Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178411 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rowsky, Geofrey
"Yttrium metal organic framework Y-MOF berhasil disintesis dengan metode solvotermal. Pada penelitian ini digunakan variasi suhu sintesis Y-MOF yaitu 100, 120, 140 oC. Hasil karakterisasi Raman dan XRD, menunjukkan bahwa sifat kristalin terbaik dari material Y-MOF terbentuk optimal pada suhu 120oC. Melalui hasil karakterisasi FTIR, 1H-NMR dan Raman dapat dikonfirmasi bahwa dalam material Y-MOF terdapat ligan DMF dan linker BDC yang terkoordinasi pada logam Yttrium trivalen dan dari hasil karakterisasi empat instrumen tersebut Y-MOF memiliki kemiripan karakter dengan Yb-MOF MB2. Adanya kemiripan karakter antara Y-MOF dengan Yb-MOF, diharapkan struktur Y-MOF menyerupai Yb-MOF. Y-MOF yang telah disintesis berkesempatan untuk diuji aktivitas katalitiknya pada reaksi transformasi glukosa menjadi 5-HMF. Reaksi katalitik diuji pada larutan glukosa 10 w/v dengan volume 3 mL dengan kondisi suhu 140°C dan variasi waktu 3, 6, dan 8 jam. Hasil terbaik yang di dapatkan berupa yield dari 5-HMF sebesar 5.58 pada waktu 8 jam.

Yttrium metal organic framework Y MOF was successfully synthesized by using solvothermal method. In this research, temperature variation 100o C, 120o C, and 140o C was introduced in this Y MOF synthesis. Characterization of Raman and XRD pointed out the best crystalline characteristic was generated in 120o C. Characterization of FTIR, 1H NMR, and Raman confirmed that Yttrium Trivalent has coordination bond with DMF as ligand and BDC as linker. These four characterizations concluded that Y MOF had similar character to Yb MOF MB2. With this similarity, it was expected that the structure would be similar too. This research also analyzed the catalytic activity on transformation reaction of glucose to 5 HMF. Catalytic reaction was carried out by using 3 mL glucose 10 w v in 140°C with time variation 3, 6, and 8 hours. The best yield result was 5.58 of 5 HMF in 8 hours.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melani Annisa
"Dewasa ini keberadaan limbah biomassa yang berlimpah membuat para peneliti berlomba-lomba untuk mengubahnya menjadi hal lain yang lebih bernilai, salah satunya monosakarida glukosa yang dapat dikonversi menjadi senyawa multiguna hidroksi-metil-furufural 5-HMF . Untuk mengkonversi 5-HMF dari glukosa, digunakan katalis yang memiliki sisi asam Lewis dan asam Br nsted, seperti material berpori, metal organic frameworks MOFs . Material berpori ini memiliki luas permukaan sangat besar dan mudah dimodifikasi strukturnya serta dapat berperan sebagai katalis heterogen yang mudah diseparasi dan digunakan kembali. Sisi asam Lewis katalis akan mengkatalisis isomerisasi glukosa menjadi fruktosa dan sisi asam Br nsted akan mengkatalisis konversi fruktosa menjadi 5-HMF. Pada penelitian ini telah disintesis MOFs berbahan dasar logam Lantanum, ligan benzena dikarboksilat BDC dan pelarut DMF-air dengan menggunakan metode solvothermal serta variasi suhu sintesis. Material berpori ini kemudian dikarakterisasi FTIR, Raman, NMR, XRD dan ukuran pori serta luas permukaan BET . Seluruh variasi katalis La-MOFs diaplikasikan dalam konversi glukosa menjadi 5-HMF. Didapatkan hasil reaktivitas katalitik sampai dengan 305 ppm/mg katalis dan yield 4.4 pada kondisi optimum aplikasi.

Nowadays, the massive amount of biomass waste enables researchers competing to transform it into something more valuable, one of which is the glucose monosaccharide waste that can be convertedinto a hydroxymethylfurfural 5 HMF compound. To convert 5 HMF from glucose, the catalysts that have both Lewis and Br nsted acid sidesare used, such as porous materials and metal organic frameworks MOFs . The porous material has an extensive surface area and an easily modified structure. In addition, MOF can alsoact as a heterogeneous catalyst that can be easily separated and relatively reusable. The Lewis acid side catalyzes the isomerization of glucose into fructose, and the Br nsted acid side catalyzes the conversion of fructose to 5 HMF. In this study, MOFs have been synthesized using Lanthanum metal, benzene dicarboxylic BDC terephthalate linker, and DMF water solvent by using the solvothermal method at various temperature. The porous material is characterized by FTIR, Raman, NMR, XRD and pore size surface area BET . All variations of La MOFs catalysts were applied in the conversion of glucose to 5 HMF. The results obtained catalytic capacity up to 305 ppm mg catalyst and 4.4 yield on optimum conditions of application.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resi Annisaa Rubianti
"ABSTRAK
Sintesis MOFs berbasis logam lantanida dipelajari menggunakan Lanthanum-MOFs dan Yttrium-MOFs dengan monosodium 2-sulfoterephthalate MSBDC sebagai ligan dengan metode solvothermal. Lanthanum dan Yttrium dipilih karena radius logam besar yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja katalis dengan meningkatkan luas permukaan katalis, sedangkan ligan MSBDC dipilih karena memiliki gugus fungsi penarik elektron sehingga katalis diharapkan menjadi lebih asam. Setelah materi MOFs telah berhasil disintesis, karakterisasi oleh FTIR, TGA, dan XRD dilakukan. Katalis diaplikasikan dalam reaksi konversi glukosa menjadi 5-hidroksimetilfurfural 5-HMF dan produk dianalisis dengan HPLC. Hasilnya menunjukkan bahwa penambahan waktu reaksi akan meningkatkan hasil 5-HMF. Selanjutnya, dalam pekerjaan ini, kedua katalis memberikan aktivitas katalitik yang sama, sekitar 4,54 yield.

ABSTRACT
Synthesis of lanthanide metal based MOFs was studied using Lanthanum MOFs and Yttrium MOFs with monosodium 2 sulfoterephthalate MSBDC as a ligand by solvothermal method. Lanthanum and Yttrium was selected due to a large metal radius which is expected to improve catalyst performance by increasing its surface area, while MSBDC ligand is selected because it has electron pulling function groups so that the catalyst is expected to become more acidic. After MOFs material has been successfully synthesized, characterization by FTIR, TGA, and XRD are performed. The catalyst was applied in the conversion of glucose to 5 hydroxymethylfurfural 5 HMF and the product was analysed with HPLC. The result shows that elongation time will increase the yield of 5 HMF. Furthermore, in this work, both catalysts give similar catalitic activity, approximately 4.54 yield."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francis Nowij Al Ghiffary
"Keunggulan MOF pada area permukaan dan ukuran pori menarik untuk diteliti lebih lanjut. Konversi limbah biomassa transformasi biomassa menjadi senyawa bernilai tinggi juga merupakan suatu urgensi yang penting. Pada penelitian ini diteliti mengenai sintesis Europium-MOF ligan organik 1,4-benzena dikarboksilat BDC dengan struktur MB2, dan uji katalisis reaksi konversi glukosa menjadi 5-HMF. Padatan EuCl3 diperoleh dari mereaksikan Eu2O3 dengan HCl pekat. EuCl3 dicampurkan dengan H2BDC dan DMF:H2O 5:0,15 kemudian dipanaskan dalam autoklaf dengan variasi suhu 100 ?, 120 ?, dan 140 ? selama 20 jam untuk menghasilkan Eu-MOF. Hasil dikeringkan dan dipanaskan pada temperatur 60 ?. Uji aktivitas katalisis dengan memanaskan 3 mL glukosa 10 dan 10 mg katalis pada 140 ? dengan variasi lama waktu reaksi 3, 6, dan 8 jam. Instrumen yang digunakan untuk karakterisasi adalah XRD, FTIR, BET, serta HPLC untuk uji produk reaksi katalisis. Hasil menunjukkan bahwa Eu-MOF MB2 terbentuk dan optimum dengan temperatur sintesis 100 ?, dan waktu katalisis 8 jam. Struktur MB2 didapatkan pada setiap sintesis, dan intensitas rendah untuk fasa MB3. BET menunjukkan luas permukaan sebesar 76,3778 m2g-1 dan desorpsi BJH menunjukkan diameter pori sebesar 20,1308 nm mesopori. Persen 5-HMF hasil menggunakan Eu-MOF 1,37 lebih kecil daripada Yb-MOF referensi 2, sehingga dapat diasumsikan semakin kecil radius ionik semakin besar aktivitas katalisis.

The advantages of MOF lie on the large surface area and huge pore size are interesting for further investigation. Conversion of biomass waste biomass transformation into high value chemicals is also an important urgency. This study investigated the synthesis of Europium MOF with 1,4 benzene dicarboxylic BDC organic ligand with MB2 structure, and catalysis test of glucose conversion to 5 HMF reaction. EuCl3 solid is obtained from reacting Eu2O3 with concentrated HCl. EuCl3 is mixed with H2BDC and DMF H2O 5 0.15, then heated in an autoclave with temperature variations 100, 120, and 140 for 20 hours to produce Eu MOF. The product is dried and heated at 60. Catalysis activity test is by heating 3 mL glucose 10 and 10 mg catalyst at 140 with reaction time variation 3, 6, and 8 hours. Instruments used for characterization are XRD, FTIR, BET, and HPLC for catalysis reaction products test. The results show that Eu MOF MB2 is formed and optimum with a synthesis temperature of 100, and catalysis time 8h. The MB2 structure is found in each synthesis, and low intensity of MB3 phase. BET results indicate a surface area of 76,3778 m2g 1 and BJH desorption shows pore diameter of 20,1308 nm mesoporous. 5 HMF yield percentage using Eu MOF 1.37 is smaller than Yb MOF reference 2, so it can be assumed that the smaller ionic radius the greater the catalysis activity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Fajrin
"ABSTRAK
Dalam penelitian ini, MOF disintesis sebagai adsorben ion logam kadmium (II) karena kerangka organik logam (MOF) memiliki area pori dan permukaan yang besar serta sifat potensial dan aplikasi seperti pengolahan air yang mengandung ion logam berat. Sintesis MOF dilakukan berdasarkan logam lantanida menggunakan lantanum dan itrium, dengan mereaksikan logam nitrat (Y (NO3) 3.6H2O dan La (NO3) 3.6H2O) dengan asam suksinat dan N, N-dimethylformamide (DMF) dan pelarut air menggunakan metode solvothermal. Dua MOF yang disintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, TGA, BET dan SEM. Hasil dari karakterisasi menyatakan bahwa La-succinate MOF lebih baik daripada MO-succinate Y. Selanjutnya, dua MOF yang disintesis digunakan sebagai adsorben ion logam kadmium (II) dengan berbagai variasi seperti pH, waktu kontak, jumlah adsorben dan konsentrasi adsorbat. Kapasitas adsorpsi yang dihasilkan oleh La-succinate MOF lebih besar dari Y-succinate MOF serta hasil dari isoterm adsorpsi oleh La-succinate dan MOF-succinate Y. La-succinate MOF memiliki R2 sebesar 0,9946 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 2.296 mg / g dan MO-succinate Y memiliki R2 sebesar 0.8812 dengan nilai kapasitas adsorpsi Freundlich sebesar 1.543 mg / g.

ABSTRACT
In this research, MOF was synthesized as cadmium (II) metal ion adsorbent because the organic metal framework (MOF) has a large pore and surface area as well as potential properties and applications such as water treatment containing heavy metal ions. MOF synthesis was carried out based on lanthanide metal using lanthanum and yttrium, by reacting metal nitrate (Y (NO3) 3.6H2O and La (NO3) 3.6H2O) with succinic acid and N, N-dimethylformamide (DMF) and water solvents using the solvothermal method. Two MOF synthesized were characterized using FTIR, XRD, TGA, BET and SEM. The results of the characterization stated that La-succinate MOF was better than MO-succinate Y. Furthermore, two MOF synthesized were used as adsorbent of cadmium (II) metal ions with various variations such as pH, contact time, amount of adsorbent and adsorbate concentration. The adsorption capacity produced by La-succinate MOF is greater than Y-succinate MOF and the results of adsorption isotherms by La-succinate and MOF-succinate Y. La-succinate MOF has an R2 of 0.9946 with a Freundlich adsorption capacity value of 2,296 mg / g and MO-succinate Y has R2 of 0.8812 with a Freundlich adsorption capacity value of 1,543 mg / g."
2019
Spdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Wira Yudanto
"ABSTRAK
Dengan meningkatnya popularitas di bidang industri, tidak dapat dipungkiri masalah lingkungan yang akan muncul. Terutama polutan organik yang beracun dan sulit terdegradasi dalam ekosistem lingkungan. Zat pewarna adalah salah satu polutan organik yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan kita. Dalam beberapa tahun terakhir, fotokatalisis adalah metode yang dikenal untuk menurunkan zat warna berbahaya tersebut. Rhodamin-B dikenal sebagai pewarna yang populer digunakan, terutama dalam industri tekstil dan cat. Untuk mendegradasi Rhodamin-B, diperlukan fotokatalis yang stabil dan efisien serta ramah lingkungan. MOFs Metal Organic Frameworks adalah materi yang dikembangkan baru-baru ini untuk fotokatalis karena fleksibilitas dan porositas strukturnya yang tinggi, sehingga berpotensi menghasilkan akitivitas katalitik yang baik. Dalam penelitian ini MOFs disintesis dari logam Lanthanum dan Yttrium dan BDC 1,4 Benzene Dicarboxylic Acid dengan menggunakan pelarut air DMF dengan metode solvothermal. Aplikasi fotokatalitik dilakukan dengan AOP Advanced Oxydation Process H2O2. Materi MOFs dikarakterisasi dengan P-XRD, TGA-DTA, FTIR, UV-DRS dan aplikasi proses degradasi yang dianalisis dengan spektrofotometer UV-VIS. Rhodamin-B degradasi dengan La-MOFs dan Y-MOFs masing-masing menghasilkan efisiensi degradasi 85,4 dan 82,91 dalam 30 menit.

ABSTRACT
With increasing popularity in the industrial field, it is undeniable the environmental problems that comes with. Especially organic pollutants that are toxic and not easily degradable in the ecosystem. Dyes are one of organic pollutants that are dangerous for our health and environment. In recent years photocatalysis is a known method to degrade those dangerous dyes. Rhodamin B is known to be the most popular dyes used, mainly in textile and paint industries. In order to degrade Rhodamin B, it requires a stable, highly efficient and also environmentally friendly photocatalyst . MOFs Metal Organic Frameworks are recently developed materials for photocatalyst because it offers highly tunable sites and high porosity, which leads to potentially high catalytic activity. In this research MOFs synthesized from Lanthanum and Yttrium metals and BDC 1,4 Benzene Dicarboxylic Acid as a linker, using DMF water solvent with solvothermal method. Photocatalytic applications conducted with AOP Advanced Oxydation Process H2O2. MOFs material is characterized with P XRD,TGA DTA,FTIR,UV DRS and its degradation process application analyzed with UV VIS spectrophotometer. Rhodamin B degradation with La MOFs and Y MOFs respectively yield degradation efficiency of 85,4 and 82,91 in 30 minutes. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Rio Krisdianto
"ABSTRACT
Kebutuhan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama terus meningkat namun ketersediaan semakin sedikit jumlahnya, maka diperlukan bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui dan ramah lingkungan. Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat diperbarui. Biodiesel dapat disintesis melalui proses transesterifikasi trigliserida yang terkandung pada minyak nabati dengan metanol menjadi metil ester menggunakan katalis. Pada proses ini dibutuhkan katalis yang efektif untuk menghasilkan yield yang besar. MOFs digunakan sebagai katalis dengan kelebihannya memiliki sisi asam Lewis dan basa Bronsted, luas permukaan besar, keunikan strukturnya yang meningkatkan peforma katalitik serta dalam proses ini tidak menghasilkan produk samping seperti reaksi penyabunan. Pada penelitian ini, disintesis senyawa MOFs berbasis logam lantanida yaitu lantanum dengan ligan asam tartarat dan asam suksinat. Dilakukan variasi suhu sintesis La-Suksinat MOFs dan La-Tartarat MOFs untuk melihat pengaruh eksitu pada proses sintesis MOFs. Kedua MOFs hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, TGA, XRD, BET, serta SEM. Hasil karakterisasi menyatakan La-Suksinat MOFs lebih baik dari pada La-Tartarat MOFs. Kedua MOFs hasil sinteis digunakan sebagai katalis dalam konversi trigliserida yang terkandung dalam minyak goreng kelapa sawit dengan metanol menjadi metil ester. Hasil transesterifikasi dikarakterisasi menggunakan GCMS dan didapatkan hasil La-Suksinat MOFs lebih baik untuk menjadi katalis dibandingkan La-Tartarat MOFs dengan % konversi sebesar 76,107%. Sedangkan La-Tartarat MOFs tidak menghasilkan produk metil ester.

ABSTRACT
The need for fossil fuels as the main energy source continues to increase but the availability of fewer and fewer numbers, it requires alternative fuels that are renewable and environmentally friendly. Biodiesel is an alternative fuel that is environmentally friendly and can be renewed. Biodiesel can be synthesized through the transesterification of triglycerides contained in vegetable oils with methanol to methyl ester using a catalyst. In this process, an effective catalyst is needed to produce large yields. MOFs were used as catalysts with the excess having Lewis acid and Bronsted bases, large surface area, a unique structure that improved catalytic performance and in this process did not produce side products such as saponification reactions. In this study, lanthanide-based metal MOFs were synthesized, that is lanthanum with tartrate acid and succinate acid ligands. Temperature variations of the synthesis of La-Succinate MOFs and La-Tartrate MOFs were carried out to see the effect of this on the synthesis process of MOFs. The two synthesized MOFs were characterized using FTIR, TGA, XRD, BET, and SEM. The results of the characterization state that La-Succinate MOFs are better than La-Tartrate MOFs. Both synthesized MOFs were used as catalysts in the conversion of triglycerides contained in palm cooking oil with methanol to methyl esters. The transesterification results were characterized using GCMS and the results of La-Succinate MOFs were better to be a catalyst than La-Tartrate MOFs with a % conversion of 76.107%. Whereas La-Tartrate MOFs do not produce methyl ester products."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmine
"Katalis padat yang terbuat dari Fe-Yb MOF yang memiliki keasaman Lewis-Bronsted dan kapasitas oksidasi telah disintesis secara hidrotermal dengan memasukkan hingga 17% mol besi ke dalam struktur ytterbium MOF menggunakan autoklaf dan household microwave. Hasil PXRD menunjukkan bahwa sintesis Fe-Yb menggunakan YbCl3 dan kadar pereaksi Na2BDC pada autoklaf menghasilkan struktur yang paling mirip dengan struktur target MOF dari Yb6(BDC)7(OH)4(H2O)4. Variasi sintesis ditemukan berubah struktur Fe-Yb MOF, di mana sumber ytterbium (klorida dan nitrat), oksidasi besi (Fe (II)/(III)), dan pilihan linker (kelas reagen Na2BDC atau terhidrolisis) ditemukan memiliki perbedaan dalam kristalinitas sebagai serta struktur dari hasil PXRD. Sementara, Fe-Yb MOF hasil sintesis dengan household microwave menghasilkan struktur baru daripada MOF hasil sintesis reaktor autoklaf atau microwave reactor. FT-IR menunjukkan tidak ada perubahan dalam fungsi Lewis atau Bronsted dengan penambahan besi atau dari variasi sintesis di atas. Sementara PXRD menunjukkan bahwa penambahan besi dari 13% hingga 17% dapat dilakukan tanpa terjadi perubahan struktur. Degradasi struktur MOF akibat kandungan besi diperkirakan berasal dari pembentukan oksida besi melalui absorbansi UV-Vis, namun data FT-IR dan PXRD menunjukkan bahwa struktur MOF secara keseluruhan tidak terganggu hingga kandungan besi 15%. Parameter seperti sumber logam menunjukkan tidak ada perubahan signifikan pada fungsi struktur MOF jika menggunakan ytterbium klorida atau ytterbium nitrat, besi klorida atau besi nitrat, atau bahkan ytterbium klorida atau yttrium klorida. Namun kualitas linker organik seperti penggunaan reagen grade Na2BDC dibandingkan dengan Na2BDC terhidrolisis dari H2BDC, menunjukkan perubahan besar pada struktur dan menyebabkan fasa amorf. Sifat oksidasi besi dalam Fe-Yb MOF menunjukkan bahwa ia berhasil mengubah glukosa menjadi 5-hidroksimetilfurfural (HMF) dan asam levulinat (LA). Studi katalisis menggunakan glukosa dengan UV-Vis telah menunjukkan bahwa Fe-Yb MOF dapat mengubah glukosa menjadi HMF dan LA hanya dalam 1 menit, mencapai yield masing-masing hingga 12,91% dan 75,45%.

A metal-organic framework made from iron and ytterbium (Fe-Yb MOF) is made with the characteristics of having Lewis-Bronsted acidity and oxidation capacity has been synthesized by incorporating up to 17% moles of iron into the ytterbium MOF structure. PXRD results show that synthesis of Fe-Yb using YbCl3 and reagent grade Na2BDC in the autoclave results in the most similar structure to the target structure MOF of Yb6(BDC)7(OH)4(H2O)4. Synthesis variations are found to change the Fe-Yb MOF structure, in which the ytterbium source (chloride and nitrate), iron oxidation (Fe (II)/(III)), and linker choice (Na2BDC reagent grade or hydrolyzed) is found to make a difference in crystallinity as well as MOF structure from the PXRD. Meanwhile, household microwave yields in results that are vastly different in structure to autoclave or microwave reactor synthesis. The FT-IR shows no changes in Lewis or Bronsted functionality by addition of iron or from the synthesis variations above. A one-step process developed by heating the MOF at 190 C shows that iron can be incorporated from 13% to 17% range without changes to structure. Degradation of MOF structure due to iron content is speculated to be from iron oxide formation through UV-Vis absorbance, however FT-IR and PXRD data has shown that the overall MOF structure is not compromised up to 15%. iron content. Parameters such as metal source shows no significant change to MOF structure of functionality in the case of using ytterbium chloride or ytterbium nitrate, iron chloride or iron nitrate, or even ytterbium chloride or yttrium chloride. However, organic linker quality such as using reagent grade Na2BDC in comparison to hydrolyzed Na2BDC from H2BDC, shows great changes to structure and causes amorphous phases. Oxidation properties of iron in the Fe-Yb MOF shows that it manages to convert glucose to 5-hydroxymethylfurfural, and then to LA oxidation mechanism in microwave catalysis. Catalysis studies using glucose with UV-Vis has shown that the Fe-Yb MOF can convert glucose to HMF and LA in just 1 minutes, reaching yields of up to 12.91% and 75.45 % respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeleine Rosaline Therik
"Penurunan ketersediaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama serta dampak penggunaannya yang tidak menguntungkan bagi lingkungan mendorong adanya energi alternatif yang bersih dan berkelanjutan. Biodiesel memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif karena sumbernya yang terbarukan dan sifatnya yang ramah lingkungan. Bahan bakar tersebut dapat diperoleh dari asam lemak yang terkandung pada minyak nabati melalui reaksi esterifikasi dengan adanya katalis heterogen seperti (Bio-MOF) La-Asp dan Zr-Asp. Luas permukaan dan porositas bio-MOF yang tinggi serta sifat alami ligan mendukung perannya sebagai katalis yang efektif dan ramah lingkungan. Bio-MOF La-Asp dan Zr-Asp disintesis menggunakan metode hidrotermal dan dikarakterisasi dengan FTIR, XRD, BET, dan SEM. 1wt% La-Asp menunjukkan aktivitas katalitik yang lebih baik dibandingkan 1wt% Zr-Asp pada reaksi esterifikasi asam oleat. Massa La-Asp optimal ditentukan sebesar 1wt% dengan persen konversi asam oleat sebesar 45% selama waktu reaksi 6 jam. Pembuktian kandungan metil oleat dalam produk akhir biodiesel dilakukan dengan analisis GC- MS. Konstanta laju reaksi yang didapatkan melalui uji kinetika reaksi esterifikasi adalah sebesar 0,0897 jam-1. Reaksi esterifikasi asam oleat pada penelitian ini mengikuti hukum laju orde satu semu.

The decline in the availability of fossil fuels as the world’s dominant energy source and the adverse impacts of their use on the environment have encouraged the use of clean and sustainable alternative fuel. Biodiesel is one of the most promising candidates of fossil fuel alternatives because of its renewable source and environmentally friendly nature. Biodiesel can be produced through the esterification reaction of oleic acid contained in vegetable oils in the presence of a heterogeneous catalyst such as La-Asp and Zr-Asp Biological Metal-Organic Frameworks (Bio-MOFs). The high surface area and porosity of reported bio-MOFs as well as the biological nature of the ligand support its role as an effective and environmentally friendly catalyst. La-Asp and Zr-asp bio-MOFs were synthesized using the hydrothermal method and characterized with FTIR, XRD, BET, and SEM. 1wt% La-asp exhibited higher catalytic activity than 1wt% Zr-asp in the esterification of oleic acid with methanol. The optimum La-Asp mass was determined to be 1wt% which resulted in a 45% conversion of oleic acid with a reaction time of 6 hours. Methyl oleate content in the final biodiesel product was established using GC-MS analysis. The study of reaction kinetics revealed the rate constant to be 0.0897 hr-1. The esterification reaction in this research follows a pseudo-first order rate law."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeannifer Venice Trissa Pertiwi
"Salah satu sumber energi yang sering digunakan sebagai bahan bakar diesel umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan sumber energi yang penting karena memiliki persentase yang signifikan dalam memenuhi konsumsi energi dunia. Namun, sumber energi yang berasal dari minyak bumi ini tidak dapat diperbaharui sehingga jumlahnya bisa menjadi sangat terbatas seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya informasi mengenai sumber energi yang berasal dari minyak bumi jumlahnya terus mengalami penurunan tersebut, sangat perlu untuk dilakukan upaya pencarian sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar diesel yang berasal dari minyak bumi. Pada percobaan ini dilakukan sintesis Biological Metal-Organic Framework (Bio-MOF) berbasis logam Zn, Fe, dan Ni dengan menggunakan metode hidrotermal dan ligan asam glutamat untuk mengonversi asam oleat dan metanol menjadi biodiesel melalui proses reaksi esterifikasi. Hasil MOF yang sudah disintesis kemudian akan dilakukan uji karakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM. Dilakukan uji aktivitas katalitik terhadap ketiga MOF yang sudah berhasil disintesis untuk menentukan berapa massa katalis yang paling optimum untuk memperoleh produk ahkhir biodiesel. Analisis kandungan metil oleat yang terkandung dalam biodiesel tersebut kemudian diuji dengan menggunakan GC-MS.

One common source of energy used as diesel fuel typically originates from petroleum. Petroleum is an important energy source due to its significant percentage in fulfilling the world's energy consumption. However, this petroleum-derived energy source is non-renewable, making its availability potentially very limited over time. Given the ongoing decline in petroleum reserves, it is crucial to seek alternative energy sources to replace petroleum-based diesel fuel. In this experiment, the synthesis of Biological Metal-Organic Frameworks (Bio-MOF) based on Zn, Fe, and Ni metals was carried out using the hydrothermal method and glutamic acid ligands to convert oleic acid and methanol into biodiesel through an esterification reaction process. The synthesized MOFs were then characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM. The catalytic activity tests were conducted on the three successfully synthesized MOFs to determine the optimum catalyst mass for obtaining the final biodiesel product. The methyl oleate content in the biodiesel was then analyzed using GC-MS."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>