Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119993 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathannya Christina Prameswari
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai bagaimana pandangan para pemangku kepentingan dalam evaluasi kebijakan SSA di Kota Bogor. Pemangku kepentingan dalam hal ini adalah masyarakat Kota Bogor dan juga pihak lain yang berkaitan dengan pembuat serta pelaksana kebijakan SSA di Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kebijakan SSA dapat mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Bogor menurut pandangan pemangku kepentingan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian akan menyarankan apakah kebijakan SSA sebenarnya perlu dilanjutkan atau tidak. Kata kunci:Kemacetan, evaluasi kebijakan, Sistem Satu Arah SSA

ABSTRACT
This thesis discusses how stakeholders view for the evaluation of one way system policy in Bogor City. Stakeholders in this case are the people of Bogor City as well as other parties related to one way system policy makers and implementers in the city of Bogor. The purpose of this research is to know whether one way system policy can overcome congestion problem in Bogor City according to stakeholder 39 s perspective. This research is a quantitative research with descriptive design. The results of the study will suggest whether one way system policy in Bogor City should actually proceed or not. Key words stagnancy, policy evaluation, one way system"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S35063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Putradi Nurwaskito
"Aiiran dua fase merupakan bagian dari aliran multi fase. Aliran dua fase yang berupa fase Iikuid dan fase gas sering dijumpai daiam kehidupan sehari-hari dan dalam berbagai macam proses industri. Komponen - komponen di proses industri seperti evaporaton kondenser dan steam generator sering diketemukan fiuida mengaiir berupa dua fase yang berbeda yaitu fase likuid dan fase gas.
Aiiran dua fase dan perpindahan kalor dalam aliran dua fase sampai saat ini masih terus dikembangkan dan diiakukan penelitian untuk mendapatkan suatu petunjuk teknis dan desain praktis dalam merencanakan komponen - komponen sistem konversi energi. Untuk mendapatkan hasil peneiitian yang baik dan akurat diperlukan sebuah untai uji atau sebuah model dengan dimensi yang iebih kecil dari ukuran sebenarnya, dan dapat menunjukan seluruh parameter yang dibutuhkan untuk terciptanya aliran dua fase.
Penelitan dan pembuatan untai uji aliran dua fase yang dilakukan oleh Togar Mulia ( 1995 ), menghadapi beberapa masalah yaitu : fiuida kerja air yang dipakai membutuhkan supiai kalor yang sangat tinggi untuk merubah fase fluida yang mengalir dari cair menjadi uap, sehingga mengakibatkan material yang kurang begitu tahan terhadap suhu tinggi mengalami kerusakan dan diketemukan udara yang terjebak di dalam sistem untai uji tersebut. Dari beberapa masaiah yang terjadi tersebut periu diadakan koreksi-koreksi untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
Usulan perbaikan terhadap untai uji aliran dua fase terdahulu rnembutuhkan desain dan perancangan ulang, dikarenakan penggantian fluida kerja dan membuat suatu sistem tertutup untuk mencegah udara yang terjebak di dalam aliran fluida. Untuk keperluan iti dibutuhkan perancangan kondenser dan pompa untuk dapat meiayani sistem dengan baik."
1996
S36288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhliya Afifa Arifin
"Secara fisik terdapat beberapa jenis median, yaitu median yang ditinggikan, median yang direndahkan, dan median garis. Median ditinggikan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang ditinggikan. Median direndahkan terdiri atas jalur tepian dan bangunan pemisah jalur yang direndahkan, dan median garis terdiri dari dua buah marka membujur garis utuh. Jenis median pada perhitungan kapasitas jalan untuk daerah perkotaan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI 1997), tidak disebutkan faktor penentu atau faktor koreksi. Pada MKJI 1997 hanya disebutkan untuk perhitungan jalan terbagi dan tak terbagi, tidak ada faktor median yang mempengaruhinya. Untuk kapasitas jalan dengan kondisi dua-lajur dua-arah ditentukan berdasar arus dua arah (kombinasi dua arah), dan untuk jalan dengan banyak lajur (> 2 lajur) arus dipisahkan per arah sehingga perhitungan kapasitas ditentukan per lajur. Lebar efektif jalan akan berkurang akibat efek psikologis pengendara terhadap bangunan median yang dibuat.
Penelitian ini mengkaji besaran perubahan kapasitas jalan akibat dari pemasangan berbagai macam bentuk median. Dasar analisis adalah MKJI tahun 1997. Hasil analisis menyatakan bahwa lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median ditinggikan hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang sebesar 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median pagar hanya selebar 230 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, berkurang 50 cm (18%). Lebar jalur effektif lalu lintas yang digunakan pada median garis hanya selebar 270 cm dari total lebar lalu lintas sebesar 280 cm, hanya berkurang 10 cm (4%). Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,79. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median pagar sebesar 0,78. Faktor median yang dapat diusulkan pada perhitungan kapasitas jalan yang dilengkapi dengan median ditinggikan sebesar 0,81.

The physical types of road medians are categorized into raised, lowered, and line medians. The raised median consists of marginal strip and raised median structure. The lowered median consists of marginal strip and lowered median structure, whereas the line median consists of double solid line markings. On the 1997 Indonesian Highway Capacity Manual (MKJI 1997), the determination or correction factor of median types in urban road capacity calculation is not mentioned. The capacity calculation for two-lane two-way road is determined by two-way flow (two-way combination) while the capacity for roads with multiple lanes (> 2 lanes) is calculated separately by the flow of each ways. Hence, the capacity calculation is based on each lane. Width effectiveness of roads will decline due to drivers psychological reaction towards the set median structure.
This study examines the scale of road capacity changes due to the installation of various road medians. The basis of analysis is MKJI 1997. The result shows that effective usage of road width for roads with raised median decreased by 50 cm (18%) from the total road width of 280 cm to only 230 cm of effectively used road. Meanwhile, the decrease of effective road width usage for roads with line median is only 10 cm (4%) from 280 cm to 270 cm. The median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.79 while the median factor for roads with barrier median is 0.78. Lastly, the median factor that may be proposed for capacity calculation of roads with raised median is 0.81."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53204
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Affan Triaji
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Kota Bogor dimana Pemerintah Kota menargetkan untuk menjadi kota yang ramah bagi pejalan kaki dan mempunyai daya tarik untuk wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kualitas jalur pejalan kaki dan menganalisa kualitasnya terhadap fasilitas primer dan fasilitas sekunder pariwiata. Berdasarkan metode GWI untuk menilai kualitas jalur pejalan kaki memiliki empat indikator yatu: keamanan, keselamatan, kenyamanan, dan daya tarik. Kualitas jalur pejalan kaki di seputaran Istana Kepresidenan Bogor dan Kebun Raya Bogor memiliki kualitas yang sangat baik. Analisis spasial juga dipakai untuk menjelaskan alasan kualitas jalur pejalan kaki yang baik dan kurang baik secara site dan situation. Kualitas jalur pejalan kaki yang sudah baik dan adanya fasilitas primer berupa objek wisata juga fasilitas sekunder dapat menunjang kegiatan wisata berbasis berjalan kaki di Kota Bogor.

ABSTRACT
This research study was conducted in Bogor City, where the local government intends to shape Bogor into a pedestrian friendly city and thus attract more tourism. The aim of this paper is to identify the quality of pedestrian pavements and analyze whether this aspect supports development of a city walking tour around Bogor Botanical Garden and Bogor Presidential Palace. GWI rsquo s method is used to assess the quality of pedestrian pavements which encompasses four main variables which are safety, security, comfortability, and attractiveness of each segments. The results conclude that pedestrian pavements around the two aforementioned attractions are of very good quality. Spatial analysis is also used to explain the reasons for good and bad quality footpaths with site and situation used as the factors. As a result, the good quality pedestrian pathways connect some tourist attractions which can support a walking tour in Bogor City. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Guntur Nurcipta
"Pertumbuhan penduduk yang tinggi sering menimbulkan berbagai masalah perkotaan, diantaranya jumlah volume kendaraan yang tinggi dan menimbulkan kemacetan. Kota Depok sendiri merupakan kota termacet nomor 5 di Indonesia, dan Jalan Margonda Raya merupakan jalan yang memiliki volume kendaraan paling tinggi di Kota Depok. Volume kendaraan yang tinggi selain menimbulkan kemacetan, juga menimbulkan masalah lain yaitu kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kebisingan lalu lintas di Jalan Margonda Raya dan hubungannya dengan volume kendaraan berdasarkan pembagian segmen menurut RTBL Kota Depok tahun 2005. Menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW) dan regresi linier, diketahui bahwa kebisingan paling tinggi terjadi di segmen utara Jalan Margonda Raya, lalu yang kedua di segmen tengah Jalan Margonda Raya, dan yang paling tenang di segmen selatan Jalan Margonda Raya. Secara spasial kebisingan di Jalan Margonda Raya dipengaruhi oleh aktivitas pusat kegiatan seperti kampus, terminal, atau pertokoan dan fasilitas lalu lintas seperti lampu lalu lintas atau penerapan Jalur cepat-Jalur lambat. Hubungan tingkat kebisingan dengan volume kendaraan cukup bervariasi, pada segmen selatan memiliki hubungan dengan kategori lemah, pada segmen tengah memiliki hubungan dengan kategori lemah, dan segmen utara tidak memiliki hubungan.

High population growth causes various urban problems, including a High number of vehicle volume and traffic jam. Depok city itself has been nominated by transportation minister as number five the most traffic cities in Indonesia, and Margonda Raya road as the highest traffic volume in Depok. High traffic volume not only causes traffic jam but also traffic noise. In this study, which aimed to explain the road-traffic noise spatial patterns on Margonda Raya road and its correlation with the traffic volume. Based on Depok Building and Environment Plan 2005 as a research location and using Inverse Distance Weight (IDW) interpolation method to generate noise model. The result of this research showed that the north segment is the noisiest part in Margonda Raya road, then the middle segment, and the south segment is the noiseless segment. Spatially noise in Margonda Raya road affected by some point of interest activity such as mall, bus station, or education building. Beside that, activity of road facility gives an impact too like existence of traffic light or fast-slow track lane. The correlation between traffic volume and noise showed have a vary correlation on each segment. South segment and middle segment have a weak correlation category and north segment didn?t have a significance correlation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65052
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Arya Sumasno
"Kemacetan Jakarta menjadi masalah yang cukup serius dan sampai sekarang tidak ada penyelesaian atas masalah tersebut. Kemacetan di Jakarta sudah menjadi hal yang lumrah terjadi, hampir di setiap jalan arteri besar di kota Jakarta terjadi kemacetan pada jam-jam sibuk. Berdasarkan Tomtom Traffic Index 2019, Jakarta mendapatkan peringkat ke-10 sebagai kota termacet di dunia, dengan nilai Traffic Index sebesar 53%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar Traffic Index diruas Jalan Arteri, dalam kasus kali ini, Jalan Jenderal Sudirman dipilih sebagai tempat penelitian. Analisis besaran Traffic Index sangat bergantung terhadap waktu tempuh. Waktu tempuh didapatkan dengan melakukan survey langsung di lapangan menggunakan kamera pribadi. Survey dilakukan pada siang hari dan sore hari. Dengan cara merekam lalu lintas kendaraan dari jembatan penyebrangan orang. Berdasarkan Tomtom, nilai Traffic Index Jakarta pada saat hari survey di siang hari sebesar 21% dan pada sore hari sebesar 51%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada siang hari sebesar 47,99% dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 23 detik, terdapat perbedaan sebesar 21%, sedangkan nilai Traffic Index hasil survey pada sore hari sebesar 58.34%, dengan waktu tempuh rata-rata sebesar 6 menit 50 detik, terdapat perbedaan sebesar 7,85%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Traffic Index siang hari dan nilai Traffic Index sore hari pada Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran HI – Senayan, termasuk dalam kategori macet. Dan untuk waktu kemacetan terparah, terjadi pada waktu sore hari.

Jakrta’s traffic congestion is a serious problem and until now there has been no solution over this matter. Traffic Congestion in Jakarta has become a common thing, almost every major arterial road in the city of Jakarta is jammed during rush hour. Based on the 2019 Tomtom Traffic Index, Jakarta is ranked 10th as the most congested city in the world, with a Traffic Index value of 53%. The purpose of this research is to find out how big the Traffic Index is in the Arterial Road section, in this case, Jalan Jenderal Sudirman was chosen as the research site. Analysis of the amount of the Traffic Index is very dependent on travel time. Travel time is obtained by conducting a direct survey in the field using a personal camera. The survey was conducted in the afternoon and evening. By recording vehicle traffic from pedestrian bridges. Based on Tomtom, the Jakarta Traffic Index value during the survey day in the afternoon was 21% and in the afternoon was 51%, while the Traffic Index value from the survey during the day was 47.99% with an average travel time of 6 minutes 23 seconds. , there is a difference of 21%, while the Traffic Index value of the survey results in the afternoon is 58.34%, with an average travel time of 6 minutes 50 seconds, there is a difference of 7.85%. Based on these results, it can be concluded that the value of the Traffic Index during the day and the value of the Traffic Index in the afternoon on Jalan Jenderal Sudirman in the direction of Bundaran HI – Senayan, are included in the traffic jam category. And for the worst traffic jam, it happened in the afternoon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Mursanto
"Untuk mendukung lingkungan berkelanjutan, dibangunlah sebuah prototipe sistem cerdas yang mengatur arus lalu lintas berdasarkan potensi tingkat polusi yang ditimbulkan oleh kendaraaan bermotor. Dengan pengaturan cerdas ini diupayakan pengaturan arus lalu lintas yang efisien dengan meminimalisir tingkat polusi CO2 di perempatan-perempatan jalan yang diatur oleh lampu lalu-lintas (traffic light). Hasilnya adalah sebuah prototipe simulator yang dapat menjadi model implementasi sistem cerdas untuk diadaptasikan ke berbagai daerah dengan variasi layout perempatan dan tingkat kepadatan arus lalu-lintas yang berbeda-beda. Implementasi sistem lalu lintas cerdas tersebut dikaji dalam laporan praktik keinsinyuran ini berkaitan dengan profesionalisme yang dipetakan ke dalam bakuan kompetensi PII. Selain itu juga dilakukan kajian terhadap kode etik dan etika insinyur profesional serta kepatuhannya pada aspek keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan (K3L). Praktik keinsinyuran yang dilaporkan adalah dalam rangka mendukung kesehatan lingkungan dengan tingkat polusi yang terkendali, sambil meningkatkan kenyamanan berkendara dengan memperlancar arus lalu-lintas. Penerapan teknologi, pengambilan data dan pemanfaatan informasi berdasarkan rekaman CCTV juga telah memenuhi kode etik dan etika profesi insinyur sebagaimana ditentukan dalam peraturan yang berlaku serta selaras dengan Code of Conducts dari Asosiation for Computing Machinery (ACM).

In accordance to provide a sustainable environment, this report proposes an intelligent system that is enabled to regulate traffic flow based on the level of pollution generated by motorized vehicles. By having such smart arrangement, efforts are made to manage an efficient traffic flow by minimizing CO2 pollution levels at traffic-lights-controlled crossroads. The result is a prototype simulator that can be a model for implementing an intelligent system adaptable to various areas with variations in intersection layouts and different levels of traffic density. The implementation of the intelligent traffic system has been examined based on the professionalism standard owned by the Instituion of Engineer Indonesia (PII). In addition, a study was also carried out on the code of ethics and ethics of professional engineers and their compliance with the aspects of occupational health and environmental safety (K3L). The reported engineering practice is to support environmental health with controlled pollution levels, while increasing driving comfort by smoothing traffic flow. The application of technology, data collection and utilization of information based on CCTV recordings also complies with the engineering code of ethics and professional ethics as stipulated in applicable regulations and in line with the Code of Conducts of the Association for Computing Machinery (ACM)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Mahardi Arief
"Traffic flow on roads is a database that forms the basis of traffic planning and decision-making. Traffic flow data can provide road usage information for road resource allocation, maintenance scheduling, and road infrastructure planning, which can help traffic management and control reduce congestion and ensure safety.
The main objective of this research is to develop reproducible code using the R programming language, which is a statistical programming language with data processing, visualisation, and geospatial capabilities that are well suited for interactive use; also, scripts that allow others to reproduce the research and make further improvements based on the research (Lovelace et al., 2022). The GWPR method is used for modelling because it has more accurate and representative results (Yu, 2022), where modelling is applied in 2018 with normal traffic conditions and in 2020 with COVID-19 pandemic conditions where there are many restrictions on travel.
The results of the analysis show that the traffic volume variable for each vehicle tends to have a high correlation among variables, which results in modelling having a high standard error value. However, the mode split variable can improve the traffic estimation modelling results.

Arus lalu lintas di jalan raya merupakan basis data yang menjadi dasar perencanaan lalu lintas dan pengambilan keputusan. Data arus lalu lintas dapat memberikan informasi penggunaan jalan untuk alokasi sumber daya jalan, penjadwalan pemeliharaan, dan perencanaan infrastruktur jalan, yang dapat membantu manajemen dan pengendalian lalu lintas untuk mengurangi kemacetan dan memastikan keselamatan.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kode yang dapat direproduksi menggunakan bahasa pemrograman R, yaitu bahasa pemrograman statistik dengan kemampuan pemrosesan data, visualisasi, dan geospasial yang sangat sesuai untuk penggunaan interaktif; juga, skrip yang memungkinkan orang lain mereproduksi penelitian ini dan melakukan perbaikan lebih lanjut berdasarkan penelitian tersebut (Lovelace dkk., 2022). Metode GWPR digunakan untuk pemodelan karena memiliki hasil yang lebih akurat dan representatif (Yu, 2022), di mana pemodelan diterapkan pada tahun 2018 dengan kondisi lalu lintas normal dan pada tahun 2020 dengan kondisi pandemi COVID-19 di mana terdapat banyak pembatasan perjalanan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel volume lalu lintas untuk setiap jenis kendaraan cenderung memiliki korelasi antar variabel yang tinggi, yang mengakibatkan pemodelan memiliki nilai standard error yang tinggi. Namun, variabel moda split dapat memberikan hasil pemodelan estimasi lalu lintas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sony Sumaryo
"ABSTRAK
Salah satu permasalahan trafik lalu lintas adalah pengelolaan trafik kendaraan
darurat, seperti mobil pemadam kebakaran dan ambulan, yang memerlukan
prioritas untuk mengakses persimpangan jalan. Umumnya, kontrol pre-emptive
lampu lalu lintas digunakan untuk untuk kasus tersebut. Namun, saat ini,
penerapan pengaturan pre-emptive tidak cukup untuk mengakomodasi kendaraan
darurat untuk melintasi persimpangan dengan delay yang minimal dan karenanya
bisa mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam waktu yang diharapkan.
Metode tambahan diperlukan untuk menangani masalah ini dengan tepat.
Penelitian ini mengusulkan sebuah model baru untuk percepatan pengosongan
trafik di depan kendaraan darurat pada sebuah persimpangan jalan berdasarkan
teori antrian dan data historis. Model antrian M/M/1, M/G/1 dan G/G/1 dipelajari
secara analitis dan dibandingkan. Algoritma SRH kemudian dikembangkan untuk
menentukan model G/G/1, antara Kreamer-Lagenbach-Belz, Kingman, dan
pendekatan Whitt, yang sesuai model. Dua indikator diperkenalkan dalam model,
yaitu kecepatan efektif kendaraan normal dan waktu tempuh kendaraan darurat.
Selanjutnya, untuk model kecepatan efektif trafik kendaraan normal di depan
kendaraan darurat formula percepatan linear dan eksponensial diturunkan dan
divalidasi.
Data historis digunakan untuk mengembangkan pola yang mewakili hubungan
antara kecepatan kendaraan normal dan posisinya dalam ekor antrian. Pada saat
munculnya kendaraan darurat pola tersebut digunakan untuk menentukan apakah
trafik kendaraan normal perlu dipercepat atau tidak.
Model yang diusulkan telah divalidasi dan diuji terhadap model yang tidak
memasukkan percepatan pengosongan. Model yang diusulkan telah menunjukkan
kinerja waktu tempuh kendaraan darurat melebihi model yang serupa itu rata-rata
sebesar 4.5 sampai 5.3 kali, untuk menjamin bahwa kendaraan darurat tidak
mengalami penundaan yang signifikan.

ABSTRACT
One of the traffic problems is the management of emergency vehicles, such as fire
trucks and ambulances,that need to have priority access to intersection. Generally,
pre-emptive control of the traffic light is employed to for such cases. However,
nowadays, the implementation of pre-emptive rule is not sufficient to
accommodate emergency vehicles need to cross the intersection with minimum
delay and hence could reach the designated destination within the expected time.
Additional method is required to properly handle this issue.
This research proposes a new model for accelerated discharging of traffic in front
of the emergency vehicle at an intersection based on queuing theory and historical
data. Queueing model of M/M/1, M/G/1 and G/G/1 is analytically studied and
compared. SRH algorithm is then developed to determine which G/G/1, among
Kreamer-Lagenbach-Belz, Kingman, and Whitt approach, that fits the model.
Two indicators are introduced in the model, namely the effective speed of normal
vehicles on the road and traveling time of the emergency vehicle. Further, to
model effective speed of normal vehicles traffic in front of emergency vehicle
linear and exponential acceleration formula are derived and validated.
Historical data are utilized to develop pattern that represents relationship between
the speed of normal vehicle and its position in the queue-tail. At the emergence of
emergency vehicle this pattern is used to determine whether or not the normal
traffic should be speed up.
The proposed model has been validated and tested against a model that does not
include acceleration mode. Our model outperforms such model by 4.5 to 5.3 times
on average. That is, in terms of traveling time of the emergency vehicle, to
guarantee that emergency vehicles do not experience significant delay."
2016
D2253
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>