Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134585 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainul Arifin Wahab
"ABSTRAK
Jembatan adalah struktur yang dibangun untuk membantu jalur transportasi dalam menghadapi rintangan seperti sungai, jurang, danau dsb. Pembangunan jembatan segmental dibuat dari beton pra-tegang yang menggunakan beton mutu tinggi. Untuk menyambungkan jembatan segmental terdapat kunci geser yang berfungsi sebagai penyaluran gaya geser. Pada sambungan geser salah satu cara menyambungnya adalah dengan menggunakan epoxy. Beton mutu tinggi dan epoxy pada komponen kunci geser ini sangat penting diketahui sifat-sifat mekanisnya. Dalam memudahkan perancangan kunci geser, penting untuk mengetahui constitutive of law dari beton mutu tinggi dan epoxy yang digunakan. untuk mendapatkan kurva tegangan vs regangan epoxy dan Beton mutu tinggi maka dilakukanlah pengujian kuat tekan, kuat tarik, dan kuat geser material-material tersebut.

ABSTRACT
Bridge as a Structure who builded to support transportation way for resolve problem like to cross a river, cliff, lake etc. Contruction of segmental bridge made by pretest concrete who use high quality concrete. To Connect each segmen of bridge needed shear key which have function to transfer shear force between two segment. In Shear key one way to help connect them is with use epoxy for adhesive material. Informations for high quality concrete and epoxy really important to help modelling Shear key to find an optimal structure for design segmental bridge in specially on key between two segment. Therefore, experiment done to find strength of compress, tensile and shear of high quality concrete and epoxy materials in Graphic.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adnan Hariadi
"ABSTRAK
Gelagar jembatan segmental sering dibangun dikota-kota besar karena tidak memerlukan area yang terlalu besar dan mampu mengurangi gangguan lalu lintas sekitarnya pada saat ereksi gelagar tersebut. Gelagar segmental terbuat dari beton mutu tinggi yang di prategang dimana penyambungan segmen-segmen tersebut di fasilitasi oleh kunci geser dan epoksi. Dalam perancangan kunci geser, perlu diketahui sifat-sifat mekanik baik beton mutu tinggi maupun epoksi tersebut. Pengetahuan hubungan tegangan regangan dari beton mutu tinggi dan epoksi akan memudahkan perancangan tersebut. Pada penelitian ini akan didapat hubungan tegangan regangan tekan dan tegangan regangan tarik dari beton mutu tinggi serta tegangan regangan geser epoxy yang didapat dari pengujian tekan silinder beton mutu tinggi, pengujian tarik langsung beton mutu tinggi dan pengujian geser epoxy. Hasil ketiga hubungan tegangan regangan akan didapatkan persamaan polynomial yang merepresntasikan penyebaran dari kurva-kurva hasil pengujian.

ABSTRACT
Segmental bridge girder is commonly built in urban areas because it does not necessarily occupy a large area for the construction and able to reduce traffic disturban during its erection process. The segmental girder is constructed from high strength concrete where the each segmental connection is facilitated by shear key and epoxy. In designing shear key, it is necessary to identify the mechanical properties for the high strength concrete either epoxy. The identification to relationship between stress strain of high strength concrete and epoxy will simplify when designing it. This research will acquire compression stress strain and tension stress strain relationship on high strength concrete also shear stress strain epoxy by conducting compression test on cylindrical high strength concrete, direct tension test on high strength concrete and epoxy shear test. The result of those three test will generate polynomial equation which represents distribution from test result rsquo s curves.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Sjah
"Beton merupakan material getas dan lemah terhadap tarik dibandingkan baja. Salah satu solusi untuk mengatasi kelemahan beton adalah penambahan serat plastic jenis polypropylene dalam bentuk kemasan air minum pada material beton. Berangkat dari keberhasilan fiber reinforced concrete, maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh penambahan cacahan limbah gelas plastik PP dalam meningkatkan kinerja beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari efektifitas penggunaan cacahan limbah plastik PP terhadap peningkatan kuat tekan dan kuat geser beton dengan fc? = 25 MPa, di samping itu untuk mengurangi penumpukan limbah gelas plastik minuman yang terus meningkat setiap tahun.
Kadar cacahan polypropylene yang ditambahkan pada beton normal adalah 0,00 kg/m3 (0,00 %); 0,90 kg/m3 (0,10 %); 1,80 kg/m3 (0,20 %); 2,70 kg/m3 (0,30 %); 4,50 kg/m3 (0,50 %); 6,30 kg/m3 (0,70 %); 9,0 kg/m3 (1,00 %); 18,0 kg/m3 (2,00 %); 27,0 kg/m3 (3,00 %) untuk pengujian kuat tekan dengan umur benda uji 7 hari dan 28 hari, serta 0,00 kg/m3 (0,00 %); 0,90 kg/m3 (0,10 %); 1,80 kg/m3 (0,20 %); 2,70 kg/m3 (0,30 %); 4,50 kg/m3 (0,50 %); 6,30 kg/m3 (0,70 %); 9,0 kg/m3 (1,00 %) untuk pengujian kuat geser dengan umur benda uji 28 hari.
Percobaan pembebanan yang dilakukan meliputi pembebanan untuk uji tekan beton, uji geser beton dan uji modulus elastisitas beton. Benda uji percobaan uji tekan dan uji modulus elastisitas beton adalah silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Benda uji percobaan uji geser beton adalah balok double ? L dengan ukuran ( 5 , 7 30 20 × × ) cm⊃³;.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Struktur dan Material Departemen Sipil Fakultas Teknik, Universitas Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Hasil pengujian akan dibahas dengan analisa kuantitatif, analisa kualitatif dan analisa biaya. Metode pengujian untuk material dasar dan beton mengacu pada ASTM Standard, sedangkan untuk metode rancang campur beton berdasarkan U.S. Bureau of Reclamation.
Dari hasil penelitian beton, dapat disimpulkan dengan bertambahnya kadar cacahan, cenderung adanya penurunan slump pada penambahan kadar cacahan lebih besar dari 0,30%. Dari hasil pengujian, pada penambahan kadar cacahan polypropylene 1,00% terjadi peningkatan kuat tekan 7 hari sebesar 5,000%. Sedangkan tidak ada peningkatan kuat tekan yang signifikan pada kuat tekan 28 hari. Pada penambahan kadar 0,50% peningkatan kuat geser 28 hari sebesar 42,647%.

Concrete as construction material is known brittle material and has weak tensile strength, compared to steel material. Therefore, need an alternative solution to improve characteristics of the concrete. One of the alternative solution is by adding fiber polypropylene plastic waste on normal concrete.
Based on the successful of fiber reinforced concrete, this research is done by adding crushed polypropylene plastic waste to improve characteristics of the concrete material. The object of this research is to learn the effect of usage polypropylene plastic waste in compressive and shear strength with fc? = 25 MPa, besides to decrease urban waste problem.
The proportion of crushed polypropylene added to normal concrete are 0,00 kg/m3 (0,00 %); 0,90 kg/m3 (0,10 %); 1,80 kg/m3 (0,20 %); 2,70 kg/m3 (0,30 %); 4,50 kg/m3 (0,50 %); 6,30 kg/m3 (0,70 %); 9,0 kg/m3 (1,00 %); 18,0 kg/m3 (2,00 %); 27,0 kg/m3 (3,00 %) for compressive strength test on 7 days and 28 days, also 0,00 kg/m3 (0,00 %); 0,90 kg/m3 (0,10 %); 1,80 kg/m3 (0,20 %); 2,70 kg/m3 (0,30 %); 4,50 kg/m3 (0,50 %); 6,30 kg/m3 (0,70 %); 9,0 kg/m3 (1,00 %) for shear strength test on 28 days.
The tests consist of compressive test, shear test and modulus of elasticity test. The specimen for compressive and modulus of elasticity test is cylinder with 15 cm diameter and 30 cm height. The specimen for shear test is double ? L beam with sizing ( 5 , 7 30 20 × × ) cm³.
The research is done at Structure and Material Laboratory Civil Engineering Department, University of Indonesia. This research used experimental method. The result of experiment will analyze by quantitative analysis, qualitative analysis and cost analysis. Standard test method for raw material and concrete is based on ASTM Standard. Mix design method is based on U.S. Bureau of Reclamation. The result for slump test remain stable by adding crushed polypropylene plastic waste until 0,30%. After proportion of crushed polypropylene is higher than 0,30% added on normal concrete, slump value will decrease.
From the compressive test on 7 days, there is 5,00% of compressive strength improvement by adding 1,00% of crushed polypropylene plastic waste on normal concrete. From the compressive test on 28 days, there is no significant result of compressive strength improvement. From the shear test on 28 days, there is 42,65% of shear strength improvement by adding 0,50% of crushed polypropylene plastic waste on normal concrete"
2008
S35280
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang M. Yahya
"Pasir sisa tambang atau tailing adalah produk sampingan / limbah yang dihasilkan oleh industri pertambangan emas. Produksi limbah tambang PT. Freeport Indonesia mencapai 230 ribu ton setiap harinya. Seperti diketahui bahwa limbah ini merupakan permasalahan berat tersendiri bagi industri pertambangan yaitu jutaan m3 limbah yang sudah menggunung dan memakan lahan, serta sorotan terkait isu lingkungan hidup. Hal ini menuntut para ilmuwan dan engineer untuk mencari cara untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi dan memanfaatkan limbah pasir sisa tambang tersebut, misalnya dengan menjadikan pasir sisa tambang tersebut sebagai bahan / agregat pada beton. Beton tailing adalah beton yang terbentuk dari material pasir sisa tambang sebagai agregat utama pada beton dengan sistem pengikatan matriks secara khusus yaitu menggunakan matriks kombinasi semen - polimer. Penggunaan pasir sisa tambang sebagai bahan pembentuk beton merupakan salah satu upaya memanfaatkan limbah pertambangan yang tidak berguna menjadi termanfaatkan dan bahkan memiliki nilai jual ekonomis. Parameter yang akan diteliti adalah kuat tarik belah, kuat geser dari beton tailing serta perilaku susut beton tailing, kemudian membandingkan sifat mekanis yang dihasilkan dengan beton normal pembanding, dimana beton normal pembanding ini direncanakan memiliki kekuatan tekan rencana yang sama dengan beton tailing. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa nilai kuat tarik belah dan kuat geser beton tailing lebih kecil dibandingkan dengan beton normal, tetapi perilaku susut dari beton tailing lebih baik dibandingkan dengan susut beton normal pembanding.

Sand remaining mines or tailing is a byproduct / waste generated by the gold mining industry. Mine waste production of PT. Freeport Indonesia has reached 230 thousand tons per day. As it is known that this waste is its own heavy problem for the mining industry those are millions of m3 of waste already piled and taking area, also highlighting issues related to the environment. This requires scientists and engineers to find ways to reduce the negative impact of what happened and use the remaining sand mining waste, such as by making the rest of the mine sand as material / aggregate in concrete. Tailing concrete is concrete that is formed from the material remaining sand mining as the main aggregate in the concrete matrix binding system is specifically using a combination of cement matrix - polymers. Use of the remaining sand mining as concrete-forming material is one effort to take advantage of mining waste that is not useful to be exploited and even has a economically value. Parameters to be examined is split tensile strength, shear strength of tailing concrete and tailing concrete shrinkage behavior, and then compare the resulting mechanical properties by comparison to normal concrete, normal concrete where the comparison is planned to have the compressive strenght and the same plan with tailing concrete. Based on available research results that the value of split tensile strength and shear strength of tailings concrete is smaller than the normal concrete, but the shrinkage behavior of tailing concrete better than normal concrete shrinkage comparison."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50664
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabilla Rizqika
"Geogrid merupakan salah satu material geosintetik yang memiliki fungsi utama sebagai perkuatan tanah, salah satunya konstruksi lereng. Untuk mengetahui perilaku geogrid sebagai perkuatan tanah merah, dilakukan pengujian Triaxial Tak Terkonsolidasi Tak Terdrainasi dengan diameter sampel 100 mm dan tinggi 200 mm pada kondisi tanah pada kadar air optimum. Nilai tekanan sel yang diberikan adalah 500, 1000, dan 1500 kPa. Variasi pada pengujian ini adalah nilai kuat tarik serta jumlah lapisan geogrid. Unconfined Compression Test dengan dimensi yang sama juga dilakukan untuk membandingkan nilai tegangan maksimum serta nilai kohesi. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sampel dengan geogrid meningkatkan nilai kohesi secara signifikan sementara nilai sudut geser mengalami peningkatan yang tidak terlalu besar. Selain itu, penambahan jumlah lapisan geogrid meningkatkan nilai kohesi dan sudut geser. Penambahan jumlah lapisan geogrid cenderung berpengaruh dalam meningkatkan sudut geser, sedangkan peningkatan nilai kohesi cenderung ditingkatkan dengan nilai kuat tarik maupun penambahan jumlah lapisan dari geogrid.

Geogrid is one of geosynthetic material which can be used as a soil reinforcement, for example soil construction. To evaluate the shear behavior of geogrid reinforced red tropical clay soil, Unconsolidated Undrained Triaxial samples of 100 mm diameter and 200 mm height were conducted at maximum dry unit weight and optimum moisture content. Confining pressure of 500, 1000, and 1500 kPa were given. Tensile strength and number of geogrid layers were varied. Unconfined Compression Test also conducted to compare the maximum deviator stress and cohesion value. The experimental result shows that geogrid enhancing the cohesion value significantly while the increase of friction angle is not significant. Moreover, the cohesion and friction angle increases as the number of geogrid layer increases. The increasing number of geogrid layer indicates that geogrid is enhancing friction angle value, while increasing the tensile strength or number of geogrid layer gives a similar cohesion value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67969
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Pengujian kuat geser tanah merupakan masalah yang berhubungan dengan stabilitas massa tanah. Menentukan kuat geser tanah kaolin (mineral tanah lempung) di laboratorium, terlebih dahulu dilakukan pengujian untuk menentukan Indek Properties tanah sebelum dilakukan pengujian kuat geser terhadap sample tanah. Alat yang digunakan pada pengujian ini adalah alat uji geser sudu laboratorium (vane shear test laboratory).
Pengujian kuat geser digunakan untuk analisa daya dukung tanah dan stabilitas lereng dengan tujuan pengujian, untuk menentukan nilai parameter-parameter kekuatan geser dari hasil uji geser sudu (vane shear test) laboratorium dan membandingkan hasil pengujian kuat geser tanah lempung antara metode pengujian kuat geser sudu (vane shear test) dengan metode pengujian triaksial.

Measuring of shear strength of soils to constitute problem that is engaged soiled mass stability. Determining shear strength of kaolin (clays soiled mineral) at laboratory, earlier been done tests to determine Indek Properties of kaolin before done by measuring of shear strength to soiled sample. Tool that is utilized on this test is vane shear laboratory.
Measuring of shear strength of soils to be utilized to analyse soiled advocate energy, to determine parameter of shear strength with measuring vane shear laboratory and compares the measurements of shear strength of clay among vane shear test laboratory with triaksial UU tests.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S50558
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purna Suci Abadi
"Salah satu sifat mekanik dari timbunan sampah adalah kekuatan geser. Kekuatan geser sangat penting karena dijadikan salah satu pertimbangan dalam mendisain kemiringan timbunan, lapisan penutup, pengembangan dalam arah vertikal (misalnya penambahan tinggi timbunan), dan juga penggunaan tempat penampungan sampah di masa yang akan datang jika sudah tidak beroperasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai dari parameter penyusun kekuatan geser Sampah Perkotaan Arliisiai (SPA) yang terdiri alas sudut geser (¢') dan kohesi (c’). Nilai sudut geser dan kohesi yang dmasilkan dari penelilian ini berada dalam kondisi tegangan efektif karena pengujian kuat geser dilakukan pada kondisi drained. Untuk mendapatkan nilai sudut geser dan kohesi tersebut, maka hasil pengujian direct shear dimodelisasi ke dalam kriteria keruntuhan Coulomb. Sedangkan SPA atau sampah bu:-n digunakan sebagai sampel uji agar komposisi material penyusun SPA dapat divariasikan sehingga mewakili karakteristik sampah perkotaan yang ada di Amerika Serikal dan Indonesia.
Sudut geser SPA yang dihasilkan dari pengujian ini memiliki nilai yang relatif hampir sama dengan nilai sudut geser sampah perkotaan yang ada di Amerika Serikat berdasarkan penelitian yang pemah dilakukan. Selain itu, dalam penelitian ini juga dapal diketahul bahwa dengan meningkatnya kadar air dan beban kompresi awal akan oenderung menurunkan nilai sudut geser SPA Sedangkan semakin besar ukuran partikel penyusun SPA, maka nilai sudut geser SPA akan berkurang. Sampel SPA dengan kadar organik yang Ieblh tinggi oenderung memi1iki sudut geser yang lebih tinggi pula.

One of the most important mechanical properties of municipal solid waste in a landfill is its resistance to shear. Shear strength is very important when it comes to design the stability of slope, cover system, and the use of landtill in the future when the landfill is not operated anymore.
The objective of this research is to obtain the values of shear strength parameters, consisting of friction angle (¢’) and cohesion (c'), of Artihcial Municipal Solid Waste. The values of friction angle and cohesion obtained from this research are measured in terms of effective stress because the experiment was conducted under fully drained condition. The Coulomb failure criterion was used to obtain those values based on direct shear test, while Artilicial Municipal Solid Waste was used to meet the characteristic of Indonesian and American municipal solid waste.
The values of friction angle resulted in this research are nearly the same as those found in the literatures based on researches that have been conducted in The United States. The friction angle tends to decrease along with the increasing of water content and initial compression, while greater friction angle was observed in a sample with smaller size of non organic matter. The Artilicial Municipal Solid Waste with higher organic matter tends to have higher friction angle also found in this research.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35257
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjatur Arianto
"Skripsi ini membahas tentang studi kuat geser tanah lunak dengan menggunakan alat geser sudu lapangan dan alat geser sudu laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui cara penggunaan alat dan mengetahui perbandingan alat yang digunakan. Dalam penggunaannya alat uji geser sudu di lapangan hanya mempunyai satu buah pegas yang terdapat didalam alat dan mempunyai tiga jenis baling-baling (vane) dengan tiap baling mewakili konsistensi dari tanah lunak yang akan di uji. Sedangkan alat uji geser sudu di laboratorium memiliki empat buah pegas, dimana tiap pegas mewakili konsistensi dari tanah lunak yang akan di uji dan hanya memiliki satu buah baling-baling saja. Pada skripsi ini juga diberikan korelasi hasil kuat geser dari uji geser sudu lapangan dan laboratorium, termasuk juga korelasi antara hasil uji sondir dan uji kuat geser.

This final report explaining about shear strength study for clay with field vane shear test and laboratory vane shear test to know how to manage the equipment and to compare between the tools. In using the vane shear tools in field testing is only have one spring and three kind of vane, where the vane is suitable for each consistency of clay. Therefore the laboratory vane shear is only have one vane with four different springs, where the springs are suitable for each consistency of test clay. This final report also provide correlation of shear strength between field vane shear and laboratory vane shear, than also provide the correlation between conus pressure test with vane shear test."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50610
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annie Wulandari
"Perkembangan teknologi engineering tidak lagi hanya berupa analisa dan evaluasi yang didasarkan dari aspek teknis saja, namun mulai diperhatikan latar belakang akan akibatnya pada kondisi lingkungan. Permasalahan kerusakan alam yang diakibatkan oleh penambangan batuan yang berlebihan dan pembuangan limbah beton tersebut dapat dikurangi dengan cara memanfaatkan atau mendaur ulang limbah beton sebagai agregat alternatif. Namun, pemanfaatan limbah sebagai agregat daur ulang tersebut perlu dikaji lebih mendalam, dengan melakukan pengujian eksperimental dan analisis terhadap karakteristik yang dimiliki, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap material daur ulang dan dibandingkan dengan penelitian terhadap agregat alam sehingga dapat diperkirakan sejauh mana agregat daur ulang ini dapat digunakan sebagai bahan pembuat beton. Selanjutnya dilakukan pembuatan sampel beton dengan delapan komposisi agregat daur ulang agregat alam, dengan target strength yang direncanakan adalah 25MPa. Kemudian dilakukan penelitian terhadap kuat tekan dan kuat tarik belahnya. Metode dan prosedur pelaksanaan pengujian tersebut dilakukan dengan mengacu pada standar ASTM.
Berdasarkan hasil pengujian agregat halus daur ulang, terdapat kandungan semen yang cukup tinggi, yang apabila dilihat dari analisa saringan, terdapat 6,27% partikel yang lolos hingga pan dimana partikel ini merupakan sisa pasta semen. Sedangkan hasil pengujian agregat kasar daur ulang menunjukkan tingkat absorpsi yang mencapai 13,67% dan tingkat keausan yang mencapai 41,22%. Beberapa perbedaan kualitas serta sifat-sifat fisik dari agregat daur ulang tersebut menyebabkan perbedaan sifat-sifat material beton yang dihasilkan. Dari hasil pengujian terhadap beton yang telah mengeras, perbedaan yang terjadi diantaranya adalah menurunnya kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitasnya seiring dengan penambahan rasio agregat daur ulangnya, baik agregat kasar daur ulang maupun agregat halus daur ulang. Besarnya persentase agregat kasar daur ulang yang dapat menghasilkan beton dengan kuat tekan memenuhi target strength adalah 25%. Sedangkan besarnya persentase agregat halus daur ulang yang dapat menghasilkan beton dengan kuat tekan memenuhi target strength juga 25%.

Nowadays, the development of engineering technology is not just based on the analysis and evaluation from technical aspects only, but also concerning the impact to the environment. Concrete, as the main material on building construction, are produced using many kinds of material taken from the natural site, so on years after, this production will lead into an environmental crisis. The environmental problem caused by the quarry of aggregate and the dumping of concrete waste could be reduced by using and recycling the concrete waste to be an alternative aggregate. But then, the using of concrete waste as a recycled aggregate should be evaluated more with experimental and analytical study which is to do research on recycled material and then compare it with the natural one so that it could estimate on how much this recycled aggregate could be useful as a material for producing concrete. Next step is to make samples with eight compositions of recycled-natural aggregate with the target strength of 25MPa. After that is doing the test on its compressive strength and splitting tensile strength. Method and procedure of the research are based on ASTM standards.
Based on the research of fine recycled aggregate, there is a quite high amount of cement, which could be seen from the Sieve Analysis, there is 6,27% constituent part that passed until pan, which this passing constituent is the cement. From the research on coarse recycled aggregate, the amount of absorption is 13,67% and from abrasion test with Los Angeles Machine, the aggregate abraded until 41,22%. These differences in quality and physic properties produce different kind of concrete. This difference could be seen from its degradation in compressive strength, splitting tensile strength, and modulus of elasticity. The amount percentage of recycled coarse aggregate that could be used to gain compressive strength fulfills the target strength is 25%. Also, the amount of recycled fine aggregate that could perform as the target strength is 25%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marendi Rahman
"Copper Slag in the fomi of waste coming from process purification of copper exploited as material for the construction. Material of Copper slag which has the character of cement was exploited with cement by substituting in concrete mixture and that expected it can improve the compressive strength, flexural strength, and shear strength at the concrete.
This research is done in laboratory by doing examination to test object which have been design with composition 10%, 15%, 20%, 25% and 30% Hom cement weight which required in concrete mixture. Examination of the test objects in the form of examination of compressive strength, flexural strength and shear strength. From composition which have been planned, is expected to get the optimum value which fiom rate of copper slag required as substitution cement.
Pursuant to the research by using slag copper which is have gradation near by sand gradation is got that optimum rate of slag copper as substitution cement is 15% fiom required cement weight. Concrete mixture with rate of copper slag 15% this got compressive strength with degradation 28,488% from compressive strength of normal concrete. While for flexural strength with sameness rate of copper slag is increased 6,25% from flexural strength of normal concrete. And for shear strength with sameness rate of copper slag is got degradation l0,909% from shear strength of normal concrete.

Copper Slug berupa limbah yang berasal dari proses pemurnian tembaga yang dimanfaatkan sebagai material untuk konsu-uksi. Material copper slag yang memiliki sifat cemenric ini dimanfaatkan dengan rnensubtitusi semen dalam campuran beton sehingga diharapkan dapat meningkatkan kuat tekan, kuat lentur, dan kuat geser beton tersebut.
Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan cara melakukan pengujian terhadap benda uji yang telah didesain dengan komposisi 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% dari berat semen yang dibutuhkan dalam campuran beton. Pengujian benda uji tersebut berupa pengujian kuat tekan, kuat lentur dan kuat geser. Dari komposisi yang telah direnoanakan diharapkan didapat nilai optimum yang dari kadar copper slag yang dibutuhkan sebagai pensubtitusi semen berdasarlcan berat semen yang dibutuhkan.
Berdasarkan penelitian dengan menggunakan copper slag yang bergradasi mendekati gradasi pasir ini didapatkan bahwa kadar optimum copper slag sebagai subtitusi semen adalah sebesar 15% dari berat semen yang dibutuhkan. Campuran beton dengan kadar copper slag sebesar 15% ini didapatkan kuat tekan dengan penurunan sebesar 28,488% dari kuat tekan beton normal. Sedangl-can untuk kuat lentumya dengan kadar copper slag yang sama teljadi kenaikan sebesar 6,25% dari kuat lentur beton normal. Dan untuk kuat gesemya dengan kadar copper slag yang sama pula terjadi penurunan sebesar lO,909% dari kuat geser beton normal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>