Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eva Lathifah Tyas Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara strategi koping dan distres psikologis pada mahasiswa FKUI. Penelitian terkait dengan strategi koping serta distres psikologis masih sedikit dibahas pada mahasiswa kedokteran di Indonesia. Hal ini penting untuk diteliti mengingingat banyaknya kompetensi yang harus dipenuhi oleh mahasiswa kedokteran dan dapat menimbulkan stres pada diri mereka. Jika tidak ditangani dengan baik, maka hal tersebut mampu memunculkan distres pada diri individu yang kemudian dapat menghambat pendidikannya. Sebanyak 187 partisipan yang merupakan mahasiswa FKUI mengisi alat ukur Kuesioner Kesehatan Umum untuk mengukur tingkat distres psikologis, dan The Brief COPE untuk mengukur strategi koping. Pengolahan data dilakukan menggunakan teknik statistik pearson correlation menunjukkan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara strategi coping dengan distres psikologis dengan nilai korelasi yaitu r = 0,035 dan p = 0,637 two tailed. Tidak terdapat korelasi negatif yang signifikan antara jenis koping problem-focused coping dengan distres psikologis, kemudian distres psikologis dan emotion-focused coping juga ditemukan tidak berkorelasi positif secara signifikan. Artinya, semakin tinggi tingkat penggunaan problem-focused coping individu maka semakin tinggi pula tingkat distres psikologis individu tersebut. Terdapat korelasi negatif yang signifikan antara distres psikologis dengan adaptive coping, dan begitu pula pada distres psikologis dan maladaptive coping. Semakin tinggi tingkat penggunaan maladaptive coping maupun adaptive coping maka akan semakin rendah tingkat distres psikologis yang dialami. Namun jika dilihat dari korelasinya maka individu yang menggunakan strategi maladaptive coping memiliki distres psikologis yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang menggunakan strategi adaptive coping.

Indonesian medical students are very prone to stress because of the high standards of competencies that they must fulfill in order to become future doctors. This puts the individuals at risk of further distress that might eventually become a barrier for their education. A lot of research under the topic of psychological distress have not yet focused on Indonesian medical students particular condition. Therefore, it is urgent to dig deeper upon the problem in this current research.This research aims to unravel the relationship between coping strategy and psychological distress in medical students in University of Indonesia. As much as 187 medical students from University of Indonesia participated in the study. They completed a questionnaire on general health Kuesioner Kesehatan Umum in order to measure their level of psychological distress and the Brief COPE to measure their coping strategy.The final data were produced by using Pearson correlation statistics, which showed that there was no significant positive correlation between coping strategy and psychological distress, with r 0,035 and p 0,637 two tailed. There was no signicificant negative correlation between problem focused coping and psychological distress. Furthermore, the positive correlation between psychological distress and emotion focused coping was also found to be insignificant. This means that the more a person uses problem focused coping strategy, the higher the psychological distress level that the person has. There were, however, a significant negative correlation between psychological distress and adaptive coping, and also between psychological distress and maladaptive coping. Both the users of adaptive coping and maladaptive coping seem to have lower levels of psychological distress. However, judging from the correlation, individuals who use maladaptive coping strategy actually have higher levels of psychological distress compared to their counterparts who use adaptive coping.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artasya Karnasih
"Pola kelekatan merupakan salah satu faktor yang diduga memengaruhi munculnya distres psikologis pada remaja usia transisi. Mahasiswa kedokteran merupakan kelompok remaja transisi yang perlu menjalani proses pendidikan kedokteran yang sulit dan penuh tuntutan sehingga rentan mengalami distres psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola kelekatan, distres psikologis, dan mengetahui hubungan pola kelekatan dengan distres psikologis pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Penelitian ini dilakukan secara potong lintang pada sampel yang ditentukan secara stratified random sampling dari seluruh mahasiswa FKUI. Subjek mengisi kuesioner yang terdiri dari kuesioner sosiodemografik, pengukuran pola kelekatan dengan Relationship Questionnaire (RQ), dan pengukuran distres psikologis dengan Kessler Psychological Distress Scale (K10). Pada mahasiswa FKUI, prevalensi pola kelekatan aman sebesar 41,4%, diikuti dengan pola kelekatan tidak aman, yaitu dismissing 21,9%, fearful 19,8%, dan anxious 16,9%. Prevalensi distres psikologis didapati sebesar 31,8%. Pola kelekatan tidak aman memiliki hubungan yang bermakna dengan distres psikologis, yaitu 3,57 kali lipat lebih berisiko untuk mengalami distres psikologis. Berdasarkan jenis pola kelekatannya, pola kelekatan anxious 4,74 kali lipat lebih berisiko untuk mengalami distres psikologis, sedangkan pola kelekatan fearful 5,43 kali lipat lebih berisiko untuk mengalami distres psikologis bila dibandingkan dengan pola kelekatan aman. Program kesehatan jiwa yang bersifat promotif dan preventif untuk memperbaiki pola kelekatan dan distres psikologis diharapkan dapat membekali mahasiswa FKUI untuk memiliki relasi interpersonal yang lebih baik dengan orang lain, termasuk juga dengan pasien.

The pattern of attachment is one of the factors thought to influence the emergence of psychological distress in adolescents of transition age. Medical students are a group of transitional adolescents who will undergo a difficult and demanding medical education process, hence are vulnerable to psychological distress. This study aims to describe the attachment patterns, psychological distress, and determine the association between attachment pattern and psychological distress in medical students of Faculty of Medicine, Universitas Indonesia (FMUI). This study was conducted cross-sectionally on a sample that was determined by stratified random sampling. Subject filled the research questionnaire which consisted of sociodemographic questionnaire, attachment measurement using Relationship Questionnaire (RQ), and measuring psychological distress using Kessler Psychological Distress Scale (K10). The prevalence of secure attachment pattern was 41.4%, followed by insecure attachment patterns, in the form of dismissing 21.9%, fearful 19.8%, and anxious 16.9%. The prevalence of psychological distress was found to be 31.8%. The insecure attachment pattern has a significant association with psychological distress, which is 3.57 times more at risk for experiencing psychological distress. Based on the type of attachment pattern, the anxious attachment pattern is 4.74 times more at risk, while fearful attachment pattern is 5.43 times prone to experiencing psychological distress when compared to secure attachment pattern. Promotional and preventive mental healthiness program can be provided to the students of FMUI to help them in improving attachment pattern and psychological distress. This program could help the students to have a better interpersonal relation with their colleagues and also patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriella Christina
"Berbagai penelitian telah menemukan bahwa mahasiswa baru merupakan populasi yang kerap mengalami distres psikologis. Di sisi lain, masyarakat Indonesia memiliki karakteristik yang sangat erat dengan hal-hal spiritualitas atau keagamaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat hubungan antara spiritualitas dan distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 278 mahasiswa baru Universitas Indonesia.
Variabel distres psikologis diukur menggunakan Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), sementara variabel spiritualitas diukur menggunakan Intrinsic Spirituality Scale (ISS). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan (rb= -0,117, p < 0,05, one-tailed) antara spiritualitas dan distres psikologis.

Various studies have found that new students constitute a population often experience psychological distress. On the other hand, Indonesian people have characteristics that are very closely related to matters of spirituality or religion. Therefore Thus, this study aims to look at the relationship between spirituality and distress psychologically at the freshmen of the University of Indonesia. The participants of this study consisted from 278 new students at the University of Indonesia.
The psychological distress variable was measured using Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), while the spirituality variable measured using the Intrinsic Spirituality Scale (ISS). The results of data analysis show that there is a significant negative relationship (rb = -0.117, p <0.05, one-tailed) between spirituality and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asteya Prima Percaya
"Belajar di negara asing akan membuat seorang mahasiswa asing menghadapi berbagai tuntutan yang dapat menimbulkan distres. Salah satunya adalah untuk membangun hubungan sosial yang baru. Untuk dapat membangun hubungan sosial dibutuhkan keterampilan sosial yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara expressivity, yaitu emotional expressivity dan social expressivity, dan distres psikologis pada mahasiswa asing di Universitas Indonesia.
Penelitian ini melibatkan 101 responden, yang dijaring melalui teknik accidental sampling. Untuk mengukur distres psikologis digunakan the Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25), sedangkan untuk mengukur expressivity digunakan alat ukur Social Skills Inventory (SSI). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara distres psikologis dan expressivity baik emotional expressivity dan social expressivity.

Studying abroad may make an international student have to face various challenges that may cause distress. One of these challenges is to build new social relationships. To be able to build social relationships, good social skills are needed. The aim of this study is to see if there is a significant relationship between expressivity and psychological distress among international students in Universitas Indonesia.
This study involves 101 respondents who were sought using accidental sampling. The Hopkins Symptom Checklist (HSCL-25) was used to measure psychological distress and the Social Skills Inventory (SSI) was used to measure expressivity. The result of this study shows that there is not a significant relationship between expressivity social skills and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46158
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestika Dyah Waraningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia (UI). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tipe penelitian korelasional, yang dilakukan kepada 391 mahasiswa tahun pertama program sarjana di UI. Tingkat alienasi diukur menggunakan Jessor and Jessor Social Alienation Scale, sementara tingkat distres psikologis diukur menggunakan SRQ-20.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara alienasi dan distres psikologis pada mahasiswa baru di UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, signifikan pada LoS = 0.01). Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin seseorang merasa teralienasi, maka akan semakin tinggi pula tingkat distres psikologis yang dimiliki.

This study aimed to investigate the relationship between alienation and psychological distress among the first-year students of Universitas Indonesia (UI). This correlational study was conducted using a quantitative method. The participants of this study were 391 first-year bachelor students of UI. The alienation was measured using Jessor and Jessor Social Alienation Scale, while psychological distress was measured using SRQ-20.
The result of this study showed that there was a significant and positive correlation between alienation and psychological distress among the first-year students of UI (r(391) = 0.438, p = 0.000, significant at LoS = 0.01). The result means that the higher alienation among the first-year students, the higher psychological distress among them.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Agatha Nerisa
"Mahasiswa tahun pertama berada pada tahapan perkembangan emerging adulthood. Terdapat penelitian yang mengemukakan bahwa mereka memiliki kecenderungan distres psikologis yang lebih besar. Apabila tingkat distres psikologis seseorang tinggi maka kepuasan hidup rendah dan begitu pula sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat hubungan antara distres psikologis dan kepuasan hidup pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini terdiri dari 401 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia.
Variabel distres psikologis diukur dengan menggunakan Self-Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20), sedangkan variabel kepuasan hidup diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS). Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan (r = -0,286 dan p = <,0001, one-tailed) antara distres psikologis dan kepuasan hidup.

First-year students are in the emerging development stage of adulthood. Studies showed that college students are vulnerable to psychological distress. If the level of a persons psychological distress is high then life satisfaction is low and vice versa. This study aims to investigate the relationship between psychological distress and life satisfaction in University of Indonesia first-year students. The participants of this study consisted of 401 first-year students at the University of Indonesia.
Psychological distress variables were measured using Self-Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20), while life satisfaction variables were measured using Satisfaction with Life Scale (SWLS). The results show that there is a significant negative relationship (r = -0.286 and p = <,0001, one-tailed) between psychological distress and life satisfaction.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nurfitriani Listyanti
"Memasuki masa perkuliahan menjadi transisi hidup yang rentan menimbulkan stres karena menuntut individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan dan sosial yang sepenuhnya baru. Sebuah hasil penelitian menemukan bahwa 39% mahasiswa UI mengalami distres psikologis yang tinggi, dan 10.6% melaporkan adanya masalah Adjustment to College World (ACW). Self-esteem merupakan prediktor yang krusial dari college adjustment. Mahasiswa dengan self-esteem rendah rentan mengalami distres psikologis. Salah satu teknik untuk meningkatkan self-esteem adalah melalui dukungan sosial. Oleh karena itu, dilakukan intervensi psikologis berupa Interpersonal Psychotherapy (IPT) untuk mengoptimalkan dukungan sosial dari hubungan interpersonal yang dimiliki.
Metode: Penelitian randomized controlled trial dilakukan menggunakan desain one-group pretest-posttest dan teknik accidental sampling. Intervensi dilakukan sebanyak enam pertemuan setiap satu minggu sekali dengan melibatkan empat partisipan yang memiliki self-esteem di bawah rata-rata menurut Rosenberg Self- Esteem Scale (RSES) distres psikologis tinggi menurut Hopkins Symptoms Checklist-25 (HSCL-25), dan masalah pada ranah adjustment to college world.
Hasil: Keempat partisipan mengalami peningkatan self-esteem berdasarkan alat ukur RSES dan penurunan distres psikologis berdasarkan alat ukur HSCL-25. Secara umum, keempat partisipan merasakan adanya pandangan yang lebih positif mengenai dirinya dan berkurangnya kecemasan terhadap penilaian orang lain.
Kesimpulan: IPT efektif untuk meningkatkan self-esteem dan mengurangi distres psikologis pada mahasiswa UI. Hasil refleksi dari partisipan menunjukkan adanya peningkatan keterbukaan dalam mengekspresikan perasaan. Teknik-teknik yang dianggap paling membantu adalah survei kualitas positif diri dan role play.

Attending college is a stressful life transition for many students as they have the demands to adapt with new educational and social environments. A preliminary study showed that 39% of undergraduate students at Universitas Indonesia was considered to have high level of psychological distress, and 10.6% of this population reported to experience Adjustment to College World (ACW) problems. Self-esteem was found to be a crucial predictor of college adjustment. Students with low self-esteem are predicted to have poor adjustment and also susceptible to psychological distress. One of the treatments to increase self-esteem is through social support enhancement. Therefore, Interpersonal Psychotherapy (IPT) is conducted to assist participants in establishing and maintaining supportive relationships as well as enhancing self-appreciation skills.
Methods: Randomized controlled trial was conducted using one-group pretestposttest design and accidental sampling to recruit participants. The treatment was conducted in 6 (six) weekly sessions to each of four undergraduate students with low self-esteem according to the Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES), high level of psychological distress according to the Hopkins Symptoms Checklist-25 (HSCL-25), and some adjustment to college world problems.
Result: All participants reported improvements in self-esteem and reductions in psychological distress symptoms according to the RSES and HSCL-25. Overall, the four participants explained that the treatment had built more positive feelings about themselves and made them less anxious about people?s judgements.
Conclusion: IPT is considered effective to increase self-esteem and reduce psychological distress symptoms among undergraduate students at Universitas Indonesia. Participants reported some improvements in their self-disclosure and self-appreciation. Techniques that are considered helpful were positive qualities survey and role play."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30612
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Fransiska Meiliani
"Proses adaptasi akibat perubahan yang terjadi dari jenjang pendidikan sebelumnya ke masa perkuliahan dapat menimbulkan tekanan psikologis pada mahasiswa baru. Bagaimana individu beradaptasi dapat dipengaruhi oleh orientasi masa depan atau yang dikenal sebagai perspektif waktu masa depan (FTP). Selama ini penelitian terkait FTP belum banyak dilakukan pada populasi mahasiswa baru. Oleh karena itu, penelitian ini ingin melihat hubungan antara perspektif waktu mendatang dengan tekanan psikologis pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia yang rata-rata berusia 18 tahun. Variabel tekanan psikologis diukur menggunakan Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), sedangkan variabel perspektif waktu masa depan diukur menggunakan Zimbardo Time Perspective Inventory -future (ZTPI). Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara perspektif waktu mendatang dengan tekanan psikologis pada mahasiswa baru.

The adaptation process due to changes that occur from the previous education level to the lecture period can cause psychological pressure on new students. How individuals adapt can be influenced by future orientation or what is known as future time perspective (FTP). So far, research related to FTP has not been carried out in many new student populations. Therefore, this study wanted to see the relationship between future time perspectives and psychological pressure on first-year students at the University of Indonesia who, on average, were 18 years old. The psychological stress variable was measured using the Self Report Questionaire 20 (SRQ-20), while the future time perspective variable was measured using the Zimbardo Time Perspective Inventory -future (ZTPI). The results of the data analysis showed that there was an insignificant relationship between the future perspective and psychological pressure on new students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliana Tantya Puspa
"Penelitian terkini menunjukkan bahwa masa transisi menjadi mahasiswa merupakan masa yang penuh tekanan. Berdasarkan penelitian terdahulu, distress berhubungan dengan Perceived Social Support (PSS) di mana semakin tinggi PSS maka berhubungan dengan distres yang rendah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara distress psikologis dengan PSS pada mahasiswa baru Universitas Indonesia angkatan 2018 dan melihat sumber manakah yang memiliki hubungan paling kuat dengan distres. Partisipan berjumlah 269 mahasiswa baru UI. Penelitian ini menggunakan Self Report Questionnaire (SRQ) 20 untuk mengukur distres psikologis dan Multidimensional Scale of PSS (MSPSS) untuk mengukur PSS. Hasil menjukkan terdapat hubungan yang negatif antara kedua variabel tersebut dan keluarga merupakan sumber PSS yang memiliki hubungan paling kuat dengan distres psikologis. Hasil lain yang didapatkan adalah perempuan memiliki tingkat distres yang lebih tinggi dibanding laki-laki.

Recent studies shows that the period of being an undergraduate were full of pressure. Based on previous research, unpleasant stress, also called distress, is related to Perceived Social Support (PSS). This research was conducted to examine relationship between psychological distress and PSS among first year undergraduates of Universitas Indonesia. The participants were 269 first year undergraduate of UI. This study uses Self Report Questionnaire (SRQ) 20 to assess psychological distress and Multidimensional Scale of PSS (MSPSS) to assess PSS. The results show that there is significant negative relationship between that two variables, and also indicates that PSS from family has the strongest correlation with PSS. The result also show that women has higher level of stress than men."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Esther Monalisa
"Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa persepsi terhadap konflik interparental dapat menjadi salah satu prediktor munculnya distres psikologis. Untuk itu, penelitian inibertujuan untuk melihat hubungan antara persepsi konflik interparental dan distres psikologis pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Partisipan pada penelitian merupakan 383 mahasiswa baru Universitas Indonesia.
Variabel distres psikologis diukur dengan menggunakanS elf-Reporting Questionnaire-20(SRQ-20), sedangkan variabel persepsi konflik interparental diukur menggunakan Childrens Perception of Interparental Conflict(CPIC). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan(rb= -0.341,p< 0,01,two-tailed) antara persepsi konflik interparental dan distres psikologis.

Some previous studies found that perceptions of interparental conflict can be one predictor ofthe emergence of psychological distress. For this reason, this study aims to see the correlation between perceptions of interparental conflict and psychological distress in the University of Indonesia first-year students. Participants in this study were 383 first-year students at the University of Indonesia.
Psychological distress variable were measured using Self-Reporting Questionnaire-20(SRQ-20), while interparental conflict perception variable were measured using Children Perception of Interparental Conflict (CPIC). The results of this study indicate that there is a significant negative corellation (rb= -0.341,p<0.01,two-tailed) between perceptions of interparental conflict and psychological distress.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>