Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144743 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qonita Gina Fadhilah
"Telah dilakukan penelitian aktivitas antibakteri 38 isolat actinomycetes hasil isolasi dari serasah pada ekosistem bakau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penapisan dengan plug method menunjukkan bahwa isolat SRM 2 merupakan isolat terunggul dengan Indeks Aktivitas IA antibakteri terhadap Kocuria rhizophila NBRC 12708 1,60, Staphylococcus aureus NBRC 100910 1,18, dan Escherichia coli NBRC 3301 0,71. Produksi senyawa antibakteri dari isolat SRM 2 dilakukan dengan metode still culture pada dua medium berbeda yaitu Cross Streak Media CSM broth dan Production Medium IV PM4 selama 3, 6, dan 9 hari inkubasi. Hasil uji antibakteri dari filtrat medium fermentasi menggunakan diffusion method menunjukkan bahwa medium CSM broth yang diinkubasi selama 6 hari memiliki IA tertinggi terhadap bakteri uji. Ekstraksi senyawa antibakteri dilakukan dengan pelarut etil asetat dan ekstrak kasar diuji pada konsentrasi 20 mg/mL. Hasil uji menunjukkan adanya IA antibakteri hanya terhadap K. rhizophila 0,45 0,08. Sementara hasil uji filtrat medium setelah ekstraksi dengan etil asetat menunjukkan adanya aktivitas antibakteri terhadap K. rhizophila IA: 1,75 0,16, S. aureus IA: 1,18 0,36, Bacillus subtilis NBRC 13719 IA: 0,16 0,05, E. coli IA: 0,79 0,03, dan Pseudomonas sp. IA: 0,10 0,04. Hal tersebut mengindikasikan bahwa isolat SRM 2 menghasilkan senyawa antibakteri bersifat sangat polar dan semi polar. Senyawa sangat polar terlarut dalam filtrat medium, sedangkan senyawa semi polar terekstraksi dengan etil asetat. Hasil analisis dengan High Performance Liquid Chromatography HPLC menunjukkan masih adanya senyawa antibakteri dalam filtrat medium setelah diekstraksi dengan etil asetat.

Research about antibacterial activity of 38 actinomycetes isolates from leaf litter of mangrove ecosystem in Pramuka island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta was carried out. Screening of antibacterial activity by plug method showed isolate SRM 2 was the most potential isolate which Activity Index AI against Kocuria rhizophila NBRC 12708 1.60, Staphylococcus aureus NBRC 100910 1.18, and Escherichia coli NBRC 3301 0.71. Production of antibacterial compound from isolate SRM 2 was done by using still culture method on Cross Streak Media CSM broth and Production Medium IV PM 4 for 3, 6, and 9 days incubation. Antibacterial test using filtrate medium by diffusion method showed CSM broth incubated for 6 days has the highest AI against bacterial tested. Extraction of antibacterial compound was done by ethyl acetate solvent and 20 mg ml extracts were tested. Antibacterial test showed AI of antibacterial against K. rhizophila AI 0.45 0.08. Meanwhile antibacterial test using filtrate medium after extraction showed antibacterial activity against K. rhizophila AI 1.75 0.16, S. aureus AI 1.18 0.36, Bacillus subtilis NBRC 13719 AI 0.16 0.05, E. coli AI 0.79 0.03, and Pseudomonas sp. AI 0.10 0.04. Antibacterial coumpounds from isolate SRM 2 were highly polar and semi polar. Highly polar compound dissolved in filtrate medium, while semi polar compound extracted with ethyl acetate. Analysis using High Performance Liquid Chromatography HPLC proved antibacterial compund contained in filtrate medium after extraction by ethyl acetate.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evie Lazuardy Fasa
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas amilase 28 isolat actinomycetes dari serasah pada ekosistem bakau di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penapisan secara kualitatif dilakukan menggunakan metode iodin pada medium starch agar, kemudian berdasarkan zona bening yang terbentuk, aktivitas amilase diekspresikan sebagai Indeks Aktivitas (IA) amilase. Penapisan secara semi-kuantitatif dilakukan menggunakan metode iodin pada medium starch broth, kemudian nilai transmitan diukur menggunakan spektrofotometer pada λ=620 nm. Berdasarkan hasil penapisan tersebut, SM 25 merupakan isolat terpilih dengan nilai IA= 3,21 dan transmitan 84,3%. Uji aktivitas amilase isolat SM 25 dan konsentrasi glukosa yang terbentuk pada filtrat medium fermentasi dengan dua sumber pati berbeda yaitu soluble starch dan tepung beras diukur pada λ=540 nm berdasarkan metode dinitrosalicylic acid (DNS). Aktivitas amilase isolat SM 25 pada medium dengan tepung beras (3,33 U/mL) lebih rendah daripada medium dengan soluble starch (5,02 U/mL). Namun konsentrasi glukosa pada medium pertumbuhan isolat SM 25 dengan tepung beras (582 μg/mL) lebih tinggi daripada medium dengan soluble starch (407 μg/mL). Hasil identifikasi menggunakan sekuens parsial gen 16S rRNA, isolat SM 25 teridentifikasi sebagai Streptomyces sanyensis dengan homologi sebesar 99,66 persen.

Research about amylase activity of 28 actinomycetes isolates from mangrove litter at Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, has been carried out. Qualitative screening was done using iodine method on starch agar, based on the formation of clear zone, then amylase activity was expressed as amylase Activity Index (AI). Semi-quantitative screening was done using iodine method on starch broth, then transmittance value was measured using spectrophotometer at λ=620 nm. Among the isolates tested, SM 25 was the isolate with the most potential for amylase activity with AI=3,21 and transmittance 84,3% which was further tested. Amylase activity of isolate SM 25 and glucose concentration in medium filtrate with soluble starch and rice flour was measured at λ=540 nm using the dinitrosalicylic acid (DNS) method. The result showed that isolate SM 25 has lower amylase activity in medium with rice flour (3,33 U/mL) than soluble starch (5,02 U/mL). However, isolate SM 25 has higher glucose accumulation in medium with rice flour (582 μg/mL) than soluble starch (407 μg/mL). Identification based on partial sequence of 16S rRNA gene, isolate SM 25 was identified as Streptomyces sanyensis with 99,66 homology.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Alfisyahri
"Telah dilakukan penapisan senyawa antimikroba terhadap 22 isolat Actinomycetes hasil isolasi dari sedimen pesisir Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Penapisan senyawa antimikroba dilakukan menggunakan metode plug dan hasil penapisan dinyatakan dalam indeks aktivitas IA . Hasil penapisan menunjukkan tidak terdapat aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli NBRC 3301. Namun terdapat 13 isolat yang mampu menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus NBRC 100910 IA 0,461-2,338, sebanyak 19 isolat mampu menghambat pertumbuhan Kocuria rhizophila NBRC 12708 IA 0,705-8,200, ada lima isolat dapat menghambat pertumbuhan Candida albicans UICC Y-29 IA 0,357-0,885, dan terdapat empat isolat yang mampu menghambat pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae UICC Y-17 IA 0,357-1,348. Berdasarkan data penapisan, isolat SD 17 ditetapkan sebagai isolat terpilih karena mampu menghambat pertumbuhan dari bakteri Gram positif S. aureus dan K. rhizophila, serta yeast S. cerevisiae dan C. albicans yang diujikan. Penentuan waktu fermentasi yang optimal dari isolat SD17 untuk produksi senyawa antimikroba dilakukan dengan medium CSM Cross Streak Media dan PM4 Production Medium 4 pada hari ke-3, 6, 9, dan 12. Hasil uji aktivitas antimikroba dari filtrat medium pertumbuhan menunjukkan produksi senyawa antimikroba dari isolat SD 17 optimal pada hari ke-9 dengan menggunakan medium CSM. Uji aktivitas antimikroba hasil ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat, pada konsentrasi 20 mg/mL, menunjukkan terdapat aktivitas antimikroba terhadap S. aureus IA 2,33, K. rhizhophila IA 4,71, S. cerevisiae IA 1,36 dan Candida albicans IA 0,22.

Twenty two isolates of Actinomycetes have been screened for antimicrobial activity, all isolates were isolated from sediment in coastal Pramuka island, Kepulauan Seribu, Jakarta, Indonesia. Strains were screened for antimicrobial activity using plug method and determined by antimicrobial Activity Index AI. The result showed no inhibition activity was observed in the Escherichia coli NBRC 3301. However, there were 13 isolates inhibited Staphylococcus aureus NBRC 100910 0.461 mdash 2.338, 19 isolates inhibited Kocuria rhizophila NBRC 12708 0.705 mdash 8.200, 5 isolates inhibited Candida albicans 0.885 mdash 0.357, and 4 isolates inhibited Saccharomyces cerivisiae 0.357 mdash 1.348. Based on the results of antimicrobial test, SD17 is the most potential strain since it is able to inhibit all Gram positive and yeast tested. To acquire optimal period for antimicrobial fermentation from isolate SD 17, isolates were screened with two different fermentation medium Cross Streak Media CSM and Production Medium 4 PM4. Medium filtrates were tested at 3,6,9 and 12 days incubation. The result showed the optimal activity was observed at 9 days incubation using CSM. The result of antimicrobial test from medium extract with concentration 20 mg mL showed inhibition zone against S. aureus IA 2,33, K. rhizhophila IA 4,71, S. cerevisiae IA 1,36 and Candida albicans IA 0,22.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sekar Ratih Prabhacitra
"Penapisan amilase 32 isolat actinomycetes dari sedimen pesisir dan serasah lamun Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dilakukan secara kualitatif dan semi-kuantitatif menggunakan metode iodin. Penapisan amilase dari isolat secara kualitatif pada medium starch agar dilakukan dengan mengukur lebar clear zone dan diekspresikan dalam nilai indeks aktivitas. Penapisan amilase secara semi-kuantitatif pada medium pertumbuhan starch broth dilakukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang cahaya 620 nm. Pengukuran kadar glukosa yang terbentuk dan aktivitas amilase dari isolat terpilih dalam medium soluble starch 1% (SBs) dan tepung beras 1% (SBb) dilakukan dengan metode Dinitrosalicylic Acid (DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Hasil penapisan amilase kualitatif menunjukkan indeks aktivitas amilase tertinggi diperoleh dari isolat SD 5 (4,259), SD 13 (4,154), SD 14 (3,457), dan SD 15 (4,436). Sementara itu, hasil penapisan amilase semi-kuantitatif menunjukkan isolat SD 13 memiliki transmitansi tertinggi dengan nilai 64,3% dan aktivitas amilase diukur lebih lanjut dengan metode DNS. Hasil uji kadar glukosa menunjukkan bahwa isolat SD 13 dalam SBs menghasilkan kadar glukosa yang lebih tinggi (6.379,345 μg/mL) dibandingkan dengan isolat SD 13 SBb (3.254,741 μg/mL). Aktivitas amilase SD 13 pada medium SBs lebih tinggi (26,124 ± U/mL) dibandingkan dengan aktivitas amilase pada medium SBb (14,205 U/mL). Tingginya aktivitas amilase pada SBs tersebut setara dengan banyaknya kadar glukosa yang terbentuk. Isolat SD 13 teridentifikasi secara molekuler berdasarkan data sekuens gen 16S rRNA sebagai anggota dari spesies Streptomyces champavati.

Amylase activity of 32 Actinomycetes isolates from coastal sediment and seagrass litter of Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta were screened using two different methods involving iodine in starch medium. The first amylase screening test using starch agar was performed by measuring width of the clear zone and was expressed in activity index value. The second amylase screening test used starch broth for was done by using spectrophotometer in 620 nm of wave length.The first result showed amylase activity index is highest in SD 5 (4.259), SD 13 (4.154), SD 14 (3.457), and SD 15 (4.436) respectively. The second result indicated SD 13 has the highest transmittance of 64,3% and its glucose concentration and amylase activity was further measured using Dinitrosalisylic acid (DNS) method with two different media; 1% soluble starch (SBs) dan 1% rice flour (SBb) in 540 nm of wave length. The result showed that SD 13 isolate in SBs medium has higher glucose concentration (6,379.345 μg/mL) than in SBb (3,254.741 μg/mL). Amylase activity assay result indicated that SD 13 in SBs produced amylase with 26.124 of Enzyme Unit (U/mL), higher than in SBb (14.205 U/mL). The result was supported by the previous glucose concentration measurement. Molecular identification based on 16S rRNA gene sequences showed that SD 13 belongs to Streptomyces champavati.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qonita Gina Fadhilah
"Isolat-isolat actinomycetes laut dari ekosistem bakau Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta dilaporkan dapat menghasilkan senyawa bioaktif dengan aktivitas sebagai antibakteri dan antifungi. Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi isolat-isolat actinomycetes laut yang berpotensi sebagai agen biokontrol berdasarkan aktivitas antagonistik terhadap fungi patogen tanaman Colletotrichum siamense KA, mengevaluasi aktivitas senyawa antifungi, dan menelaah profil isolat actinomycetes laut terpilih. Penapisan isolat dilakukan dengan metode plug dengan penundaan uji hingga 9 hari pada medium Potato Dextrose Agar (PDA) modifikasi. Hasil penapisan diperoleh 12 isolat actinomyctes laut mampu menghambat pertumbuhan C. siamense KA, dengan persentase hambatan berkisar antara 47,96% hingga 84,94%. Enam dari 12 isolat diuji aktivitas antagonistik menggunakan metode plug dan gores dengan variasi penundaan uji (6, 9, dan 12 hari). Hasil uji aktivitas antagonistik menunjukkan penundaan uji hingga 12 hari memiliki persentase hambatan pertumbuhan tertinggi hingga 84,16% (metode plug) dan 85,91% (metode gores). Uji antagonistik dengan penundaan (3 dan 5 hari) serta tanpa penundaan menggunakan metode plug menunjukkan dua isolat (SM11 dan SM15) memiliki peningkatan persentase hambatan pertumbuhan hingga 57,99% (SM11) dan 59,88% (SM15). Aktivitas antifungi tiga isolat actinomycetes laut terpilih (SM11, SM14, dan SM15) diuji menggunakan uji antibiosis pada medium Potato Dextrose Broth (PDB) modifikasi. Fermentasi untuk memproduksi senyawa antifungi dilakukan selama 6, 9, dan 12 hari. Hasil uji antibiosis menunjukkan isolat SM14 memiliki aktivitas antifungi tertinggi pada hari ke-12 dengan persentase hambatan 64,90%. Tiga isolat actinomycetes laut terpilih memiliki karakter morfologi dan biokimia yang serupa. Identifikasi molekular ketiga isolat tersebut menunjukkan hubungan dekat dengan Streptomyces sanyensis dengan persentase kemiripan hingga 99,66%.

Marine actinomycetes isolates from mangrove ecosystem Pramuka Island, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta have been reported produce bioactive compound with antibacterial and antifungal activity. The aims of this research were to select potential marine actinomycetes isolates as biocontrol agent based on antagonistic activity against fungal phytopathogen Colletotrichum siamense KA, evaluate antifungal activity, and analyze profile of selected marine actinomycetes isolates. Screening of isolates was performed using plug method with delayed antagonist assay for 9 days on modified Potato Dextrose Agar (PDA) medium. The result of screening displayed that 12 marine actinomycetes isolates can inhibit the growth of C. siamense KA, with percentage inhibition from 47.96% to 84.94%. Among 12 isolates, six isolates have been subjected for antagonistic assay using plug and streak method with various delayed assay (6, 9, and 12 days). The result presented delayed antagonist assay until 12 days has higher percentage inhibition up to 84.16% (plug method) and 85.91% (streak method). The antagonistic assay using delayed assay (3 and 5 days) and non-delayed assay using plug method presented two isolates (SM11 and SM15) showed increasing percentage inhibition up to 57.99% (SM11) and 59.88% (SM15). Antifungal activity of selected isolates (SM11, SM14, and SM15) was assayed using antibiosis assay in modified Potato Dextrose Broth (PDB) medium. Fermentation for producing antifungal compound was performed for 6, 9, and 12 days. The result of antibiosis assay showed SM14 isolate has higher antifungal activity at 12 days incubation with percentage inhibition was 64.90%. The three marine actinomycetes isolates have similar morphological and biochemical characters. Molecular identification of three isolates showed that the isolates were closely related to Streptomyces sanyensis with 99.66% percent similarity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Fitroh
"Telah dilakukan penelitian mengenai aktivitas antagonistis 52 isolat actinomycetes terhadap 2 isolat Ganoderma TB3 dan TB4. Isolat actinomycetes tersebut berasal dari pesisir Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Isolat Ganoderma berasal dari hutan kota Wales Timur serta kawasan hijau seberang Stadion Universitas Indonesia, Depok. Penapisan aktivitas antagonistis dilakukan dengan metode plug dan metode cross streak. Hasil penapisan diperoleh satu isolat actinomycetes SM 12 yang menghambat pertumbuhan kedua isolat Ganoderma. Uji lanjutan untuk mengetahui aktivitas antibiosis isolat SM 12 dilakukan dengan mencampurkan filtrat medium pertumbuhan SM 12 terhadap medium pertumbuhan Ganoderma TB3 dan TB4. Uji filtrat medium pertumbuhan pada hari ke-13 dan hari ke-16 inkubasi menunjukkan penghambatan pertumbuhan Ganoderma TB3 dan TB4. Sementara itu, aktivitas antagonistis dalam medium serbuk gergaji (bag log) tidak menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan GanodermaTB3 dan TB4.

Research about antagonistic activity of 52 isolates of actinomycetes against 2 isolates of Ganoderma TB3 and TB4 has been carried out. These actinomycetes were obtained from the of Pramuka Island Coast, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Ganoderma isolates were obtained from Hutan Kota Wales Timur and green areas opposite Stadion Universitas Indonesia, Depok. Screening of antagonistic activity was carried out by plug method and cross streak method. The results of screening showed one actinomycetes isolate, SM 12, which able to inhibit two Ganoderma isolates. Further test to determine the antibiosis activity of SM 12 was carried out by mixing the growth filtrate of SM 12 on the growth media of Ganoderma TB3 and TB4. The test of the growth filtrate after 13 and 16 days of incubation showed inhibition of the growth of Ganoderma TB3 and TB4. Meanwhile, the antagonistic activity test on the sawdust media (bag log) did not show any inhibition of the growth of Ganoderma TB3 and TB4.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Ayunda
"Telah dilakukan penelitian mengenai komunitas Gastropoda pada ekosistem mangrove di Gugus Pulau Pari, Kepulauan Seribu pada bulan Juli 2010. Penelitian bersifat deskriptif-analitik dan bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kemerataan, dominansi, penyebaran, kesamaan, dan korelasinya dengan parameter abiotik. Penelitian dilakukan dengan purposive sampling dan menggunakan metode transek kuadrat di tiga pulau, yaitu Pulau Pari, Pulau Tengah, dan Pulau Burung. Parameter abiotik yang diukur meliputi, suhu, salinitas, kedalaman, dan kandungan bahan organik. Sebanyak 33 spesies Gastropoda ditemukan di ekosistem mangrove Gugus Pulau Pari. Gastropoda yang ditemukan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu 6 jenis diantaranya merupakan moluska asli mangrove, 2 jenis diantaranya moluska fakultatif, dan 25 jenis sisanya merupakan moluska pengunjung. Kepadatan Gastropoda tertinggi terdapat di Pulau Tengah (112,48 ind/m2) dan terendah di Pulau Burung (66,19 ind/m2). Terebralia sulcata merupakan Gastropoda dengan kepadatan tertinggi, yaitu 31,6 ind/m2. Indeks keanekaragaman jenis tertinggi terdapat di Pulau Burung (1,978) dan terendah di Pulau Pari (1,497). Gastropoda di ekosistem mangrove Gugus Pulau Pari cukup merata dengan pola sebaran mengelompok dan tidak ada spesies yang mendominasi. Indeks kesamaan terbesar terdapat pada substasiun P1 dan T1 (92,74%), sedangkan terendah terdapat pada T3 dan B8 (14,65%). Kandungan lumpur dan bahan organik memiliki korelasi positif terhadap kepadatan Gastropoda.

Abstract
The research had been done for structure community of Gastropods at mangrove ecosystem in complex Pari's Island, Seribu Islands on July 2010. The purpose for this particular descriptive analysis research was to know the composition, density, diversity, evenness, domination, distribution, similarity and it?s correlation with abiotic parameters. Samples were taken by using purposive sampling and transect square method on three islands, namely Pari Island, Tengah Island and Burung Island. The abiotic parameters were measured (temperature, salinity, depth, and organic matter). We found 33 species of gastropods, which they were divided into three groups, namely native (6), facultative (2), and visitor (25) species molluscs of mangrove, respectively. The highest density was found in the Tengah island (112,48 ind/m2) and the lowest in the Burung Island (66,19 ind/m2). Terebrealia sulcata was Gastropod with the highest density (31,6 ind/m2). The highest diversity index occured at Burung Island (1,978) and the lowest at Pari Island (1,497). In general the distribution of Gastropods at mangrove ecosystem in complex Pari?s Island was clumped distribution pattern and no species domination. The highest similarity index found in substation P1 and T1 (92,74%), while the lowest found in T3 and B8 (14,65%). The mud and total organic matter (TOM) has a positive correlation to Gastropods density. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S193
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Putri Utami
"Karbon di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini memberikan dampak buruk bagi kehidupan manusia. Salah satu langkah untuk mengurangi CO2 di alam adalah dengan meningkatkan jumlah penyerapan CO2, dan hutan mangrove merupakan salah satu tempat penyimpanan CO2 di bumi. Mangrove dapat menyerap CO2 di tegakan mangrove, sedimen, dan fauna mangrove seperti T. palustris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis perbandingan simpanan karbon T. palustris dan sedimen serta pengaruh pH, salinitas, dan suhu terhadap jumlah karbon yang dapat disimpan oleh T. palustris di Pulau Rambut, DKI Jakarta pada tahun 2022 dan 2023. Sampel diambil dari 4 stasiun, lalu sampel cangkang dan tubuh T. palustris dipisahkan. Siput dan sedimen dikeringkan di oven, kemudian ditumbuk menggunakan alu mortar. Sedimen disaring menggunakan sieve net. Cangkang diberi larutan HCl 1N, tubuh dan sedimen di furnace. Perhitungan nilai karbon dihitung menggunakan rumus dari masing-masing sampel. Data yang diperoleh dihitung nilai korelasi dan uji-T dengan menggunakan SPSS. Hasil Rata-rata karbon tahun 2022 untuk cangkang T. palustris adalah 10,559 ± 0,201, tubuh T. palustris 26,019 ± 2,697, sedimen 148,185 ± 11, 683. Tahun 2023 rata-rata karbon untuk cangkang T. palustris adalah 10,398 ± 0,588, tubuh T. palustris 22,162 ± 1,838, dan sedimen 143,671 ± 11, 442. Korelasi antara cangkang dan tubuh T. palustris, dan T. palustris terhadap sedimen dapat dikatakan tidak memiliki korelasi, terdapat korelasi negatif di cangkang dan tubuh T. palustris tahun 2023, dan hasil perbandingan yang diperoleh pada tahun 2022 dan 2023 untuk cangkang, tubuh, dan sedimen menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

Carbon in Indonesia is increasing every year, this has a negative impact on human life. One of the steps to reduce CO2 in nature is to increase the amount of CO2 absorption, and mangrove forests are one of the CO2 storage places on earth. Mangroves can absorb CO2 in mangrove stands, sediments, and mangrove fauna such as T. palustris. This study aims to determine and analyze the comparison of T. palustris and sediment carbon storage and the influence of pH, salinity, and temperature on the amount of carbon that can be stored by T. palustris on Rambut Island, DKI Jakarta in 2022 and 2023. Samples were taken from 4 stations, then the shell and body samples of T. palustris were separated. The snails and sediments were oven dried, then crushed using a mortar and pestle. Sediment was filtered using a sieve. The shell was given a 1N HCl solution, the body and sediment in the furnace. Calculation of carbon value was calculated using the formula of each sample. The data obtained were calculated the correlation value and T-test used SPSS. Average carbon results in 2022 for T. palustris shells amounted to 10.559 ± 0.201, T. palustris body 26.019 ± 2.697, sediment 148.185 ± 11.683. In 2023 the average carbon for T. palustris shell was 10.398 ± 0.588, T. palustris body 22.162 ± 1.838, and sediment 143.671 ± 11.442. The correlation between T. palustris shell and body, and T. palustris with sediment can be said to have no correlation, there is a negative correlation in T. palustris shell and body in 2023, and the comparison results obtained in 2022 and 2023 for shell, body, and sediment show no significant difference."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Hakim
"Hutan mangrove tergolong sumberdaya hutan yang mempunyai peranan penting bagi pernbangunan Nasional. Hal ini karena lokasinya yang strategis dan potensi yang terkandung di dalamnya, serta fungsi perlindungannya yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi eksistensi dan berfungsinya sumberdaya alam lain.
Ekosistem ini dicirikan oleh produktivitasnya yang tinggi dan daur nutrisi yang cepat, sehingga mangrove dianggap penyedia nutrisi bagi kontinuitas sebagian besar energi yang diperlukan oleh berbagai biota akuatik di ekosisitem pantai. Ekosistem ini juga berperan sebagai pendukung eksistensi lingkungan fisik, yaitu sebagai penyangga abrasi pantai oleh gelombang, intrusi air laut ataupun hembusan angin yang dapat merusak ekosistem darat.
Pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan pesatnya perkembangan teknologi mengakibatkan tekanan terhadap keberadaan hutan mangrove. Pemanfaatan tidak saja dilakukan dalam bentuk pengambilan hasil hutan, tetapi berkembang ke bentuk pemanfaatan lahan mangrove.
Pulau Bengkalis adalah satu diantara enam pulau yang ada di Kabupaten Bengkalis yang mempunyai hutan mangrove rnencapai 15.039 ha tersebar mengelilingi pulau. Wilayah hutan mangrove yang mengalami tekanan cukup berat berada di wilayah pantai utara yang berbatasan dengan Selat Malaka Luas hutan mangrove di wilayah tersebut mencapai 9.133 ha. Secara ekologis lingkungan fisik wilayah tersebut mendukung untuk pertumbuhan dan perkembangan hutan mangrove. Terdapat tiga aliran sungai yang bermuara di di Pantai Utara Pulau Bengkalis, dan menjadi sumber aliran air tawar. Kandungan lumpur (sedimen) berkisar antara 5%-85%, bahan organik 50%, salinitas 26-32 ppm. Keadaan laut, tenang sampai agak kuat yang tinggi gelombangnya antara 0,4 sampai 2,7 m dengan kecepatan 0,1-5 knot. Kondisi lingkungan alami tersebut selayaknya mendukung kelestarian hutan mangrove. Namun demikian, akibat pemanfaatan yang tidak terkendali dan sudah berlangsung lama, mengakibatkan terjadinya kerusakan hutan mangrove, sehingga menurunkan fungsinya sebagai pelindung pantai akibat abrasi. Terjadinya kerusakan hutan mangrove dan abrasi belum menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah, sekalipun dampaknya sudah dirasakan. Atas dasar permasalahan tersebut, rumusan yang perlu untuk dijawab adalah 1). Seberapa besar kerusakan hutan mangrove yang terjadi; dan 2). Seberapa besar abrasi di Pantai Utara Pulau Bengkalis; serta 3). Adakah hubungan kerusakan hutan mangrove dengan abrasi yang terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kerusakan hutan mangrove dan hubungannya dengan abrasi yang telah terjadi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada perencana dan pengambil keputusan, khususnya Pemerintah Kabupaten Bengkalis dalam penyempurnaan, maupun pembuatan kebijakan tentang pengelolaan hutan mangrove yang ada di daerah penelitian atau kawasan lainnya. Hopotesis yang diajukan adalah bahwa semakin tinggi tingkat kerusakan hutan mangrove akan mengakibatkan semakin tinggi abrasi yang terjadi di Pantai Utara Pulau Bengkalis.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa komposisi jenis mangrove di wilayah Pantai Utara Pulau Bengkalis terdiri dari 9 spesies jenis pohon. Jenis yang dominan adalah api-api (Avicennia marina), bakau (Rhizophora mucronata) dan lenggadai (Bruguiera cylindrica). Kerapatan individu setiap hektarnya pada strata anakan mencapai 1.897 pohon, sedangkan strata pancang 1.341 pohon dan strata pohon hanya 849 phn/ha.
Pemanfaatan hutan mangrove oleh masyarakat meliputi pengambilan kayu untuk bangunan/pancang, bahan baku arang, dan untuk kayu bakar serta konversi menjadi lahan tambak. Rata-rata pemanfaatan setiap tahun untuk kayu bangunan/pancang sebanyak 2.812 pohon, kayu arang 3.217 pohon dan kayu bakar untuk rumah tangga 2.444 pohon, sedangkan yang kayu bakar industri bata mencapai 7.657 pohon.
Akibat pemanfaatan yang tidak terkendali, menyebabkan terjadinya kerusakan hutan mangrove yaitu menurunnya kerapatan pohon setiap tahun yang berkisar antara 0,32%-1,6% atau rata-rata 0,79%. Penurunan kerapatan pohon ini setara dengan berkurangnya pohon sebanyak 61.255 pohon setiap tahun. Kerusakan ini menyebabkan menurunnya kemampuan fisik hutan mangrove untuk menahan terjadinya abrasi. Laju abrasi per tahun berkisar antara 3,6-8,4 meter atau rata.-rata 6,03 meter. Hasil analisis memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif dan signitikan antara penurunan kerapatan pohon dengan laju abrasi yang terjadi.
Kerusakan hutan mangrove dan terjadinya abrasi ada kaitannya dengan persepsi masyarakat mengenai hutan mangrove. Sebagian besar (5S,3 %) menyatakan hutan mangrove hanya sebagai sumber hasil hutan, dan tingkat kesadaran masyarakat untuk memelihara juga sangat rendah (4,57%), sedangkan sebagian besar (56,00%) menyadari pentingnya hutan mangrove tetapi tidak melakukan pemeliharaan.
Berdasarkan kenyataan ini perlu adanya upaya rehabilitasi hutan mangrove, sekaligus meningkatkan sumberdaya manusia agar pengetahuan dan partisipasi masyarakat sehjngga upaya pelestarian fungsi hutan mangrove dapat meningkat.

Mangrove forests has a very strategic locations, many potentials and great protective functions that bring them to be one of forest resources that play important role for the nation development. Its protective functions have a strong influence to the existence and the function of other resources, directly or indirectly.
This ecosystem is characterized by its high productivity and fast nutrient cycle made it become the nutrient source for the most energy supply need by varies aquatic biota in coastal ecosystems. Mangrove ecosystem also functioned as physical environment existence support to protect the coast from abrasion, restrain seawater intrusion and strong wind that can ravage terrestrial ecosystems.
The fast growth of population and high technology development has lead to a high pressure on mangrove forests existence. The exploitations of mangrove forest resources are not only done by reaping its product but as well as exploit its land.
Bengkalis Island as one of six islands in Bengkalis District has a 15.093 ha mangrove forests spreading along its coastal area. Mangrove forests at the north coast, bordered on Malacca Strait, are the one received high pressure. Its area occupied 9.133 hectare area. Ecologically, its physical environment supports the growth of that mangrove forest. There are three rivers ending in Bengkalis Island North Coast that become the source of fresh water. The sediment content of those streams varies between 5% to 85%, organic matter 50%, and salinity between 26-32 ppm. The sea situation is still to strong. The wave height is between 0,4 to 2,7 m with the speed of 0,1 - 5 knots. This natural condition supposed to support mangrove forest sustainability. However, uncontrolled exploitation for a long time result in the degradation of mangrove forest that decrease its function to prevent coastal abrasion Those two phenomenons haven?t got a big concem of the govemment and the community yet, even though some of its impact has been experienced. Based on those problems, there is some questions arise: I). How worse is that mangrove forest degradation?, 2). How big is the abrasion in Bengkalis Island north coast?, 3). Is there a conelation between mangrove forest degradation and the abrasion?.
The purpose of this research is to gain information of mangrove forest degradation and its correlation with the abrasion. The result is expected to be a valuable input for the planner and the decision makers in Bengkalis District to make and perfecting policies on mangrove forest management, not only in the research area but also in other regions.
The research showed that mangrove forest in Bengkalis Island North Coast composed 9 tree species. The dominant species are api-api (A vicennia marina), bakau (Rhizophora mucronara) dan lenggadai (Bruguiera cylindrica). The density in seedling stratum reaches 1.897 individual per hectare, while sapling stratum reach 1.341 and there are only 849 in tree stratum.
People use the forest to get the log to build houses. They also use the resources as raw material to make charcoal, use it as fuel and converse the land to be used as fishpond. Average usage for building need is 2.812 trees annually, 3.217 trees converted to charcoal annually, 2.444 trees used as fuel annually, and 7.657 trees cut to supply brick indusuies.
This uncontrolled use of the mangrove lead to its degradation showed by the decreasing of its density between 0,32% to 1,6% annually or 0,66% on the average. This decrease is equal to the loose of 61,255 trees annually. It also leads to the declining of mangrove forest function to prevent the land from abrasion. Abrasion rate varied between 3,6 to 8,4 meter annually or 6,03 meter on the average. The analysis showed that there is a positive and significant correlation between trees decreasing rate and abrasion rate.
Mangrove forest degradation and coast abrasion are related to community perception. Most of the respondents (58,3%) stated that mangrove forest is functioned only as the source of mangrove product they need. They also have a low awareness to preserve the mangrove (4,57%). Most of them (56%) understand the important role of mangrove forest but didn?t conduct any acts to preserve it.
Based on these findings, mangrove forest rehabilitation is very needed along with environmental education to develop human resources lived surrounding the forest and increase community participation to preserve functions of mangrove forest could be step up."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ayu Nurrahma
"Mangrove memiliki kemampuan menyimpan dan menyerap karbon dalam biomassa hidup maupun mati, dan sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya produktivitas serasah, besar serasah yang dilepas ke perairan, laju dekomposisi serasah, potensi karbon yang dapat diserap dan disimpan oleh hutan mangrove Pulau Rambut. Penelitian dilakukan dari bulan September-November 2020 dan Maret-Juni 2021. Metode pengambilan data terkait komposisi vegetasi dan stok karbon menggunakan purposive sampling dan dihitung dengan persamaan allometrik. Produktivitas serasah dan laju dekomposisi diukur selama 42 hari dengan pengamatan setiap 2 minggu sekali. Serasah yang dilepas ke perairan diukur dengan menyaring serasah ketika air laut surut. Karbon pada sedimen diukur dengan mengambil sedimen pada kedalaman 0—30 cm. Vegetasi pohon dan pancang didominasi oleh Rhizophora mucronata dan semai oleh Excoecaria agallocha. Stok karbon dan serapan karbon pada hutan mangrove Pulau Rambut sebesar 278,60 ton/ha dan 951,41 ton/ha. Stok karbon pada sedimen sebesar 19,36 ton/ha. Besarnya produktivitas serasah dan potensi karbonnya sebesar 2,741 g/m2/hari dan 9,72 g/m2/hari. Laju dekomposisi paling cepat diraih oleh Rhizophora mucronata yaitu 0,191 g/hari. Besar serasah yang dilepas ke perairan adalah 21,27 g/m3/hari dengan kandungan karbon sebesar 50,82%.

Mangroves have the ability to store and absorb carbon in living and dead biomass, and sediments. This study aims to determine the amount of litter productivity, the amount of litter released into the waters, the rate of litter decomposition, the potential for carbon that can be absorbed and stored by the Rambut Island mangrove forest. The research was conducted from September-November 2020 and March-June 2021. Methods of collecting data related to the composition of vegetation and carbon stock using purposive sampling and calculated by allometric equations. Litter productivity and decomposition rate were measured for 42 days with observations every 2 weeks. Litter released into the waters is measured by filtering litter when the sea water recedes. Carbon in the sediment was measured by taking sediment at a depth of 0-30 cm. Tree vegetation and saplings were dominated by Rhizophora mucronata and seedlings by Excoecaria agallocha. Carbon stock and carbon sequestration in Rambut Island mangrove forest were 278.60 tons/ha and 951.41 tons/ha, respectively. Carbon stock in sediment is 19.36 ton/ha. The amount of litter productivity and carbon potential are 2.741 g/m2/day and 9.72 g/m2/day. The fastest decomposition rate was achieved by Rhizophora mucronata, which was 0.191 g/day. The amount of litter released into the waters is 21.27 g/m3/day with a carbon content of 50.82%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>