Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 184770 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Burhanita Delmiana
"ABSTRAK
Penyebaran lemak pada manusia terbagi dua, yaitu lemak di area subkutan dan lemak di area viseral VFA . Deposit lemak terbesar terletak di area subkutan, disebut sebagai lemak tubuh. Sementara sisanya di viseral yang terdapat dalam rongga abdomen dan rongga dada. VFA adalah lemak yang berbahaya, sehingga pada penelitian ini akan dibentuk model regresi linier berganda untuk mengetahui cara mengendalikan kadar VFA dengan lebih tepat berdasarkan variabel-variabel body mass index BMI , basal metabolic rate BMR , usia kronologis, usia biologis lemak tubuh, dan skeletal muscle. Terdapat dugaan bahwa kadar VFA dan variabel-variabel lain yang diperhatikan dalam weight management berbeda antara pria dan wanita, sehingga dibentuk model regresi secara terpisah untuk kelompok pria dan kelompok wanita. Uji Chow dilakukan untuk menguji kesamaan kedua model regresi untuk kelompok pria dan kelompok wanita. Apabila model regresi untuk kelompok pria dan kelompok wanita sama, maka akan dibentuk model regresi gabungan dari kelompok pria dan kelompok wanita yang dapat menjelaskan pengendalian kadar VFA terhadap variabel-variabel terkait pada pria dan wanita.

ABSTRACT
The spread of fat in human rsquo s body divided by two. First is subcutaneous fat area and second is visceral fat area VFA . The largest fat deposit in human body is in the subcutaneous area. This fat is called body fat. While the remain of fat in human rsquo s body is located in visceral area inside abdominal cavity and chest cavity. VFA is a dangerous fat, so this study will form multiple linear regressions model to know how to control VFA level more precisely based on body mass index BMI , basal metabolic rate BMR , chronological age, biological age, body fat, and skeletal muscle variables. There is presumption that VFA level and other variables that are considered in weight management are different between male and female, so the regression models for male and female groups are built separately. The Chow test is performed to test the similarity of both regression models for male and female groups. If both regression models for male and female groups are same, the combined regression model will be built for male and female groups which can explain the control of VFA level to related variables in both male and female."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laga Patriantoro
"

Minuman ringan berpemanis adalah minuman ringan yang diberi tambahan gula sederhana yang dapat menambah kandungan energi. Trigliserida merupakan salah satu bentuk simpanan lemak di dalam tubuh. Konsumsi minuman ringan berpemanis dapat meningkatkan kadar trigliserida melalui peningkatan lipogenesis de novo.  Lemak viseral adalah lemak yang terdapat pada rongga abdomen yang diketahui merupakan faktor risiko tinggi untuk penyakit metabolik di kemudian hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara frekuensi konsumsi minuman ringan berpemanis dengan kadar trigliserida dan visceral fat rating pada remaja putri. Penelitian ini menggunakan disain potong lintang dengan melibatkan 47 subjek yang direkrut melalui metode consecutive sampling. Frekuensi minuman ringan berpemanis diambil dengan metode FFQ. Sampel kadar trigliserida diambil dari darah tanpa puasa dan diukur menggunakan metode enzymatic colorimetric. Visceral fat rating diukur menggunakan BIA. Uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman dengan SPSS. Subjek rata-rata mengonsumsi minuman ringan berpemanis sebanyak 8,91 + 4,71 kali/minggu. Nilai rata-rata kadar trigliserida subjek adalah 110,49 + 41,49 mg/dL. Nilai tengah visceral fat rating subjek adalah 3 (1 – 11) termasuk dalam kategori sehat. Pada penelitian ini didapatkan hasil korelasi positif bermakna dengan derajat sangat kuat (p = <0,001, r = 0,88) antara frekuensi konsumsi minuman ringan berpemanis dengan kadar trigliserida dan korelasi positif bermakna dengan derajat sedang (p = 0,003, r = 0,426) antara frekuensi konsumsi minuman ringan berpemanis dengan visceral fat rating.


Sugar sweetened beverages are beverages that are given an addition of simple sugar so they can add energy content. Triglycerides are one form of fat deposits in the body. Consumption of sugar sweetened beverages can increase triglyceride levels through increasing de novo lipogenesis. Visceral fat, which is located in the abdominal cavity, is known to be a high risk factor for metabolic diseases in the future. This study aims to determine the correlation between consumption frequency of sugar sweetened beverages with triglyceride levels and visceral fat rating in female adolescence.  This study used a cross-sectional design involving 47 subjects recruited through a consecutive sampling method. The frequency of sugar sweetened beverages is taken by FFQ method. Triglyceride levels were taken from blood without fasting and measured using enzymatic colorimetric method. Visceral fat rating measured using BIA. Statistical test using Pearson and Spearman correlation test with SPSS. The average of subject that consumed sweetened soft drinks as much as 8.91 + 4,71 times / week. The average subject triglyceride levels 110,49 + 41,49 mg / dL. The median of the subject's visceral fat rating are 3 (1 - 11) is included in the healthy range. In this study a significant positive correlation was strongly found (p = <0.001, r = 0.88) between the consumption frequency of sweetened soft drinks and triglyceride levels and a positive correlation with moderate degrees (p = 0.003, r = 0.426) between consumption frequency of sugar sweetened beverages and visceral fat rating.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bennadi Adiandrian
"Latar Belakang: Obesitas merupakan suatu keadaan terdapatnya jaringan lemak dalam tubuh yang berlebihan. Kondisi ini berhubungan dengan penyakit kardiovaskular, salah satunya adalah aterosklerosis. Aterosklerosis pada sistem pembuluh darah karotis hingga saat ini merupakan penyebab terbesar stroke iskemik di dunia dengan jumlah kasus terbanyak pada rentang usia 45-64 tahun. Dengan menggunakan teknik single slice CT-scan dapat dihitung komposisi lemak viseral (VAT) maupun lemak subkutan (SAT) tubuh dengan baik. Sedangkan USG merupakan modalitas radiologi yang baik untuk skrining aterosklerosis pada arteri karotis komunis dengan mengukur ­Intima-Media Thickness (IMT).
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan komposisi lemak yang berhubungan terhadap aterosklerosis karotis komunis dan lingkar pinggang.
Metode: Sebanyak 32 subjek penelitian yang melakukan pemeriksaan CT-scan regio abdomen, dilakukan penghitungan luas penampang VAT, SAT dan rasio VAT/SAT dengan menggunakan software volumetri SyngoTM, pengukuran IMT arteri karotis komunis kanan dan kiri menggunakan USG yang dilengkapi dengan software auto-IMT, dan pengukuran lingkar pinggang. Kemudian dilakukan analisa korelasi antara VAT, SAT, dan rasio VAT/SAT terhadap IMT karotis serta lingkar pinggang (WC).
Hasil: Terdapat korelasi lemah antara luas penampang VAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = 0,21 ; p = 0,248), antara luas penampang SAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = 0,37 ; p = 0,036) dan korelasi negatif lemah antara rasio VAT/SAT terhadap IMT karotis komunis (ρ = -0,24 ; p = 0,193). Selain itu didapatkan korelasi kuat antara VAT terhadap lingkar pinggang (ρ = 0,73 ; p < 0,05), korelasi positif sangat kuat antara SAT terhadap lingkar pinggang (ρ = 0,87 ; p < 0,05), dan korelasi negatif lemah antara rasio VAT/SAT terhadap lingkar pinggang (ρ = -0,37 ; p = 0,038).
Kesimpulan: Luas penampang VAT dan SAT berkorelasi lemah terhadap IMT karotis komunis. Luas penampang VAT berkorelasi kuat terhadap lingkar pinggang, luas penampang SAT berkorelasi sangat kuat terhadap lingkar pinggang. Rasio VAT/SAT memiliki korelasi negatif lemah terhadap IMT karotis komunis dan lingkar pinggang. Pengukuran lingkar pinggang dapat digunakan unuk memprediksi volume VAT dan SAT.

Backgorund: Obesity is a condition with high level of fat deposition in the body. This condition is related to cardiovacular diseases including atherosclerosis. Carotid athersclerosis until now is known as the main cause of ischemic stroke in the world with the most cases ranged between 45-64 years old. With single slice CT-scan technique, we can estimate the composition of visceral adipose tissue (VAT) and subcutaneous adipose tissue (SAT) very well. USG is the best modality for carotid atherosclerosis screnning by measuring ­Intima-Media Thickness (IMT) of the common carotid artery.
Purpose: of this study is to determine which one of these fat is correlated to carotid atherosclerosis and waist circumference (WC).
Methods: Thirty two subjects that underwent an abdominal CT-scanning were calculated for their area of VAT, SAT, dan VAT/SAT ratio using SyngoTM volumetric software. Measurement of the IMT was done by using auto-IMT software in USG. Their waist circumference were also measured. Correlational analysis were done between VAT, SAT, VAT/SAT ratio with carotid IMT and waist circumference (WC).
Result: There was a low correlation between VAT and common carotid IMT (ρ = 0,21 ; p = 0,248), SAT and common carotid IMT (ρ = 0,37 ; p = 0,036). Low negative correlation was shown between VAT/SAT ratio and carotid IMT (ρ = -0,24 ; p = 0,193). This study also showed a strong correlation between VAT and waist circumference (ρ = 0,73 ; p < 0,05), very strong correlation between SAT and waist circumference (ρ = 0,87 ; p < 0,05), also low negative correlation between VAT/SAT ratio and waist circumference (ρ = -0,37 ; p = 0,038).
Conclusion: There are low correlation between VAT and SAT and common carotid IMT. There is strong correlation between VAT and waist circufmerence, very strong correlation between SAT and waist circumference. There is low inverse correlation between VAT/SAT ratio and waist circumference. Therefore the measurement of waist circumference can be used to predict VAT and SAT volume.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah Khairiah
"Penambahan substrat sampah makanan dan limbah minyak dan lemak berpotensi menghasilkan akumulasi VFA yang berdampak kepada ketidakseimbangan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi yang dioperasikan menggunakan AD terhadap parameter kualitas efluen dengan mengidentifikasi hubungan antara akumulasi VFA dan LCFA dalam pembentukan biogas dan VSD. Penelitian ini dilakukan selama 245 hari menggunakan Continuous Stirred Tank Reactor CSTR dengan kapasitas 400 L dengan rata-rata suhu 29 0,90 C dan pH 6,2 0,71. Reaktor dioperasikan dengan Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS/m3.2-3hari dan pengadukan 30 rpm selama 4 jam/hari. Penelitian terdiri dari tiga variasi, yang terdiri dari variasi 1 sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 9:1, variasi 2 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:7, dan variasi 3 limbah minyak dan lemak dengan sampah makanan dan kotoran sapi dengan perbandingan 1:2. Pada kondisi steady state, Variasi 1 menunjukan rata-rata reduksi COD 54,24 7,11 ; VSD 75,8 6,47 ; amonia 1,17 6,74 ; dan pH 6,0 3,87. Penambahan limbah minyak dan lemak dengan variasi 2 menunjukan hasil pengujian yang berbeda secara signifikan dengan variasi 1 yang ditandai dengan uji test-T dengan tingkat kepercayaan 95. Hasil pengujian varasi 2 menunjukan rata-rata reduksi COD mencapai 57,6 6,9 ; VSD 88,9 5,49 ; amonia 1,08 11,55 ; pH 5,82 3,6 , dan rasio VFA/TA akhir proses dengan nilai 0,36 yang menunjukan proses AD berjalan stabil dan tidak ada akumulasi VFA dan LCFA. Sedangkan variasi 3 lebih efisien dalam mengolah limbah minyak dan lemak menggunakan reaktor AD sampah makanan yang dibuktikan dengan reduksi COD diatas 50 dengan range 52,21 ndash; 68,27, rata-rata VSD 93,46, rasio VFA/TA akhir proses 0,69 yang menunjukan ada beberapa ketidakstabilan akan terjadi pada proses AD, akan tetapi, tetap tidak terjadi akumulasi VFA pada dan LCFA pada variasi 3, serta menghasilkan volume biogas tertinggi hingga 980 L/hari.

The addition of food waste substrate and waste oils and fats has the potential to produce VFA accumulation which has an impact on the imbalance of the AD process. This research was aimed to determine the suitability between of fat, oil, and grease FOG wastes, and food waste and cow mannure that was operated using AD on effluent quality parameter by identifying the relationship between VFA and LCFA accumulation in the formation of biogas and VSD. This research was conducted for 245 days used Continuous Stirred Tank Reactor CSTR with it area of capacity 400 by its averages temperature and pH, were 29 0,90 C and pH 6,2 0,71, respectively. To operate the reactor using Organic Loading Rate OLR 10 Kg VS m3.2 3day and steering 30 rpm for 4 hours day. The study consisted of three variations, consisting of variation 1 food waste and cow mannure in the ratio of 9 1 , variation 2 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure in the ratio of 1 7 , and variation 3 waste of fat, oil, and grease with food waste and cow mannure with a ratio of 1 2. In steady state conditions, Variation 1 shows the average COD reduction reached 54,24 7,11 VSD 75.81 6,47 ammonia 1,17 6,74 and pH 6,0 3,87, respectively. The addition of FOG waste with variation 2 have significantly different test results with variation 1 characterized by a test T with a 95 confidence level. The test results of variation 2 obtained that the average reduction of COD reached 57,6 6,9 VSD 88,9 5,49 ammonia 1,08 11,55 pH 5,82 3,6, and a final process VFA TA ratio of 0,36 indicating that the AD process is stable and there is no accumulation of VFA and LCFA, respectively. While the addition of FOG waste variation 3 more efficient in treating FOG waste using AD reagent food waste as evidenced by the reduction of COD above 50 with a range of 52.21 68.27 and average VSD 93.46, a final process VFA TA ratio of 0,69 indicates that some instability will occur in the AD process, however, there is no VFA accumulation in and LCFA in variation 3 with produce highest biogas volume up to 980 L day. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Erlangga Putra Harimurti
"Obesitas, yang saat ini prevalensi dunianya semakin meningkat, termasuk di kalangan remaja, dapat menyebabkan banyak komplikasi di masa yang akan datang. Model transteoritik Prochaska merupakan salah satu model yang digunakan untuk menilai tahap dan proses perubahan perilaku, termasuk untuk masalah obesitas yang berhubungan dengan dua proses perilaku pada model tersebut yaitu proses supporting relationships (SR) dan weight management actions (WMA). Penelitian cross-sectional komparatif ini mempelajari faktor - faktor yang berhubungan dengan proses - proses perubahan yang telah disebutkan dengan menggunakan data sekunder yang dikumpulkan dengan kuesioner yang sudah ditranslasi dan divalidasi ke dalam Bahasa Indonesia. Terdapat 116 sampel yang terdiri dari 59 murid SMA dan 57 mahasiswa tahun pertama dengan rentang umur 15 sampai 21 tahun telah mengikuti penelitian ini, 71,6% dari total masuk ke grup obesitas tipe I dan 28,4% termasuk ke tipe II. Kebanyakan dari mereka ada di tahap aksi (31,9%), diikuti oleh kontemplasi (31%).
Hasil analisis multivariat tidak menunjukkan hubungan statistik yang signifikan antara tingkatan pendidikan dan kedua proses, tetapi, ada hubungan yang signifikan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dengan skor SR (p = 0,02) dan skor WMA (p = 0,012). Dibandingkan dengan studi yang dibuat oleh Ana Andres dkk., hasil kami menunjukkan rerata skor lebih tinggi untuk kedua proses perubahan di semua tahapan perubahan dengan perbedaan demografis sampel. Bagaimanapun juga, dibutuhkan kajian lebih lanjut mengenai model transteoritikal yang memiliki potensi untuk dapat menjadi dasar pembuatan program intervensi serta edukasi berdasarkan tahap serta proses perubahan perilaku untuk remaja dengan obesitas.

Obesity, with an ever-increasing worldwide prevalence including in adolescents, might lead to further complications in the future. Prochaska’s transtheoretical model could be put in use for evaluating stages and processes of behavioural change for obesity that is related to two processes, which are supporting relationships (SR) and weight management actions (WMA). This comparative cross-sectional research studies the relationship between several factors and the two processes of change which used secondary data collected by an Indonesian-translated questionnaire in which was validated beforehand. There were 116 samples comprised of 59 high school students and 57 university freshmen aged 15 to 21 years old with 71,6% of them having type I obesity and the other 28,4% were type II obese. Most of the students were in action stage (31,9%) followed by contemplation (31%).
The multivariate analysis did not show a significant relationship between educational level and both scores, instead, a significant relationship was established between nutritional status represented by body mass index (BMI) and both supporting relationships (p = 0,02) and weight management actions scores (p = 0,012. Compared to the initial study by Ana Andres et al., our results show higher mean scores of both processes in all stages of change, along with the demographic differences. Regardless, further investigation is needed since the transtheoretical model holds many potentials to be a base for the creation of interventional and educational program according to stages and processes of change for adolescents with obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Dwi Sasri
"Latar Belakang: Obesitas menjadi masalah Kesehatan global dengan tren peningkatan populasi yang berlanjut. Keseimbangan energi positif, dimana asupan energi lebih besar dari pengeluaran energi akan menyebabkan penumpukan lemak. Obesitas akibat akumulasi lemak, khusunya lemak viseral merupakan penyebab fator risiko terjadinya penyakit tidak menular, Pegawai kantor berpeluang mengalami obesitas dengan memiliki gaya hidup diet tinggi kalori dan gaya hidup sedenteri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi antara asupan energi dan aktivitas fisik dengan lemak viseral pada pegawai kantor yang mengalami obesitas. Metode: Studi potong lintang ini dilakukan pada subjek pegawai kantor yang mengalami obesitas di RSCM. Asupan energi dinilai dengan 3 x 24-h food recall. Aktivitas fisik dinilai dengan kuesioner GPAQ dan lemak viseral dinilai dengan BIA multifrekuensi. Hasil: Sebanyak 85 subjek penelitian dengan rerata usia 41 tahun, dengan sebagian besar perempuan dan temasuk dalam kategori obesitas derajat I. Hampir seluruh subjek memiliki volume lemak viseral tidak normal dengan median 2,95 L (1,3 – 8,5 L). Sebagian besar memiliki asupan energi lebih dengan rerata asupan 2196 ± 467 kkal. Sebagian besar memiliki aktivitas fisik sedang dengan nilai median 1850 MET (120 – 4680 MET). Terdapat korelasi sedang antara asupan energi dengan lemak viseral (r=0,554, p<0,001) dan korelasi lemah antara aktivitas fisik dengan lemak viseral (r=-324, P=0,008). Kesimpulan: Terdapat korelasi sedang antara asupan energi dengan lemak viseral dan korelasi lemah antara aktivitas fisik dengan lemak viseral

Background: Obesity is a global health problem with a continuing trend of increasing population. A positive energy balance, where energy intake is more remarkable than energy expenditure, will cause fat accumulation. Obesity due to the accumulation of fat, especially visceral fat, is a risk factor for non-communicable diseases. Office employees can become obese by having a high-calorie diet and a sedentary lifestyle. This study aims to see the correlation of energy intake and ohysical activity with visceral fat in obese office workers. Method: This cross-sectional study was conducted on obese office staff at RSCM. Energy intake was assessed with 3 x 24-h food recalls. Physical activity was assessed with the GPAQ questionnaire, and visceral fat was assessed with multifrequency BIA. Results: A total of 66 study subjects with an average age of 41 years were women and included in the category of obesity degree I. Almost all subjects had abnormal visceral fat volume with a median of 2.95 L (1.3 – 8.5 L). Most have more energy intake, with an average intake of 2196 ± 467 kcal. Most had a moderate physical activity with a median value of 1850 MET (120 – 4680 MET). There was a moderate correlation between energy intake and visceral fat (r=0.554, p<0.001) and a weak correlation between physical activity and visceral fat (r=-324, P=0.008). Conclusion: There was a moderate correlation between energy intake and visceral fat and a weak correlation between physical activity and visceral fat."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Indar Ayuningtyas
"Proses kerja di Area Forging PT X dapat menimbulkan risiko bahaya dari tekanan suara yang ditimbulkan oleh mesin produksi yang dapat menimbulkan kebisingan dan dapat berpengaruh pada gangguan fungsi pendengaran pekerja. Diperlukan analisa faktor yang mempengaruhi gangguan pendengaran agar dapat digunakan sebagai langkah pengendalian yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tekanan bising, gambaran pajanan bising (Leq 8 jam), gambaran gangguan pendengaran dan faktor yang mempengaruhi gangguan pendengaran sensorineural pada pekerja di Area Forging PT X. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional untuk melihat hubungan gangguan fungsi pendengaran akibat pajanan bising dengan menganalisa faktor lain yang dapat mempengaruhinya seperti usia, masa kerja, kebiasaan merokok, pajanan getaran, hobi terkait bising, dan pemakaian alat pelindung diri (alat pelindung telinga). Berdasarkan hasil didapatkan bahwa gambaran tekanan bising di Area Forging PT X berkisar antara 74,1 – 103,4 dBA, pajanan bising (Leq 8 jam) 44 orang (66,7%) terpajan bising tinggi ≥85dBA dan 22 orang (33,3%) terpajan bising <85 dBA dan rata-rata pajanan adalah sebesar 91,5 dBA. Dari 66 partisipan, 8 (12,1%) partisipan mengalami gangguan fungsi pendengaran sensorineural dan 58 (87,9%) partisipan memiliki pendengaran normal. Faktor – faktor yang berhubungan dengan gangguan fungsi pendengaran adalah pajanan bising memiliki p value 0,045 dengan nilai OR 0,818, hobi terkait bising memiliki p value 0,005 dan nilai OR 14,37, masa kerja memiliki p value 0,045 dan nilai OR 0,818, usia memiliki p value 0,001 dan nilai OR 20,07, kebiasaan merokok memiliki p value 0,008 dan nilai OR 12,33, serta penggunaan alat pelindung diri memiliki p value 0,009 dan nilai OR 10,6. Faktor yang paling dominan mempengaruhi gangguan fungsi pendengaran sensorineural adalah usia. Untuk mengandalikan faktor yang mempengaruhi gangguan fungsi pendengaran dapat menggunakan hierarki pengendalian risiko yaitu eliminasi, substitusi, pengendalian teknis, pengendalian administratif dan alat pelindung diri.

The work process in Forging Area PT X can pose a danger from sound pressure generated by production machines which can cause disturbances to worker functions. Analysis of factors that influence hearing loss so that it can be used as an appropriate control measure. This study aims to determine the description of noise, noise exposure description (Leq 8 hours), description of hearing loss and factors that influence hearing loss in workers in the Forging Area of ​​PT X. This study is an observational study with cross sectional design to see the relationship between functional impairment due to exposure noise by analyzing other factors that can influence it such as age, years of service, smoking habits, vibration, hobbies related to noise, and use of personal protective equipment (ear protection). Based on the results obtained that the description of noise pressure in the Forging Area PT X ranges from 74.1 – 103.4 dBA, noise exposure (Leq 8 hours) 44 people (66.7%) high noise exposure >85dBA and 22 people (33.3 %) exposed to noise ≤85 dBA and the average exposure was 91.5 dBA. Of the 66 participants, 8 (12.1%) have sensorineural hearing loss and 58 (87.9%) have normal hearing. Factors that are significantly related to hearing loss are noise exposure have p value of 0.045 with an OR value of 0.818, a noise hobby have p value of 0.005 and OR value of 14.37, years of service have p value of 0.045 and OR value of 0.818 , age have p value of 0.001 and OR value of 20.07, smoking habits have p value of 0.008 and OR value of 12.33, and the use of personal protective equipment have p value of 0.009 and an OR value of 10.6. The most dominant factor influencing sensorineural hearing loss is age. To control those affecting hearing function impairment, risk control factors can be used, namely elimination, substitution, control, control, and personal protective equipment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheppy Rymetaatmadja
"Pelabuhan Tanjung Priok (IPC) merupakan salah satu pintu gerbang utama ekonomi di Indonesia dan merupakan bagian dari mata rantai logistik nasional. Penelitian ini akan membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction) di pelayanan jasa barang dan petikemas di pelabuhan Tanjung Priok. Analisis faktor-faktor kepuasan pelanggan (customer satisfaction) ini menggunakan metode regresi, customer satisfaction index (CSI), dan importance performance analysis (IPA).
Diharapkan setelah IPC mengetahui karakteristik, ekspektasi dan persepsi pelanggan, kemudian dapat mengidentifikasi atribut - atribut pelayanan jasa barang dan petikemas yang membutuhkan prioritas perbaikan dan penyempurnaan di dalam kualitas jasa (SERVQUAL), untuk kemudian pada akhirnya dapat meningkatkan overall customer satisfaction dan value perusahaan.

Port of Tanjung Priok (IPC) is one of the main gates of the economy in Indonesia and is part of the national logistics chain. This study will discuss the factors that may affect customer satisfaction in goods and container services in the port of Tanjung Priok. Analysis of the factors of customer satisfaction using regression methods, customer satisfaction index (CSI), and the importance performance analysis (IPA).
It is expected that after the IPC determine the characteristics, expectations and perceptions of customers, can then identify the attributes of goods and container services that require priority improvements in the quality of services (SERVQUAL), and then in turn can improve overall customer satisfaction and value companies.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Georgius Herry Widiyatmoko
"Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas female blue collar worker dalam membeli suplemen penambah darah. Loyalitas konsumen dipengaruhi oleh perceived value dan kepuasan konsumen, serta dimoderasi switching cost. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Berdasar hasil penelitian diketahui bahwa perceived value berpengaruh positif terhadap customer loyalty, customer satisfaction berpengaruh pada customer loyalty dan perceived value berpengaruh pada customer satisfaction. Sedangkan variabel switching cost tidak dapat memoderasi pengaruh perceived value terhadap customer loyalty tetapi memoderasi pengaruh customer satisfaction terhadap customer loyalty.

This study discusses the factors that affect the female blue collar worker loyalty in buying blood booster supplement. Customer loyalty is influenced by perceived value and customer satisfaction, and switching costs moderated. This research is descriptive quantitative research design. Based on the survey results revealed that perceived value positive effect on customer loyalty, customer satisfaction affects customer loyalty and perceived value affect customer satisfaction. While the switching cost variables can not moderate the effect of perceived value on customer loyalty but moderating influence on customer loyalty customer satisfaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Ratna Lestari
"Latar Belakang: Prevalensi obesitas, hipertensi dan penyakit ginjal kronis (PGK) pada pekerja kantor di Jakarta cukup tinggi. Meningkatnya volume lemak viseral pada obesitas, khususnya obesitas sentral,  memiliki kemaknaan klinis yang lebih besar dalam memprediksi kejadian hipertensi dan PGK. Studi ini bertujuan untuk meneliti korelasi nilai lemak viseral tubuh dengan tekanan darah (TD) dan fungsi ginjal pada populasi pekerja kantor dengan obesitas di Jakarta.
Metode: Studi potong lintang dilakukan pada 101 pekerja kantor dengan obesitas di RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. Pengukuran volume lemak viseral menggunakan alat bioelectrical impedance analysis multifrekuensi SECA mBCA 525. TD diukur dengan tensimeter digital, fungsi ginjal dari hasil perhitungan estimasi laju filtrasi glomerulus (eLFG) berdasarkan nilai kreatinin serum.
Hasil: Subjek terbagi menjadi dua kelompok berdasarkan kategori lemak viseral. Sebanyak 91% subjek berada di dalam kelompok lemak viseral tidak normal, dimana didominasi perempuan serta rerata usia dan indeks massa tubuh lebih tinggi dibandingkan kelompok normal. Pada kelompok tersebut, 33,7% diantaranya memiliki TD sistolik ≥140 dan/ atau diastolik ≥90 mmHg, dan 18,5% memiliki eLFG <90 ml/menit/1,73 m2. Adanya korelasi positif antara nilai lemak viseral dengan tekanan darah sistolik (r =0,436, p =0,000) dan diastolik (r =0,306, p =0,002), serta korelasi negatif dengan eLFG (r =-0,284, p =0,004).
Kesimpulan: Terdapat korelasi yang bermakna antara lemak viseral dengan tekanan darah dan fungsi ginjal pada pekerja kantor dengan obesitas.

Background: The prevalence of obesity, hypertension and chronic kidney disease (CKD) among office workers in Jakarta is relatively high. Increased visceral fat in obesity, especially central obesity, has greater clinical significance in predicting the incidence of hypertension and CKD. This study aims to examine the correlation of visceral fat values with blood pressure (BP) and kidney function in office workers in an obese population in Jakarta.
Methods: A cross-sectional study was conducted on 101 office workers with obesity at Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. Visceral fat volume was measured using a multi-frequency bioelectrical impedance analysis SECA mBCA 525. BP was measured with a digital tensimeter, and kidney function was taken from the estimated glomerular filtration rate (eGFR) calculation based on serum creatinine.
Results: Subjects were divided into two groups based on the category of visceral fat. About 91% of the subjects were in the abnormal visceral fat group, dominated by women, and the mean age and body mass index were higher than the normal group. In this group, 33.7% had systolic BP ≥140 and/or diastolic ≥90 mmHg, and 18.5% had an eGFR <90 ml/min/1.73 m2. There was a positive correlation between visceral fat values with systolic (r =0.436, p =0.000) and diastolic BP (r =0.306, p = 0.002) and a negative correlation with eGFR (r =-0.284, p =0.004).
Conclusion: There is a significant correlation between visceral fat and blood pressure and kidney function in office workers with obesity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>