstrak yakni 0,01, 0,02, 0,04, 0,06 dan 0,08. Ekstrak dibuat dari daun tua C.citratus dengan pelarut etil asetat. Pada jam ke-24, angka mortalitas larva berbeda bermakna di setiap konsentrasi pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol.

ABSTRACT
Cymbopogon citratus is known as a lemongrass which is a medicinal plant and contains assential oils with saponin and tannin active substances that have the potential effect as mosquito larvacids. This study aims to examine the effects of larvaside of old C. citratus leaf extract on the death of instar III IV Aedes aegypti larvae. The design of this study is experimental. There were control group without extract and intervention group with extract concentration 0,01, 0,02,0,04, 0,06, and 0,08. The extract is made from the old leaves of C. citratus with an ethyl acetate solvent. At 24 hours, the mortality rate of larvae was significantly different in each concentration in the intervention group compared with the control group."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>