Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Saladin Markanday
"ABSTRAK
Jakarta berpotensi besar di bidang pariwisata, dan jika dibanding dengan daerah lain, pariwisata Jakarta telah berkembang secara pesat. Untuk mendukung pengembangan sektor pariwisata, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi objek wisata di Jakarta berdasarkan karakteristik demografi wisatawan. Penelitian ini menggunakan data karakteristik demografi berdasarkan dari usia dan pekerjaan. Jenis wisata yang digunakan dalam penelitian ini adalah wisata rekreasi, sejarah dan budaya, serta belanja dan kuliner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui kecenderungan wisatawan terhadap pemilihan objek wisata, dilihat dari karakteristik demografi wisatawan tersebut dan juga untuk melihat pengaruh efisiensi terhadap pemilihan rute wisata. Hasil penelitian preferensi menunjukkan bahwa wisata rekreasi yang menjadi pilihan utama kelompok demografi berusia 17-23 tahun dan 24-30 tahun, serta kelompok pekerjaan sebagai PNS dan Swasta, memilih Taman Mini Indonesia sebagai pilihan utama. Kelompok usia 31 ndash; 40 tahun dan 41 tahun ke atas, serta kelompok pekerjaan lain-lain memilih Kebun Binatang Ragunan sebagai pilihan utama. Kelompok pelajar memilih Kota Tua sebagai pilihan utama. Untuk objek wisata sejarah dan budaya, semua kelompok usia serta kelompok pekerjaan pelajar, swasta, dan lain-lain memilih Monumen Nasional sebagai pilihan utama, hanya kelompok pekerjaan PNS saja yang memilih Museum di Kawasan Kota Tua sebagai pilihan utama. Jenis wisata yang ketiga yaitu belanja dan kuliner, yang menjadi objek wisata pilihan utama wisatawan berprofesi sebagai pelajar serta kelompok pekerjaan pelajar dan PNS adalah Senayan City. Kelompok usia 31-40 tahun dan 41 tahun keatas, serta kelompok pekerjaan lain-lain yang memilih Kelapa Gading sebagai pilihan utama, sedangkan kelompok usia 24-30 tahun serta kelompok pekerjaan swasta, memilih Blok M sebagai pilihan utama mereka. Kesimpulan penelitian pengaruh efisiensi terhadap pemilihan rute wisata berbeda tiap jenis wisata dan tidak berpengaruh secara signifikan antara efisiensi dengan pemilihan rute wisata. Wisata rekreasi mempunyai persentase pemilihan rute efisien sebesar 42 dari total pemilihan rute wisata rekreasi. Wisata sejarah dan budaya, persentase pemilihan rute efisien sebesar 32,5 dari total pemilihan rute wisata sejarah dan budaya. Wisata belanja dan kuliner, persentase pemilihan rute efisien sebesar 31 dari total pemilihan rute wisata belanja dan kuliner.

ABSTRACT
Jakarta is growing rapidly in the field of tourism compared with other provinces. To support the development of the tourism sector, this study aims to determine the attraction preference based on tourist demographic characteristics. This study uses demographic characteristics data based on age range and occupation. Types of tours used in this study are recreational, history and culture, as well as shopping and culinary. The method of analysis used in this study is descriptive statistics. Descriptive statistics used to determine the tendency of tourists to the attractions preference, viewed from the demographic characteristics of these tourists and also to see the effect of efficiency on the tour routes preference. The results show the majority of demographic groups aged 17 23 years and 24 30 years, as well as employment groups as civil servants and private, chose Taman Mini Indonesia as the main choice of recreational tours. Groups aged 31 40 years also 41 years and over, as well as other employment groups chose Ragunan Zoo as the top choice. Student groups choose Old Town as the primary choice. For historical and cultural attractions, all age groups and occupation types like student, private, and others choose the National Monument as the primary choice, only civil servant groups who choose the Museum in the Old Town Area as the primary choice. The last type of tours is shopping and culinary, which Senayan City became the main choice of the 17 23 year age group as well as the student work group and civil servants. Age groups 31 40 years also 41 years and above, as well as other employment groups chose Kelapa Gading as the primary choice, while the 24 30 years age groups as well as private employment groups chose Blok M as their primary choice. The conclusion for the effect of efficiency on the selection of different tour routes for each type of tours, is that the efficiency does not significantly influence the selection of tour routes. Recreational tours has an efficient routes selection percentage of 42 of the total selection of recreational tourist routes. Historical and cultural tours, efficient routes selection percentage of 32.5 of total selection of historical and cultural routes. Shopping and culinary tours, efficient routes selection percentage of 31 of total selection of shopping and culinary tour routes."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi
"Industri pariwisata memainkan peran utama yang memicu pertumbuhan ekonomi dan merangsang pengembangan sektor lain di suatu wilayah. Kunjungan wisatawan di dalamnya menjadi penentu keberhasilan pariwisata suatu daerah, dan Kota Bogor mencatatkan prestasi tinggi dalam jumlah kunjungan. Potensi Kota Bogor dalam pariwisata didukung oleh berbagai objek wisata yang memainkan peran kunci dalam menarik wisatawan dan memicu motivasi untuk melakukan perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi objek wisata Kota Bogor berdasarkan karakteristik demografi wisatawan. Metode penelitian yang digunakan melibatkan analisis statistik deskriptif dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisatawan satu objek didominasi wisatawan usia 24 - 30 tahun, jenis kelamin laki-laki, dan pekerjaan pegawai swasta. Wisatawan dua objek wisata didominasi wisatawan usia 17 - 23 tahun, 30 - 40 tahun, dan lebih dari 40 tahun, jenis kelamin perempuan, dan pekerjaan pegawai swasta. Wisatawan tiga objek wisata didominasi wisatawan usia 17 - 23 tahun, 30 - 40 tahun, dan lebih dari 40 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan pekerjaan pegawai swasta. Motivasi dominan untuk wisatawan satu objek wisata, wisatawan dua objek wisata, dan wisatawan tiga objek wisata adalah adalah restorasi.

The tourism industry plays a primary role in triggering economic growth and stimulating the development of other sectors in a region. Tourist visits are a decisive factor for the success of tourism in an area, and the city of Bogor has achieved high performance in terms of visitor numbers. The tourism potential of Bogor is supported by various tourist attractions that play a key role in attracting visitors and motivating them to travel. This research aims to analyze the preferences for tourist attractions in Bogor based on the demographic characteristics of tourists. The research methodology involves descriptive statistical analysis and spatial analysis. The research findings indicate that visitors to the first tourist attraction are predominantly in the age group of 24 to 30 years, male, and employed in the private sector. Visitors to the second tourist attraction are dominated by individuals aged 17 to 23 years, 30 to 40 years, and over 40 years, female, and employed in the private sector. Visitors to the third tourist attraction are predominantly in the age groups of 17 to 23 years, 30 to 40 years, and over 40 years, both male and female, and employed in the private sector. The dominant motivation for tourists with one tourist attraction, tourists with two tourist attractions, and tourists with three tourist attractions is restoration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vadia Virgina Jamila
"DKI Jakarta diketahui sebagai tempat pertemuan dari etnis yang bersifat heterogen, sehingga memungkinkan adanya interaksi antar berbagai macam kebudayaan yang menciptakan terbentuknya cikal bakal etnis Betawi. Sehubungan dengan pelestarian budaya Betawi sebagai identitas dari ibukota, DKI Jakarta mengembangkan destinasi pariwisata berbasis budaya, khususnya Betawi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan karakteristik lokasi objek wisata budaya Betawi berdasarkan serta hubungan antara karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan pada objek wisata budaya Betawi. Variabel dalam penelitian ini meliputi karakteristik lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial deskriptif. Dapat dipahami bahwa Perkampungan Betawi Setu Babakan memiliki tipe memadai dan strategis serta termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa . Untuk di Anjungan DKI Jakarta memiliki tipe kurang memadai dan kurang strategis serta Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung memiliki tipe tidak memadai dan tidak strategis, termasuk ke dalam objek wisata budaya Betawi bernuansa historical Selain itu, dapat dipahami bahwa lokasi, karakteristik wisatawan, dan pergerakan wisatawan tidak memiliki hubungan.
DKI Jakarta is known as a encounter place of heterogeneous ethnic groups, so it possible for interactions among the ethnicities which has formed Betawi ethnic. As Betawi culture preservation functioned as a identity of the capital city, DKI Jakarta developed cultural-based tourism destination, espesially Betawi culture. This research is being used to know the differences between characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement on Betawi cultural tourism objects. Variable in this research are characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement. The method in this research used spatial and descriptive analysis. It could be known that Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan has adequate and strategic type and included as the cultural nuanced of Betawi cultural tourism objects. In this research, it known that Anjungan DKI Jakarta has less adequate and less strategic type, Museum Kebahariaan Rumah Si Pitung has not adequate and not strategic, included as the historical nuanced of Betawi cultural tourism object. On the other hand, it known that characteristic of location, characteristic of tourist and tourist movement have no relation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faizah Finur Fithriah
"Kota Jakarta sebagai ibukota negara merupakan salah satu tujuan wisata bagi wisatawan di Indonesia. Berbagai objek wisata yang disuguhkan kota ini memicu wisatawan untuk mengunjunginya, meskipun pergerakan mereka terbatas. Terbatasnya pergerakan ini disebabkan oleh kemacetan dan kurangnya ketersediaan sarana transportasi publik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan pola pergerakan wisatawan yang terbentuk berdasarkan jarak, moda transportasi, dan tipologi wisatawan di DKI Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dan observasi lapang yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif keruangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan di Jakarta hanya mengunjungi satu objek wisata atau bergerak dengan tipe single point dan merupakan wisatawan dengan tipologi individual mass tourist jika ditinjau berdasarkan jarak antar objek wisata jarak metrik , waktu yang harus ditempuh dengan melewati titik kemacetan, serta moda transportasi yang dipilih.

Jakarta as the capital city of Indonesia is one of tourist destinations in Indonesia. Various attractions in this city is triggering tourists to visit, even when their movement is limited. This movement limitation is caused by traffic jam and the lack of supply from public transportation provided.This study aims to analyze the difference of tourist movement patterns based on distance, mode of transportation, and tourist typology in DKI Jakarta. The method used in this research is direct interview and observation which analyzed with spatial descriptive analysis. The result of the research shows that the majority of tourists in Jakarta only visit one tourism site or move in single point pattern with the type of individual mass tourist according to the distance between tourism object, time to pass by traffic jam point, and selected transportation mode.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S67700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Astariningsih Setyoputri
"

Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang memiliki perkembangan pesat. Daya tarik wisata memiliki kekuatan tersendiri untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan wisata. Daya tarik wisata pada umumnya berdasarkan adanya aksesibilitas yang tinggi dan fasilitas penunjang untuk melayani para wisatawan. Faktor penentu wisatawan memilih destinasi wisata adalah preferensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi wisatawan terhadap wisata pantai yang terletak di Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini digunakan metode analisis spasial dan analisis statistik crosstab untuk menjawab pertanyaan preferensi wisatawan terhadap daya tarik wisata pantai. Obyek wisata pantai di Kabupetan Kebumen memiliki daya tarik yang beragam, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Atraksi berupa site attraction dan event attraction, fasilitas, dan aksesibilitas menjadi karakteristik pada obyek wisata dengan daya tarik rendah. Obyek wisata dengan daya tarik sedang memiliki atraksi berupa site attraction dan event attraction, serta fasilitas sebagai karakteristik obyek wisata. Obyek wisata daya tarik tinggi memiliki atraksi dan fasilitas sebagai karakteristiknya. Mayoritas obyek wisata di Kabupaten Kebumen memiliki daya tarik rendah. Berdasarkan hasil crosstab, obyek wisata dengan daya tarik tinggi memiliki jenis preferensi wisatawan yang berbeda. Hal ini disebabkan karena preferensi wisatawan tidak hanya pada atraksi.


Tourism is one of the industrial sector growing rapidly. The tourist attraction has its strength to attract tourists traveling. Tourist attractions mostly based on high accessibility and facilities to serve the tourist. Preference is a determinant tourist to determine tourism destinations. The purpose of this research is to find out preference tourists for tourist attraction of beaches in Kebumen Regency. The method used to achieve the purpose of the research is spatial analysis and crosstab. Beach tourist objects have low, medium, and high-level attractions. Beach tourist objects that have low level have characteristics like site attractions, event attractions, facilities, and accessibility. The medium level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The high-level one has characteristics like site attractions, event attractions, and facilities. The tourist objects in Kebumen majority have low level attractions. Based on crosstab, the tourist objects that first liked by respondents and have high-level attractions have different preferences type. Because preferences are not only by their attractions.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Dewa Gede Kharisma Yudha
"Bali merupakan salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia, rata-rata pertumbuhan jumlah Wisman sepanjang 2015-2018 mencapai 13,66%. Penelitian mengenai tipologi objek wisata dan tipologi wisatawan yang berkunjung ke Bali menjadi hal yang penting untuk diketahui dikarenakan kajian tipologi sangat penting untuk pengembangan pariwisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran wisatawan berdasarkan persebaran jenis objek wisata dan kelas penginapan di Bali, dimana sebaran pengunjung wisata pada berbagai destinasi wisata di bali dapat dikaji secara spasial dengan melihat sebaran jumlah akomodasi pada tiap kabupaten, dan penelitian ini menggunakan data jumlah pengunjung wisata pada tiap destinasi wisata di Bali dan mengasosiasikannya dengan jumlah akomodasi pada tiap kabupaten. Hasilnya pola sebaran objek wisata dan wisatawan terdapat di setiap Kabupaten/Kota di Bali dengan aktivitas pariwisata paling besar terdapat Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Bangli yang mana terdapat hubungan yang signifikan antara pola persebaran wisatawan dengan jenis objek wisata dan kelas penginapannya dimana semakin baik dan banyak fasilitas akomodasi dan objek/atraksi wisata yang ada maka semakin banyak pula pengunjung dan kegiatan kepariwisataan yang ada.

Bali is one of the leading tourist destinations in Indonesia, the average growth of the number of foreign tourist throughout 2015-2018 reached 13.66%.This research is important to know because the study of typology is very important for tourism development. The purpose of this study is to find out the pattern of tourist distribution based on the distribution of tourist attractions and lodging classes in Bali, where the distribution of tourist visitors in various tourist destinations in Bali can be studied spatially by looking at the distribution of the number of accommodation and the number of tourism object in each district. As a result, the pattern of distribution of tourist attractions and tourists is found in every Regency / City in Bali with the largest tourism activities there are Gianyar Regency, Tabanan Regency, Karangasem Regency, Badung Regency, Denpasar City, Jembrana Regency, Klungkung Regency, and Bangli Regency where there is a significant relationship between the pattern of tourist distribution with the type of tourist attractions and lodging classes where the better and more accommodation facilities and attractions /object that exist, the more visitors and tourism activities there are.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilya Faradisa
"ABSTRAK
Kepulauan Seribu memiliki kekayaan alam berupa sumber daya kelautan yang menjadi salah satu objek wisata bagi para wisatawan, tidak terkecuali pada Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Jaraknya yang tidak jauh dari daratan DKI Jakarta menjadi salah satu alasan dari tingginya kunjungan wisatawan. Dengan adanya objek wisata tentunya akan memberikan pengaruh pada kondisi ekonomi masyarakat setempat. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi mengenai pengaruh objek wisata terhadap kondisi ekonomi masyarakat. Kondisi ekonomi yang diteliti adalah mata pencaharian, pendapatan, dan fungsi bangunan. Penelitian ini menggunakan unit analisis grid dengan ukuran 100x100 m. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis spasial dibantu dengan analisis statitik berupa Chi Square dan Contingency Coefficient untuk mengetahui apakah adanya hubungan variabel kondisi ekonomi yang akan diteliti dengan jarak dari objek wisata. Hasil penelitian menunjukan pengaruh objek wisata terhadap kondisi ekonomi terlihat pada pulau dengan kegiatan pariwisata yang baru berkembang. Variabel yang paling terpengaruh oleh adanya objek wisata adalah mata pencaharian dan fungsi bangunan baik secara spasial maupun statistik. Jika dikaitan dengan faktor jarak, semakin mendekati objek wisata fungsi bangunan sekitar memiliki fungsi sebagai fasilitas pendukung wisata. Sedangkan pada mata pencaharian semakin dekat jaraknya dengan objek wisata, masyarakat dominan memiliki mata pencaharian pada bidang pariwisata.

ABSTRACT
The Thousand Islands has valuable natural asset consisiting of marine resources which is one of the tourist attractions, especially in the South Thousand Islands District. One of the reason why South Thousand Islands District became tourist attractions because the distance is not far from the mainland of DKI Jakarta. A large number of visitor and with the existence of a tourist attractions, it will certainly influence on the economic conditions of the local community. This research is to obtain information about the influence of tourist attractions on the economic conditions of the community. The economic conditions in this study are livelihoods, income, and function of buldings. In this research grid with a size of 100x100 m is used for analysis unit. The analytical method used is spatial analysis with statistical analysis consisting of Chi Square and Contingency Coefficientsis to find out whether there is a relationship of variables between the variables of economic conditions associated with the distance from tourist attraction. The results of the study show the effect of tourist attraction on economic conditions seen on the island with newly developed tourism activities. The variables that most affected by the presence of tourist attraction are the livelihoods and functions of buildings both spatially and statistically. If it is linked to the distance factor, the closer the tourist attraction to the function of the surrounding has to function as a tourist support facility. Whereas in the livelihoods, the closer the tourist attraction is, the dominant community has a livelihood in the tourism sector."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Maulana
"Kabupaten Kuningan memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Objek wisata yang diteliti meliputi Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, dan Telaga Remis.
Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui hubungan tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata di Kabupaten Kuningan. Metode analisis yang digunakan adalah metode spasial komparatif deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat daya tarik dan karakteristik objek wisata. Objek wisata dengan tingkat daya tarik tinggi cenderung berada di kelas jalan provinsi dengan fasilitas wisata yang lengkap dan aksesibilitas yang mudah dijangkau. Sedangkan objek wisata dengan tingkat daya tarik rendah cenderung berada di kelas jalan lokal dengan fasilitas wisata yang kurang lengkap dan aksesibilitas yang sulit dijangkau.

Kuningan Regency has several interesting tourist objects that many tourists visit both public and tourists from outside Kuningan Regency itself. Research objects are Waduk Darma, Balong Keramat Darmaloka, Balong Ikan Cigugur, Taman Purbakala Cipari, Buper Palutungan, Gedung Perundingan Linggarjati, Linggarjati Indah, Curug Sidomba, Kolam Pemandian Cibulan, and Telaga Remis.
The purpose of the research is to identify the correlation of level tourist attraction and characteristic of attraction in Kuningan Regency. The analytical method used in this research is a descriptive comparative spatial.
The result show that there was no correlation between the level tourist attraction and characteristic of attraction. Attraction with a high level of attractiveness disposed to be in the class province with complete tourist facility and good accessibility. While the attraction with low level attractiveness disposed to be in the class local roads with uncomplete tourist facility and bad accessibility.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S45767
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dema Amalia Putri
"Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bandung tahun 2007-2027 menetapkan Kawasan Gunung Patuha sebagai salah satu kawasan yang memiliki peran khusus untuk sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daya tarik dan motivasi wisatawan pada objek wisata serta hubungan antara keduanya di Kawasan Gunung Patuha. Penilaian daya tarik objek wisata didasarkan kepada kelengkapan fasilitas wisata dan aksesibilitas. Sedangkan penilaian motivasi wisatawan didasarkan pada preferensi wisatawan, kebutuhan wisatawan, dan status perjalanan wisatawan. Variabel penelitian dianalisis menggunakan analisis spasial dan uji statistik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tarik objek wisata di kawasan tersebut bervariasi. Objek wisata dengan nilai daya tariknya tinggi memiliki kecenderungan berada pada lokasi yang saling berdekatan, sedangkan daya tarik sedang dan daya tarik rendah berada pada lokasi yang berjauhan. Wisatawan yang berkunjung di Kawasan Gunung Patuha didominasikan oleh tipe motivasi wisatawan semi pelancong. Motivasi wisatawan yang berkunjung pada objek wisata tidak dipengaruhi oleh daya tarik objek wisata berdasarkan kelengkapan fasilitas wisata. Hal ini dikarenakan meskipun objek wisata memiliki ketersediaan fasilitas wisata yang lengkap, wisatawan yang berkunjung terkadang hanya berfokus kepada atraksi yang disediakan dibandingkan pada kelengkapan fasilitas wisata tersebut.

The Bandung Regency Spatial Plan for 2007-2027 regulates The Patuha Mountain Area as one of the regions that has a special role for the tourism sector. This research was conducted to find out the attractiveness and motivation of tourists on tourist attractions as well as the relationship between them in The Patuha Mountain Area. Assessment of tourist attraction in accordance with the completeness of tourist facilities and accessibility. Meanwhile, assessment of tourist motivation based on tourist preferences, tourist needs, and tourists travel status. The research variables were analyzed using spatial analysis and chi square test statistics.
Results demonstrated that attractiveness of tourist attractions in the region varies. Tourist attraction with high attractiveness value are located in close proximity to each other, while medium and low attractiveness value are in far apart locations. Tourist motivation visiting The Patuha Mountain Area are dominated by flashpacker types and not influenced by the attractiveness value of tourist attractions based on the completeness of tourist facilities. It was because although tourist attraction has the availability of complete tourist facilities, tourists who visit sometimes only focus at the attractions provided compared to the complete tourist facilities.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>