Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 177588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hero Suspadama Budiman
"Air limbah industri Sapibagus memiliki kandungan konsentrasi nitrat dan Chemical Oxygen Demand COD yang tinggi. Dampak yang ditimbulkan dari tingginya konsentrasi nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus ini adalah terjadinya eutrofikasi pada badan air yang dijadikan tempat pembuangan efluen air limbah industri Sapibagus. Tujuan utama penelitian skala laboratorium ini adalah mengetahui efisiensi penurunan nitrat dan COD pada air limbah industri Sapibagus dengan menggunakan reaktor Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. Reaktor AFBR berbentuk silinder dengan aliran up-flow dioperasikan dengan variasi waktu detensi selama 24 jam dan 32 jam.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi COD dan nitrat berturut-turut pada waktu detensi 24 jam sebesar 69 dan 30 , sedangkan efisiensi COD dan nitrat pada waktu detensi 32 jam sebesar 81 dan 36 . Efisiensi COD pada waktu detensi 32 jam lebih besar daripada waktu detensi 24 jam t-test,? > 0,05 ;p < 0,025 sedangkan penurunan nitrat pada waktu detensi 24 jam dan 32 jam tidak menunjukkan nilai perbedaan yang signifikan t-test,? > 0,05 ;p > 0,025.

Sapibagus industrial wastewater contains high concentration of nitrate and chemical oxygen demand COD . The impact caused by such high concentration of both in the wastewater is eutrophication in water bodies into which the wastewater is being dumped to. The main goal of this laboratory scaled experiment is to identify the efficiency of nitrate and COD concentration reduction in Sapibagus industrial wastewater using Anaerobic Fixed Bed Reactor AFBR. This reactor takes the shape of cylinder with operating up flow with detention time variation of 24 and 32 hours.
The result shows the efficiency of COD and nitrate reduction is 69 and 30 in 24 hours detention time, and 81 and 36 in 32 hours detention time, respectively. COD reduction with 32 hours of detention time shows higher efficiency than that of 24 hours detention time t test, 0,05 p 0,025, while the case in nitrate reduction does not show any significant difference in both scenarios t test, 0,05 p 0,025.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrina Rosyada
"Proses produksi gula aren di rumah Industri CV Diva Maju Bersama menghasilkan air limbah dalam prosesnya. Air limbah industri ini memiliki konsentrasi COD yang tinggi yakni lebih dari 2000 mg/l sehingga melebihi baku mutu yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa efektivitas system Moving-bed biofilm sequencing batch reactor dalam mengurangi konsentrasi COD pada air limbah industri gula aren sekaligus kesesuaiannya dengan baku mutu yang ada. Proses penelitian berlangsung secara eksperimental pada skala laboratorium dengan menggunakan 1 unit MBSBR dengan working volume 25 liter. Media yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan bakteri adalah Kaldness K1 dengan rasio 60. Pada proses pembebanan digunakan variasi waktu detensi 12 sampai 24 jam.
Hasil percobaan menunjukan rentang efisiensi penyisihan COD pada waktu detensi 12, 18, dan 24 jam berturut-turut 84 ndash; 89 , 86 ndash; 91 , dan 88 ndash; 92 dengan konsentrasi DO optimum 2.41 ndash; 2.62 mg/l. Nilai beban organik pada rentang 3.27 ndash; 4.27 kg COD/m3.hari menghasilkan efisiensi penyisihan COD diatas 88 . Peningkatan nilai beban organik mengakibatkan penurunan efisiensi penyisihan COD. Berdasarkan uji statistik independent t-Test dan analisa terhadap baku mutu, waktu detensi 24 jam dipilih sebagai waktu detensi optimum yang akan digunakan untuk kebutuhan perancangan.

The production of palm sugar in CV Diva Maju Bersama home industry produces waste water in the process. This industrial waste water has a high concentration of COD that is more than 2000 mg l which exceeds the quality standard. The purpose of this research is to analyze the effectiveness of Moving bed biofilm sequencing batch reactor system in reducing the concentration of COD in its suitability with the quality standard. The research process was conducted experimentally on a laboratory scale. MBSBR unit with working volume 25 liters is being used during the experimental. The medium used as a place for bacterial growth is Kaldness K1 with a ratio of 60. The detention time were varied from 12 to 24 hours during the feeding time.
The results show the efficiency removal of COD at 12, 18, and 24 hours detention time respectively is 84 ndash 89 , 86 ndash 91 , and 88 ndash 92 with optimum DO concentration 2.41 2.62 mg L. The optimum organic loading rate to reach COD removal efficiency above 88 is in the range of 3.27 4.27 kg COD m3.day. The increasing of organic loading rate will result in decreased efficiency removal of COD. Based on statistical independent t Test method and also consideration of the quality standard, 24 hour detention time is chosen as the most optimum detention time that will be used for the designing requirement.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diza Rahmania Zawatki
"Lindi hasil pengolahan IPAS III TPST Bantar Gebang yang dibuang ke badan air masih mengandung zat pencemar COD dan amonia dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi COD dan amonia akan menurukan kualitas badan air dan ekosistemnya jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Penelitian skala laboratorium menggunakan lahan basah buatan dilakukan menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor (50x25x40 cm) yang ditanami 6 batang Scirpus grossus dengan media tanam kerikil dan tanah merah, dengan variasi waktu tinggal 2 4, 6, 8, dan 10 hari. Nilai k (laju penurunan) dari perhitungan kinetika orde-1 untuk COD dan amonia adalah 0,1044 hari-1 dan 0,1108 hari-1.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan COD dan amonia yang paling baik pada lahan basah buatan didapatkan pada hari ke-10 penelitian dengan efisiensi sebesar 70,4% dan 75,8%. Lahan basah buatan dapat digunakan sebagai pengolahan lanjutan yang tepat untuk menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang, dengan waktu tinggal optimum untuk menurunkan konsentrasi keduanya sesuai baku mutu berdasarkan hasil perhitungan kinetika orde-1 adalah 12 hari dan 24 hari.

Leachate from IPAS III Bantar Gebang that discharged into the stream still contain of COD and ammonia in high concentrations. Both concentrations will decreased the quality of the stream and ruined the aquatic ecosystems if it?s not processed well before discharged. A laboratory-scale research using constructed wetland has been done to reduced the concentration of COD and amonia that contain in landfill leachate from IPAS III TPST Bantar Gebang. This research used a reactor with the dimension of 50x25x40 cm which was planted by 6 stems of (Scirpus grossus) plant on the growing media that consists of gravel and red soil, with variation of time 2, 4, 6, 8, and 10 days. The value of k (decrease rate) for COD and ammonia was 0,1044 day-1 and 0,1108 day-1.
The results show that the best removal efficiency of COD and ammonia in this study was in the tenth day with the efficiency of 70,4% and 75,8%. Constructed wetlands can be used as an appropriate advanced treatment to reduce COD and ammonia that contain in leachate IPAS III TPST Bantar Gebang, with the optimum time to reach the quality standard based on the first-order kinetics calculations is 12 days and 24 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathya Khalisa Manzis
"Air limbah domestik merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air. Untuk mengetahui karakteristik air limbah diperlukan pengujian segera setelah sampel diambil, namun pada realitanya seringkali sampel tidak dapat langsung diuji dan membutuhkan waktu tunggu penyimpanan sebelum diuji di laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh waktu tunggu terhadap perubahan konsentrasi dan laju penurunan konsentrasi, serta memprediksi konsentrasi awal berdasarkan perubahan konsentrasi BOD dan COD. Penentuan koefisien laju penurunan dilakukan menggunakan fitur “Trendline” jenis eksponensial dari grafik scatter plot pada Microsoft Excel, sedangkan analisis prediksi konsentrasi awal dilakukan dengan pemodelan menggunakan solusi persamaan diferensial reaksi orde pertama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi BOD menurun seiring waktu tunggu, sedangkan konsentrasi COD mengalami peningkatan setelah turun terlebih dahulu. Diperoleh rata-rata koefisien laju penurunan BOD sebesar 0,278/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,13/hari pada sampel dengan pengawetan, sedangkan rata-rata koefisien laju penurunan COD sebesar 0,046/hari pada sampel tanpa pengawetan dan 0,0185/hari pada sampel dengan pengawetan. Hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal BOD reliabel hingga hari ke-2 penyimpanan pada sampel tanpa pengawetan dan hari ke-2,25 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan. Sementara itu, hasil pemodelan untuk memprediksi konsentrasi awal COD reliabel hingga hari ke-21 penyimpanan pada sampel dengan pengawetan, namun tidak reliabel sama sekali pada sampel tanpa pengawetan.

Domestic wastewater originates from daily human activities involving the use of water. To determine the characteristics of wastewater, testing is required immediately after sample collection. However, samples often cannot be tested immediately and require a holding period before laboratory testing. This study aims to analyze the impact of holding time on the concentration changes and the degradation rate, as well as to predict the initial concentration based on changes in BOD and COD concentrations. The determination of the degradation rate coefficient was performed using the "Trendline" feature with an exponential type from the scatter plot graph in Microsoft Excel, while the analysis of the initial concentration prediction was conducted through modeling using the solution of the first-order reaction differential equation. The results showed that BOD concentration decreases over the holding time, whereas COD concentration increases after initially decreasing. The average degradation rate coefficient for BOD was found to be 0.278/day in samples without preservation and 0.13/day in preserved samples, while the average degradation rate coefficient for COD was 0.046/day in samples without preservation and 0.0185/day in preserved samples. The modeling results for predicting the initial BOD concentration were reliable up to the 2nd day of storage for samples without preservation and the 2.25th day for preserved samples. Meanwhile, the modeling results for predicting the initial COD concentration were reliable up to the 21st day of storage in preserved samples but not reliable at all in samples without preservation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Pricilia Duma Laura
"ABSTRAK
Inovasi dan perkembangan industri farmasi dapat memberikan dampak buruk bila tidak diiringi dengan pengolahan air limbah yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyisihan COD limbah industri farmasi melalui adsorpsi karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa. Percobaan skala laboratorium dilakukan dengan batch adsorpsi untuk menentukan dosis adsorben (10-50 g/L) dan waktu kontak (30-150 menit) optimum. Dari hasil percobaan dan perhitungan isoterm, penyisihan COD optimum dicapai karbon aktif batu bara dan tempurung kelapa dengan dosis 150 dan 600 g/L pada waktu kontak 90 dan 120 menit. Regenerasi dengan NaOH 4% dilakukan 3 kali, di mana efisiensi regenerasi karbon aktif batu bara mencapai 84,6%; 96,0%; dan 97,8% sedangkan tempurung kelapa mencapai 60,5%; 46,0%; dan 46,6%.

ABSTRACT
Innovation and development of pharmaceutical industries may cause bad impact when they are not coupled with a good wastewater treatment. This research was conducted to investigate reduction of COD in pharmaceutical wastewater by coconut shell and coal-based activated carbon adsorption. Laboratory scale experiments were performed using batch adsorption method to determine the optimum dose of adsorbent (10-50 g/L) as well as contact time (30-150 min). Results and isotherms showed that optimum COD reduction was achieved by 150 g/L coal-based AC for 90 min and 600 g/L coconut shell-based AC for 120 min. Regeneration using NaOH 4% was performed 3 times, where the regeneration efficiency were 84,6%-96,0%-97,8% for coal-based AC and 60,5%-46,0%-46,6% for coconut shell-based AC."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rania Amalia F Alatas
"ABSTRAK
Pasar tradisional sebagai lokasi penghasil timbulan limbah padat kedua terbesar menghasilkan air lindi melalui proses dekomposisi limbah padat. Penelitian ini menggunakan unit bioreaktor secara aerob dengan proses aerasi dalam mengolah air lindi sampah Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi karakteristik awal dan mengetahui waktu kontak serta persentase efisiensi penurunan konsentrasi COD dan amonia (NH3) yang optimum dengan pemberian bioaktivator, yaitu antara bioaktivator Effective Microorganisms 4 (EM4) dan Bioprisma. Bioaktivator merupakan stimulan bakteri in situ air limbah dalam proses pengolahan biologis yang mengandung konsorsium mikroorganisme sehingga pencemaran dapat cepat terurai. Kinerja bioreaktor diketahui melalui eksperimental secara batch dengan waktu kontak 7, 14, 21, 28, dan 35 hari. Variasi pemberian bioaktivator tidak menghasilkan perbedaan yang signifikan berdasarkan uji statistik Independent t-Test (95%). Hasil penelitian memperoleh konsentrasi COD sebesar 15025 mg/L dan amonia sebesar 161,52 mg/L yang melebihi baku mutu PermenLH No. 5 Tahun 2014 sehingga perlu diolah. Waktu kontak optimum pada kedua bioaktivator selama 28 hari dengan melakukan tahapan pengenceran (dilution) 10 kali sebelum pengolahan dan menghasilkan konsentrasi akhir COD sebesar 516,25 mg/L (65,63%) dan amonia sebesar 5,35 mg/L (66,58%) pada pemberian bioaktivator EM4 serta konsentrasi akhir COD sebesar 298 mg/L (80,16%) dan amonia sebesar 4,82 mg/L (69,89%) pada pemberian bioaktivator Bioprisma.

ABSTRACT
Traditional market as the biggest second producer location of solid waste which generates leachate through decomposition of solid waste processes. This research uses aerobic bioreactors unit with aeration process on leachate treatment from solid waste of Traditional Market at Kramat Jati, East Jakarta. It aims to identify initial characteristic and know both the detention time and presentation of reduction efficiency of COD concentration and ammonia (NH3) which optimum by giving bio-activator which is among Effective Microorganisms 4 (EM4) and Bioprisma. Bio-activator is stimulant of in situ bacterial of waste water in biological treatment process which contain microorganism?s consortium so the pollution can quickly unravel. Bioreactor performance is known through experimental in batch system with the detention time of 7, 14, 21, 28, and 35 days. Variation of given bio-activator does not produce significant differences based on statistical tests Independent t-Test (95%). The research results shows COD?s concentrations is amount 15025 mg/L and ammonia is amount 161.25 mg / L which exceed the adequate quality of PermenLH No. 5 Tahun 2014 so it need to manage furthermore. The optimum detention time on both bio-activator for 28 days by doing dilution process 10 times before processing and produce COD final concentration is amount 516.25 mg/L (65.63%) and ammonia is amount 5.35 mg/L in given bio-activator EM4 then COD final concentration is amount 298 mg/L (80.16%) and ammonia is amount 4.82 mg/L (69.89%) in given Bioprisma?s bio-activator.;"
2016
S65580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sesara Maharani
"ABSTRAK
Industri pembuatan benang termasuk dalam kategori industri tekstil yang di mana air buangannya memiliki kandungan COD dan BOD yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji efisiensi penyisihan COD dan BOD dengan metode Anaerobic Baffled Reactor ABR serta berapa hydraulic retention time HRT optimum untuk pengolahan air limbah industri pembuatan benang. Air limbah diproses dalam reaktor ABR 5 kompartemen dengan volume 10 L. Proses penelitian meliputi tahapan seeding, aklimatisasi, dan feeding. Feeding dilakukan dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Karakteristik air limbah memiliki kandungan COD 1.950 ndash; 3.210 mg/L, BOD 300,8 ndash; 421 mg/L dengan pH 5,66, dan temperature 28,5 ndash; 28,9oC. Efisiensi penyisihan mampu mencapai 97,58 untuk parameter COD dan 82,11 untuk parameter BOD. HRT optimum untuk parameter COD diperoleh pada saat HRT 12 jam dengan rata-rata penyisihan 94,79 dan untuk parameter BOD diperoleh pada saat HRT 18 jam dengan rata-rata penyisihan 71,73 . Tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antar variasi HRT. HRT optimum pada penelitian ini adalah 12 jam.

ABSTRACT
Yarn making industry is part of textile industry with high COD and BOD wastewater. The purpose of this study is to figure the efficiency decreased levels of COD and BOD in processing with Anarobic Baffled Reactor ABR method and also the optimum HRT in processing yarn making industry wastewater. The wastewater processed in 5 compartment ABR with 10 L volume. The research process include seeding, acclimatization, and feeding. Feeding is done with HRT variations of 12 h, 18h, and 24h. The characteristic of the wastewater contain 1.950 ndash 3.210 mg L COD, 300,8 ndash 421 mg L BOD with pH 5,66 and temperature of 28,5 ndash 28,9oC. Highest efficiency of COD and BOD removal up to 97,58 and 82,11 , respectively. Optimum HRT achieved at HRT 12h for COD removal with average efficiency 94,74 and 18h for BOD removal with average efficiency 71,73 . There were no significant differences between HRT variations. Optimum HRT in this study is 12h."
2017
S66982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Meiliasari
"Industri pencucian pakaian dan alat rumah tangga lainnya (laundry) merupakan salah satu usaha yang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya kota Depok. Air limbah laundry yang dihasilkan akan merusak lingkungan jika dibuang ke badan air tanpa pengolahan khusus, sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran badan air melalui pengolahan air limbah dengan FBR menggunakan EM4 dan reaktan CaCl2 dengan media pasir silika. Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari air hasil cucian pada Laundry House Ajeng, Depok.
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan fosfat pada air limbah laundry serta HRT optimumnya yang akan digunakan sebagai desain usulan di lapangan. Pada penelitian ini, FBR dioperasikan secara kontinyu dan air limbah dialirkan secara upflow dengan variasi HRT 1 hari dan 2 hari. Berdasarkan hasil penelitian, FBR mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan fosfat mencapai 87,18%; 85,22%; dan 71,17%, dengan HRT 2 hari.
Berdasarkan uji t-test yang dilakukan, variasi HRT 1 hari dan 2 hari mempengaruhi efisiensi penyisihan COD secara signifikan, namun tidak mempengaruhi efisiensi penyisihan BOD dan fosfat. Aplikasi di lapangan dengan debit eksisting 3 m3/hari membutuhkan unit FBR dengan diameter 0,75 meter dan tinggi total 4,75 meter.

Laundry Industry in Indonesia are increasing, especially in Depok. Laundry wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on-site wastewater treatment with Fluidized Bed Reactor (FBR) using EM4 and CaCl2 with silica sand media is needed to avoid water pollution. In this study, laundry wastewater sample comes from Laundry House Ajeng, Depok.
This study aims to determine removal efficiency COD, BOD, and phosphate concentration of laundry wastewater and optimum HRT to be used for unit design of FBR in the field. In this study, FBR operated continuously and streamed upflow with HRT variation 1 day and 2 days. Based on the result, FBR is able to decrease the concentration of BOD, COD, and phosphate reached 87,18%; 85,12%; and 71,17%, on 2 days HRT.
Based on t-test, the variation of HRT (1 day and 2 days) influence removal efficiency of COD significantly, but does not influence the removal efficiency of BOD and phosphate. Applications in the field with 3 m3/day wastewater flowrate requires FBR unit with 0,7 meter diameter and 4,4 meter total height.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S655667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fadhila Izhar
"Berkembangnya industri tekstil di Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat. Lokasi industri terkonsentrasi di Jawa Barat 57 persen , Jawa Tengah 14 persen, dan Jakarta 17 persen dan sisanya tersebar di Jawa, Sumatera. Salah satu industri tekstil yang sedang berkembang saat ini adalah industri produk jeans. Industri jeans memiliki unit pewarnaan dyeing memiliki potensi pencemaran air dengan kandungan bahan kimia berbahaya, Chemical Oxygen Demand, asam, dan amoniak yang tinggi Verma dkk, 2012.
Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari pabrik X produksi bahan jean di Bandung, Jawa Barat. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan warna pada air limbah pabrik serta HRT optimum yang akan digunakan sebagai usulan desain eksisting di lapangan. Teknologi ABR-AF akan dioperasikan secara kontinyu dengan aliran air limbah up-down, dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam , dan 24 jam.
Dari hasil penelitian, ABR-AF mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan warna air limbah jean sebesar 96,72 , 95,07 dan 45,1 pada HRT 24 jam. Variasi HRT mempengaruhi efisiensi penyisihan yang terjadi. Pada aplikasi di lapangan dengan debit 55 m3/hari, maka membutuhkan unit ABR-AF dengan dimensi panjang, lebar, dan tinggi reaktor adalah 7 m, 1,75 m x 4,75 m.

Textile Industrial in Indonesia are increasing from time to time. From the statistic data, there are 57 textile industry in West Java, 14 in Middle Java, and 17 in Jakarta. One of the most advanced textile industry is jeans textile. Jeans wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on site wastewater treatment with Anaerobic Baffled Reactor ABR Anaerobic Filter AF Bio Blox Media. This study aims to determine removal efficiency of COD, BOD, and colour concentration of ABR AF in the field.
In this study, ABR AF operated continuously and streamed up and down with HRT variation 12 hours, 18 hours, and 24 hours. Based on the result, ABR AF is able to decrease the concentration of BOD, COD and colour reached 96,72 , 95,07 dan 45,1 on 24 hours HRT.
Based on the data, the variations of HRT affect the removal efficiency result of COD, BOD, and colour significantly. Application in the field with 55 m3 day wastewater flowrate requires ABR AF unit with 7 meter length, 1,75 meter widht, and 4,75 meter height.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67932
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dheniza Nathalya Tiwiwijaya
"Microbial Fuel Cell (MFC) adalah sebuah perangkat bioelektrokimia yang memiliki kemampuan untuk mengolah air limbah dan menghasilkan listrik secara bersamaan. Limbah cair tapioka yang dihasilkan dari 70% produksi tepung tapioka dari ubi kayu mengandung senyawa organik yang tinggi sehingga dapat di manfaatkan menjadi substrat pada MFC untuk menghasilkan listrik. Limbah cair tapioka mengandung COD yang tinggi sekitar 1800-10200 mg/L. Penelitian ini  menggunakan dual chamber MFC dengan membran penukar proton Nafion 117 dan elektroda grafit yang dioperasikan selama 72 jam. Variasi yang digunakan adalah jumlah inokulum Pseudomonas aeruginosa serta jenis larutan elektrolit. Penurunan konsentrasi COD diperoleh sebesar 24,26 ± 2,92%; 47,24 ± 3,08%; dan 53,65 ± 4,97% untuk variasi jumlah inokulum Pseudomonas aeruginosa 0 (kontrol), 5% v/v dan 10% v/v. Penurunan konsentrasi COD menunjukkan tren positif dengan penambahan jumlah inokulum Pseudomonas aeruginosa. Penurunan konsentrasi COD juga diperoleh sebesar 45,76 ± 8,25%; 44,11 ± 4,06%; dan 47,24 ± 3,08% untuk variasi larutan elektrolit H2O2, K2Cr2O7 dan KMnO4. Produksi listrik diraih cukup tinggi oleh penggunaan larutan elektrolit KMnO4 dan penambahan inokulum Pseudomonas aeruginosa sebanyak 5% v/v dengan tegangan maksimum sebesar 238,39 mV dan densitas daya maksimum sebesar 12.517,05 (µW/m2). Serta, nilai efisiensi coulomb tertinggi yang dicapai sebesar 56,49%.

Microbial Fuel Cell (MFC) is a bioelectrochemical device that has the ability to treat wastewater and generate electricity simultaneously. Tapioca liquid waste generated from 70% of tapioca flour production from cassava contains high organic compounds so that it can be utilized as a substrate in MFC to generate electricity. Tapioca liquid waste contains high COD around 1800-10200 mg/L. This research uses dual chamber MFC with Nafion 117 proton exchange membrane and graphite electrode which will be operated for 72 hours. The variation used is the amount of Pseudomonas aeruginosa inoculum and the type of electrolyte solution. The decrease in COD concentration was obtained as 24.26 ± 2.92%; 47.24 ± 3.08%; and 53.65 ± 4.97% for variations in the amount of Pseudomonas aeruginosa inoculum 0 (control), 5% v/v and 10% v/v. The decrease in COD concentration showed a positive trend with the addition of Pseudomonas aeruginos a inoculum. The decrease in COD concentration was also obtained as 45.76 ± 8.25%; 44.11 ± 4.06%; and 47.24 ± 3.08% for the variation of electrolyte solutions H2O2, K2Cr2O7 dan KMnO4. Electricity production was achieved quite high by the use of KMnO4 electrolyte solution and the addition of Pseudomonas aeruginosa inoculum as much as 5% v/v with a maximum voltage of 238.39 mV and a maximum power density of 12,517.05 (µW/m2). Also, the highest coulomb efficiency value achieved was 56.49%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>