Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggelia Indah Berliana
"Amaranthus hybridus L. atau bayam selalu menduduki posisi utama dalam preferensi konsumsi sayuran masyarakat Indonesia. Namun demikian, terdapat dua kendala dalam budidaya tanaman bayam yaitu penggunaan pupuk anorganik dan permasalahan kekeringan. Kitosan, biopolimer hasil deasetilasi kitin, diduga berpotensi untuk mengatasi kedua permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh dan konsentrasi optimal kitosan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif dan menurunkan laju transpirasi tanaman bayam. Konsentrasi kitosan yang digunakan yaitu 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, dan 20 ppm. Terdapat dua kontrol yaitu kontrol NPK dan kontrol pupuk kandang sapi. Sementara itu, keempat perlakuan kitosan menggunakan media tanam berupa tanah dan pupuk kandang sapi 1:1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pupuk kandang sapi ditambah kitosan 10 ppm mampu meningkatkan jumlah daun dan berat basah secara signifikan terhadap kontrol NPK. Berdasarkan data tersebut maka perlakuan kitosan 10 ppm sama baiknya dengan kontrol pupuk kandang sapi. Sementara itu, peningkatan konsentrasi kitosan menyebabkan penurunan laju transpirasi, namun pada konsentrasi yang terlalu tinggi kitosan dapat memberi efek negatif pada pertumbuhan tanaman. Oleh karena itu konsentrasi optimal kitosan untuk menurunkan laju transpirasi harus disesuaikan dengan parameter pertumbuhan yaitu 10 ppm.

Amaranthus hybridus L. or spinach always occupies a prime position in the vegetable consumption preferences of Indonesia rsquo s society. However, the use of inorganic fertilizers and drought stress are two obstacles in the cultivation of spinach plants. Chitosan, a chitin deacetylation biopolymer, is thought to have the potential to overcome both problems. This study aims to determine the effect and the optimal concentration of chitosan to increase vegetative growth and reduce the transpiration rate of spinach plants. The concentrations of chitosan used were 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, and 20 ppm. There are two control groups the NPK control and the cow manure control. Meanwhile, the four chitosan treatment use soil with cow manure 1:1. The results showed that the use of cow manure with 10 ppm chitosan was able to increase the number of leaves and wet weight significantly to the control of NPK. Based on this data, the 10 ppm chitosan treatment proves to be just as good as the control of cow manure. Meanwhile, the increase in chitosan concentration causes a decrease in transpiration rate, but at very high concentrations chitosan can have a negative effect on plant growth. Therefore, the optimal concentration of chitosan to decrease the transpiration rate should be adjusted with the growth parameter, specifically 10 ppm.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmi Fadilah
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh variasi bentuk sumber nitrogen serta pemberian strain Nostoc GIA13a terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman bayam. Proses penanaman tanaman bayam dilakukan selama 24 hari menggunakan sistem hidroponik Nutrient Film Technique NFT yang telah dimodifikasi. Perlakuan yang diberikan, yaitu medium Hoagland dengan sumber nitrogen nitrat yang ditambah strain Nostoc GIA13a P1, sumber nitrogen nitrat P2, sumber nitrogen amonium dan nitrat P3, sumber nitrogen amonium P4 dan sumber nitrogen amonium yang diberikan strain Nostoc GIA13a P5. Pemberian strain Nostoc GIA13a dilakukan pada 0 Hari Setelah Tanam HST dan 14 HST masing-masing sebanyak 2 g. Hasil uji ANOVA ? = 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memengaruhi tinggi tanaman, panjang akar, kadar klorofil total, berat basah dan berat kering tanaman bayam pada 24 HST. Perlakuan P2 menghasilkan tinggi tanaman, panjang akar, berat basah dan berat kering yang tertinggi dibandingkan dengan semua perlakuan dan didukung dengan hasil uji LSD ? = 0,01. Sementara itu, berdasarkan parameter tinggi tanaman, panjang akar, berat basah dan berat kering menunjukkan bahwa penambahan strain Nostoc GIA13a pada P1 dan P5 menunjukkan adanya kompetisi penyerapan nutrien antara tanaman bayam dan Nostoc GIA13a. Hasil pengukuran kadar klorofil menunjukkan bahwa penambahan strain Nostoc GIA13a pada perlakuan P1 dapat meningkatkan kadar klorofil tanaman bayam didukung dengan uji LSD ? = 0,01.

The aim of the experiment was to determine the effect of nitrogen form variation and inoculation of Nostoc strain GIA13a on vegetative growth of spinach. The plants were grown in Nutrient Film Technique NFT hydroponic system for 24 days. The treatment which was given is the Hoagland nutrient solution with nitrogen source form sole nitrate with addition of Nostoc strain GIA13a P1, sole nitrate P2 , with both of nitrogen form ammonium and nitrate P3 , sole ammonium P4 and ammonium with the addition of Nostoc strain GIA13a P5 . Nostoc strain GIA13a was applicated as much as 2 g on the first day of cultivation in the hydroponic system and at 14 days after planting. The result of ANOVA test 0,05 showed that there was statistically difference between treatments on plant height, root length, chlorophyll content, wet weight and dry weight. Based on LSD test 0,01, P2 treatment showed the highest result in the following parameters, i.e. plant height, root length, wet weight and dry weight. The result from the application of Nostoc strain GIA13a to nutrient solution on P1 and P5 treatment showed that there was a competition for nutrient absorption between spinach and Nostoc strain GIA13a itself. Meanwhile, the result of chlorophyll content measurements showed that the inoculation of Nostoc strain GIA13a on P1 could increase chlorophyll content on spinach leaf, supported by LSD test 0,01."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Iskandar
"Kopi menyebabkan diskolorasi gigi. Asam oksalat daun bayam dan kalsium susu membentuk kristal kalsium oksalat. Untuk menganalisis pengaruh larutan ekstrak daun bayam dan susu terhadap tingkat diskolorasi gigi akibat kopi, spesimen yang terdiri atas kontrol serta kelompok yang direndam larutan ekstrak daun bayam 10%, 20%, dan 30% yang dicampur susu, kemudian dipapar kopi. Perubahan warna gigi diuji. ΔL berbeda bermakna pada Uji Kruskal-Wallis. T-Test dan uji Wilcoxon memperlihatkan perbedaan bermakna perubahan warna kelompok uji dan kontrol. Uji korelasi Pearson tidak menunjukkan korelasi bermakna konsentrasi dan perubahan warna. Larutan ekstrak daun bayam dan susu dapat mengurangi tingkat diskolorasi gigi akibat kopi.

Coffee causes teeth discoloration. Spinach leaves oxalic acid and milk calcium form calcium oxalate crystal. To analyze level of tooth discoloration due to coffee, specimens consisted of control and groups immersed in 10%, 20%, and 30% spinach leaves extract plus milk were immersed in coffee. Teeth color change were measured. Kruskal-Wallis test showed significant difference of ΔL*. T-Test and Wilcoxon Test showed significant teeth color change between immersion group and control. Pearson Corelation Test showed no significant corelation between extract concentration and tooth color change. Spinach leaves extract solution and milk can decrease level of tooth discoloration due to coffee."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S45075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumala
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Lestari Ningsih
"ABSTRAK
Penelitian untuk mengetahui potensi bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dalam menghambat perkecambahan dan pertumbuhan kecambah cabe merah besar (Capsicum annuum L. var. longum) telah dilakukan dengan cara mengamati pengaruh ekstrak A. spinosus terhadap prosentase perkecambahan, panjang akar dan batang kecambah C. annuum. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan faktor 4 x 5 yang terdiri dari 4 perlakuan macam ekstrak yaitu ekstrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus, dan 5 perlakuan konsentrasi ekstrak yaitu 0,00%, 1,25%, 2,50%, 3,75%, dan 5,00% (dw/w). Analisis variansi menunjukkan bahwa keempat macam ekstrak A. spinosus 1,25--5,00% tidak berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan biji C, annuum. Ekstrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus 3,75% dan 5,00% menghambat pertumbuhan akar kecambah C. annuum. Ekatrak akar, batang, daun, dan bunga A. spinosus mulai konsentrasi 1,25% memacu pertumbuhan batang kecambah C. annuum, tetapi konsentrasi 5,00% ekstrak tersebut tidak memperlihatkan adanya perbedaan dengan kontrol."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiefrani
"ABSTRAK
Perlakuan ekstrak daun bayam duri (Amaranthus spinosus L.) dan daun putri malu (Mimosa pudica L.) kadar (1:10); (1:15); (1:20); (1:25); (1:30) bk/v; serta kontrol bertujuan mengetahui pengaruh optimum ekstrak terhadap perkecambahan dan pertumbuhan kecambah benih tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) var. Ratna. Percobaan dilakukan di Laboratorium Fisiologi Jurusan Biologi FMIPA UI Depok selama delapan hari, perlakuan di awal percobaan, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (6 perlakuan dan 5 ulangan bagi setiap jenis ekstrak). Perlakuan ekstrak daun bayam duri menunjukkan prosentase perkecambahan 99% terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (9%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (15,8 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (0,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (29,74 mm) terdapat pada kontrol; yang terendah (1,3 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (18,01 mg) terdapat pada kontrol; yang terendah (6,16 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,12 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:20) bk/v; yang terendah (2,01 mg) kadar (1:30) bk/v. Perlakuan ekstrak daun putri malu menunjukkan prosentase perkecambahan tertinggi (99%) terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (64%) kadar (1:10) bk/v. Panjang akar kecambah tertinggi (4449 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (2,23 mm) kadar (1:10) bk/v. Panjang batang kecambah tertinggi (95,15 mm) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v; yang terendah (10,90 mm) kadar (1:10) bk/v. Berat basah kecambah tertinggi (47,25 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:30) bk/v, yang terendah (7,63 mg) kadar (1:10) bk/v. Berat kering kecambah tertinggi (2,20 mg) terdapat pada perlakuan kadar (1:15) bk/v; yang terendah (2,01 mg) terdapat pada kontrol. Uji Kruskal-Wallis menunjukkan ekstrak kedua macam tanaman tersebut berpengaruh terhadap prosentase perkecambahan, panjang akar, panjang batang, serta berat basah kecambah tomat tersebut, namun tidak berpengaruh terhadap berat kering. Uji Perbandingan Berganda menunjukkan pada data prosentase perkecambahan kedua macam ekstrak tersebut tidak terlalu berbeda nyata terhadap kontrol, berbeda nyata pada data panjang akar, panjang batang, dan berat basah kecambah tersebut, namun tidak berbeda nyata pada data berat kering kecambah."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rakyan Widowati Kusumo Asthi
"Pengaruh perlakuan ekstrak daun bayam dun (Amaranthus spinosus
L.) 0,2,4,6,dan 8% bk/vterhadapperkecambahan dan pertumbuhan
kecambah cabal merah besar (Capsicum annuum L. van. Longum) diamati
pad han ke-8 dan ké-16. Penelitian dilakukan di Laboratoriurn Fisiologi
Tumbuhai FMIPA-UI Depok, dan digunakan metode penelitian Rancangan
Acak Lengkap. Hasil penelitian: persentase perkecambahan tertinggi cabal
tersebut adalah 95% pada han ke-8 (kontrol), dan pada han ke-16 (kontrol
dan perlakuan ekstrak 6% bk/v); sedangkan persentase terendah pada han
ke-8 adalah 91,67% (perlakuan ekstrak 2,4,dan 6% bk/v), dan pada han ke-
16 adalah 88,33% (penlakuan ekstrak 2%). Panjang batang tertinggi adalah
1,15 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 5,30 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6% bklv); sedangkan terendah (penlakuan.ekstrak 8% bk/v) yaitu 0,52
cm pada han ke-8 dan 2,52 cm pada hail ke-16'. Panjang akartertinggi
adalah 2,29 cm pada hail ke-8 (kontrol), dan 4,45 cm pada han ke-16
(penlakuar1 ekstrak 4% bk/v); sedangkan terendah adalah1,09 cm pada hail
ke-8 (penlakuan ekstrak 8% bk/v), dan 3,24 cm pada hail ke-16 (perlakuan
ekstrak 6%). Uji Friedman menunjukkan pemberian ekstrak daun bay-3m dun
tidak berpengaruh terhadap persentase perkecambahn, panjang batang,
maupun panjang akar kecambah cabal merah besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Karimah
"Akumulasi logam berat pada tanah pertanian terus menjadi isu yang mengkhawatirkan. Salah satu sumber kontaminasi logam berat yang paling umum dapat berasal dari sumber irigasi pertanian yang tercemar, di antaranya logam Pb dan Cr. Kontaminasi logam berat dari sumber irigasi dikhawatirkan dapat terakumulasi di tanah dan tanaman. Kini, pengujian bioavailibiltas logam dalam tanah hingga ke tanaman pangan terus mengalami perkembangan, terlebih lagi pada pengamatan terhadap spesiasi senyawanya menggunakan metode ekstraksi bertahap. Teknik pengukuran sampling logam dilakukan secara in situ dengan metode diffusive gradients in thin films (DGT). Pada penelitian ini dilakukan pengukuran DGT dengan modifikasi pengunaan methylenebisacrylamide (MBA) sebagai crosslinker. Aplikasi DGT dilakukan untuk untuk mengetahui serapan Pb dan Cr pada tanaman Amaranthus hybridus. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh distribusi terbanyak Pb dan Cr pada tanah ada pada fraksi 3 (terikat dengan Fe-Mn) dan fraksi 4 (terikat dengan material organik) dengan kisaran 18,5-25,07% dan 62,95-73,65%. Senyawa MBA dapat digunakan sebagai crosslinker pada membran DGT dengan nilai koefisien difusi Cr 2,7 ×10−6 cm2/s dan Pb 2,15 ×10−6 cm2/s . Akumulasi Pb dan Cr pada A.hybridus terjadi pada bagian akar, batang, dan daun. Akumulasinya juga meningkat seiring dengan penambahan spike di tanah dengan dominansi di akar 0,77-3,01 mg/kg Cr dan 22,73-69,69 mg/kg Pb. Korelasi pengukuran CDGT dengan spike logam pada tanah serta akumulasinya di A.hybridus menunjukkan bahwa DGT dapat menjadi media prediksi serapan Pb dan Cr pada tanaman ini.

Accumulation of heavy metals in agricultural soils continues to be a worrying issue. One of the most common sources of heavy metal contamination can come from contaminated agricultural irrigation sources, including Pb and Cr metals. It is feared that heavy metal contamination from irrigation sources can accumulate in soil and plants. Now, testing the bioavailability of metals in the soil to food plants continues to develop, especially in observing the speciation of their compounds using the stepwise extraction method. The metal sampling measurement technique was carried out in situ using the diffusive gradients in thin films (DGT) method. In this study, the measurement of DGT was carried out with the modified use of methylenebisacrylamide (MBA) as a crosslinker. The DGT application was carried out to determine the uptake of Pb and Cr in Amaranthus hybridus plants. Based on the results of the study, the highest distribution of Pb and Cr in the soil was in fraction 3 (bound to Fe-Mn) and fraction 4 (bound to organic matter) with a range of 18.5-25.07% and 62.95-73.65 %. The MBA compound can be used as a crosslinker on DGT membranes with a diffusion coefficient of Cr 2.7 ×10−6 cm2/s and Pb 2.15 ×10−6 cm2/s . Pb and Cr accumulation in A. hybridus occurred in the roots, stems, and leaves. Its accumulation also increased with the addition of spikes in the soil with dominance in the roots of 0.77-3.01 mg/kg Cr and 22.73-69.69 mg/kg Pb. The correlation of CDGT measurements with metal spikes in the soil and its accumulation in A. hybridus showed that DGT could be a predictor of Pb and Cr uptake in this plant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Septiani
"Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian strain Nostoc terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman padi (Oryza sativa L.) varietas Ciherang. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan enam ulangan dan empat perlakuan. Perlakuan terdiri atas pemberian strain Nostoc BAD5, GIA13a, TAB7d, dan kontrol. Pemberian strain Nostoc dilakukan ketika padi berumur 15, 30, 45, dan 60 hari setelah tanam (hst). Biomassa berat basah strain Nostoc yang diberikan pada 15 dan 30 hst masing-masing sebesar 0,4 g dan biomassa berat basah strain Nostoc yang diberikan pada 45 dan 60 hst masingmasing sebesar 0,6 g. Hasil uji ANOVA (!= 0,05) menunjukkan bahwa pemberian strain Nostoc dapat menurunkan jumlah buah kosong. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian strain Nostoc dapat meningkatkan panjang akar dan jumlah buah isi (bernas), dengan uji Kruskal-Wallis (!= 0,05). Perlakuan GIA13a terbukti paling baik dalam menurunkan jumlah buah kosong, meningkatkan panjang akar dan jumlah buah isi, dengan uji LSD (!= 0,05).

The experiment aim was to investigate the effect of Nostoc strains to vegetative and generative growth of Ciherang varieties of rice (Oryza sativa L.). The experiment used Randomized Completely Design with six replications dan four treatments. The treatments were applied by giving Nostoc strains BAD5, GIA13a, TAB7d, and control. Nostoc strains were inoculated at 15, 30, 45, 60 days after plantation (hst). Total of 0,4 g Nostoc biomass was inoculated at 15 and 30 hst, while 0,6 g Nostoc biomass was inoculated at 45 and 60 hst. The results of ANOVA test (!= 0,05) showed that inoculated of Nostoc strains had effect to decrease the number of filledout grains. The result of this experiment also had effect to increase the root length and number of filled grains, by Kruskal-Wallis test (!= 0,05). Strain of GIA13a proven the best treatment to decrease number of filled-out grains, increase root length and number of filled grains, by LSD test (!= 0,05)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S194
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Helmiady
"Tanah adalah sumber alami yang penting dan merupakan bagian dari lingkungan. Merkuri merupakan salah satu logam yang memiliki dampak toksisitas yang berbahaya bagi manusia. Metode untuk ekstraksi bertahap untuk merkuri pada tanah. Merkuri dipisahkan menjadi fraksi- fraksi. Urutan lima langkah ekstraksi F1 (air deionisasi), F2 (0,01 M HCl + 0,1 M CH3COOH), F3 (1 M KOH), F4 (12 M HNO3), dan F5 (aqua regia). Dari antara fraksi tersebut yang terbesar adalah: merkuri terikat sulfida (57,08 - 94,53%) dan merkuri unsur (4,79 - 6,10 %). Fraksi terkecil adalah merkuri larut asam (0,21 – 0,73%), merkuri larut air (0,45 – 0,68 %) dan senyawa organomerkuri (0,33 – 0,68%). Teknik Diffusive Gradients in Thin Films (DGT) merupakan metode yang dikembangkan untuk monitoring partikel logam berat pada media baik perairan, sedimen dan tanah. Namun, dilakukan modifikasi pada salah satu komponen difussive gelnya, yaitu Crosslinker (pengikat silang) dengan menggunakan N,N’-methylenebisacrylamide (MBA) yang dikombinasikan dengan agarosa sebagai difusif gel, serta penggunaan resin gel 3- mercaptopropyl-terfungsionalisasi silika gel (komersil). Nilai koefisien elusi adalah 0,73, sedangkan nilai koefisien difusi 1,025 x 10-6 cm2/s. Keseluruhan analisis menggunakan teknik Cold Vapor-Atomic Absorption Spectrometry. Nilai CDGT-Hg berkisar 8, 6074 – 19,8790 µg/L, sedangkan C A.tricolor 0,087 – 2,074 µg/kg.Tanah adalah sumber alami yang penting dan merupakan bagian dari lingkungan. Merkuri merupakan salah satu logam yang memiliki dampak toksisitas yang berbahaya bagi manusia. Metode untuk ekstraksi bertahap untuk merkuri pada tanah. Merkuri dipisahkan menjadi fraksi- fraksi. Urutan lima langkah ekstraksi F1 (air deionisasi), F2 (0,01 M HCl + 0,1 M CH3COOH), F3 (1 M KOH), F4 (12 M HNO3), dan F5 (aqua regia). Dari antara fraksi tersebut yang terbesar adalah: merkuri terikat sulfida (57,08 - 94,53%) dan merkuri unsur (4,79 - 6,10 %). Fraksi terkecil adalah merkuri larut asam (0,21 – 0,73%), merkuri larut air (0,45 – 0,68 %) dan senyawa organomerkuri (0,33 – 0,68%). Teknik Diffusive Gradients in Thin Films (DGT) merupakan metode yang dikembangkan untuk monitoring partikel logam berat pada media baik perairan, sedimen dan tanah. Namun, dilakukan modifikasi pada salah satu komponen difussive gelnya, yaitu Crosslinker (pengikat silang) dengan menggunakan N,N’-methylenebisacrylamide (MBA) yang dikombinasikan dengan agarosa sebagai difusif gel, serta penggunaan resin gel 3- mercaptopropyl-terfungsionalisasi silika gel (komersil). Nilai koefisien elusi adalah 0,73, sedangkan nilai koefisien difusi 1,025 x 10-6 cm2/s. Keseluruhan analisis menggunakan teknik Cold Vapor-Atomic Absorption Spectrometry. Nilai CDGT-Hg berkisar 8, 6074 – 19,8790 µg/L, sedangkan C A.tricolor 0,087 – 2,074 µg/kg

Soil is an important natural resource and is part of the environment. Mercury is a metal that has a toxic effect that is harmful to humans. Methods for the sequence extraction of mercury in soil. Mercury is separated into fractions. The five-step sequence extraction was F1 (deionized water), F2 (0.01 M HCl + 0.1 M CH3COOH), F3 (1 M KOH), F4 (12 M HNO3) and F5 (aqua regia). The largest of these fractions are: sulfide bound mercury (57.08 - 94.53%) and elemental mercury (4.79 - 6.10 %). The smallest fractions were acid-soluble mercury (0.21 – 0.73%), water soluble mercury (0.45 – 0.68%) and organomercury compounds (0.33 – 0.68%). Diffusive Gradients in Thin Films (DGT) technique is a method developed for monitoring heavy metal particles in water, sediment and soil media. However, modifications were made to one of the components of the diffussive gel, namely Crosslinker using N,N'-methylenebisacrylamide (MBA) combined with agarose as a diffusive gel, as well as the use of 3-mercaptopropyl-functionalized silica gel resin (commercial). The elution coefficient value is 0.73, while the diffusion coefficient value is 1.025 x 10-6 cm2/s. Overall analysis using Cold Vapor-Atomic Absorption Spectrometry technique. The CDGT-Hg values ​​ranged from 8.6074 – 19.8790 g/L, while the CA. tricolor was 0.087 – 2.074 g/kg."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>