Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129841 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis pengaruh religiusitas dan spiritualitas terhadap konsumsi barang syubhat rokok, karaoke, menjadi penggemar idola, atau membeli album idolanya dan bioskop . Penelitian ini menggunakan observasi 262 mahasiswa muslim FEB UI, jurusan Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi, Ilmu Ekonomi Islam, dan Bisnis Islam. Penelitian ini menggunakan model regresi logistik dan ordinary last square OLS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa religiusitas secara signifikan mempengaruhi konsumsi rokok, pembelian album, karaoke, dan bioskop. Sementara spiritualitas hanya memiliki hubungan yang negatif dan signifikan pada jumlah pembelian album. Implikasinya bahwa memeberian pemahaman yang baik tentang konsep religiusitas dan spiritualitas yang tepat pada mahasiswa akan menurunkuan jumlah dan frekuensi konsumsi barang syubhat. rokok, menjadi penggemar idol atau pembelian album, karaoke, dan bioskop
ABSTRACT
The aim of this study is to analyze the influence of religiosity and spirituality on syubhat goods cigaretes, karaoke, respondent to be fans of idol or purchase album, and cinemas consumption. This study uses observation of 262 students majoring in accounting, management, economics, Islamic economics, and Islamic business at the Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia. The model of this study used logistic regression, and ordinary last square OLS. The results of this study proved that religiosity have significant influence on cigarette, purchase album, kareoke, and cinemas consumption. Furthermore, spirituality also have significant influence on respondents purchase album. The implication of this study, which give good comprehension for students will reduced volume or frequency syubhat goods cigaretes, karaoke, respondent to be fans of idol or purchase album, and cinemas consumption. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Taufiiqulhakim
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah religiusitas Islam dan spiritualitas, memiliki pengaruh pada tingkat stres kerja seseorang dalam lingkup masyarakat Indonesia yang beragama Islam. Dengan menggunakan data Indonesia Family Life Survey gelombang ke 5 dan model ordered logit, peneliti menemukan bahwa religiusitas Islam tidak dapat dikatakan berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat stress kerja. Hal ini dikarenakan religiusitas Islam yang hanya memiliki pengaruh pada salah satu gejala stres kerja. Lebih jauh lagi, peneliti menemukan bahwa spiritualitas secara umum memiliki pengaruh secara negatif signifikan terhadap stres kerja seseorang, dan kondisi kerja berupa sektor pekerjaan, jam kerja, dan pendapatan gaji turut memiliki pengaruh secara signifikan terhadap gejala stres kerja.

This study aims to determine whether the religiosity of Islam and spirituality, has an influence on the level of job stress within the scope of Muslim society in Indonesia. Using the 5th Indonesian Family Life Survey data and the ordered logit model, the researchers found that the religiosity of Islam can not be said to have a significant effect on the level of work stress. This is due to the religiosity of Islam which has only influence on one of the symptoms of work stress. Furthermore, the researchers found that spirituality in general has a negatively significant effect on one 39 s work stress, and working conditions in the occupational sector, working hours, and salary income also have a significant effect on the symptoms of occupational stress."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Alifia Salsabila
"Penelitian ini meneliti hubungan antara religiusitas dan konsumsi temptation goods di Indonesia. Konsumsi temptation goods diasosiasikan erat dengan konsumsi rumah tangga miskin sehingga penelitian ini meneliti konsumsi temptation goods dalam ruang lingkup rumah tangga miskin. Dengan meninjau konsumsi dari temptation goods itu sendiri juga dengan perilaku rumah tangga miskin, penelitian ini meneliti dalam sudut religiusitas. Data diperoleh melalui Indonesian Family Life Survey (IFLS) yang merepresentasikan lebih dari 80% populasi Indonesia. Dengan menggunakan metode penelitian analisis regresi linear, diperolehnya hasil yang signifikan bahwa religiusitas memengaruhi konsumsi temptation goods secara negatif dengan mengontrol variabel jenis kelamin kepala rumah tangga, usia, pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, dan wilayah tempat tinggal. Hasil penelitian ini memberikan kebijakan bagi industri keuangan mikro dalam pemberian dana bantuan finansial sehingga tepat sasaran dan mengurangi risiko moral hazard yang mungkin ada.

This research examine the relation between religiosity and temptation goods consumption in Indonesia. Temptation goods consumption are closely associated with a consumption of economically poor household so this research will be examine temptation goods consumption in a scope of poor household. This research observe a consumption of temptation goods itself and with a behavior of the poor household, this research examine with a viewpoint of religiosity. Data obtained through Indonesian Family Life Survey (IFLS) which represents more than 80% Indonesian Population. Research method used are linear regression and result shows there are a significant relation that religiosity influencing temptation goods consumption in negative way with a control variable of head household gender, age, head household education, total members of household, and region. This research results give a policy for microfinance institution in provision of financial funds as of precise and reduce the risk of moral hazard that may exist."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mely Putri Kurniati Rosalina
"Resiliensi keluarga menjelaskan mengenai proses keluarga dalam menyelesaikan masalah dan beradaptasi sebagai satu kesatuan yang fungsional.Walsh (2003) membuat suatu model bagi resiliensi keluarga yang di dalamnya dijelaskan mengenai tiga proses kunci yang dianggap berkontribusi terdap resiliensi keluarga : sistem kepercayaan keluarga, pola organisasi keluarga, dan proses komunikasi di dalam keluarga.
Penelitian ini ingin melihat kontribusi spiritualitas dan religiusitas yang merupakan bagian dari sistem kepercayaan keluarga terhadap resiliensi keluarga pada mahasiswa dengan latar belakang keluarga miskin. Penelitian dilakukan pada 356 mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Terdapat tiga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ), Spirituality Attitude and Involvement List (SAIL) dan Religious Commitment Inventory-10 (RCI-10).
Kesimpulan yang diperoleh adalah terdapat pengaruh spiritualitas dan religiusitas terhadap resiliensi keluarga. Selain itu ditemukan korelasi yang signifikan antara resiliensi keluarga dengan besar keluarga dan keutuhan orangtua. Selain itu resiliensi, spiritualitas dan religiusitas berkorelasi secara signifikan dengan keikutsertaan anggota keluarga dalam kelompok agama. Penelitian ini juga membuktikan bahwa spiritualitas memiliki kontribusi yang lebih besar dibandingkan dengan religiusitas dalam pengembangan resiliensi keluarga.

Family resilience refers to coping and adaptation processes in the family as a functional unit (Walsh, 2006). There is a model of family resilience based on Walsh (2003) consist three key processes: family believe system, organizational pattern, communication processes.
This research aims to know spirituality and religiosity?s contribution, part of family belief system, on family resilience of college students with poor family background. Total participant are 356 college students who receive Bidikmisi scholarship. There are three scales, Walsh Family Resilience Questionnaire (WRFQ), Spirituality Attitude and Involvement List (SAIL) and Religious Commitment Inventory-10 (RCI-10).
This research concludes that there is effect of spirituality and religiosity in family resilience.There is significant correlation between family resilience and family structure and marital condition. Family resilience, spirituality and religiosity also has significant correlation with family member?s participation in a religious group. This research shows that spirituality has a bigger effect than religiosity in family resilience.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46295
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Khaerani
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang religiusitas spiritualitas, serta pencarian makna hidup dari sudut pandang kaum gay muslim di Jakarta. Penelitian dilakukan dengan mengambil dua orang subjek pria gay dengan rentang usia 21-34 tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Data dihimpun dengan metode wawancara mendalam terhadap kedua subjek, kemudian dilakukan analisis intra-subjek dan analisis inter-subjek. Penulis menggunakan Teori Ekologi Bronfenrenner sebagai acuan untuk membuat pertanyaan umum seputar kehidupan subjek. Religiusitas diukur dengan lima dimensi dari teori Glock dan Stark (1965), yaitu ideological dimension (dimensi ideologi), ritualistic dimension (dimensi ritual), experiential dimention (dimensi eksperensial), intellectual dimension (dimensi intelektual), dan practices/consequences dimension (dimensi praktis/konsekuensi). Spiritualitas diukur dengan teori tahapan keimanan milik James Fowler (1981), yaitu primal faith (usia 0-2 tahun), intuitive-projective faith (usia 3-7 tahun) , mythic-literal stage (usia 8-12 tahun), conventional stage (usia 13-20 tahun), individualistic-reflective stage (usia 21-34 tahun). Pada tahapan keimanan hanya diambil lima dimensi karena subjek penelitian yang diambil berusia 21-34 tahun. Sedangkan untuk pencarian makna hidup menggunakan teori Viktor Frankl tentang tiga prinsip makna hidup, yaitu, bahwa hidup manusia memiliki arti di segala aspeknya, bahkan pada titik terendah kehidupan manusia. Prinsip kedua yaitu motivasi keinginan individu untuk mencari makna dari hidupnya. Prinsip ketiga adalah manusia memiliki kebebasan untuk menentukan sikap, bahkan di situasi-situasi menyedihkan yang sangat sulit diubah. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa religiusitas dan spiritualitas masing-masing memiliki makna yang berbeda dalam sudut pandang subjek, namun dalam pencarian makna hidup, kedua subjek memiliki pandangan yang hampir sama yaitu menjadi manusia yang lebih baik. hasil penelitian lain menunjukkan bahwa religiusitas dan spiritualitas dalam pencarian makna hidup kedua subjek memiliki peran tertentu meskipun pada salah satu subjek peran tersebut tidaklah besar.

ABSTRACT
This research aims to describe how gay Muslims define religiosity, spirituality, and the meaning of life from their point of view. Two gay Muslims in Jakarta were interviewed deeply for this research; both of them are on the range 21-34 years of age. This is a qualitative research which uses intrinsic case study as the method. The author interviewed all two subjects and then performed the intra-subject and inter-subject analyses. The author used Bronfenbrenner's Ecological Theory as a background theory to deliver general question about each subject's life. Based on Glock and Stark's (1965) five dimensions, religiosity is measured by ideological dimension, ritualistic dimension, experiential dimension, intellectual dimension, and practice/consequences dimension. On the other hand, spirituality was based on James Fowler's (1981) stages of faith, which are primal faith (age 0 to 2 years old), intuitive-projective faith (age 3 to 7 years old), mythic-literal stage (age 8 to 12 years old), conventional stage (age 13 to 20 years old), individualistic-reflective stage (age 21 to 34 years old). Only five out of seven stages of faith were used in this research, due to subjects' age. For the search of the meaning of life, Viktor Frankl's 3 principles on searching for the meaning of life were used. First, life has its own meaning in every aspect even-at the worsts. Second, it is a will to search for the meaning of life. Third, a person has the right to take any actions toward any given situations, even the worst one. From the interview, it can be concluded that each subject has different points of view on religiosity and spirituality. However, both subjects stated that on the search for meaning of life, they always try to be kind to God's creature. At last, both religiosity and spirituality have influenced both subjects' lives in different ways and portions."
2019
T55377
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Nur Amalia
"Setiap dai dituntut memiliki kesabaran dalam berdakwah. Kesabaran dalam berdakwah butuh adanya religiusitas yang tinggi dan dukungan sosial untuk menjalankan peran penting sebagai dai dalam berdakwah. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki pengaruh religiusitas dan dukungan sosial terhadap kesabaran dai dalam berdakwah serta mengetahui kontribusi dari kedua variabel terhadap kesabaran. Penelitian ini melibatkan 53 partisipan yang merupakan dai muda berusia 22-45 tahun. Desain penelitian kuantitatif dengan teknik analisa data uji regresi. Instrumen penelitian meliputi alat ukur kompetensi kesabaran, alat ukur The Muslim Religiosity Personality Inventory (MRPI) dan alat ukur The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Partisipan sebagai responden penelitian adalah para dai yang berasal dari mahasiswa aktif dan alumni Pendidikan Kader Ulama Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif yang signifikan antara religiusitas dengan kesabaran dai dalam berdakwah. Sementara itu, tidak ada korelasi yang signifikan antara dukungan sosial dengan kesabaran dai dalam berdakwah. Akan tetapi religiusitas dan dukungan sosial secara bersama-sama keduanya mempengaruhi kesabaran dai dalam berdakwah.

Every dai is required to have patience in preaching. Patience in preaching requires good religiosity and social support to great an important role as dai in preaching. This study aims to investigate the effect of religiosity and social support on patience in preaching and to know the contribution of the two variables to patience. The study involved 53 participants who were young dai aged 22-45 years. Research design, quantitative with regression test data analysis techniques. Research instruments include measuring the competency of patience, measuring instruments The Muslim Religiosity Personality Inventory (MRPI) and measuring instruments The Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Participants as research respondents were dais who came from active students and alumni Kader Education of the Indonesian Ulama Province of DKI Jakarta. This study found that there is a significant negative correlation between religiosity and patience in preaching. Meanwhile, there is no significant correlation between social support and patience in preaching. But religiosity and social support together both affect patience in preaching. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54090
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Qoriyanti
"Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan di Pakistan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi konsumen terhadap konsumsi fashion yang berkelanjutan. Data dikumpulkan melalui self-administrated questionnaire kepada responden yang berdomisili di DKI Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Makassar yang pernah berbelanja di fashion store di pusat perbelanjaan modern (mall).
Peneliti menggunakan Structural Equation Modelling (SEM) untuk menganalisis pengaruh dari nilai belanja hedonis dan utilitarian, fashion involvement, pro-environmental attitude, dan religuisitas terhadap konsumsi fashion yang berkelanjutan.
Hasil dari penelitian ini adalah hanya nilai belanja utilitarian, pro-environmental attitude, dan religiusitas intrapersonal yang memengaruhi konsumsi fashion yang berkelanjutan. Sedangkan, religiusitas hanya meningkatkan pengaruh positif dari fashion involvement dan pro-environmental attitude terhadap konsumsi fashion yang berkelanjutan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk pelaku bisnis fashion agar dapat memprioritaskan aspek keberlanjutan dalam proses produksinya.

This study is adopted from previous study was conducted in Pakistan. This study aims to determine factors those affect consumer to sustainable fashion consumption. Data was collected from self-administrated questionnaire within DKI Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, and Makassar who had bought at a fashion store in a modern shopping center (mall).
This research using a Structural Equation Modelling (SEM) to analyze the effect of hedonic and utilitarian shopping value, fashion involvement, pro-environmental attitude and religiosity on sustainable fashion consumption.
The results of this study that only the utilitarian shopping value, pro-environmental attitude, and religiosity that affect sustainable fashion consumption. However, religiosity is only a positive increase from the fashion involvement and a pro-environmental attitude towards sustainable fashion consumption. The results of this study can be used as a reference for business clothing in order to prioritize sustainability aspects in the production process.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifka Khadijah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan religiusitas dan spiritualitas antara emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan emerging adults yang berasal dari keluarga tidak utuh. Variabel religiusitas diukur menggunakan Religious Commitment Inventory-10 RCI-10 yang dikembangkan oleh Worthington dkk 2003 . Variabel spiritualitas diukur menggunakan Spiritual Attitude and Involvement List SAIL yang dikembangkan oleh Meezenbroek dkk 2012 . Penelitian ini melibatkan mahasiswa berusia 18-25 tahun yang berjumlah sebanyak 505 orang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik perbandingan independent sample t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan religiusitas dan spiritualitas yang signifikan antara kelompok emerging adults yang berasal dari keluarga utuh dan tidak utuh.

ABSTRACT
The objective of this study is to know the difference of religiosity and spirituality among emerging adults from single parent and two parent families. Religiosity was measured using Religious Commitment Scale 10 RCI 10 developed by Worthington et al 2003 . Spirituality was measured using Spiritual Attitude and Involvement List SAIL developed by Meezenbroek et al 2012 . Participants of this study are 505 college students aged 18 to 25 years old. The data was analyzed using independent sample t test. The results showed that there is no significant difference in religiosity and spirituality among emerging adults from single and two parent families. "
2017
S67598
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqurrahman Saleh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres dalam bekerja dan religiusitas terhadap konsumsi rokok seseorang. Stres dalam bekerja digunakan sebagai faktor pendorong konsumsi rokok. Sedangkan religiusitas digunakan sebagai faktor pencegah konsumsi rokok. Namun, apakah benar religiusitas dapat mencegah perokok yang mengalami stres kerja untuk mengurangi konsumsi rokoknya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menggunakan data IFLS 5. Konsumsi rokok digunakan sebagai variabel dependen berdasarkan pengeluaran komoditas rokok dan jumlah batang rokok yang dihisap. Sementara itu, variabel independen utama yang digunakan berupa stres dalam bekerja dan religiusitas berdasarkan subjektivitas individu. Kebaruan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pekerja yang mengalami stres dan memiliki sifat religius terbukti memiliki kecenderungan untuk mengurangi konsumsi rokok dibandingkan mereka yang tidak religius. Variabel lainnya yang signifikan berkontribusi terhadap konsumsi rokok adalah lama waktu merokok, kondisi kesehatan, pendapatan per kapita, status pernikahan, jenis kelamin, usia, dan usia kuadrat.

This research aims to determine the influence of job stress and religiosity on an individual's cigarette consumption. job stress is used as a driving factor for cigarette consumption, while religiosity is used as a preventive factor. However, can religiosity truly prevent smokers experiencing work-related stress from reducing their cigarette consumption? To answer this question, this study employs the ordinary least squares (OLS) method and utilizes data from IFLS 5. Cigarette consumption is used as the dependent variable based on expenditure on tobacco commodities and the number of cigarettes smoked. Meanwhile, the main independent variables used are job stress and religiosity based on individual subjectivity. The novelty found in this study is that workers who experience stress and possess religious characteristics have been proven to tend to reduce cigarette consumption compared to those who are not religious. Other significant variables contributing to cigarette consumption include duration of smoking, health condition, per capita income, marital status, gender, age, and squared age."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erina Citra Ilmy
"Fashion telah menjadi suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang dapat mencerminkan identitas diri. Saat ini, wanita Muslim memiliki kesadaran lebih terhadap citra diri dan identitas sosial mereka sehingga mempengaruhi konsumsi mereka salah satunya terhadap hijab fashion. Hijab fashion merepresentasikan citra dari wanita Muslim yang membawa pesan taat pada perintah agama namun juga terlihat fashionable. Disisi lain, ternyata konsumsi pakaian fashion juga memiliki tujuan tersirat untuk menunjukan status sosial seseorang karena dianggap sebagai barang konsumsi publik. Dengan demikian, hijab fashion berpotensi memiliki hubungan dengan materialisme dan konsumsi status. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran fashion (fashion consciousness) pada konsumsi hijab fashion dan hubungannya terhadap religiusitas,konsumsi status, dan materialisme. Sampel penelitian ini adalah wanita milenial berhijab di Indonesia. Metode pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya berpakaian, motivasi fashion, sumber pengetahuan fashion, keunikan fashion, materialisme, dan konsumsi status secara positif mempengaruhi kesadaran fashion. Sementara religiusitas signifikan memoderasi pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi kesadaran fashion terhadap kesadaran fashion secara keseluruhan, kecuali pada faktor materialisme dan sumber pengetahuan fashion. Sementara, kesadaran fashion secara positif mempengaruhi konsumsi hijab fashion. 

Fashion has become a lifestyle in appearance that can reflect self-identity. Nowadays, Muslim women having more conscious of their self-image and social identity, which affects their consumption, one of which is hijab fashion. Hijab fashion represents the image of Muslim women who carry a message obedient as religious orders but also looks fashionable. On the other hand, consumption of fashion clothing also has an implied purpose to show one's social status because it is considered as a public consumption good. Thus, hijab fashion has a potential relationship with materialism and status consumption. The purpose of this study is to determine factors that influencing fashion consciousness on hijab fashion consumption and its relationship to religiosity, status consumption, and materialism. The sample of this study consist of millennial women wearing hijab in Indonesia. This study using Structural Equation Modeling (SEM) for data processing methods. The results showed that dressing style, fashion motivation, sources of fashion knowledge, fashion uniqueness, materialism, and status consumption are positively influence fashion consciousness. While religiosity is significantly moderated the influence of a whole factor that effect fashion consciousness against fashion consciousness, except for materialism and the source of fashion knowledge factors. Meanwhile, fashion consciousness has positively affects the hijab fashion consumption.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>